Anda di halaman 1dari 28

PENDIDIKAN SENI RUPA

KONSEP DASAR SENI RUPA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. DINI HARIYADI 190611100054

2. ACHMAD KHUZAIRI 190611100056

3. SRI DEFI 190611100096

4. AHADINI DWI ARINING 190611100114

5. MOH AGUS KHOIRUL ANAM 190611100117

6. TIA WINARSIH 190611100168

7. NUR AZIZAH 190611100170

8. SILVIYA MAGHFIR0H 190611100184

9. TITIK MUSFIROH 190611100216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 3 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................iii
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................iii
C. Tujuan ............................................................................................................v

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Rupa .....................................................................................1
B. Aspek Seni Rupa ............................................................................................2
C. Jenis-Jenis Seni Rupa .....................................................................................7
D. Unsur-Unsur Seni Rupa .................................................................................13
E. Prinsip-Prinsip Seni Rupa ..............................................................................18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................................22
B. Saran ...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan
nonfisik yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan
berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran. (Rohidi 2000:7). Melalui
pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman
mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta
untuk memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan
seni di sekolah dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan sensitivitas anak.
Tujuan pendidikan seni juga dapat dilihat sebagai upaya untuk
mengembangkan sikap agar anak mampu berkreasi dan peka terhadap seni atau
memberikan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi seni. Kedua jenis
kemampuan ini menjadi penting artinya karena dinamika kehidupan sosial
manusia dan nilai-nilai estetis mempunyai sumbangan terhadap
kebahagiaan manusia di samping mencerdaskannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian seni rupa?
2. Apa saja aspek seni rupa?
3. Apa saja jenis-jenis seni rupa?
4. Apa saja unsur-unsur seni rupa?
5. Apa saja prinsip-prinsip seni rupa?

iii
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Mampu menjelaskan pengertian seni rupa.
2. Mampu menguraikan aspek seni rupa.
3. Mampu mendeskripsikan jenis-jenis seni rupa.
4. Mampu menjelaskan unsur-unsur seni rupa.
5. Mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip seni rupa.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Rupa


Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Dalam kenyataannya
pendidikan telah mampu membawa manusia kearah kehidupan yang lebih beradab.
Untuk memajukan kecerdasan bangsa diperlukan pendidikan yang mumpuni bagi
masyarakat. Pendidikan yang diharapkanitu tidak serta merta dapat terlaksana
dengan baik. Perlu adanya faktor untuk mewujudkan hal tersebut diataranya yaitu:
faktor pendidik, faktor anak didik dan faktor lingkungan sarana prasarana. Seni
adalah proses yang sengaja mengatur unsurunsur dalam suatu cara yang menarik
indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan
cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Seni terdiri
dari beberapa jenis, salah satunya yaitu seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni
yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Perkembangan seni rupa dari zaman dulu hingga sekarang terus
berkembang dengan aliran-aliran yang beragam. Untuk mempelajari dan lebih
mengenal seni rupa harus diketahui pendekatan dan peranan pendidikan seni rupa.
Adapun pengertian seni rupa menurut para ahli, di antaranya yaitu:
1. Menurut Aristoteles, pengertian seni rupa adalah hasil karya berdasarkan
peniruan terhadap alam namun memiliki sifat yang ideal.
2. Menurut La Mery seni rupa adalah penglihatan yang dilakukan secara
simbolis dengan bentuk yang lebih tinggi dan juga lebih indah. Dengan kata
lain, seni rupa adalah sesuatu yang menekankan pada keindahan.
3. Menurut Haukin, pengertian seni rupa adalah bagian dari ekspresi jiwa
manusia yang diimajinasikan dan diterapkan ke dalam sebuah benda. Seni
rupa adalah seni yang juga untuk dipamerkan atau dipertunjukkan di depan
orang banyak.
4. Coorie Hartong. Pengertian seni rupa adalah sebuah cara untuk
mengekspresikan diri dan emosi, sehingga orang lain bisa ikut menikmatinya.

1
Seni rupa adalah suatu pesan keindahan yang harus disampaikan kepada
penikmatnya.
5. Drs. Sudarmaji. Beliau menyatakan pengertian seni rupa adalah semua hal
yang memiliki unsur manifestasi batin serta pengalaman estetis dengan
menggunakan media berupa bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap
terang.

B. Aspek-aspek Karya Seni Rupa


Aspek seni rupa dalam konsep seni, yaitu:
1. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah
pengertian yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika
dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat karya seni dengan dua
dimensi dan tiga dimensi.
Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-
kesan volume, kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata.
Karya seni dua dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh indra
penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan
lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya
seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi
yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni
melibatkan indra gerak dan raba.
2. Aspek Isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna
(meaning) dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat
bergantung pada persepsi penikmat atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase
yaitu, persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan
pandangan umum pada saat ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek

2
yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-tindakan tidak bersifat linier.
Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep outline
(Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian
von Ehrenfels pada tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan
bahwa untuk mengerti sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting
daripada bagian. Jika urutan komposisi diubah menjadi susunan baru, semua
komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi keseluruhan outline dari
komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata
mematuhi aturan aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt.
Sebagai contoh, ketika manusia melihat sebuah figur yang tidak sempurna,
akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal (asosiasi). Manusia
cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan
kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain
cenderung bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih
besar. Jika terdapat kemiripan pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut
akan saling bergabung membentuk satu kesatuan.
3. Aspek Estetika
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan
bukan sebagai sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau
interaksi antara persepsi dan objek. Terdapat beberapa sudut pandang dan
sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani, kemudian pada abad
pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad
pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi
ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern,
tekanan justru diletakkan pada objek, sehingga tampak bahwa estetika
dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya filsafat dan
psikologi.

3
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni
maka pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati
melalui :
a. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
b. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau
menciptakan karya yang estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni.
Sering dikatakan bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah
tuntutan dasar proses penggarapan ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa
dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam mencipta
atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri
saling berpengaruh dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan
untuk karya seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada
pemanfaatan karya seni, melekat pengertian sikap estetik. Berawal dari
perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
4. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
a. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
b. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
c. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik
pada karya seni itu sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang
akan ditampilkan oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam
sumber nilai. Dengan demikian, maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita
akan menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis, tema-tema lainnya yang
terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama, sejarah, moral,
disamping tema intrinsik itu sendiri.

4
Adapun aspek-aspek penilaian dalam apresiasi karya seni rupa. Untuk
mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa
aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau
ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak semua harus digunakan,
karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuaran penilayan tersebut.
Aspek-aspek atau ukuran penilayan itu adalah:
1. Aspek Ide atau Gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang
timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui
pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat
menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya
rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri.
Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
2. Aspek Penguasaan Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang
kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan
berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik
juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni.
Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang
dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan
dalam penilaian sebuah karya seni.
3. Aspek Penguasaan Bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya
sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih
banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan
karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan
berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan
bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.

5
4. Aspek Kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan,
perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian
juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat
fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian
yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam
penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam
penggunaannya.
5. Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-
prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi,
keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).
Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud
atau form.
6. Aspek Gaya atau Corak
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi
individual seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan
tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun
dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam
menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada
sebuah apresiasi.
7. Aspek Kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan
dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam
penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau
memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai
pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka
penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

6
8. Aspek Tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat
perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja
kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya
harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat
untuk keperluan suatu rumah makan besar.
9. Aspek Selera dan Agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat
digunakan oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan
selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus
dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya
dari segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal
agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif
pada karya seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang
beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya
seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.

C. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa


1. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni merupakan suatu seni yang lebih mementingkan
keindahan dari pada fungsinya. Beberapa contoh seni rupa murni di antaranya
sebagai berikut:
a. Seni Lukis
Seni lukis adalah kegiatan pengelolaan unsur-unsur seni rupa garis,
bidang, warna dan tekstur pada bidang dua dimensi. Kegiatan seni lukis
yang juga di kenal sebagai seni lukis tradisional seperti lukisan-lukisan
yang dapat dilihat dari berbagai daerah Cirebon yaitu lukisan kaca.
Namun lukisan akhir-akhir ini yang kita kenal dibuat menggunakan
kanvas adalah seni lukis modern.

7
Gambar 1 : lukisan kaca Cirebon

Gambar 2 : lukisan karya Affandi


b. Seni Patung
Seni patung adalah karya seni rupa 3 dimensi. Teknik perwujudan
pada karya seni patung sangat beraneka ragam. Bahan-bahan yang
digunakan dapat berupa bahan alami seperti kayu, batu, dan tana liat.
Namun ada juga dari bahan logam yakni besi, dan perunggu atau bahan
sintesis seperti plastic resin dan serat kaca. Penggunaan teknik
pembuatan dapat disesuaikan dengan bahan yang digunakan seperti
teknik pahat untuk bahan kayu, teknik ukir, cor dsb.

Seni patung sudah dikenal di Indonesia sejak zaman prasejarah. Pada


masyarakat tradisional pembuatan seni patung sering dihubungkan
dengan kegiatan religi seperti pemujaan kepada dewa atau leluhur
mereka.

8
Gambar 3 : seni patung pahat
c. Seni Grafis (cetak)
Seni grafis adalaha seni rupa tergolong dua dimensi. Sifat dari seni
grafis pada umumnya di produksi dan diperbanyak. Awalnya seni grafis
merupakan keterampilan untuk mencetak atau memperbanyak tulisan.
Sesuai dengan proses percetakannya karya seni grafis terbagi menjadi
empat jenis:
1) Cetak Tinggi
Bagian tinta pada cetak tinggi berada pada bagian paling tinggi.
Bagian ini bila di cetakkan tinta atau gambar akan berpindah ke atas
permukaan kertas. Bahan dan alat cetak tinggi yakni cukil kayu,
cukilan lino, tera kayu, serta cukilan bahan karet dan plastic.
2) Cetak Dalam
Cetak dalam adalah cetakan yang di peroleh dari celah garis
bagian dalam dari plat klisennya. Acuan cetak yang dipergunakan
adalah lempengan tembaga atau seng yang di beri kedalaman untuk
tempat tinta. Beberapa jenis cetak yang termasuk kedalam cetak
dalam yakni goresan langsung, akuatin, dan mezzotin.
3) Cetak Saring
Cetak saring atau lebih dikenal dengan sablon atau serigrafi. Cetak
saring ini mencetak gambar melalui saringan yang diberi batsan-
batasan tertentu. Seperti pembuatan kaos, spanduk, dsb.

9
4) Cetak Datar
Cetak datar atau planografi adalah pemanfaatan perbedaan
minyak dan air serta acuan cetakan yang terbuat dari batu atau seng.
Tinta terkumpul pada bagian cetakan yang sudah di gambar dengan
pensil berlemak dan perpindahan gambar di lakukan dengan alat
khusus.
5) Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan merupakan seni yang melibatkan aksi individual
atau kelompok di tempat dan waktu yang sama. Umumnya
performans melibatkan empat unsur yakni, waktu, ruang dan tubuh
se seniman dengan penonton.
6) Seni Film
Seni film atau dikenal movie atau sinema. Film dihasilkan oleh
rekaman dari orang dan benda dengan bantuan kamera atau animasi.
7) Seni Koreografi
Seni koreografi atau disebut juga komposisi tari adalah seni
merancang atau menyusun alur menjadi suatu gerakan. Hasil struktur
gerakan tersebut di sebut dengan koreografi. Orang yang merancang
koreografi di sebut koreografer.
8) Seni Fotografi
Seni fotografi merupakan kegiatan pengambilan gambar pada
suatu objek dengan pencahayaa yang baik. Alat yang diggunakan
umunya adalah kamera.
2. Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan merupakan seni yang tidak hanya mementingkan
keindahannya saja, namun juga kegunaanya. Seni ini tidak hanya berfungsi
sebagai pajangan rumah namun juga berfungsi untuk membantu kehidupan
manusia. Adapun jenis-jenis karya seni rupa terapan sebagai berikut :

10
a. Seni Kria
Seni kria adalah adalah hasil karya cipta manusia melalui keterampilan
tangan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, umumnya bahan
seni kria ini terbuat dari bahan alam. Penciptaan karya kria didasarkan pada
syarat kegunaan dan keindahannya (estetika). Pembuat kaya kria di sebut
kriawan. Hasil kriawan Indonesia terdiri atas kria tektil dan serat meliputi
batik dan tenun. Anyaman, kria bamboo, kria grabah dan tembikar, kria
kayu, logam, kulit dan kaca, serta banyak lainnya.

Gambar 4 : seni kria batik

Gambar 5 : seni kria tenun

Gambar 6 : seni kria anyam

11
b. Seni Bangunan (Arsitektur)
Pada dasarnya seni bangunan ini merupakan karya seni rupa akan
tetapi karna kekhususan yang dimiliki sering kali seni bangunan di
kelompokkan tersendiri dalam seni arsitektur. Berdasarkan bentuk dan
fungsinya seni banguna dapat dikategorikan sebagai seni pakai.
Perkembangan seni bangunan ini melahirkan jenis-jenis seni rupa
terapan lainnya seperti desain interior dan desain maubel.

Gambar 7 : seni arsitektur.

Gambar 8 : desain interior

12
Gambar 9 : desain maubel

D. Unsur-Unsur Seni Rupa


Karya dari seni rupa, merupakan karya seni yang akan dinikmati orang
dengan melihatnya dan meraba. Untuk menghasilkan sebuah gambar yang indah
dan menarik kalian harus mema hami unsur seni rupa. Unsur seni rupa itu terdiri
dari :
1. Titik.
Titik merupakan unsur dasar seni rupa yang paling kecil dan sederhana.
Setiap menggores se lalu diawali dengan titik. Begitu juga dalam menggambar
selalu diawali dengan sebuah titik. Meskipun merupakan sebuah bentuk yang
sederhana tapi titik dapat memiliki peran sangat besar dan dapat menjadi pusat
perhatian dalam sebuah karya seni. Coba perhatikan sebuah daun dan
gambarlah. Meskipun bentuk daun beragam tapi untuk memulai
menggambarkannya pasti akan dimulai dari sebuat titik.
2. Garis
Dari gabungan titik-titik yang menyambung dan memanjang yang cenderung
memiliki arah tertentu akan tercipta garis . Garis memiliki beberapa sifat yaitu
panjang, pendek, tipis, lurus, horisontal, vertikal, berombak, spiral,
melengkung, miring, patah-patah, zigzag. Garis dalam sebuah gambar dapat
memberikan kesan kekar, kuat, megah, simpel atau agung.

13
Seperti halnya dengan benda-benda yang ada disekitar, juga memiliki unsur
garis yang beragam. Flora, fauna, dan alam benda juga mengandung unsur
garis.
3. Bidang
Sedangkan gabungan dari beberapa garis yang memliki dimensi panjang dan
lebar (dua dimensi) akan tercipta bidang. Bidang terdiri dari bidang geometris
yaitu bidang yang beraturan seperti segi empat, segi tiga, lingkaran, dan bidang
non geometris yaitu bidang yang tidak beraturan dan bebas. Bidang dapat
tercipta karena kesengajaan seperti bidang segi empat, bidang segitiga,
lingkaran. Sedangkan bidang muncul karena ketidak sengajaan karena adanya
cahaya, pewarnaan, barik.

14
Coba perhatikan bidang dari benda-benda disekitar kalian termasuk bidang
geometris atau non geometris. Pohon, bunga, daun, rumput, batu, mobil itu
merupakan benda dengan bidang non geometris karena tidak beraturan. Meja,
almari, bola merupakan benda disekitar kita yang memiliki bidang geomteris.
4. Bentuk
Bentuk merupakan rangkaian dari sejumah bidang geometris atau bidang
non geometris yang memiliki ruang. Ruang terbentuk karena adanya lebar,
panjang dan tinggi atau tiga dimensi. Bentuk dalam artian bahasa adalah
bangun (shape) dan sosok (form). Bangun (shape) yaitu yang hanya tampak
oleh mata seperti segitiga, kotak, bunder, atau bentuk tak beraturan. Sosok
(form) adalah bentuk benda yang terlihat dan dapat dirasakan karena adanya
unsur nilai dari benda tersebut, seperti bentuk manusia, hewan, meja, kursi.

15
5. Warna
Keindahan alam dan sekitarnya yang dapat kita nikmati setiap hari tidak
luput dengan adanya warna. Bunga yang berwarna-warni diimbangi dengan
warna daun semakin enak untuk dipandang karena adanya unsur warna. Begitu
juga dengan benda-benda sekitar kita yang indah dengan pewarnaan. Untuk
mempelajari warna dapat melalui dua pendekatan teori yaitu teori warna yang
berdasarkan cahaya dan teori warna yang berdasarkan pigmen warna yaitu
butiran halus yang terdapat pada warna. Ada beberapa istilah yang harus kalian
ketahui dalam teori warna pigmen sebagai dasar kalian untuk belajar seni rupa.
a. Warna Primer
Merupakan warna dasar atau pokok yang tidak bisa diperoleh dari
campuran warna lain, akan tetapi dari pencampuran warna primer dapat
menghasikan warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, biru dan
kuning.

b. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan hasil dari pencampuran dua warna primer.
Seperti warna hijau, ungu, orange

16
c. Warna Tersier
Merupakan hasil dari pencampuran dua warna sekunder.

d. Warna Analogos
Adalah deretan warna yang letaknya berdekatan dalam lingkaran
warna, misalnya warna ungu menuju ke warna merah, warna hijau menuju
ke warna kuning.

e. Warna Kontemporer
Warna kontras yang letaknya saling berseberangan dalan sebuah
lingkaran warna, misalnya warna merah dengan hijau, ungu dengan kuning.
6. Tekstur
Kita dianugerahi indera peraba yang dapat digunakan untuk menikmati
sifat permukaan suatu benda atau tekstur suatu benda yang ada di sekitar kita.
Tekstur pada benda juga merupakan keindahan yang dapat nikmati. Tekstur
adalah suatu sifat permukaan sebuah benda, yang bisa berkesan kasar, halus,
licin, mengkilap, berpori, kusam dan sebagainya. Tekstur dapat dirasakan

17
melalui penglihatan dan perabaan, oleh karena itu dalam karya seni rupa tekstur
atau sifat permukaan sebuah benda ada yang nyata dan semu. Tekstur nyata apa
yang tampak oleh penglihatan sama dengan yang dirasakan dengan merabanya,
sedangkan tekstur semu adalah kesan yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang
dirasakan dengan meraba. Tekstur nyata dalam karya lukisan dapat dihasilkan
dengan menorehkan warna dengan kasar sehingga ketika dilihat dan diraba
akan terasa kasar. Sedangkan tekstur semu dalam karya lukisan dapat
dihasilkan dengan memperhatikan gelap terang pewarnaan.
7. Gelap Terang
Gelap terang dapat dalam karya seni dapat terjadi karena intensitas warna,
dan hasil dari pengunaan warna hitam dan putih. Unsur gelap terang dalam
karya dua dimensi memiliki fungsi untuk:
a. Memberikan kesan seolah objek yang ditampilkan memiliki volume atau
tiga dimensi
b. Seolah memiliki ruang atau kedalaman
c. Memberi perbedaan kontras.

E. Prinsip-Prinsip Seni Rupa


1. Kesatuan
Di dalam bahasa Inggrisnya adalah Unity, merupakan prinsip yang
menunjang bagaimana satu unsur dengan unsur lainnya saling berpadu dengan
harmonis dalam menciptakan sebuah komposisi seni rupa yang indah dan juga
menarik mata. Jika dibandingkan dengan prinsip seni rupa yang lainnya, prinsip
kesatuan merupakan modal awal yang memerlukan tunjangan dari berbagai
prinsip lainnya supaya bisa menciptakan karya seni dengan nilai estetika tinggi
sebagaimana mestinya.
2. Keselarasan
Sementara itu, untuk mengatakan sebuah karya seni rupa indah dan
memiliki nilai estetis, yang harus diperhatikan adalah kesatuan unsur-unsur
karya seninya berpadu dengan selaras dan harmonis. Yang dimaksud dengan

18
keselarasan itu sendiri adalah adanya kedekatan antara satu unsur dengan
lainnya yang notabene berbeda satu sama lain, baik itu dalam pencahayaan,
bentuk, bahkan pemilihan warna saja sudah memegang peranan penting dalam
membangun sebuah keindahan.
3. Penekanan
Contrast atau penekanan merupakan prinsip yang menjadi dasar dari kesan
perbedaan dua buah unsur yang memiliki sifat saling berlawanan dan juga yang
saling berdekatan. Dengan adanya prinsip penekanan, maka akan membuat
sebuah karya seni jadi terlihat segar dan baru, serta tidak monoton dan
membosankan. Dengan adanya perbedaan yang mencolok baik itu dalam
warna, penggambaran bentuk dan juga ukuran dari karya seni itu sendiri, akan
memberikan tampilan yang jauh lebih menarik.
4. Irama
Yang dimaksudkan dengan rythm adalah sebuah prinsip yang mengambil
tempat sebagai dasar atas pengulangan satu atau mungkin lebih unsur dengan
cara yang teratur. Untuk jenis pengulangan unsur-unsur seni rupa yang diatur
itu sendiri bisa beraneka macam jenisnya, baik itu sekadar variasi warna,
perbedaan garis dan juga variasi bentuk yang beragam namun tetap diulang
dengan teratur dan terstruktur.
Sekalipun pengulangan yang begitu-begitu saja akan terlihat sangat statis
dan begitu-begitu saja, tetapi jika pengulangannya dilakukan dengan variasi
yang bagus maka akan memberikan nilai estetika yang lebih tinggi dan irama
harmonisnya yang kuat.
5. Gradasi
Kata yang satu ini memang sudah agak familiar di telinga masyarakat, akan
tetapi kebanyakan juga tak paham betul mengenai penjelasan detail mengenai
salah satu prinsip penting dalam karya seni rupa ini. Untuk gradiasi itu sendiri
adalah sebuah susunan warna yang berdasar pada beberapa tingkatan khusus
dalam sebuah karya seni.

19
Gradiasi warna memang tak melulu dipakai dalam menciptakan sebuah
karya seni rupa, akan tetapi jika melihat karya seni yang berupa karikatur,
mozaik, lukisan serta berbagai seni rupa 2D lainnya, maka kita akan melihat
betapa gradiasi warna memiliki andil besar untuk menciptakan karya-karya seni
indah tersebut. Dengan adanya gradiasi akan membuat sebuah karya seni
menjadi jauh lebih hidup dan bermakna.
6. Kesebandingan
Kesebandingan yang juga sering disebut sebagai proporsi merupakan
sebuah prinsip seni rupa yang memiliki acuan pada keteraturan serta
penyesuaian dari bentuk fisik karya seni rupa yang telah diciptakan. Contohnya
saja adalah saat seorang seniman ingin melukis seorang gadis cantik dan juga
jelita, maka seniman tersebut harus benar-benar pandai dalam
menyeimbangkan proporsi indera yang ada di dalam muka, contohnya saja
ukuran mata, ukuran mulut bahkan alis serta dagu pun harus diukur dengan
sangat detail. Demikian pula dengan pembuatan karikatur, setiap ukuran-
ukuran dari berbagai unsur seni rupa yang ada di dalam karikatur tersebut harus
dalam ukuran atau perbandingan yang proporsional.
7. Komposisi
Prinsip dasar sebuah karya seni rupa lainnya adalah komposisi, peranannya
dalam membentuk sebuah karya seni rupa adalah sebagai dasar dari keindahan.
Sebuah karya seni tak bisa dikatakan indah, serasi, teratur dan juga menarik
tanpa memiliki komposisi seni yang tepat. Memang tiap seniman memiliki
selera yang berbeda-beda dalam pandangan serta takaran yang berbeda-beda
pula dalam bahasan komposisi ini, tetapi hasil akhirnya tak perlu diragukan lagi
karena setiap penikmat seni bisa merasakan komposisi yang telah dipadukan
sedemikian rupa oleh si pencipta karya tersebut.
8. Keseimbangan
Prinsip dasar karya seni yang terakhir adalah keseimbangan atau dikenal
juga sebagai balance. Prinsip dasar yang satu ini memiliki tanggung jawab
terhadap kesan yang tercipta dari sebuah susunan unsur-unsur seni rupa. Jika

20
seorang seniman pandai mengatur keseimbangan unsur-unsur seni rupa yang
tengah ia kerjakan, maka akan muncul sebuah daya tarik khusus bagi para
penikmat seni yang melihat karya seni tersebut.
Demikian adalah delapan jenis prinsip prinsip seni rupa yang paling
mendasar untuk membentuk sebuah karya seni rupa yang bernilai seni tinggi.
Semakin halus perasaan seorang perupa, semakin peka pula ia terhadap prinsip-
prinsip seni rupa yang telah disebutkan di atas.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibagi menjadi dua,
yaitu: seni rupa murni dan seni rupa terapan. Unsur seni rupa terdiri dari titik, garis,
bidang, bentuk, warna, tekstur dan gelap-terang. Prinsip seni rupa meliputi
kesatuan, keselarasan, penekanan, irama, gradasi, kesebandingan, komposisi dan
keseimbangan. Aspek seni rupa dapat dilihat dari bentuk fisik. Isi dan keindahan
karya.

B. Saran
Demikian laporan ini kami susun dengan sebaik mungkin. Kami menyadari
masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan menambah wawasan pembaca mengenai konsep
seni rupa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Felix, Jhon. (2012). Pengertian Seni Sebagai Pengantar Kuliah Sejarah Seni Rupa.
Jurnal Humaniora. 3(2). 614-628.
Nuefatoni, Septian. (2013). Kajian Gambar Ekspresi Karya Siswa Tingkat Sekolah
Dasar. Skripsi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Pekerti, W., dkk. (2008). Metode Pengembangan dan Seni. Bandung: Universitas
Terbuka.

23

Anda mungkin juga menyukai