Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PERIODISASI SENI RUPA ANAK”


( Dosen Pengampuh : Wa Ode Muriani Ekasari Virno Bolu, S.SN.,M.SN )

( Mata Kuliah : Pendidikan Seni Rupa dan Keterampilan SD )

Di susun oleh :
Kelompok IV
WA ODE MUHRANI ASRI ( 03210240 )
MUHAMMAD FAUZI ( 032101310 )
AGUS FAHYADDIN ( 032101231 )
ANISA SIMIMA ( 032101256 )
MUHARNI ( 032101230 )
YOLAN ( 032101255 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
TA.2022
KATA PENANTAR

Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Periodisasi Seni Rupa
Anak” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusun makalah
dapat dibuat dangan sebaiknya-baiknya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengaharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Penyusun memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa
yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semuanya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Perkembangan Anak Sekolah Dasar.....................................................3
B. Peran Seni Rupa....................................................................................6
C. Fungsi Seni Rupa..................................................................................6
D. Seni Sebagai Alat Pendidikan...............................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpilan............................................................................................11
B. Peran.....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan.
Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai
alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang
perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan,
kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. Selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni.
Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan
dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di
atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal
tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah
melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan. Dengan demikian

1
dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni
Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran
budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan
kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu
Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan seni rupa anak Sekolah Dasar ?
b. Apa peranan seni rupa anak Sekolah Dasar ?
c. Apa fungsi seni rupa anak Sekolah Dasar ?
d. Bagaimana peran seni sebagai alat pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui apa saja perkembangan seni rupa anak Sekolah Dasar


b. Mengetahui peranan seni rupa anak Sekolah Dasar
c. Mengetahui fungsi seni rupa anak Sekolah Dasar
d. Mengetahui apa saja peran seni sebagai alat pendidikan

D. Manfaat

Mengacu pada masalah dan tujuannya, makalah ini diharapkan dapat


memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan seni rupa di SD
2. Bagi penulis, makalah ini sebagai masukan agar diterapkan dalam proses
mengajar seni rupa di SD kelak.

2
BAB II
PEMBAHSAN

A. Perkembangan Seni Rupa Anak Sekolah Dasar


Tahap-tahap perkembangan menggambar/seni rupa secara garis besar dapat
dibedakan dua tahap karakteristik, yaitu,
kelas I sampai dengan kelas III ditandai dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi,
sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya
kekuatan rasio.
Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak.
1. mengkaji teori – teori yang berkaitan dengan perkembangan seni rupa anak
menurut para
ahli.
2. mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung

Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang
usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari. Periodisasi Perkembangan
Seni Rupa anak-anak Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut
Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative and Mental Growth
adalah
(1) Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
(2) Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
(3) Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
(4) Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
(5) Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
(6) Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.  

Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:

1. Masa Mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun

Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu:

3
1) corengan tak beraturan,
2) corenganterkendali, dan
3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah
bentuk gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat
membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali
visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya
kerjasama antara koordiani antara perkembangan visual dengan perkembamngan
motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang
horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran. Corengan bernama merupakan
tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun,
sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya
bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”.

2. Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun

Materi Objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-


berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian
bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik
lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris
untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih
berkembang. Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa
saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya. Penempatan
dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan kepada kepentingannya. Ini
dinamakan dengan “perspektif batin”.

3. Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun

Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang


bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada
penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan
jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan
selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).

4
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang”
(contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari
kaca). Gejala ini disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang).
Misalnya gambar sebuah rumah yang seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga
seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.

4. Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun

karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai


muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam
lingkungan. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Dalam menggambarkan
objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman
warna sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga
letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar
sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang,
penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada
periode ini. Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih
senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau
bunga.

5. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun

Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran


sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap
karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci.

6. Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.

Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe
individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan
kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan
meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan
guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan
manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan.  

7. Tipe Gambar Anak

5
Keberhasilan karya gambar buatan anak ditentukan oleh orisinalitas
gambar yang sesuai dengan dunia anak-anak menurut perkembangan usianya.
Berdasarkan bentuk, dikenal beberapa tipe gambar, yakni tipe visual, tipe haptik,
dan tipe campuran. Gambar anak tipe visual, hasil menggambar mirip dengan
obyek aslinya. Gambar anak tipe haptik, obyek yang digambar hanya yang
menarik minat atau perasaannya, hasilnya berupa gambar yang tidak mirip dengan
obyek aslinya. Kebanyakan gambar anak-anak berupa campuran yakni dengan
ciri-ciri visual dan haptik.  

B. Peranan Seni Rupa


1. Peranan Bagi Anak Usia Dini Bermain bagi anak merupakan kegembiraan
dan kesibukan yang penting. Hal ini dapat terlihat dari
a. keaktifan atau kesempetan bergerak, berekeperimen, berlomba, dan
berkomunikasi.
b. Kesenangan anak-anak berkarya seni rupa, mereka akan bergerak-gerak
dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan.
c. Dalam kelompok, mereka akan memcoba sesuatu yang diinginkannya
d. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan
bergerak, menandakan kegembiraannya
2. Peranan Guru Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapinya dan memahami karakteristik siswa sebagai
anak didik di kelasnya
3. Peranan Sekolah Peranan sekolah berperan sebagai tempat membina dan
melatih diri melalui pengajaran dan pendidikan untuk mengatasi segala
masalah di masyarakat kelak setelah anak menyelesaikan sekolah.
C. Fungsi Seni Rupa

1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah
emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.

a. Fisik, yang berhubungan dengan fisik, seperti : busana, perabot rumah,


alat transportasi dan sebagainya.

6
b. Emosional, dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun
dari pengamatan atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film, dan
sabagainya.
2. Fungsi Sosial

Fungsi sosial Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat
sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam
fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut :

3. Fungsi Rekreasi

Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat seseorang


membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur mangunjungi tempat-
tempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam). Seni juga dapat dijadikan sebagai
benda rekreasi misalnya seni pertunjukan sendra tari, pagelaran musik,
pertunjukan teater dll. Seni sebagai rekreasi merupakan seni yang mampu
menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan
kondisi yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran seni mendapatkan
perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan kebutuhan dan
nilai ekonomi atau bisnis)

4. Fungsi Komuniskasi

Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain


menggunakan bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif, mudah, dan
cepat untuk dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki keterbatasan karena
tidaklah mungkin semua orang menghafal semua bahasa yang ada. Oleh karena
itulah dibutuhkan bahasa universal yaitu bahasa yang dapat dimengerti oleh
semua orang. Seni diyakini dapat dipergunakan demi kepentingan tersebut.
Misalnya Paranggi dapat berkomunikasi dengan orang di seluruh pelosok penjuru
dunia melalui pertunjukan sendra tari, affandi melalui lukisannya, Shakespeare
dapat berkomukasi melalui puisi-puisi nya dll. Tampaknya seni menjadi sangat
efektif membantu orang untuk berkomunikasi karena seni dapat menembus
batasan-batasn bahasa verbal maupun perbedaan lahiriah setiap orang. Hanya

7
melalui seni manusia dapat berkomunikasi dengan dunia luar serta melalui seni
kita dapat mengenal budaya bangsa lain.

5. Fungsi Rohani

Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko, neraca,


dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran, relief, dsb. Manakah
yang muncul pertama kali, kepercayaan religi atau seni terlebih dahulu? Dan hal
tersebut tidak dapat dijawab secara pasti. Karl Barth berpendapat bahwa sumber
keindahan adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber
inspirasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-
pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika. Banyak
media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak, visual, dsb.
Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief, candi, gereja dll.

6. Fungsi Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang
memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan
seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dlam sebuah
pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung
karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan.
Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni
merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing
dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi
yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Disinilah seni harus disadari
mnumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta didik.

7. Fungsi Artistik

Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam
menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer,
tari kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak
bisa dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para
seniman dan komunitasnya.

8
8. Fungsi Guna

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali


sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti perlengkapan atau peralatan
rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.

9. Fungsi Kesehatan

Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan


physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar
belakang pasien). Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan
penyandang autisme, gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada
tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa
yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan
gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

D. Seni Sebagai Alat Pendidikan 

Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman,


melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Pendidikan seni rupa adalah
mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya
lokal, mengembangkan kemampuan apresiasi seni rupa, menyediakan kesempatan
mengaktualisasikan diri, mengembangkan kemampuan apresiasi seni rupa,
menyediakan kesempatan mengaktualisasi diri, mengembangkan penguasaan
disiplin ilmu seni rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.  

1. Bermain Sebagai Bentuk Ekspresi Kreatif Bebas Bagi Anak

Permainan bisa dikembangakan menjadi empat fungsi sesuai :


1. Dari segi perasaan, permainan dapat dikembangkan dengan latihan-latihan
penjiwaan kearah drama
2. Dari segi intuisi, dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri kea rah tari
dan musik.
3. Dari segi sensasi, dapat dikembangkan dengan cara mengeksperikan diri kea
rah desain plastis atau visual

9
4. Dari segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan kontruktif kea rah
keahlian. 

2. Integrasi Seni denagan Studi Lain

1. Pemanfaatan benda-benda di sekeliling siswa untuk pembelajaran matematika


di sekolah dasar. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mengaitkan
teori pembelajaran dengan perkembangan anak.
2. Strategi Pembelajaran Apresiasi Puisi di Sekolah Dasar Mengarah kepada
peningkatan kemampuan penalaran, kehalusan perasaan, imajinasi, serta
kepekaaan terhadap masyarakat dan lingkungan sosial budaya Indonesia
3. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan pembelajaran IPS di sekolah
dasar. Sumber bahan pembelajaran berupa lingkungan meliputi lingkungan sosial,
lingkungan alam, lingkungan agama, lingkungan budaya dan lingkungan manusia
atau sumber
4. Pola Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pelaksanaan
pembelajarannya ditekankan pada aktivitas fisik. Aspek pencapaian yang paling
dominan adalah ranah psikommetri
5. Penerapan metode Discovery – inquiri dalam pengajaran IPA di sekolah dasar
metode Discovery – inquiri adalah salah satu metode pengajaran yang
memungkinkan siswa terlibat secara aktif menggunakan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan seni rupa merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas
anak dalam bentuk gambar. Pada tahap perkembangan peserta didik terdapat
tahap-tahapan anak dalam mengggambar, yaitu pada masa Coreng-Moreng, masa
pra bagan, masa bagan, dan masa realism, masa naturalisme semu, periode
penentuan. Tujuan pendidikan seni rupa bukan untuk membina anak-anak menjadi
seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Karena peranan seni
rupa sangat penting baik bagi anak usia dini, guru dan sekolah. Seni merupakan
aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin.

B. Saran

Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk


menegtahui perkembangan peserta didik dalam penerapan pembelajaran Seni
Rupa Sekolah Dasar, dengan bakat dan kreativitas anak kita dapat memahami dan
menilai karakteristik kemampuan siswa dalam membuat gambar. Oleh karena itu
pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat
yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang
dimiliki anak.

11

Anda mungkin juga menyukai