Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembentukan karakter religius merupakan proses yang berlangsung

seumur hidup. Pembentukan karakter merupakan hal yang sangat penting,

apalagi di zaman sekarang ini, banyaknya siswa-siswi yang setiap harinya

berkata kotor atau hal-hal yang tidak pantas dikatakan oleh para pelajar.

Kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan karakter yang religius

sehingga banyak dari para siswa yang membolos saat jam pelajaran

berlangsung untuk bermain playstation atau game online yang semakin

banyak kita jumpai di kedai-kedai atau warung-warung di sekitar kita,

ditambah lagi dengan maraknya video porno yang sangat mudah diakses

oleh media internet

Hal ini merupakan PR besar bagi lembaga pendidikan khususnya

bagi insan pendidik untuk membenahi moral pelajar yang semakin

merosot, salah satunya yaitu dengan cara membentuk karakter religius

siswa sebagai benteng bagi calon generasi bangsa agar memiliki akhlak

dan integritas yang sesuai dengan ajaran agama serta aturan yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkaji terkait

pembentukan karakter religius siswa di SMP Negeri 1 Lembeyan yang

dilakukan melalui pembiasaan Morning Activity.

1
B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas,

penulis membatasi penelitian ini pada pembentukan karakter religius

siswa di SMP Negeri 1 Lembeyan yang dilakukan melalui pembiasaan

keagamaan secara rutin setiap pagi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan morning activity dalam membentuk

karakter religius siswa di SMP Negeri 1 Lembeyan?

2. Mengapa pembiasaan morning activity digunakan untuk

membentuk karakter religius siswa di SMP Negeri 1

Lembeyan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan morning activity dalam

membentuk karakter religius siswa di SMP Negeri 1 Lembeyan

2. Untuk mengetahui pembiasaan kegiatan morning activity dalam

membentuk karakter religius siswa di SMP Negeri 1 Lembeyan

E. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat beberapa manfaat

baik secara teoritis maupun praktis.

2
1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

secara teoritis untuk memperkaya khasanah keilmuan bagi

seluruh insan Pendidikan..

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai tugas akhir mata kuliah Participatory Action

Research

b. Bagi pembaca

Sebagai tambahan khasanah keilmuan terkait dengan

pembentukan karakter religius

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

dalam kajian dan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya

3
F. Kajian Pustaka

1. Pengertian pendidikan karakter

Menurut Undang-Undang Sistem Pendiddikan Nasional No.20 tahun

2003 pasal 1 butir 1, Pendidikan adalah:

usaha sadar dan terencanaa untuk mewujudkan suasana


belajardan proses pembelajaran agar peserta diddik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketermapilan yang diperlukan dirinya ,masyarkat
bangsa dan negara

Pendidikan Nasional bertujuan:


Untuk mengembangkan potensi peserta dididk agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Pasal 3)

Menurut simon Philips (dalam Mu’in 2016:160) :Karakter adalah


kumpulan tata nilai yang menujupada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan

Menurut Martin Luther King (dalam Salahudin 2013:42):


“Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendiddikan yang
sebenarnya”

Menurut Salahudin (2013:42):


Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan
baik buruk , memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar
kebaiakn dalam kehidupan shari-hari dengan sepenuh hati

4
2. Macam-macam karakter

Menurut badan penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum

Kemendiknas RI (dalam Syafri, 2012: 12), delapan belas karakter

pendidikan budaya karakter bangsa, yaitu:

a. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai

ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

5
Perilaku yang menunjukan upaya yang sungguh-sungguh dalam

mmengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menlai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan

didengar.

i. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara diatas dan kepentingan diri dan

kelomponya.

6
j. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,

kepedulian,dan penhargaan yang tinggi bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik dan bangsa,

k. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta

menghormati keberhasilan orang lain.

l. Bersahabat Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan senang berbicara, bergaul dan

bekerja sama dengan rang lain.

m. Cinta Damai

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran dirinya.

n. Gemar Membaca

Kebiasaan menyedihkan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

o. Peduli Lingkungan

7
Sikap dan tindakan yang selalu ingin berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

p. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

q. Tanggung Jawab

Dua tokoh pendidikan tersebut seakan membangun dunia pendidikan

Indonesia dari tidur panjangnya dan menyadarkan tentang

merosotnya moral dan akhlak bangsa ini. Gagasan pendidikan

karakter itu seakan-akan lahir sebagai jawaban dari masalah yang

mendera negeri ini.

3. Pengertian karakter religius

Pendidikan karakter siswa di sekolah merupakan upaya yang

dilakukan oleh sekolah dalam rangka pembentukan karakter siswa.

Terkait dengan sekolah, sekarang sedang digalakkan pembentukan

kultur sekolah. Salah satu kultur yang dipilih sekolah adalah kultur

akhlak mulia. Mengenai pendidikan karakter berbasis religi ini lebih

lanjut dijelaskan oleh Azzet

8
bahwa dalam pendidikan karakter, diantara nilai karakter yang baik

untuk dikembangkan dalam pribadi seseorang adalah

bertanggungjawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah,

peduli pada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat,

tekun, tidak mudah putus asa, dapat berpikir secara rasional dan

kritis, kreatif dan inovatif, dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak

sombong, sabar, cinta ilmu dan kebenaran, rela berkorban, berhati-

hati, bisa mengendalikan diri, tidak mudah terpengaruh oleh

informasi yang buruk, mempunyai inisiatif, setia menghargai waktu,

dan bisa bersikap adil. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat

beragama. Karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa

selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis,

kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari

agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan

budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan

kaidah yang berasal dari agama.

Berlandaskan hal tesebut, kita tahu bahwa mayoritas penduduk

Indonesia menganut ajaran agama yang berbeda-beda dengan

mayoritas Islam (tanpa mengesampingkan agama lain). Berdasarkan

hal itu, menurut Siswanto dalam jurnalnya “Pendidikan Karakter

Berbasis Nilai-nilai Religius”, dapat diuraikan secara lebih spesifik,

bahwa pendidikan karakter yang berbasis religius mengacu pada

9
nilai-nilai dasar yang terdapat dalam agama (Islam). Nilai-nilai

karakter yang menjadi dasar pendidikan karakter

dapat bersumber dari keteladanan Rasulullah yang dapat terwujud

dalam kehidupan sehari-hari beliau. Sumber yang dapat dijadikan

sebagai pedoman dalam pendidikan karakter dapat disebut sebagai

prinsip. Karena dalam pembahasan ini berkenaan dengan karakter

berbasis religi, maka sumber dari pendidikan karakter yang dapat

dijadikan sebagai prinsip pendidikan karakter yang berbasis religi

berhubungan erat dengan nilai-nilai keagamaan yang telah

dicontohkan oleh Rasulullah seperti yang telah disinggung pada

kalimat sebelumnya. Prinsip-prinsip yang bersumber dari nilai agama

(Islam) yang digunakan dalam merekonstruksi pendidikan karakter

berbasis religi yakni :

a. Shiddiq

Shiddiq merupakan perilaku yang diartikan dan dimaknai secara

harfiah atau bahasa sebagai perilaku jujur. Pengertian dari shiddiq itu

sendiri merupakan sebuah kenyataan yang benar yang tercermin

dalam perkataan, perbuatan, tindakan dan keadaan batinnya.

Pengertian shiddiq tersebut dapat diuraikan dalam beberapa butir,

yakni :

1) Memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi, dan

tujuan

10
2) Memiliki kemampuan kepribadian yang stabil, arif, dewasa,

mantap, jujur menjadi teladan, berwibawa, dan berakhlak mulia. Sifat

jujur merupakan salah satu dari beberapa nilai-nilai

karakter. Dimana kejujuran ini juga menjadi nilai-nilai yang

mendasar untuk diajarkan pada individu (peserta didik).

b. Amanah

Amanah merupakan sikap atau perilaku seseorang yang dapat

menjalankan dan menepati setiap janji serta tanggungjawabnya. Atau

dapat diartikan juga bahwa amanah adalah sebuah kepercayaan yang

harus ditanggung dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan

penuh komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten. Pengertian

amanah ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir yakni :

1) rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi

2) memiliki kemampuan mengembangkan potensi secara optimal

3) memiliki kemampuan mengamankan dan menjaga kelangsungan

hidup dan

4) memiliki kemampuan membangun kemitraan dan jaringan.

c. Tabligh

Tabligh merupakan perilaku seseorang yang berusaha menyampaikan

pesan atau amanat yang diberikan kepadanya untuk disampaikan pada

11
seseorang yang dituju. Sehingga, sifat Tabligh ini masih dalam

runtutan dari sifat jujur dan amanah. Ketika seseorang dapat dengan

jujur dan mampu menyampaikan amanat yang diberikan padanya,

maka ia akan dipercaya. Karena itulah, sifat-sifat ini pantas

menjadi prinsip dari terbentuknya pendidikan nilai karakter

berdasarkan nilai agama/ religi (Islam). Tidak hanya itu, Tablîgh

adalah sebuah upaya merealisasikan pesan atau misi tertentu yang

dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu. Dapat diuraikan

mengenai pengertian ini diarahkan pada :

1) memiliki kemampuan merealisasikan pesan atau misi

2) memiliki kemampuan berinteraksi secara efektif, dan

3) memiliki kemampuan menerapkan pendekatan dan metodik yang

tepat.

d. Fathonah

Fathonah merupakan salah satu sifat dari Rasulullah, fathonah ini

berarti cerdas. Pengertian secara utuh dari fathonah adalah sifat yang

meliputi kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan bidang tertentu

yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Karakteristik jiwa fathanah meliputi arif dan bijak, integritas tinggi,

kesadaran untuk belajar, sikap proaktif, orientasi kepada Tuhan,

terpercaya dan ternama, menjadi yang terbaik, empati dan perasaan

12
terharu, kematangan emosi, keseimbangan, jiwa penyampai misi, dan

jiwa kompetisi. Sifat fathanah ini dapat dijabarkan ke dalam butir-

butir :

1) Memiliki kemampuan adaptif terhadap perkembangan dan

perubahan zaman

2) Memiliki kompetensi yang unggul, bermutu dan berdaya saing

3) Memiliki kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Inilah

prinsip keempat yang melengkapi ketiga prinsip lainnya, dimana

setiap prinsip masih saling berkesiambungan dan membentuk sifat

atau kepribadian yang luhur.

4. Pembiasaan morning activity

Morning activity ialah aktivitas dipagi hari yang didalamnya

mencakup tentang kegiatan Ngaji morning dan Sholat Dhuha. Dengan

melaksanakan salat berjama’ah minimal Dhuha dan Dhuhur karena

kedua waktu sholat ini masih dalam waktu pembelajaran, atau Sholat

jum’at berjamaah, siswa siswi dididik beradaptasi dengan lingkungan

sosialnya, pada saat salat berjama’ah mereka dapat belajar bagaimana

berkata yang baik,bersikap sopan dan santun, menghargai saudaranya

semuslim, dan terjalinnya tali persaudaraaan. Untuk kegiatan Ngaji

morning dilaksanakan sebelum pembelajaran dimulai sedangkan

Sholat Dhuha dilaksanakan pada saat istirahat pertama yaitu sekitar

pukul 09.00 WIB. Dan disetiap kegiatan selalu diselipkan kajian atau

13
motivasi yang mengandung nilai-nilai religius yang sangat bermanfaat

bagi para siswa-siswi untuk menjalakan kehidupan keseharianya,

pembiasaan morning activity dilaksanakan dengan tujuan untuk

meningkatkan kedisplinan dan menumbuhkan sikap religius.

14
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 1 Lembeyan.

b. Waktu

Tanggal 10 januari 2019

Pukul : 08:00 WIB

B. Pendekatan dan Jenis Penlitian

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah metode

penelitian yang memusatkan perhatiannya pada prinsip prinsip umum

yang mendasar perwujudan satuan satuan gejala yang ada dalam

kehidupan sosial manusia. Penelitian kualitatif merupakan proses

penelitian yang bertujuan memahami suatu masalah kemanusiaan yang

didasarkan pada penyusunan suatu gambaran yang kompleks dan

menyeluruh menurut pandangan yang rinci dari para informan serta

dilaksanakan di tengah setting alamiah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk

mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam

konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar .Jenis

penelitian ini akan segera berlaku jika terdapat pertanyaan mengenai

15
bagaimana (how) dan mengapa (why) Kecenderungan dalam studi kasus

ini adalah bahwa studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan

atau seperangkat keputusan, dan mengapa keputusan tersebut diambil,

bagaimana pelaksanaannya, dan apakah hasilnya. Alasan digunakannya

jenis penelitian studi kasus adalah karena metode penelitian yang

digunakan merupakan metode penelitian deskriptif, dimana metode

kualitatif ini dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui studi kasus

maupun studi komparasi . Berdasarkan hal tersebut, jenis penelitian studi

kasus ini dipilih juga karena sifat kecenderungannya yang biasa

memperhatikan permasalahan mengenai mengapa suatu kebijakan

diambil dan bagaimana pelaksanannya.

C. Sumber Data

Peneliti mengelompokkan penentuan sumber data menjadi dua buah data

yaitu :

1. Data primer, yaitu data mengenai pembiasaan morning activity yang

meliputi kegiatan bersalaman ketika masuk gerbang sekolah, ketika

hafalan juz amma, pembacaan surat yasin ,sholat dhuha berjamaah dll.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data

sekunder ini akan diperoleh dari kepala sekolah, karyawan mengenai

sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan

siswa, keadaan sarana dan prasarana.

16
D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data

yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Metode

pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi.Atas dasar konsep tersebut, maka

ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian

ini.Ketiga teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk

memperkuat data, terutama menegenai pelaksanaan pembiasaan morning

activity sebagai upaya untuk membentuk karakter religius siswa.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu

wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur.Dalam penelitian ini

wawancara digunakan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak terkait

atau subjek penelitian, antara lain kepala sekolah ,guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi Adalah mencari data mengenai hal yang

berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan

sebagainya.Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk menunjang proses

17
penelitian, dimana tidak semua dapat diketahui hanya dengan observasi

dan wawancara saja.

E. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

a. Membuat jadwal kunjungan

b. Menyusun materi atau bahasan tentang pembentukan karakter religius

c. Membuat instrumen penelitian untuk guru dan siswa (angket,

observasi, wawancara).

Pada tahap selanjutnya, peneliti melaksanakan penelitian sesuai skenario

yang telah disiapkan sebelumnya, peneliti melaksanakan pada tindakan

ini adalah:

a. Pendahuluan

1). Mengamati kegiatan morning activity

b. Kegiatan Inti

1). Menyampaikan bahasan dan sharing tentang pentingnya karakter

religius

2). Melakukan wawancara dengan kepala sekolah ,guru dan siswa terkait

pembentukan karakter religius siwa di SMP Negeri 1 Lembeyan

3). Membagikan angket kepada siswa

c. Penutup

1). Menyimpulkan hasil wawancara

18
2). Mengumpulkan Angket yang telah dibagikan kepada sisw

2. Observasi

Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan morning

activity di SMPN 1 Lembeyan.

3. Wawancara

Tim peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru

dan Siswa terkait kegiatan morning activity sebagai upaya pembentkan

karakter religius siswa dengan menggunakan lembar evaluasi dan

angket yang telah disiapkan.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas yang telah

dilakukan terkait dengan kegiatan morning activity sebagai upaya dalam

membentuk karakter religius siswa di SMP Negeri 1 lembeyan

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data penulis menggunakan

teknik Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Cara yang

digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan,

19
dan dokumentasi yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen

pribadi, dokumen resmi dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan

ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang

dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan

usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan pertanyaan

yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah

selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan satuan.Satuan satuan

itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori itu

dilakukan dengan membuat koding. Tahapan terakhir dari analisis data

adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.Setelah data

dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah data dideskripsikan,

dianalisis, ditafsirkan, dan disimpulkan. Maka hasilnya merupakan

data kongkrit yaitu sebuah data kualitatif.

20
DAFTAR PUSTAKA

LP3M, STAIM, 2015, Buku Pedoman Proses Penulisan Peyusunan dan Ujian

Skripsi, Magetan; STAIM Magetan

Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004, Cet.20

Mu’in, Fatchul, 2016, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik,

Jogjakarta; Ar-Ruzz Media

Syafri, Ulil Amri,2012, Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an, Jakarta; PT

Raja Grafindo Persada

Salahudin, Anas dan Alkrienciehie,Irwanto, 2013, Pendidikan Karakter

Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa, Bandung; CV. Pustaka Setia

21

Anda mungkin juga menyukai