Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI DI SD

DOSEN PENGAMPU :
YELVIA PRAHAGIA, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. FRISKA AYUNI RAHAYU
2. M. RIZQI MAULANA
3. PADILAH
4. RIGO ALEYNDRE SAPUTRA
5. SELPIANI PUTRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan berjudul "Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa Di Sekolah
Dasar"
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Yelvia Prahagia, M.Pd pada
program studi PGSD. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa Di Sekolah Dasar.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Yelvia Prahagia, M.Pd selaku posen
pengampun mata kuliah pendidikan seni rupa. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu Kami memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Bungo, 29 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa di SD................................................................
2.2 Fungsi Pendidikan Seni Rupa di SD............................................................................
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Seni Rupa di SD..............................................................
2.4 Karakteristik Seni Rupa di SD......................................................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah,
bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting. Pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan
tentang aktivitas fisik dan nonfisik yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi,
berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.
Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman
mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta untuk
memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di sekolah
dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
kreativitas, dan sensitivitas anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar pendidikan seni di SD?
2. Apa saja fungsi pendidikan seni rupa di SD?
3. Bagaimana ruang lingkup dari pendidikan seni rupa di SD?
4. Bagaimana karakteristik pendidikan seni rupa di SD?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dasar pendidikan seni rupa di SD
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi pendidikan seni rupa di SD
3. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup dari pendidikan seni rupa di SD
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pendidikan seni rupa di SD
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa di SD


Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan
sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain
kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni
adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam
mewujudkan kegiatan artistiknya berdasarkan aturan-aturan estetika tertentu. Selain itu,
pendidikan seni di sekolah bertujuan menciptakan cita rasa keindahan dan kemampuan mengolah
menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan di
kembangkan.
2.2 Fungsi Pendidikan Seni Rupa di SD
Sejak awal munculnya kurikulum umum para pendidikan seni rupa berjuang agar seni
dipertimbangkan secara serius. Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki peranan penting
untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan bagi mata pelajaran akademik,
program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan ekstrakurikuler.
Berikut ini adalah fungsi seni di sekolah:
a) Sebagai Media Ekspresi
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Mula-mula mengekspresikan keinginan-
keinginan nalurinya untuk diketahui ibunya dengan tangisan atau isyarat – isyarat lainnya. 
Ekspresi yang ditunjukan oleh anak merupakan ekspresi keinginan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu misalnya memuaskan rasa lapar, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang tak mengarah
pada satu objek melainkan hanya menyatakan perasaan seperti gembira, cemas, marah dan
sebagainya. Kedua macam ekspresi tersebut saling berhubungan, pemuasan rasa lapar misalnya
mengakibatkan rasa gembira yang dinyatakan dengan senyuman dan rasa lapar yang tak
terpuaskan akan terekspresikan dengan sedih atau menangis.
b) Sebagai Media Komunikasi
Mengapa anak berhasrat melahirkan sesuatu yang ada pada perasaannya? Mengapa ia tidak puas
dengan menyatakan dalam hati saja? Mengapa ia ingin berkomunikasi?
Komunikasi mengandung arti keinginan untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain.
Keinginan berkomunikasi  dapat melalui berbagai media seperti suara, tulis, gerak, dan gambar.
Melalui suara komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian atau musik.
Contoh: dalam seni suara, banyak lagu yang berisikan pesan yang ingin disampaikan pada pihak
lain. Karya sastra atau puisi merupakan media komunikasi yang ingin disampaikan penciptanya
pada orang lain melalui tulisan. Drama atau bermain peran merupakan media komunikasi yang
diwujudkan dalam gerak dan ucapan. Gambar merupakanmedia komunikasi yang dibentuk
dengan bahasa rupa yang cenderung paling banyak dilakukan oleh anak.
c) Sebagai Media Bermain
Ekspresi bebas meliputi banyak kegiatan fisik dan proses mental. Bermain merupakan ekspresi
bebas yang paling jelas yang ada pada anak-ana, merupakan sesuatau yang dihasilkan oleh anak-
anak yang paling murni. Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh
kehidupan. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan
jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan dalam kelompok dan lainnya merupakan
gerakan – gerakan yang berusaha mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik.
d) Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Pada umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir. Namun bakat yang
terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya, meskipun berbakat tetapi
tidak dipupuk maka akan pudarlah bakat tersebut.
Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk
memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolahnya, sehingga iadapat
menjadi senirupawan.
e) Sebagai Media Kemampuan Berpikir
Kegiatan seni dapat melibatkan berbagai alat/bahan permainan yang secara langsung maupun
tidak langsung mengembangkan kemampuan bernalar. Berbagai permainan yang bersifat
eksploratori dan eksperimental memiliki nilai tersendiri.
Sebagai contoh: bermain di bak pasir akan menantang anak untuk bertanya/berpikir mengapa
pasir tidak dapat disusun meninggi tanpa diberi air, tetapi tanah liat dapat dibentuk dengan
mudah jika kandungan airnya tepat. Balok permainan tidak dapat disusun seenaknya menjadi
bentuk arsitektural, tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang terpola.
Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat anak melakukan kegiatan
seni, memotivasi anak untuk berpikir dan mengambil kesimpulan. Bahkan Aristoteles
mengatakan, bahwa dalam seni harus ada keselarasan antara rasio dan emosi. Penciptaan seni
menempatkan rasio sebagai kontrol.
f) Sebagai Media untuk Memperoleh Pengalaman Estetis
Istilah estetis di sini identik dengan keindahan. Semua cita rasa keindahan terpusat pada
kesenangan dan merupakan pengalaman subyektif. Subyektif dalam arti sulit untuk ditentukan
tolak ukurnya. Oleh sebab itu, perlu untuk mengembangkan cita rasa keindahan dalam rangka
membuat utuh perkembangan pribadinya dan meningkatkan pengalaman serta kepekaan akan
rasa keindahan.
Di dalam pendidikan kesenian, anak dapat memperoleh pengalaman keindahan. Caranya dimulai
dengan mengamati hasil karya seni yang mengandung nilai estetis, kemudian diajak untuk
membahas dan mengusahakan agar anak mendapat kesenangan dengan pengamatan karya
tersebut. Dari kegiatan pengamatan yang berulang kali dilakukan, kemudian anak diajak untuk
melakukan kegiatan berkarya.
Setiap anak memiliki naluri dorongan citarasa keindahan. Jika naluri ini tidak ditumbuh
kembangkan, maka naluri tersebut akan “mati”. Hal-hal yang menyenangkan yang diperoleh
anak dari mengamati obyek yang indah akan berkembang menjadi kesenangan anak untuk
berkarya yang indah. Atau sikap serta cara pengalaman citarasa keindahan akan mempengaruhi
kemampuan citarasa keindahan anak. Semakin mendalam sikap serta pengalaman citarasa
keindahan, semakin pekalah citarasa keindahan itu.
Kepekaan inilah yang dikembangkan dalam Pendidikan Kesenian, sebab kepekaan tersebut
menjadi dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan menghargai karya hasil bangsa sendiri
maupun bangsa lain.
Fungsi didik senirupa hakekatnya adalah sebagai sarana untuk membentuk kepribadian (cipta,
rasa, karsa) secara utuh dan bermakna, melalui kegiatan praktek berolah senirupa sesuai dengan
potensi maupun kompetensi pribadinya dan kepekaan daya apresiasinya. Menurut Sofyan Salam
(2001) manfaat pendidikan senirupa bagi anak sekolah adalah: (1) memberikan kesempatan bagi
anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri, (2) mengembangkan potensi kreatif anak, (3)
mempertajam kepekaan anak akan nilai-nilai keindahan, (4) memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengenal bahan, alat serta tehnik berkarya senirupa, (5) untuk menghasilkan sesuatu yang
baru. Dengan demikian dapat diperoleh dampak instruksional dan dampak pengiring (nurturant
effect) yaitu berani mengemukakan pendapat, punya rasa kesetiakawanan sosial dan toleransi,
bersikap menghargai budaya bangsa, mampu berpikir secara integral serta mempunyai wawasan
tentang seni yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bidang lainnya (Ida Siti
Herawati.1996).
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Seni Rupa di SD
Ruang lingkup Pembelajaran Seni Rupa bagi siswa-siswa sekolah meliputi kegiatan berkarya
dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan menggambar, mencetak, menempel, dan
kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional lainnya yang menyenangkan siswa dengan media
dan cara-cara yang sederhana dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Juga
kegiatan mematung, membentuk, merangkai, dan menyusun dari berbagai media dan dengan
cara-cara yang menyenangkan anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.
2.4 Karakteristik Seni Rupa di SD
Pendidikan Seni dapat dilaksanakan melalui berbagai jalur, baik formal maupun non formal.
Kegiatan seni tidak akan dapat berdiri sendiri, karena dalam realitanya kegiatan pendidikan
selalu berkaitan dengan berbagai hal lain di sekitarnya. Keterakitan tersebut tercermin salah
satunya pandangan bahwa pendidikan sebagai bentuk interaksi sosial masyarakat seni membaur,
melebur, dan terkait dengan berbagai hal dalam keseharian masyarakat.
Dalam konsep pendidikan nasional, pendidikan harus berfungsi untuk memungkinkan setiap
manusia mempertahankan hidupnya, mampu mengembangkan diri dan hidupnya serta
membangun masyarakatnya. Beberapa pandangan para ahli tentang pendidikan seni di sekolah
adalah diutamakan untuk penanaman nilai estetis melalui pengalaman kreatif dan apresiatif.
Menurut Lenderman dan Lindermen (1984) pendidikan seni sebagai pendidikan estetis dapat
dilakukan dengan memberikan pengalaman perceptual, cultural, dan artistic. Pengalaman
perceptual diberikan melalui proses berpikir peserta didik meliputi imajinasi, model penciptaan
suatu karya dan ekspresi kreatif. Pengalaman cultural diperoleh melalui kegiatan mempelajari
dan memahami bentuk – bentuk peninggalan seni di masa lampau dan masa sekarang.
Sedangkan pengalaman artistik dikembangkan melalui pengalaman dan penghayatan pada suatu
karya seni dan apresiasi seni.
Ruang lingkup pendidikan seni di SD pada dasarnya meliputi aspek pengetahuan seni,
apresiasi seni dan pengalaman kreatif. Berkaitan dengan hal tersebut, seperti kita ketahui bahwa
peserta didik SD memiliki karakteristik dengan tingkat perkembangan berpikir sekuensial /
konkret menuju ke tingkat berpikir abstrak. Sedangkan pelaksanaan pendidikan seni yang saat ini
berlaku lebih menekankan praktik sebagai bentuk kreatif peserta didik dan teorinya hanya
sebagai apresiasi. Dengan demikian karakteristik pendidikan seni di SD yaitu bersifat
pengetahuan dan apresiasi yang diintegrasikan dengan pengalaman kreatif peserta didik.
Seni mulai dikembangkan dalam dunia pendidikan sejak tahun 1976. Kehadiran seni dalam
dunia pendidikan ditunjukkan dalam suatu mata pelajaran seni yang masuk kedalam kurikulum.
Seni yang tertuang dalam mata pelajaran diantaranya berupa pendidikan seni tari, seni rupa,
pendidikan seni musik dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan secara tidak langsung
sebenarnya telah menerapkan dan menanamkan adanya pendidikan seni sebagai salah satu
strategi dalam proses pembelajaran. Baik sejak TK sampai dengan SMA.
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lain dalam lingkup
program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni penekanannya dimaksudkan untuk
membantu pertumbuhan fisik dan mental peserta didik.
Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik yang satu dengan
yang lain, maka pendidikan seni p perlu memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan
tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar
pandai dalam berkarya seni. Melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain. Kegiatan
ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuh kembang peserta didik. Pendidikan seni
sebagai sarana ekspresi, kreatif peserta didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi
estetik dan membentuk kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir – batin,
jasmani – rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya
Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan dipahami
lagi bagi seseorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain. Kegiatan
ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuh kembang peserta didik. Pendidikan seni
sebagai sarana ekspresi, kreatif peserta didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi
estetik dan membentuk kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir – batin,
jasmani – rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya
Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan dipahami
lagi bagi seseorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat memaafkan dan memaklumi, karena kami adalah hamba Allah yang tak
luput dari salah khilaf
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23862488/
KONSEP_FUNGSI_RUANG_LINGKUP_DAN_KATAKTERISTIK_PEMBELAJARAN_SEN
I_RUPA
https://www.kukerabsurd.my.id/2017/12/makalah-karakteristik-dan-sifat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai