TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, agama,
lingkungan, maupun kebangsaansehingga menjadi manusia insan kamil.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk
watak peserta didik. Hal ini mencangkup keteladanan perilaku guru, cara
guru berbicara, atau menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya (Sri Narwanti 2011:14).
Suyanto (2009; 2010:37) merumuskan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (Action). Menurut
Thomas Lickona:
tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan
pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah
bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan,
karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam
tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
B. Gemar Membaca
1. Pengertian Gemar Membaca
Gemar membaca dapat dideskripsikan sebagai kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberi kebaikan bagi diri
sendiri sebagai pembaca. Dapat dikatakan bahwa gemar membaca adalah
kebiasaan seseorang melakukan aktivitas membaca berbagai bacaan.
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik ataupun
mental yang telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan
bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan orang itu. Jika di lihat
dari segi kemasyarakatan maka dapat juga dikatakan bahwa kebiasaan ialah
kegiatan atau sikap , baik fisik mupun mental yang telah membudaya dalam
suatu masyarakat . dengan demikian, suatu kebiasaan adalah merupakan
bagian dari kebudayaan suatu masyarakat.
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang
menjadi suatu kebiasaan. Bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental
sebagaimana kebiasaan-kebiasaan lainya. Membentuk kebiasaan membaca
juga memerlukan waktu yang relatif lama, disamping itu faktor-faktor
lainya juga harus ada.
Dalam usaha pembentukkan kebiasaan membaca dua aspek yang perlu
diperhatikan yaitu,minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan
motivasi) dan keterampilan membaca. Yang dimaksud keterampilan
membaca disini ialah keterampilan mata dan penguasaan tekhnik-tekhnik
membaca, kalau minat tidak berkembang (tidak ada) , maka kebiasaan
membaca sudah tentu tidak akan berkembang. Dapat juga terjadi bahwa
minat membaca telah berkembang dengan baik, tetapi keterampilan
membaca yang efisien tidak berkembang.
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui
proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan
berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan diatas bahwa 20
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu kegiatan
atau aktivitas yang ditunjukkan dengan keinginan atau kecenderungan untuk
memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh, dilakukan
dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa senang.
Menurut Rahim (2008: 28), minat baca adalah keinginan yang kuat
disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai
minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya
sendiri.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan
penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang
ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan
aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan
kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha
seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari
dalam diri. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga diperoleh makna
yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca ialah
kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang. Dari
segi kemasyarakatan, kebiasaan membaca adalah membaca yang telah
membudaya dalam suatu masyarakat. Yang perlu dicapai ialah kebiasaan
membaca yang efisien, yaitu kebiasaan membaca yaang disertai minat yang
baik dan keterampilan membaca yang efisien telah sama-sama berkembang
dengan masimal.
b) Pengaruh televisi
Televisi sangat besar pengaruhnya untuk orang dewasa maupun anak-
anak. kebanyakan mereka menghabiskan waktu luangnya di depan
televisi apakah itu untuk menonton film anak, sinetron maupun liputan
kriminal. Meskipun program televisi itu tidak salah tapi, jika
mengkonsumsinya terlalu banyak dapat menyita waktu yang berharga
yang seharusnya bisa dialokasikan untuk hal-hal yang bermanfaat yaitu
membaca sebuah buku.
d) Kurangnya fasilitas
Kondisi lingkungan/ masyarakat memang sangat mempengaruhi budaya
baca. Di negara sedang berkembang yang masalahnya masih berkutat
diseputar masalah ekonomi atau politik seperti di indonesia, seringkali
pendidikan ditempatkan diurutan kesekian, sehingga perpustakaan
merupakan suatu hal yang langka dimasyarakat. Kalaupun ada biasanya
jumlah bukunya masih kurang lengkap.
e) Keluarga
Menurut Rubin (dalam Rahim, 2008: 18), orang tua yang hangat,
demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang
berorientasi pada pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir, dan
suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orang tua yang
memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik
untuk belajar disekolah. Rumah juga berpengaruh pada sikap anak
terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca,
memiliki koleksi buku, menghargai membaca dan senang membacakan
cerita pada anak-anak umumnya menghasilkan anak yang gemar
membaca pula. faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah
sebagai berikut.
a. Faktor dari dalam
a) Pembawaan/ bakat
Pembawaan/ bakat seseorang merupakan faktor genetik yang
dituruntan oleh orang tua kepada anaknya. Jika kedua orang
tuanya senang membaca buku akan dimungkunkan sifat
tersebutakan menurun pada anaknya. Apabila anak tersebut
sudah memiliki rasa senang untuk membaca, berarti dia sudah
memiliki kesadaran akan pentingnya membaca buku. Selain itu
pembawaan/ bakat seorang anak mempengaruhi rasa
ketertarikan anak pada suatu bacaan. Apabila anak tersebut
sudah mempunyai rasa ketertarikan terhadap suatu bacaan maka
anak tersebut akan keinginan untuk meminjam ataupun memiliki
buku/ bacaan yang ia temui.
b) Jenis kelamin
Perbedaan minat membaca juga dipengaruhi oleh perbedaan
kelamin. Mungkin karena sifat kodrati, maka pria dan wanita
memiliki minat dan selera yang berbeda.
c) Tingkat pendidikan
Orang yang lebih tinggi tingkat pendidikanya akan berbeda
minat membacanya dengan orang yang lebih rendah tingkat
pendidikannya. Minat yang berbeda disebabkan karena
perbedaan kemampuan dan kebutuhan.
d) Keadaan kesehatan
Minat membaca seseorang akan dipengaruhi oleh keadaan
kesehatannya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang
mempunyai minat membaca buku, tapi dia dalam keadaan yang
kurang sehat/ sakit maka gairahnya untuk membaca akan
terganggu bahkan minat membacanya bisa sampai hilang.
Sebaliknya apabila orang/ anak tersebut dalam keadaan yang
sehat maka dia sangat bersemangat untuk membaca.
e) Keadaan jiwa
Faktor kejiwaan seseorang juga berpengaruh terhadap minat
bacanya. Apabila seseorang (khususnya anak-anak) yang
mempunyai minat membaca sedang dalam keadaan resah, sedih
ataupun kacau pikirannya, kebanyakan orang bila dalam
keadaan tersebut maka gairahnya untuk membaca akan
berkurang ataumungkin hilang. Berbeda jika dia dalam keadaan
senang/ gembira orang tersebut akan sangat bersemangat untuk
membaca.
f) Kebiasaan
Anak yang mempunyai kebiasaan/ kegemaran membaca tentu
memiliki minat terhadap buku/ bacaan, atau sebaliknya orang
yang punya minat yang besar terhadap bacaan karena mereka
telah mempunyai kebiasaan dan gemar membaca. Intensitas/
jumlah waktu yang diperlukan seseorang yang gemar membaca
dengan orang yang tidak suka membaca akan berbeda. Anak
yang gemar membaca dalam satu hari akan meluangkan waktu
untuk membaca lebih banyak dari pada anak yang tidak suka
membaca. Ciri-ciri anak yang gemar membaca apabila ada
waktu luang akanmemanfaatkan waktu luangnya untuk
membaca buku/ bacaan.Dalam lingkungan sekolah anak yang
gemar membaca apabila ada waktu luang akan dipergunakan
untuk membaca bacaan baik di kelas ataupun di perpustakaan
sekolah. Hal ini berbeda dengan anak yang tidak mempunyai
minat membaca yang tinggi, apabila ada waktu luang anak
tersebut akan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan
yang lain seperti bermain dan lain sebagainya.
2) Kebutuhan anak
Seorang anak akan berminat membaca sebuah bacaan/ buku
apabula bacaan/ buku tersebut menarik perhatian anak, sesuai
kebutuhan anak dan bermanfaat bagi anak tersebut. Apabila
terdapat sebuah buku/ bacaan yang bentuknya menarik tapi isi
dari buku tersebut tidak sesuai dengan minat kebutuhan anak
tentu buku tersebut tidak/ kurang menarik minat baca anak.
Dalam lingkungan sekolah, perpustakaan sekolah sebaiknya
memiliki buku-buku yang menarik perhatian anak didik/ siswa,
sesuai kebutuhan anak didik dan bermanfaat bagi anak didik
sehingga perpustakaan tersebut dapat menarik minat baca anak
didik/ siswa.
C. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata /bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau halini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan tersirat tidak
akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana
dengan baik Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7).
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess),
berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan
(oral languange meaning) yang mencangkup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna. Anderson (dalam Henry 2008:7)
Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita
pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri kadang-kadang
dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau
tersirat pada lambang-lambang tertulis. Membaca dapat pula di anggap
sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat.
2. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan. Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif
kita dalam membaca. Berikut ini kita kemukakan beberapa yang penting
Anderson (dalam Tarigan, 2008:9-11)
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh;
apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca yang seperti ini
disebut membaca untuk perincian-perincian atau fakta-fakta (reading
for details or facts).
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuanya. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas).
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut
membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.
(reading for sequence organization)
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki oleh para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa
, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to
classify).
f) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti apa yang
diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam
cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi
(reading to evaluate).
g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal bagaimana
dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai
pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contrast).