Anda di halaman 1dari 6

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DAN WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PRESPEKTIF QURAN HADIS

A. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak- anak
agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif
kepada lingkungan di mana ia tinggal. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan
kepada anak-anak adalah nilai-nilai universal (nilai agama, nilai moral, nilai
kewarganergaraan, nilai adat istiadat, nilai budaya, nilai hukum dan lain-lain,
yang mana nilai-nilai tersebut dapat diterima oleh semua golongan sehingga
mampu dijadikan pemersatu bagi seluruh masyarakat yang terdiri dari beraneka
ragam budaya, agama, ras, adat istiadat, suku, dan latarbelakang.
Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter
bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat
pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut
dalam proses pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut
Diknas adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu


yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Selain nilai-nilai dalam pendidikan karakter seperti di atas , Indonesia
Heritage Fondation menyusun sembilan pilar karakter. Kesembilan pilar tersebut
merupakan nilai- nilai universal yang di antaranya yaitu:
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanya
Nilai kecintaan terhadap tuhan merupakan nilai yang akan menjiwai nilai-
nilai yang lainnya dan nilai-nilai lainnya harus bersumber pada pilar yang
pertama ini. Pilar pertama ini juga searah dengan nilai yang dikembangkan
pada dasar idiologi bangsa kita, yaitu pancasila.
2. Kemandirian dan tanggung jawab
Kemandirian dan tanggung jawab akan melatih anak untuk menjadi pribadi
yang terbaik. Anak akan terbiasa tidak menyalahkan keadaan atau orang
lain, menerima segala akibat dari perbuatan yang dilakukan. Anak tidak
menggantungkan dirinya terhadap orang lain, ia akan berusaha dengan
segala kemampuannya untuk mendapatkan yang terbaik di dalam hidupnya.
3. Kejujuran/ amanah
Mengajarkan nilai kejujuran bukanlah suatu hal yang mudah, dikarenakan
dalam fonomena kehidupan banyak sekali nilai ketidakjujuran dipraktekkan
di segala bidang kehidupan dan hal tersebut dijadikan teladan bagi anak,
sehingga menyebabkan nilai kejujuran tidak dikenal. Dari sini, maka nilai
kejujuran harus dikembangkan dalam pendidikan karakter yang meliputi:
kejujuran terhadap diri sendiri, orang lain, terhadap lembaga, dan terhadap
masyarakat.
4. Hormat dan santun
Hormat tidak akan diberikan kecuali bila itu juga diterima. Kita harus
menghormati anak-anak kita dahulu (dari kita berbicara dan
memperlakukannya) sebelum menuntut mereka menghormati kita. Hormat
yang anak terima di rumah akan menjadi dasar untuk hormat kepada diri
sendiri, dan hormat yang dilakukan di rumah akan menjadi dasar sikap
hormat dan santun kepada orang lain.
5. Dermawan, suka menolong dan gotong- royong
Dermawan, suka menolong dan gotong royong merupakan nilai- nilai yang
tercermin dalam salah satu dasar negara kita. Nilai-nilai tersebut mendorong
anak untuk memiliki sikap kepekaan.
6. Percaya diri, kreatif dan pekerja keras.
Percaya diri, kreatif dan pekerja keras merupakan sikap yang mampu
mendorong anak untuk memiliki semangat untuk mencapai masa depan yang
lebih bagus. Anak yang memiliki sikap percaya diri akan mudah untuk
mengembangkan bakatnya. Apalagi jika sikap tersebut dibarengi dengan
kerja keras dan kreatif maka anak kelak akan mampu menemukan hal-hal
yang baru dalam kehidupannya.
7. Kepemimpinan dan keadilan
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan keadilan harus dilatih dan
dibiasakan sejak dini. Nilai kepemimpinan dan keadilan yang dikembangkan
dalam pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
peserta didik yang siap menjadi khalifah di muka bumi. Mampu menghapus
ketidakjujuran dan mau membela yang benar.
8. Baik dan rendah hati
Baik hati dan rendah diri adalah nilai manusiawi yang penting dimiliki oleh
anak-anak. Sikap ini melibatkan komponen-komponen seperti empati, ramah,
keberanian dan lain-lain. Anak yang didik dengan sikap baik hati dan rendah
diri, ia akan terhindar dari sikap sombong. Masa depannya diwarnai dengan
sikap emapti dan peduli terhadap sesama dan enggan untuk berprilaku yang
merugikan orang lain.
9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan.
Nilai toleransi, kedamaian dan kesatuan perlu ditanamkan sejak dini pada
jiwa anak- anak. Karena, kita ketahui bersama bahwa bangsa kita terdiri dari
beraneka ragam suku, agama, budaya, adat istiadat dan latarbelakang.
Dengan nilai ini, anak diajarkan untuk menghargai keberagaman tersebut,
anak diajarkan untuk bisa hidup dalam keberagaman dan mampu menjalin
persatuan dan kesatuan.
Selain kesembilan pilar diatas, Najib Sulhan dan M Furqon Hidayatullah
mengembangkan nilai-nilai karakter berdasarkan sifat karakter Rasulallah, yaitu:
1. Sidiq
Sidiq adalah sebuah kenyataan yang benar yang
tercermin dalam perkataan, perbuatan atau tindakan dan keadaan batinnya.
Sifat sidiq oleh M Furqon dijabarkan menjadi beberapa indikator, yaitu:
memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi dan tujuan,
memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, jujur
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 6:
2. Amanah
Amanah adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam
mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten,
kerja keras dan konsisten. Pengertian amanah ini dapat dijabarkan menjadi
beberapa indikator, yaitu: rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi;
memiliki kemampuan mengembangkan potensi secara optimal; memiliki
kemampuan mengamankan dan menjaga kelangsungan hidup; memiliki
kemampuan membangun kemitraan dan jaringan.
3. Fatanah
Fatanah adalah sebuah kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan
bidang tertentu yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual. Menurut Toto Tasmara yang dikutip oleh M. Furqon bahwa
karakteristik jiwa fatanah yaitu: arif dan bijak, integritas tinggi, kesadaran
untuk belajar, sikap proaktif, orientasi kapada tuhan, terpercaya dan
ternama, menjadi yang terbaik, empati dan perasaan terharu, kematangan
emosional, keseimbangan, jiwa penyampai misi, jiwa kompetisi.
4. Tabligh
Tabligh adalah sebuah upaya merealisasikan pesan atau misi tertentu
yang dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu. Pengertian ini
dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator yaitu: memiliki kemampuan
merealisasikan pesan atau misi; memiliki kemampuan berinteraksi secara
efektif dan memiliki kemampuan menerapkan pendekatan dan metode
dengan tepat.

B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dan Wawasan Kebangsaan Dalam Perspektif


Qu’ran (Surat Yusuf)
1. Kelompok I (Surat Yusuf Ayat 1-6)
Religius
2. Kelompok II (Surat Yusuf Ayat 7-20)
Nilai Tanggung Jawab
3. Kelompok III (Surat Yusuf Ayat 21-29)
Nilai Tanggung Jawab

4. Kelompok IV (Surat Yusuf Ayat 30-35)


Rasa Ingin Tahu

5. K e l o m p o k VI (Surat Yusuf Ayat 36-42)


Bersahabat/Komunikatif

6. K e l o m p o k VI (Surat Yusuf Ayat 42-49)


Rasa Ingin Tahu

7. K e l o m p o k VIII (Surat Yusuf Ayat 58-68)


Nilai Tanggung Jawab
8. K e l o m p o k IX (Surat Yusuf Ayat 69-79)
Nilai kejujuran

10.K e l o m p o k X (Surat Yusuf Ayat 80-93)


Religius

11.K e l o m p o k XI (Surat Yusuf Ayat 94-104).


Cinta damai

C. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dan Wawasan Kebangsaan Dalam Perspektif


Hadis
Di bawah ini akan dipaparkan hadis-hadis yang terkait dengan nilai-nilai
pendidikan karakter lengkap dengan sanad dan matannya. Adapun hadis-
hadisnya yang antara lain:
Hadis di atas menceritakan tentang instruksi Rasulullah SAW kepada
umat Islam agar memerintah anaknya untuk melaksanakan ibadah shalat ketika
usia tujuh (7) tahun. Apabila pada usia 10 tahun si anak tetap tidak mau
melaksanakan ibadah shalat, maka orang tua boleh memukul anaknya tersebut.
Pukulan yang dimaksud adalah pukulan yang bersifat mendidik, agar si anak
mau melakukan shalat. Pukulan yang dimaksud bukan pukulan untuk
menyakiti, tetapi untuk mendidik anak agar memiliki karakter keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam agar dalam memberikan
pendidikan kepada anak itu dilakukan secara bertahap. Pada usia 7 tahun anak
sekedar diperintah untuk shalat, kalau tidak mau, tidak usah dipukul. Akan
tetapi pada usia 10 tahun, ketika diperintah untuk shalat, anak tidak mau shalat,
maka orang tua diperbolehkan untuk memukul anaknya pada bagian yang tidak
membahayakan, misalnya, punggung; agar si anak mau melaksanakan shalat.
Hadis yang memerintah shalat anak oleh orang tuanya sejalan dengan
nilai-nilai karakter atau perilaku manusia terhadap Tuhan-Allah SWT. Nilai-nilai
perilaku manusia terhadap Tuhan meliputi: taat kepada Tuhan, syukur, ikhlas,
sabar, tawakkal (berserah diri kepada Tuhan). 10 Nilai-nilai perilaku manusia
terhadap Tuhan ini akan membentuk karakter spiritual atau keimanan atau
ketakwaan kepada Allah SWT.
Hadis tentang perintah shalat kepada anak juga mengandung nilai-nilai
perilaku manusia terhadap diri sendiri. Nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri
sendiri mengandung karakter reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis,
kreatif, inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar,
berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji,
adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja
keras, tekun, ulet atau gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif,
inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat, efisien, menghargai,
dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan, sportif, tabah,
terbuka, dan tertib.
Hadis tentang perintah shalat jelas mengandung – antara lain- tuntunan
untuk mencapai kedisiplinan waktu, tanggung jawab sebagai hamba Allah SWT,
berfikir positif, sabar dan tabah dalam menjalankan perintah Tuhan dan

menjauhkan diri dari larangan Tuhan. Dalam menjalankan ibadah shalat,


seseorang juga berarti melaksanakan refleksi diri dengan berkomunikasi
langsung dengan Tuhan melalui ritual ibadah shalat.
Hadis berikutnya yang mengandung konsep pendidikan karakter dapat
dilihat di bawah ini:
Hadis di atas memberikan penjelasan bahwa Rasulullah SAW pada suatu
ketika shalat dengan menggendong cucunya yang bernama Amamah binti Zainab
binti Muhammad SAW. Pada waktu sujud, Rasulullah menaruh cucunya, dan
pada waktu berdiri, Rasulullah menggendong cucunya tersebut. Hal ini
menunjukkan sikap dan perilaku Rasulullah yang cinta dan sayang kepada anak,
perempuan, dan sesama. Perilaku ini memberikan teladan pembelajaran kepada
umat Islam untuk supaya memiliki karakter cinta kepada sesama, kepada anak,
dan kepada perempuan.
Karakter cinta, peduli, kasih sayang ini sejalan dengan nilai-nilai perilaku
manusia terhadap sesama manusia. Nilai- nilai perilaku manusia terhadap
sesama manusia meliputi: taat peraturan, toleran, peduli, kooperatif, demokratis,
apresiatif, santun, bertanggung jawab, menghormati orang
lain, menyayangi orang lain, pemurah (dermawan), mengajak berbuat baik,
berbaik sangka, empati dan konstruktif.
Hadis di atas juga menunjukkan keberpihakan Rasulullah terhadap kaum
perempuan. Pada masa Rasul sebelum diutus, kaum perempuan sangat dianggap
hina dalam tradisi jahiliyah. Kaum perempuan dianggap tidak berharga dan tidak
begitu berguna. Fungsi perempuan hanya sebagai pemuas nafsu. Perempuan
hanya sebagai ajang pelampiasan laki-laki. Tidak jarang ketika ada bayi
perempuan terlahir, dikubur hidu-hidup karena dianggap tidak berguna untuk
diajak perang. Posisi dan peran perempuan sangat dihinakan. Akan tetapi pada
masa Rasulullah, posisi dan peran perempuan diangkat dan disetarakan dengan
laki-laki. Hadis di atas menjadi salah satu hadis yang menunjukkan hal itu.
Hadis berikutnya yang mengandung ajaran karakter
kepada umat Islam adalah sebagai berikut:

Hadis di atas menjelaskan bahwa suatu ketika ada seorang Arab (badui)
non Muslim datang ke masjid lalu kencing di dalam masjid. Sahabat-sahabat
marah dan hampir memukuli orang tersebut, tetapi Rasulullah SAW melarang
sahabat-sahabat yang ada di lokasi tersebut untuk menindak orang yang kencing
tersebut. Rasulullah menyuruh para sahabat agar membiarkan orang tersebut
kencing sampai tuntas. Setelah orang tersebut menyelesaikan kencingnya,
Rasulullah menyuruh para sahabat agar menyucikan lantai masjid tersebut
dengan air, dan kemudian memberikan teguran serta peringatan terhadap orang
kafir tersebut.
Perilaku Rasulullah di atas menunjukkan sikap toleran terhadap orang
lain. Meskipun orang yang kencing tersebut jelas-jelas salah, tetapi kesalahan
tersebut dilakukan karena ketidaktahuan. Rasulullah sangat bijaksana dengan
membiarkan orang yang kencing tersebut untuk menuntaskan kencingnya.
Sebab ketika ditegur dan dimarahi pada waktu kencingnya belum selesai, sangat
dimungkinkan orang tersebut lari ke mana-mana dan air kencingnya malah
meluber ke mana-mana. Di samping toleran, bijaksana, Rasulullah memberikan
pelajaran kepada para sahabat, agar dalam memberikan sanksi kepada orang
yang salah itu ketika orang tersebut berbuat kesalahan dengan kesengajaan
padahal sudah mengetahui bahwa perbuatannya itu salah.
Disamping perilaku Rasulullah di atas menunjukkan kandungan nilai
karakter cinta kepada sesama manusia (antara lain toleran), juga menunjukkan
nilai-nilai perilaku etik manusia terhadap lingkungan. Rasulullah sangat peduli
terhadap lingkungan, sehingga ketika suatu lingkungan kotor, sebisa mungkin
kotoran itu tidak meluber ke lingkungan yang lain. Nilai-nilai perilaku manusia
terhadap lingkungan meliputi: peduli dan bertanggung jawab terhadap
pelestarian, pemeliharaan dan pemanfaatan tumbuhan, binatang dan lingkungan
alam sekitar.
Tiga hadis di atas, mengandung nilai-nilai karakter atau perilaku manusia
terhadap Tuhan, perilaku manusia terhadap diri sendiri, perilaku manusia
terhadap sesama manusia dan perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar.
Masih banyak hadis lain yang mengandung ajaran karakter yang dapat digali,
namun dalam modul ini hanya tiga hadis yang disampaikan.

Rangkuman

Dari paparan di atas dapat di simpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan


karakter yang terdapat dalam surat yusuf dalam Alquran, setidaknya lebih
dari 10 point dari 18 nilai karakter yang disebutkan oleh kemendiknas, yaitu
sebagai berikut:
1. Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadp pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur yaitu Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3. Disiplin yaitu Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
4. Kerja keras yaitu Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Cinta Damai yaitu Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lainmerasa senang dan amam atas kehadiran dirinya.
6. Peduli Sosial yaitu Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
7. Bersahabat/komunikatif yaitu Tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
8. Semangat kebangsaan yaitu Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangasa dan negara diatas kepentingan
diri dan kelompoknya.

9. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,


etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
10. Rasa Ingin Tahu yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipeajarinya,
dilihat, dan didengar.
11. Tanggung jawab yaitu Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
12. Dan hadis-hadis tentang pendidikan karakter adalah hadis- hadis yang
menyatakan, baik secara eksplisit maupun implisit, t entan g penanaman nilai-
nilai karakter pada diri seseorang, yang selanjutnya dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sosial, utamanya dalam proses pentranferan nilai- nilai
karakter

Anda mungkin juga menyukai