Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI MASLUKAH

NIM : 857807434

KELAS : PG PAUD SEMESTER 6

STUDI : METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA

TUGAS DISKUSI 1

1. Jelaskan perbedaan hakikat moral, moralitas, etika!


2. Jelaskan tahapan moral anak usia dini!
3. Jelaskan hakikat disonansi moral!
4. Sebutkan 3 pola orientasi moral pada anak usia dini!
5. Jelaskan faktor-faktor munculnya disonansi!

JAWABAN
1. Pengertian moral, moralitas, dan etika memiliki kesamaan dan kemiripan makna.
moral Memiliki makna akhlak atau tingkah laku yang susila,
sedangkan Moralitas dimaknai dengan kesusilaan.
Etika diartikan dengan tata susila atau suatu cabang filsafat yang membahas atau
menyelidiki nilai-nilai dalam tindakan atau perilaku (akhlak) manusia. Ketiga istilah tersebut
memberikan gambaran bahwa yang menjadi pembahasan adalah masalah aturan
berperilaku manusia dalam kehidupannya. Masing-masing istilah saling menguatkan dan
melengkapi serta dapat dipergunakan sesuai konteks dan kebutuhan.
2. Tahapan moral anak usia dini menurut Piaget ada dua yaitu:
Tahap pertama tahap moralitas heteronomous yang terjadi pada anak usia 4 sampai 7
tahun. Pada tahap ini mereka menganggap keadilan dan aturan sebagai sifat-sifat dunia/
lingkungan yang tidak berubah dan lepas dari kendali manusia.
Tahap kedua tahap moralitas otonomus terjadi pada anak usia 10 tahun ke atas, anak sudah
menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu di ciptakan oleh manusia dan mereka
menilai suatu tindakan seseorang harus dipertimbangkan maksud si pelaku dan juga
akibatnya.
3. Disonansi di pakai dalam dunia pendidikan yang terkait dengan pendidikan nilai, norma, dan
moral, disonansi menekankan pada pengurangan/penurunan gema atau getar ajaran nilai.,
norma, moral yang ada pada diri seseorang.
4. Pola orientasi moral pada anak usia dini yaitu
• Fase premoral pada pola ini sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls
biologis dan sosial
• Tingkat konvensional perkembangan moral manusia pada tahapan ini banyak
didasari oleh sikap kritis kelompoknya
• Autonomous pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak dilandasi pola
pikirnya sendiri.
5. Faktor-faktor munculnya disonansi ada empat yaitu:
a. Disonansi Kognitif
Dorongan yang muncul berasal dari pemahaman ilmu atau pengetahuan yang sangat
mantap /mapan, kuat, serta komprehensif yang dimiliki seseorang
b. Disonansi personal
Dorongan yang muncul berasal dari kebutuhan dan kepentingan diri, ketergesan dan
keadaan darurat, kekerabatan dan keluarga, keyakinan diri dan mitos, kebiasaan dan
budaya, tugas dan jawaban, serta hasrat untuk sukses dan kesenangan.
c. Disonansi sosiopolitis
Dorongan yang muncul berasal dari idiologi, rasa, kesukaan, nasionalisme, dan
sebagainya.
d. Disonansi berdasarkan bawaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pola modernisasi.

TUGAS DISKUSI 2

1. Jelaskan teori kecerdasan moral Lickona!


2. Jelaskan 3 proses pembinaan yang harus dilakukan agar anak sampai pada tahap moral
action, menurut Lickona dalam mengembangkan kecerdasan moral!
3. Jelaskan metode dalam mengembangkan moral anak!
4. Jelaskan penerapan anak penanaman nilai-nilai kejujuran pada anak usia dini!
5. Bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi dan setiakawan pada anak usia dini!

JAWABAN

1. Menurut Lickona , terdapat 11 prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif :
➢ Kembangkan nilai-nilai etikainti dan nilai-nilai kinerja pendukungnya sebagai fondasi
karakter yang baik.
➢ Definisikan ‘karakter’ secara komperehensif yang mencakup pikiran, perasaan dan
perilaku.
➢ Gunakan penvdekatan yang komperehensif, disengaja dan proaktif dalam
mengembangkan karakter.
➢ Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian.
➢ Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral.
➢ Buat kurikulum akademis yang bermakna dan menantang yang menghormati semua
peserta didik, mengembangkan karakter dan membantu peserta didik untuk berhasil.
➢ Usahakan mendorong motivasi didri peserta didik.
➢ Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung
jawab dalam pendidikan karakter serta upaya untukmematuhi nilai-nilai inti yang sama
yang membimbing pendidikan siswa.
➢ Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang
bagi inisiatif pendidikan karakter.
➢ Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan
karakter.
➢ Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh
mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.
2. Menurut Lickona untuk mendidik moral anak sampai pada tataran moral action, diperlukan 3
proses pembinaan yang berkelanjutan, yaitu :
➢ Mulai dari proses moral knowing
➢ Moral feeling, hingga sampai pada
➢ Moral action. Ketiganya harus dikembangkan secara terpadu dan seimbang.
3. Adapun metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan moral anak ada 2.
1. Metode pembelajaran dengan pendekatan Heart Start dikembangkan oleh Indonesia
Heritage Foundation, yaitu
➢ memberikan pendidikan karakter secara sistematis selama 20 menit setiap pagi
hari dengan menanamkan sembilan pilar karakter seperti,
➢ Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya Tanggung jawab , kedisiplinan, dan
kemandirian
➢ Kejujuran/ amanah dan arif
➢ Hormat dan santun
➢ Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerja sama
➢ Percaya diri, kreatif dan pekerja keras
➢ Kepemimpina dan keadilan
➢ Baik dan rendah hati
➢ Toleransi, kedamaian dan kesatuan
2. Metode yang kedua adalah dengan mengintegrasikan proses pendidikan pilar-pilar
karakter dalam sentra-sentra, meliputi
➢ Imajinasi
➢ Rancang bangun
➢ Seni kreasi
➢ Eksplorasi
➢ Kebun, ikan dan ternak
➢ Persiapan
➢ Keimanan dan ketakwaan
4. Penanaman nilai-nilai kejujuran pada anak usia dini berkaitan erat dengan perkembangan
sosial anak itu sendiri, Perkembangan sosial memainkan satu bagian dalam perkembangan
anak-anak3-5 tahun. Ketika berinteraksi dengan anak-anak lain, mereka mulai
mengembangkan arti konsep diri dan kemampuan diri( Carol Seefeldt & Barbara A.
Wasik,2008). Hal itu sangat penting diperhatikan dan dipedulikan oleh setiap pendidik,
mengingat proses konsep diri dan kemampuan diri adalah dua hal yang turut membentuk
karakter dan kepribadian seseorang.
5. Dalam menerapkan nilai-nilai toleransi dan setia kawan pada PAUD bisa dilakukan dengan
tidak membeda-bedakan teman yang berbeda agama.
Misalnya, ada anak yang beragama Islam dan Kristen dalam sebuah lembaga TK, Anak yang
beragama kristen sabar Menunggui temannya yang sedang beribadah dan setelah selesai
mereka bermain kembali bersama-sama .

Anda mungkin juga menyukai