Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI KEGIATAN PRESENTASI KELOMPOK 10

KELAS 6F
Tanggal diskusi : 14 Juni 2022
Tempat Diskusi : Google Meet
Waktu Diskusi : 14.10 – 15.15 WIB
Materi Diskusi : Filsafat Pendidikan Dalam Program Pendidikan Karakter
Moderator : Cita Quddus Restu Kidung Pandhita Rahman (190611100221)
Anggota kelompok 10 : Junia Saptaningrum (190611100225)
Ainun Safitri (190611100229)
Titania Athaya Shafa Almirah (190611100240)
Uraian Pelaksanaan Diskusi:
1. Diskusi dipimpin dan dibuka oleh moderator pada pukul 14.10 WIB.
2. Setelah diskusi dibuka, moderator mulai mempersilahkan pemateri melakukan perkenalan.
3. Kemudian dilanjutkan penyampaian materi pada pukul 14.15-14.50 WIB.
4. Setelah penyampaian materi selesai, moderator memberikan kesempatan kepada audiens
untuk bertanya. Diskusi berjalan dengan lancar selama 20 menit. Para peserta mengikuti
diskusi yang berlangsung dengan kondusif.
5. Selanjutnya. selesai menjawab semua pertanyaan dari audiens, moderator menutup diskusi
pada pukul 15.10 WIB

Daftar Pertanyaan
1. Robi’atul Adawiyah_190611100211
Dasar filosofis yang dianut oleh pendidikan nasional yang berkarakter adalah
berlandaskan falsafah pancasila. Bagaimana cara mengimplementasikan falsafah
Pancasila di sekolah sehingga mencetak generasi yang berkarakter mengingat
Indonesia saat ini krisis karakter?
Jawaban: Junia Saptaningrum_190611100225
Cara mengimplementasikan falsafah pancasila di sekolah dalam upaya menciptakan
generasi yang berkarakter dapat diterapkan dengan beberapa cara yang meliputi:
a. Penerapan dalam inrakurikuler
Dalam proses pembelajaran tematik, guru diharapkan tidak hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran saja, namun harus memasukkan
unsur nilai Pancasila/budi pekerti/karakter di dalamnya. Guru harus mampu
memberikan informasi tentang manfaat, dampak, dan bagaimana memanfaatkan
pengetahuan dengan bijak. Ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan nilai-nilai
Pancasila/budi pekerti/karakter, diharapkan dapat menumbuhkan karakter positif
dalam diri siswa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Penerapan dalam bidang kokurikuler
Dalam rangka menanamkan karakter pancasila pada bidang Kokurikuler di
sekolah, siswa dapat diminta melakukan kegiatan studi lapangan. Dari kegiatan
tersebut, siswa dapat mempraktikkan teori-teori yang didapatkan dalam kelas.
Selain itu, siswa dapat menghayati bagaimana kerja keras dalam menghasilkan
suatu produk, peduli terhadap kerja keras, menghargai sesama, dan juga dapat
mensyukuri berkah sehingga membentuk karakter siswa.
c. Penerapan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni budaya dan keterampilan lainnya
menumbuhkan karakter, kreativitas, dan kemandirian bagi siswa. Siswa tentunya
dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat masing-
masing, sehingga terasa lebih menyenangkan. Dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler dapat menumbuhkan karakter positif dalam diri siswa.
d. Penerapan dalam Bidan Non-Kokurikuler
Kegiatan bidang non-kokurikuler seperti kerja bakti, melakukan ibadah bersama
misalnya shalat berjamaah, bersalaman, serta pembiasaan-pembiasaan baik dapat
diterapkan untuk menumbuhkan nilai Pancasila/budi pekerti/karakter yang baik
bagi siswa. Selain itu, strategi lain seperti menggelar kegiatan upacara bendera
hari Senin, apel, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional, dan
berdoa bersama yang dilanjutkan dengan membaca kitab suci dan/atau buku-buku
non-pelajaran selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran juga bisa
dilakukan di lingkungan sekolah.
Menambahkan: Cita Quddus Restu Kidung Pandhita Rahman_190611100221
Hal yang paling harus kita perhatikan sebagai calon pendidik adalah bagaimana cara
kita agar selalu dapat mengevaluasi serta mengintropeksi diri sendiri. Jangan terlalu
banyak menuntut orang lain atau generasi penerus bangsa lainnya untuk memiliki
karakter yang baik. Namun kita yang nantinya sebagai pendidik harus memberikan
contoh yang baik. Karena sejatinya pendidikan karakter tidak cukup hanya
berorientasi pada teori, namun harus lebih banyak realisasinya.
2. Siti Maysaroh_190611100213
Jelaskan menurut anda bagaimana peranan filsafat dalam membentuk pendidikan
berkarakter bagi anak bangsa sehingga anak bangsa mengenal dirinya sebagai orang
berbudaya indonesia!
Jawab: Titania Athaya Shafa Almirah_190611100240
Menurut saya peranan filsafat merupakan hal yang penting, seperti contoh dalam
membentuk karakter seorang anak itu untuk tidak tergabung dalam pergaulan bebas
dengan menggunakan filsafat sehingga anak tersebut dapat mengerti sampai ke dasar
mengapa pergaulan bebas itu dilarang yang sebagaimana itu merupakan budaya dari
bangsa lain.
Menambahkan: Cita Quddus Restu Kidung Pandhita Rahman_190611100221
Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Filsafat memberikan pandangan
yang luas. Dari filsafat lahirlah falsafah pancasila, yang menjadi pedoman untuk
pendidikan karakter manusia. Itulah peranan filsafat dalam memberikan solusi untuk
karakter anak bangsa.

3. Yulia Hidayatul Rohman_190611100232


Berdasarkan materi yang telah dipaparkan bahwa filsafat pendidikan dan pendidikan
karakter itu saling berkaitan. lalu bagaimana cara menerapkan filsafat pendidikan
sekaligus pendidikan karakter secara bersamaan di ruang kelas?
Jawaban : Ainun Safitri_190611100229
Cara menerapkan kannya dengan menganut dasar filosofis yang di anut oleh
pendidikan nasional yaitu falsafah Pancasila. Setiap karakter harus dijiwai oleh
kelima sila secara utuh dan komprehensif.
a. Bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Merupakan bentuk kesadaran dan perilaku iman dan takwa serta berakhlak mulia
sebagai karakteristik pribadi. Karakter yang pertama ini mencerminkan saling
menghormati, bekerja sama, berkebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
ajaran agama, tidak memaksakan agama dan kepercayaan bagi orang lain serta
tidak melecehkan agama seseorang.
b. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Diwujudkan dalam perilaku saling menghormati sesama kewarganegaraan
Indonesia, tidak memandang suku, etnis budaya, maupun warna kulit. Dalam nilai
ini tercermin karakter yang adil dan beradab, menghormati, mengakui kesamaan
derajat, hak dan kewajiban, saling mengasihi, tenggang rasa, peduli, berani
membela.
c. Bangsa yang mengedepankan Persatuan Indonesia
Memiliki komitmen dan perilaku yang selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
Tercermin sifat bergotong royong, rela berkorban, bangga sebagai bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa Indonesia, memajukan pergaulan demi
persatuan.
d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Karakter kerakyatan tercermin dari sikap yang bersahaja, tenggang rasa terhadap
rakyat kecil yang menderita, selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan
negara, mengutamakan musyawarah untuk mufakat dan mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama, berani mengambil keputusan yang secara moral dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
e. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Sosial.
Karakter kerkeadilan sosial tercermin dalam perbuatan yang menjaga adanya
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan, menjaga harmonisasi antara
hak dan kewajiban, hormat terhadap hak-hak orang lain, suka menolong orang
lain, menjauhi sikap pemerasan, tidak boros, tidak bermewah-mewah, suka
bekerja keras dan menghargai karya orang lain

Anda mungkin juga menyukai