TA 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul ‘’Muhammadiyah
Sebagai Gerakan Pendidikan‘’ ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kelompok VII
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A...Latar belakang...........................................................................................1
B...Rumusan Masalah.....................................................................................2
C...Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHSAN........................................................................................3
A...Faktor yang melatarbelakangi gerekan Muhammadiyah dibidang
pendidikan.................................................................................................3
B...Cita – cita pendidikan Muhammadiyah.....................................................4
C...Bentuk – bentuk dan model pendidikan Muhammadiyah.........................5
D...Pemikiran dan praksis pendidikan Muhammadiyah..................................6
E.. .Tantangan dan revitalisasi pendidikan Muhammadiyah...........................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................20
A...Kesimpulan................................................................................................20
B...Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia sangat dipengaruhi dan
diwarnai oleh nilai-nilai agama sehingga kehidupan beragama tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai negara yang berdasarkan
agama, pendidikan agam tidak dapat diabaikan dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional. Umat beragama beserta lembaga-lembaga keagamaan di
Indonesia merupakan potensi besar dan sebagai modal dasar dalam pembangunan
mental spiritual bangsa dan merupakan potensi nasional untuk pembangunan fisik
materil bangsa Indonesia.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatukelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia.
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar
dan berkualitas, individu – individu yag beradab akan terbentuk dan akhirnya
memunculkan kehidupan social yang bermoral. Pendidikan jangan hanya
dipandang sebagai sesuatu kewajiban. Tetapi juga harus pandai merencanakan,
mengorganisir, mengemas, melaksanakan serta mngevaliasi dan menindak lanjuti
seara bersinegri dan berkesinambungan.
Hubungan pendidikan islam dengan pendidikan nasioanl tidak dapat
dipisahkan,karena keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Suatu sistem
pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada
umumnya daneksistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu,
masa kini dankemungkinan perkembangan masa depan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Faktor yang melatar belakangi Gerakan Muhamadiyah di bidang
Pendidikan ?
2. Cita-cita Pendidikan Muhamadiyah ?
3. Bentuk-bentuk dan Model Pendidikan Muhamadiyah ?
4. Pemikiran dan Praksis Pendidikan Muhamadiyah ?
5. Tantangan dan Revitalisasi Pendidikan Muhamadiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Faktor yang melatarbelakangi Gerakan Muhamadiyah
di bidang Pendidikan.
2. Untuk memahami Cita - cita Pendidikan Muhamadiyah.
3. Untuk memahami Bentuk dan Model Pendidikan Muhamadiyah.4.
4. Untuk memahami Pemi kiran dan Praksis Pendidikan Muhamadiyah.
5. Untuk memahami Tantangan dan Revitalisasi Pendidikan Muhamadiyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Muhammadiyah merupakan bagian yang terintegrasi dengan gerakan
Muhammadiyah dan telah berusia sepanjang umur Muhammadiyah.
4
diyakini dan dianutnya. Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi
mungkar, Muhammadiyah dituntut untuk mengkomunikasikan pesan dakwahnya
dengan menanamkan khazanah pengetahuan melaluijalur pendidikan.Secara
umum dapat dipastikan bahwa ciri khas lembaga pendidikan Muhammadiyah
yang tetap dipertahankan sampai saat adalah dimasukkannya mata pelajaran
AIK/lsmuba disemua lembaga pendidikan (formal) milik Muhammadiyah. Hal
tersebut sebagai salah satu upaya Muhammadiyah agar setiap individu senantiasa
menyadari bahwa ia diciptakan oleh Allah semata-mata untuk berbakti kepada-
Nya. Usaha Muhammadiyah mendirikan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan modern.
5
Menurut KH. Ahmad Dahlan, hendaknya diarahkan pada usaha
membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, luas pandangan dan
berakhlak Usaha Muhammadiyah mendirikan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa
menjadirahmatan lil-‘alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan
kehidupan segenap manusia jika disampaikan dengan cara-cara modern. Dasarnya
adalah Allah berfirman: “Wahai jama’ah jin dan manusia, jika kalian sanggup
menembus (melintasi) pejuru langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu sekalian
tidak akan sanggup melakukannya melainkan dengan kekuatan (ilmu
pengetahuan)”(QS. Ar -rahman/55:33).
Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan:
1.Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa Indonesia yang beragama
Islam dan mempunyai alam fikiran modern/tajdid/dinamis.
2.Memperkenalkan alam fikiran tajdid, dan diharapkan peserta didikdapat
tersentuh dan sekaligus mengamalkannya, dan.
3.Perlunya etika/akhlak peserta didik yang menempuh pendidikan dilembaga
pendidikan Muhammadiyah
6
misalnya tentang uapcara kematian talqin, upacara perkawinan, kehamilan,
sunatan, menziarahi kuburan yang dikeramatkan, memberikan makanan sesajen
kepada pohon-pohon besar, jembatan, rumah angker dan sebagainya, yang secara
terminologi agama tidak dikenal dalam Islam.
Menurut K.H. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat
Islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah
melalui pendidikan. Memang, Muhammadiyah sejak tahun 1912 telah menggarap
dunia pendidikan,namun perumusan mengenai tujuan pendidikan yang spesifik
baru disusun pada 1936. Padamulanya tujuan pendidikan ini tampak dari ucapan
K.H. Ahmad Dahlan:“ Dadiji kjai singkemajorean, adja kesel anggonu njambut
gawe kanggo Muhammadiyah”( Jadilah manusia yang maju, jangan pernah lelah
dalam bekerja untuk Muhammadiyah.
Dahlan merasa tidak puas dengan system dan praktik pendidikan yang ada
diIndonesia saat itu, dibuktikan dengan pandangannya mengenai tujuan
pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang baik budi, luas pandangan,
dan bersedia berjuang untukkemajuan masyarakat. Karena itu Dahlan
merentaskan beberapa pandangannya mengenai pendidikan dalam bentuk
pendidikan model Muhammadiyah khususnya, antara lain :
a. Pendidikan Integralistik
K.H Ahmad Dahlan (1868-1923) adalah tipe man of action sehingga sudah
padatempatnya apabila mewariskan cukup banyak amal usaha bukan tulisan. Oleh
sebab ituuntuk menelusuri bagaimana orientasi filosofis pendidikan Beliau musti
lebih banyakmerujuk pada bagaimana beliau membangun sistem pendidikan.
Namun naskah pidatoterakhir beliau yang berjudul Tali Pengikat Hidup menarik
untuk dicermati karenamenunjukkan secara eksplisit konsen Beliau terhadap
pencerahan akal suci melalui filsafat dan logika. Sedikitnya ada tiga kalimat kunci
yang menggambarkan tingginyaminat Beliau dalam pencerahan akal, yaitu:
1. Pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang
dapatdicapai dengan sikap kritis dan terbuka dengan mempergunakan akal sehat
dan istiqomah terhadap kebenaran akali dengan di dasari hati yang suci;
2. Akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia;
7
3. Ilmu mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang
hanyaakan dicapai hanya jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah swt.
PribadiK.H. Ahmad Dahlan adalah pencari kebenaran hakiki yang menangkap apa
yangtersirat dalam tafsir Al-Manaar sehingga meskipun tidak punya latar
belakang pendidikan Barat tapi ia membuka lebar-lebar gerbang rasionalitas
melalui ajaranIslam sendiri, menyerukan ijtihad dan menolak taqlid.
8
1. Baik budi, alim dalam agama
2. Luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (umum)
3. Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya
9
Bahwa amal usaha Muhammadiyah dalam hal kualitas mengalami dua
masalah sekaligus yaitu pertama, terlambatnya pertumbuhan kualitas
dibandingkan dengan penambahan jumlah yang spektakuler, sehingga dalam
beberapa hal kalah bersaingdengan pihak lain. Kedua, tidak meratanya
pengembangan mutu lembaga pendidikan.Dalam sejumlah aspek banyak disoroti
kelemahan amal usaha khususnya di bidang pendidikan yang kurang mampu
menunjukkan daya saing di tingkat nasional apalagiinternasional. Amal usaha
Muhammadiyah tidak mengalami proses inovasi yang meratadan signifikan,
sehingga cenderung berjalan di tempat, kendati beberapa lainnya mulai bangkit
mengembangkan ide-ide dan metode baru dalam peningkatan kualitas
dankeberadaan amal usaha Muhammadiyah.
Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan. Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan terutama
menyangkut output pendidikan. Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini
telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu Negara, dari
keunggulan komparatif (Comperativeadventage) kepada keunggulan kompetitif
(competitive advantage).
Keunggulan komparatif bertumpu pada kekayaan sumber daya alam,
sementarakeunggulan kompetitif bertumpu pada pemilikan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas artinya dalam konteks pergeseran paradigma keunggulan
tersebut, pendidikannasional akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat
tinggi, karena harus berhadapandengan kekuatan pendidikan global. Hal ini
berkaitan erat dengan kenyataan bahwaglobalisasi justru melahirkan semangat
cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih sekolah-
sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika kondisi
sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif under-quality (berkualitas
rendah). Inilah salah satu dari sekian tantangan yang harus dihadapi
Muhammadiyah dalam bidang pendidikan.
10
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses
pembelajaranadalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan taknologi telah
menyediakan berbagairagam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran, namun posisi gurutidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya
guru merupakan variable penting bagikeberhasilan pendidikan.
Menurut Suyanto, “guru memiliki peluang yang amat besar untuk
mengubah kondisi seorang anak dari gelap gulita aksara menjadi seorang yang
pintar dan lancar baca tulis yang kemudian akhirnya ia bisa menjadi tokoh
kebanggaan komunitas dan bangsanya. Tetapi segera ditambahkan “guru yang
demikian tentu bukan guru sembarang guru. Ia pasti memiliki profesionalisme
yang tinggi, sehingga bisa “di ditiru”
Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha
sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan). Namun kenyataan
di lapangan menunjukkan adanya guru terlebih-lebih guru honorer, yang tidak
berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa
melalui system seleksi profesi. Singkatnya di dunia pendidikan nasional ada
banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang tidak profesioanal.
Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah”
bagi pendidikan Muhammadiyah masa kini.
c.) Masalah kebudayaan (alkulturasi)
Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material
maupunmental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu
perkembangankebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat
terhindar dari pengaruhkebudayan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan
timbulnya proses alkulturasiyaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi
pendidikan-pendidikan islam yaitu denganadanya alkulturasi tersebut maka akan
mudah masuk pengaruh negatif bagi kebudayaan,moral dan akhlak anak. Oleh
karena itu hal ini merupakan tantangan bagi pendidikanislam untuk memfilter
budaya-budaya yang negatif yang diakibatkan oleh pengaruh budaya-budaya
barat. (Arifin, 1994:42).
11
d.) Permasalahan Strategi Pembelajaran
Menurut Suyanto era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang
sangatsignifikan terhadap pola pembelajaran yang mampu memberdayakan para
peserta didik.Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari
paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Suyanto
menggambarkan paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru,
menggunakan media tunggal, berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid
berupa pemberian informasi dan pengajaran berbasis factual atau pengetahuan.
Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sebagimana telah
kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada kemajuan teknologi sampai
kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Teknologi menawarkan berbagai
kesantaian dan ketenangan yang semangkin beragam.
Tantangan era globalisasi terhadap pendidikan agama Islam di antaranya,
krisismoral. Melalui tayangan acara-acara di media elektronik dan media massa
lainnya, yangmenyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas, konsumsi alkohol dan
narkotika, perselingkuhan, pornografi, kekerasan, liar dan lain-lain. Hal ini akan
berimbas pada perbuatan negatif generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan,
hamil di luar nikah, penjambretan, pencopetan, penodongan, pembunuhan oleh
pelajar, malas belajar dantidak punya integritas dan krisis akhlaq lainnya.
12
khususnya generasi muda dalam hal ini pelajar atau mahasiswa. Mereka
lebihmementingkan urusan duniawi daripada urusan akhirat.
Dari semua bentuk penyimpangan ini membutuhkan suatu upaya yang
sangat serius untuk mengatasinya. Salah satu cara mengatasinya adalah melalui
pendidikan, dalam halini pendidikan kemuhammadiyahan. Dengan
kemuhammadiyahan dampak-dampak burukdari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa di minimalisir.
Jadi ini dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat telah memberikan dampak-dampak bagi kehidupan
kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak tersebut
menyebabkan bangsa Indonesia melakukan banyak penyimpangan. Di dalam
pendidikan, kemuhammadiyahan adalah salah satu upaya yang diperlukan.
Kemuhammadiyahan berperan aktif untuk mengeloladan memanage dampak-
dampak buruk yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi minimalisir.
13
Dari orientasi kekinian ke orientasi masa depan
Dari orientasi kuantitatif ke orientasi kualitatif
Dari orientasi kepemimpinan individu ke orientasi system
Dari orientasi ketergantungan ke orientasi kemandirian
Dari orientasi fisik ke orientasi nilai.
14
Visi misi pendidikan Muhammadiyah harus di internalisasikan. Paradigma
itu membentuk kerangka berfikir dan kesadaran kritis bahwa lembaga pendidikan
Muhammadiyah tidak hanya murni pendidikan dan pelayanan, tetapi ada aspek
penting lain yaitu misi perkaderan dan dakwah yang menjadi kewajiban masing-
masing pendidik di Muhammadiyah untuk melaksanakan misi tersebut. Misi
pendidikan Muhammadiyah tersebut sekaligus menjadi solusi dan respon tentang
keringnya ruh keagamaan dalam pendidikan, Muhammadiyah memiliki ciri khas
yaitu pendidikan al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Dua hal itu menjadi ciri khas
sekaligus solusi dalam mengisi kekeringan ruh spiritual dalam pendidikan, baik
pada pendidikan dasar dan menengah maupun pada pendidikan tinggi di
Muhammadiyah. AIK yang sudah berjalan pada lembaga Muhammadiyah harus
di vitalkan kembali fungsinya. Sehingga empat peran dan misi pendidikan
Muhammadiyah dapat berjalan seperti yang di cita-citakan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sejak awal berdiri memiliki
komitmen yang teguh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur
pendidikan, hingga saat ini lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah
terus berkembnag dan bertambah baik secara kuantitas maupun kualitas,
walaupun di sisi lain tidak dapat dipungkiiri ada lembaga pendidikan
muhammadiyah yang mengalami keterpuruka bahkan ada yang tutup, hal ini
merupakan dinamika lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
B. Saran
Manajemen yang selama ini berlaku di Muammadiyah justru membuat para
perintis lembaga pendidikan di muhammadiyah bersemangat untuk berkompetisi
secara positif, walaupun demikian, menurut hemat penulis manajemen yang
sekarang berlaku membutuhkan evaluasi secara mendalam untuk peningkatan
mutu pendidikan Muhammadiyah secara umum
16
DAFTAR PUSTAKA
17