Anda di halaman 1dari 20

SENI RUPA DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi TugasMata Kuliah Seni Rupa Untuk AUD

Dosen Pengampu : Nashrul Haqqi Firmansyah, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Nurul Falah (193131042)


2. Sidqiyah Nurarifah (193131043)
3. Khoirun Nisa (193131044)
4. Vinka Salsabilla (193131045)
5. Cintia (193131046)

Kelas PIAUD 5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta melimpahkan nikmat sehat sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa
kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada
zaman yang penuh pengetahuan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seni Rupa
UntukAnak Usia Dini,serta menambah ilmu pengetahuan dan informasi yang
bermanfaat.Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Nashrul Haqqi
Firmansyah, S.Pd, M.Pdselaku dosen pembimbing yangtelah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Sehingga dapat menambah wawasan dan
membibing kami dalam menyelesaikanmakalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami.

Kami menyadari bahwa laporan ini belum cukup sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami dapat
menyempurnakan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kartasura, 28 September 2021

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................3

D. Manfaat..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

A. Seni Rupa dan Pendidikan Anak Usia Dini............................................................4

1. Seni Rupa...........................................................................................................4

2. Pendidikan Anak Usia Dini................................................................................7

B. Budaya Visual Dan Pendidikan Anak Usia Dini..................................................10

1. Budaya Visual..................................................................................................10

C. Kecerdasan Visual Anak Usia Dini................................................................11

BAB III PENUTUP..........................................................................................................15

A. Kesimpulan..........................................................................................................15

B. Saran....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini
Seni adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola
kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna
dengan wujud kesenian yang terbagi dalam pengetahuan, gagasan, nilai-nilai
yang ada pada pikiran manusia (Setyobudi, 2007:3). Karya rupa yang
mengandung hasil pemikiran dan perasaan anak tentang diri dan
lingkungannya disebut seni rupa (Pamadhi, 2012:1.17). Dalam pengertian
luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk atau sebagai kegiatan
mencipta atau kegiatan kreasi (Pekerti, 2010:8.29).
Pendidikan seni pada umumnya meliputi rupa, seni musik, seni tari
dan seni drama (seni teater). Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki
peranan penting untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan
bagi program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan ekstrakurikuler.
Bentuk seni rupa membuat anak dapat menerapkan pengamatannya dengan
suatu persoalan. Selain itu, karena siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan
tersebut, mereka dapat mempertahankan pengetahuannya itu dan akan
menerapkannya pada masa yang akan datang. Seni menjadikan kemampuan
berpikir imajinatif dan kritis secara personal dan kreatif. Seni dapat
mengungkapkan perasaan dan emosinya dan mengetahui bahwa dirinya bisa
mengungkapkan dan menangani perasaan yang negatif maupun yang gembira
lewat tindakan positif.

1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Seni Rupa dan Pendidikan Anak Usia Dini ?
2. Apa itu Budaya Visual dan Pendidikan Anak Usia Dini ?
3. Apa itu Kecerdasan Visual pada Anak Usia Dini ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Seni Rupa dan Pendidikan Anak Usia Dini
2. Untuk mengetahui Budaya Visual dan Pendidikan Anak Usia Dini
3. Untuk mengetahui Kecerdasan Visual pada Anak Usia Dini

D. Manfaat
1. Makalah ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
tentang seni rupa dan pendidikan anak usia dini, budaya visual dan
pendidikan anak usia dini, dan kecerdasan visual pada anak usia dini

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Seni Rupa dan Pendidikan Anak Usia Dini


1. Seni Rupa
a. Pengertian Seni Rupa
Seni merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
mengembangkan daya kreativitas anak. Seni sangat erat hubungannya
dengan kreativitas. Namun kemudian untuk mengembangkan
kreativitas anak, haruslah mereka diberi kebebasan dalam
menggunakan beragam media seni. Dengan kebebasan yang
diberikan, mereka akan melakukan eksplorasi sendiri dalam
menciptakan sebuah karya. Beaty (1996: 180) menyatakan bahwa
“the key to setting up an environment that promotes creativity is
freedom”. Kebebasan merupakan kunci utama untuk meningkatkan
kreativitas.1
Seni rupa adalah kegiatan menciptakan atau kegiatan berkreasi
terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Seni rupa atau visual art
sebagai bentuk ungkapan seni dapat mengekspresikan pengalaman
hidup, peristiwa yang terjadi. Pengalaman estetik atau artistik manusia
dengan diungkapkan melalui unsur seni (seni rupa, gerak, bunyi dan
bahasa). 2
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara, seni merupakan
perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah,
sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia. Dari
pengertian di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan seni adalah hal-

1
Adi Supriyenti, Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Melalui Kegiatan Mencetak Dengan
Bahan Alam di PAUD Aisyiyah Lansano Pesisir Selatan, Jurnal Spektrum PLS. Vol. 1, No. 2, Juli
2013, hlm. 16
2
Nur Inee Aboo, Skripsi: Pembelajaran Seni Rupa Anak Usia Dini di KB Al-Azkia Purwokerto
Utara Kabupaten Banyumas (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2020), hlm. 27-28

4
hal yang indah-indah saja. Sesuatu yang indah adalah yang tidak
bertentangan dengan moral dan etika. 3
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini adalah upaya
pemberian pengetahuan dan pengalaman dasar kegiatan kreatif seni
rupa dengan menerapkan konsep seni sebagai alat pendidikan.
Penerapan konsep seni tersebut tentunya dengan tetap menciptakan
kondisi pembelajaran yang menarik, menyenangkan di dalam suasana
bermain kreatif. Sejalan dengan ditetapkannya konsep seni sebagai
alat pendidikan di anak usia dini, maka dalam pengembangannya,
didasarkan pertimbangan tingkat kemampuan dan perkembangan anak
usia TK tersebut. Kesesuaian dalam pemberian pengalaman berolah
seni rupa bagi anak akn berdampak positif bagi kebermaknaan
pendidikan yang diperolehnya 4
b. Pentingnya Pendidikan Seni Rupa bagi Anak Usia Dini
1) Melalui pembelajaran seni rupa dalam bentuk menggambar,
mewarnai, membentuk, menempel, menyaman, melipat, meronce
dan lain-lain kegiatan berkarya seni dapat mengembangkan fisik
atau jasmani peserta didik (motorik kasar). Selain itu, melalui
kegiatan berkarya seni rupa juga dapat mengembangkan
psikomotorik/ keterampilan peserta didik yang sangat berarti bagi
perkembangan anak secara utuh. Hal itu sejalan dengan landasan
pendidikan anak usia dini adalah Undang-Undang No. 20 tahun
2003. Dalam Pasal 1 butir 14 Undang-undang tersebut
dirumuskan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditunjukkan pada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

3
Adi Supriyenti, Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Melalui Kegiatan Mencetak Dengan
Bahan Alam di PAUD Aisyiyah Lansano Pesisir Selatan, Jurnal Spektrum PLS. Vol. 1, No. 2, Juli
2013, hlm. 21
4
Suparman, Variasi Pembelajaran Seni Rupa untuk Anak Usia Dini dalam Upaya Pendidikan
Berkelanjutan, Jurnal Wahana. Vol. 58, No. 1, Juni 2012, hlm. 91

5
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam hal
memasuki pendidikan lebih lanjut.
2) Pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini di Taman Kanak-
kanak penting untuk pengembangan mental dan kejiwaan peserta
didik. Pemberian tugas dalam pembelajaran seni rupa kepada
peserta didik yang dikerjakan secara mandiri akan membentuk
sikap percaya diri, mandiri, kerja sama, tanggung jawab,
menghargai orang lain, dan menghargai waktu.
3) Pembelajaran seni rupa yang diberikan kepada anak usia dini
penting untuk mengembangkan potensi anak berupa bakat,
kreativitas, dan minat serta kepekaan estetis. Potensi-potensi
tersebut perlu dikembangkan secara optimal untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
4) Pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini penting sebagai media
ekspresi, eksplorasi, dan mengembangkan keterampilan/
psikomotorik. Kegiatan ekspresi sangat dibutuhkan oleh anak
untuk menyalurkan pikiran, persaan, dan pengalamannya dalam
bentuk berkarya seni rupa. Demikian pula eksplorasi sebagai
sarana untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak
sangat penting untuk menujang pertumbuhannya secara optimal
secara fisik dan mental.
5) Pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini penting sebagai media
rekreasi dan bermain. Melalui pelajaran seni rupa yang dikemas
sebagai pembelajaran yang menyenangkan bagi anak akan
menjadi sarana rekreasi dan bermain dengan prinsip bermain
sambil belajar sesuai dengan dunia anak usia dini, yakni dunia
bermain.
6) Pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini penting untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta
kecerdasan lainnya seperti kecerdasan spasial, berpikir, berbahasa
melalui gambar. Oleh karena itu dengan pembelajaran seni rupa
juga dapat menjadi komunikasi bagi anak untuk

6
mengekspresikan pikiran, perasaan, pengetahuan, pengalamannya
melalui karya seni rupa.5
c. Tujuan Pembelajaran Seni Rupa bagi Anak Usia Dini
Tujuan pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini adalah untuk
mengembang-kan kreativitas berkarya seni, eksplorasi dalam bidang
seni rupa, dan keterampilan/skill berkarya seni rupa. Selain itu, juga
untuk mengenalkan pendidikan seni rupa sejak dini kepada anak
Taman Kanak-kanak yang sangat penting sebagai media ekspresi bagi
anak mengungkapkan pengalaman dan lingkungannya dalam berbagai
bentuk karya seni rupa. Pembelajaran seni rupa untuk anak usia dini
hendaknya membentuk sikap menghargai karya orang lain, solidaritas,
jiwa social membangun kecerdasan spacial dan mengembangkan
kemampuan motorik halus serta menggali dan mengembangkan
potensi anak. Meransang kreativitas anak usia dini dengan
memberikan stimulus dini terhadap kemampuan berimajinasi,
mengungkapkan perasaan dan pikiran secara aktif demi tercapainya
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Selain itu, juga
meransang perkembangan otak kanan anak, meningkatkan kecerdasan
emosional sehingga anak dapat berkembang secara optimal dengan
mengenal berbagai cabang seni seperti, seni rupa, tari, musik, teater.6
2. Pendidikan Anak Usia Dini
a. PengertianPendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang memiliki
karakteristik berbeda dengan anak usia dini lainnya, sehingga
pendidikannya pun perlu dipandang sebagai sesuatu yang dikhususkan
sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan secara tegas dalam undang–
undang tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

5
Tangsi, dkk,The Visions of Kindergarten Teachers on Art Education for Early
Childhood, Jurnal Proceeding of The International Conference on Science and Advanced
Technology (ICSAT), hlm. 833-834
6
Tangsi, dkk,The Visions of Kindergarten Teachers on Art Education for Early
Childhood, Jurnal Proceeding of The International Conference on Science and Advanced
Technology (ICSAT), hlm. 835

7
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.7
b. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan pendidikan AUD secara umum berdasarkan UU No 20
Tahun 2003, tentang sidiknas bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara
optimal agar terbentuk perilaku dan kemampuan yang dimiliki anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.8
Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah (Yuliani
Nurani Sujiono, 2009: 42 – 43): Agar anak percaya akan adanya
Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya, Agar anak
mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik
kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik,
Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif
dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat
untuk berpikir dan belajar, Anak mampu berpikir logis, kritis,
memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan
sebab akibat, Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan
social, peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan
budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan
control diri, Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai
bunyi, serta menghargai karya kreatif.9

7
Ardita Destiani, dkk, Upaya Peningkatan Kreativitas Seni Rupa Siswa Melalui Teknik
Pencetakan Dengan Bantuan Media Asli, Jurnal Ilmiah Potensia. Vol. 1, No 1, hlm 7
8
Suparman, Variasi Pembelajaran Seni Rupa untuk Anak Usia Dini dalam Upaya Pendidikan
Berkelanjutan, Jurnal Wahana. Vol. 58, No. 1, Juni 2012, hlm. 91
9
Adi Supriyenti, Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Melalui Kegiatan Mencetak Dengan
Bahan Alam di PAUD Aisyiyah Lansano Pesisir Selatan, Jurnal Spektrum PLS. Vol. 1, No. 2, Juli
2013, hlm. 19

8
c. Aspek perkembangan AUD
1) Perkembangan Fisik Motorik, adalah semua gerakan yang
mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan
motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan
motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk itu anak dapat belajar
dari orang tua atau guru tentang beberapa pola gerakan yang
dapat mereka lakukan untuk dapat melatih ketangkasan,
kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi
tangan dan mata. Perkembangan fisik anak dapat diklarifikasikan
menjadi dua yaitu: perkembangan fisik motorik kasar dan halus.
2) Perkembangan kognitif (cognitive development), adalah proses
dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan pengetahuannya. Teori Piaget berupaya
menjelaskan cara manusia berpikir, belajar, dan memahami
sesuatu. Piaget memahami bahwa kecerdasan manusia merupakan
proses mental (kognitif) untuk memperoleh pengetahuan. Piaget
juga meyakini bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh
faktor adaptasi, yaitu penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar.
Faktor kognitif memiliki peran penting bagi keberhasilan anak
dalam belajar, karena sebagian aktivitas dalam belajar senantiasa
berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir. Misalnya,
kegiatan mengklasifikasi- kan, menentukan warna, ruang dan
bentuk.
3) Perkembangan bahasa, merupakan sarana berkomunikasi dengan
orang lain dalam bentuk lisan maupun tulisan, isyarat atau gerak
dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar
atau lukisan. Marisson mengatakan bahwa komunikasi itu sangat
ditentukan oleh tingkat kemampuan berbahasa seseorang. Sebab,
bahasa itu memiliki dua fungsi yaitu sebagai public speech dan
sebagai private speech.

9
4) Perkembangan nilai-nilai agama dan moral, lebih baik
ditanamkan sejak anak usia dini, karena kemampuan ini dapat
berkembang melalui pembiasaan. Nilai-nilai agama dan moral
anak akan berkembang dengan baik apabila anak memperoleh
contoh dan teladan serta arahan dari orang-orang terdekatnya,
karena aspek perkembangan ini juga sangat membutuhkan model
dan pembiasaan yang baik dan terus menerus dari orang tua, guru
dan lingkungan.
5) Perkembangan sosial dan emosional, adalah suatu kemampuan
lain yang harus dikuasai anak, karena anak akan berinteraksi
dengan orang lain. Contohnya yaitu gotong royong, tolong
menolong, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Emosi
dalam konteks anak usia dini didefinisikan sebagai berbagai
perasaan yang kuat berupa perasaan benci, takut, marah, cinta,
senang, gembira, dan juga kesedihan. Pada umumnya, anak kecil
lebih emosional dibandingkan dengan orang dewasa. Ekspresi
emosi pada anak belum dapat dikendalikan dan dapat berubah
dengan cepat dari satu bentuk ekspresi emosi ke bentuk ekspresi
emosi yang lain.
6) Perkembangan seni dan kreativitas, pada pendidikan anak usia
dini bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu
berdasarkan hasil imajinasinya. Mengembangkan kepekaan, dan
dapat menghargai hasil karya yang kreatif10

B. Budaya Visual Dan Pendidikan Anak Usia Dini


1. Budaya Visual
a. Pengertian Budaya Visual
Secara Umum, Budaya Visual sebagai subjek akademis adalah
bidang studi yang umumnya mencakup beberapa kombinasi dari kajian
budaya , seni sejarah , teori kritis, filsafat, dan antropologi , dengan
berfokus pada aspek budaya yang mengandalkan gambar visual . Begitu
10
Nur Inee Aboo, Skripsi: Pembelajaran Seni Rupa Anak Usia Dini di KB Al-Azkia Purwokerto
Utara Kabupaten Banyumas (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2020), hlm. 51-55

10
pula secara universal, Budaya Visual adalah sebuah budaya atau tradisi
yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibentuk oleh manusia yang
masih berkembang sejak zaman dulu sampai sekarang, yang mana
berfokus menggunakan multimedia yakni visual (pandangan /
pengelihatan).
Menurut Sachari (2007) budaya visual merupakan salah satu wujud
kebudayaan konsep yang memiliki nilai dan kebudayaan materi (benda)
yang mampu ditangkap oleh indera mata (visual) untuk meningkatkan
kualitas hidupnya serta dipahami sebagai tautan pikiran manusia.
Budaya visual meliputi sebuah hakikat dari struktur budaya
pembentuknya, pilar-pilar tersebut berupa inovasi teknologi, ideologi
komunikasi, politik kebudayaan, dinamika sosial, tuntuan ekonomi
hingga segala sesuatu yang memiliki sifat mendasar akan pembangunan
sebuah peradaban. Berdasarkan hal tersebut, budaya visual melingkupi
berbagai aspek yang berkaitan dengan wujud akhir sebuah gagasan
manusia untuk seni rupa (dalam lingkupan arti yang luas), berbagai
bentuk komunikasi visual, perumahan, media cetak, iklan, video klip,
film, siaran televisi, mode pakaian hingga kebutuhan sehari-hari serta
ke dalam bentuk yang lebih sederhana seperti kancing baju, kunci, dan
sebagainya.11

C. Kecerdasan Visual Anak Usia Dini


a. Pengertian Kecerdasan Visual
Kecerdasan visual adalah sesuatu kemampuan dalam menemukan
gagasan, ide maupun imajinasi ke dalam suatu bentuk gambar yang
meliputi kepekaan dalam suatu bentuk, warna, garis, ruang,
keseimbangan serta unsur dalam hubungan kecerdasan visual-spasial.
b. Ciri-ciri Kecerdasan Visual
Kecerdasan visual menonjol pada anak ketika menunjukan sesuatu
seperti anak mulai memperlihatkan kesukaannya yang berhubungan

11
Elvira Yesica G, Inovasi Budaya Visual Indonesia Beridentitas pada Era Globalisasi, Jurnal
Nasional, hlm. 175

11
dengan warna, bentuk, benda dan ruang. Siswa yang mempunyai
kecerdasan visual-spasial memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Belajar dengan cara mengamati dan mengenali bentuk, wajah,
objek dan warna.
2) Mampu menghafal suatu lokasi serta mencari jalan keluar.
3) Senang belajar dengan grafik, peta, diagram serta alat bantu
visual.
4) Senang menggambar, melukis, mencoret-coret serta membuat
patung.
5) Memiliki kemampuan berimajinasi dengan baik.
6) Anak senang melihat gambar, foto, film dan hal visual lainnya.
7) Memiliki perhatian yang tinggi secara detail.
c. Manfaat Kecerdasan Visual
Menurut (Rosidah, 2014) mengatakan bahwa manfaat dari anak yang
memiliki kecerdasan visual-spasial yang baik antara lain:
1) Anak dapat menggunakan imajinasi dan kreativitasnya dalam
menyelesaikan masalah yang muncul dalam kehidupan seharihari.
2) Anak lebih mudah dalam beraktivitas.
3) Anak tumbuh berkembang secara kreatif dan inovatif dalam
mengapresiasikan suatu kemampuannya.
4) Meningkatkan daya ingat pada anak.
5) Mendorong anak lebih luwes dalam melakukan berbagai hal.
Berdasarkan definisi manfaat kecerdasan visual ini sangatlah penting
dalam suatu proses pembelajaran. Dalam kecerdasan visual-spasial ini
peserta didik dapat melakukan berbagai hal seperti menemukan gagasan
maupun ide dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi anak.
d. Indikator Kecerdasan Visual
Peserta didik yang cerdas dalam visual-spasial peka terhadap
peristiwa, bentuk dalam menggambar. Anak yang memiliki kecerdasan
visual-spasial ini mampu menjelaskan suatu peristiwa dengan urutan
yang jelas. Peserta didik yang cerdas dalam visual-spasial ini mampu
melihat bentuk, warna, gambar, tekstur secara lebih detail dan akurat.

12
Menurut Yus (Simatupang & Ema, 2015) bahwa kecerdasan visual-
spasial anak usia dini ditandai dengan kepekaan dalam mempersepsi
dunia visual-spasial secara akurat. Indikator dalam kecerdasan visual-
spasial anak usia 4-6 tahun sebagai berikut:
1) Anak mampu membuat gambar sesuai dengan pesan tertentu.
2) Anak memperoleh informasi melalui media seni.
3) Mampu mengatur unsur-unsur dari suatu objek.
4) Anak mampu berkomunikasi melalu bentuk seni visual.
5) Anak dapat menggunakan berbagai peralatan seni untuk membuat
karya seni.
6) Menggambar maupun melukis sesuai dengan imajinasi anak.
7) Anak dapat meletakan benda yang dikenal dalam suatu ruangan
sesuai dengan fungsinya.
e. Cara mengembangkan Kecerdasan Visual
Peserta didik dengan kecerdasan visual-spasial yang muncul pada
kepekaan dalam menstimulasi kegiatan yang menekankan pada visual.
Sujiono menjelaskan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan
visual-spasial pada anak sebagai berikut:
1) Menggambar dan melukis
Kegiatan menggambar dan melukis pada anak dapat melatih
dan merangsang kreativitas anak dalam berimajinasi serta anak dapat
mengekspresikan dirinya melalui menggambar dan melukis.
2) Mencoret-coret
Kegiatan ini merupakan sarana ekspresi anak, dalam kegiatan
ini juga menuntut anak dalam mengkoordinasi tangan dan mata
anak.
3) Membuat prakarya dan kerajinan tangan
Kegiatan dalam membuat prakarya maupun kerajinan tangan
dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak. Dalam kegiatan
ini anak dapat memanipulasi bahan yang ada di sekitar dengan cara
berimajinasi dalam membangun kepercayaan diri anak.
4) Mengunjungi berbagai tempat

13
Dalam kegiatan ini untuk menambah pengalaman visual pada
anak dengan mengajak anak mengunjungi museum, kebun binatang,
taman, pasar dan sebagainya. Setelah anak melakukan kegiatan
tersebut, anak dapat mengilustrasikan keadaan tempat untuk melatih
kecerdasan visual anak.
8)

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni rupa adalah kegiatan menciptakan atau kegiatan berkreasi
terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Seni rupa atau visual art
sebagai bentuk ungkapan seni dapat mengekspresikan pengalaman hidup,
peristiwa yang terjadi. pentingnya pendidikan seni rupa bagi anak usia dini
adalah untuk pengembangan mental dan kejiwaan peserta didik. Tujuan
pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini adalah untuk mengembang-kan
kreativitas berkarya seni, eksplorasi dalam bidang seni rupa, dan
keterampilan/skill berkarya seni rupa.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang memiliki
karakteristik berbeda dengan anak usia dini lainnya, sehingga
pendidikannya pun perlu dipandang sebagai sesuatu yang dikhususkan
sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan AUD secara umum
berdasarkan UU No 20 Tahun 2003, tentang sidiknas bahwa tujuan
pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh potensi
anak usia dini secara optimal agar terbentuk perilaku dan kemampuan
yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Aspek
perkembangan AUD terdiri dari perkembangan fisik motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional, perkembagan
nilai agama moral, perkembangan bahasa, perkembangan seni dan
kreativitas.
Secara Umum, Budaya Visual sebagai subjek akademis adalah
bidang studi yang umumnya mencakup beberapa kombinasi dari kajian
budaya , seni sejarah , teori kritis, filsafat, dan antropologi , dengan
berfokus pada aspek budaya yang mengandalkan gambar visual.
Kecerdasan visual adalah sesuatu kemampuan dalam
menemukan gagasan, ide maupun imajinasi ke dalam suatu bentuk
gambar yang meliputi kepekaan dalam suatu bentuk, warna, garis,
ruang, keseimbangan serta unsur dalam hubungan kecerdasan visual-

15
spasial. Ciri-ciri kecerdasan visual Memiliki kemampuan berimajinasi
dengan baik. anak senang melihat gambar, foto, film dan hal visual
lainnya, memiliki perhatian yang tinggi secara detail Memiliki
kemampuan berimajinasi dengan baik, Anak senang melihat gambar,
foto, film dan hal visual lainnya, memiliki perhatian yang tinggi secara
detail. Manfaat kecerdasan visual meningkatkan daya ingat pada anak dan
mendorong anak lebih luwes dalam melakukan berbagai hal. Cara
mengembangkan kecerdasan visual menggambar dan melukis, membuat
prakarya, mencoret-coret.

B. Saran
Terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini bisa
menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Penulis tentunya masih
menyadari jika makalah diatas terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Supriyenti, Adi. 2013.Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Melalui


Kegiatan Mencetak Dengan Bahan Alam di PAUD Aisyiyah Lansano Pesisir
Selatan. Jurnal Spektrum PLS, Vol. 1, No. 2

Inee Aboo, Nur. 2020. “Pembelajaran Seni Rupa Anak Usia Dini di KB Al-Azkia
Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. IAIN Purwokerto: Purwokerto

Suparman. 2010. Variasi Pembelajaran Seni Rupa untuk Anak Usia Dini dalam
Upaya Pendidikan Berkelanjutan. Jurnal Wahana, Vol. 58, No. 1

Tangsi, dkk. The Visions of Kindergarten Teachers on Art Education for Early
Childhood, Jurnal Proceeding of The International Conference on Science and
Advanced Technology (ICSAT)

Yesica, Elvira G. 2018. Inovasi Budaya Visual Indonesia Beridentitas pada Era
Globalisasi. Jurnal Nasional

17

Anda mungkin juga menyukai