Di susun oleh :
Kelompok IV
WA ODE MUHRANI ASRI ( 03210240 )
MUHAMMAD FAUZI ( 032101310 )
AGUS FAHYADDIN ( 032101231 )
ANISA SIMIMA ( 032101256 )
MUHARNI ( 032101230 )
YOLAN ( 032101255 )
Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Periodisasi Seni Rupa
Anak” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Perkembangan Anak Sekolah Dasar.....................................................3
B. Peran Seni Rupa....................................................................................6
C. Fungsi Seni Rupa..................................................................................6
D. Seni Sebagai Alat Pendidikan...............................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpilan............................................................................................11
B. Peran.....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan.
Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai
alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang
perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan,
kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. Selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni.
Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan
dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di
atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal
tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah
melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan. Dengan demikian
1
dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni
Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran
budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan
kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu
Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan seni rupa anak Sekolah Dasar ?
b. Apa peranan seni rupa anak Sekolah Dasar ?
c. Apa fungsi seni rupa anak Sekolah Dasar ?
d. Bagaimana peran seni sebagai alat pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHSAN
Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang
usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari. Periodisasi Perkembangan
Seni Rupa anak-anak Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut
Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative and Mental Growth
adalah
(1) Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
(2) Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
(3) Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
(4) Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
(5) Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
(6) Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
3
1) corengan tak beraturan,
2) corenganterkendali, dan
3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah
bentuk gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat
membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali
visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya
kerjasama antara koordiani antara perkembangan visual dengan perkembamngan
motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang
horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran. Corengan bernama merupakan
tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun,
sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya
bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”.
4
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang”
(contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari
kaca). Gejala ini disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang).
Misalnya gambar sebuah rumah yang seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga
seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe
individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan
kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan
meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan
guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan
manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan.
5
Keberhasilan karya gambar buatan anak ditentukan oleh orisinalitas
gambar yang sesuai dengan dunia anak-anak menurut perkembangan usianya.
Berdasarkan bentuk, dikenal beberapa tipe gambar, yakni tipe visual, tipe haptik,
dan tipe campuran. Gambar anak tipe visual, hasil menggambar mirip dengan
obyek aslinya. Gambar anak tipe haptik, obyek yang digambar hanya yang
menarik minat atau perasaannya, hasilnya berupa gambar yang tidak mirip dengan
obyek aslinya. Kebanyakan gambar anak-anak berupa campuran yakni dengan
ciri-ciri visual dan haptik.
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah
emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
6
b. Emosional, dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun
dari pengamatan atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film, dan
sabagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat
sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam
fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut :
3. Fungsi Rekreasi
4. Fungsi Komuniskasi
7
melalui seni manusia dapat berkomunikasi dengan dunia luar serta melalui seni
kita dapat mengenal budaya bangsa lain.
5. Fungsi Rohani
6. Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang
memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan
seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dlam sebuah
pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung
karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan.
Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni
merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing
dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi
yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Disinilah seni harus disadari
mnumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta didik.
7. Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam
menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer,
tari kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak
bisa dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para
seniman dan komunitasnya.
8
8. Fungsi Guna
9. Fungsi Kesehatan
9
4. Dari segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan kontruktif kea rah
keahlian.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni rupa merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas
anak dalam bentuk gambar. Pada tahap perkembangan peserta didik terdapat
tahap-tahapan anak dalam mengggambar, yaitu pada masa Coreng-Moreng, masa
pra bagan, masa bagan, dan masa realism, masa naturalisme semu, periode
penentuan. Tujuan pendidikan seni rupa bukan untuk membina anak-anak menjadi
seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Karena peranan seni
rupa sangat penting baik bagi anak usia dini, guru dan sekolah. Seni merupakan
aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin.
B. Saran
11