Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan karakter adalah sebuah upaya untuk mengembangkan nilai-nilai baik
pada diri peserta didik agar mereka memiliki kepribadian yang baik, bijak, dan dapat
memberikan kontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat luas. Pendidikan
karakter juga bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten,
bermoral, dan berkecerdasan emosional.Landasan berpikir pendidikan karakter dapat
dilihat dari beberapa perspektif, seperti etika, psikologi, sosiologi, dan pedagogi. Secara
etika, pendidikan karakter didasarkan pada nilai-nilai universal yang bersumber dari
agama, budaya, dan Pancasila. Secara psikologi, pendidikan karakter didasarkan pada
pemahaman tentang perkembangan moral dan karakter peserta didik. Secara sosiologi,
pendidikan karakter didasarkan pada kebutuhan untuk membentuk warga negara yang
demokratis, toleran, dan peduli sosial.
Secara pedagogi, pendidikan karakter didasarkan pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang efektif, menyenangkan, dan bermakna.
Sumber daya manusia dan pendidikan karakter memiliki hubungan yang erat. Sumber
daya manusia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan melalui pendidikan.
Pendidikan karakter adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan sumber daya
manusia. Dengan pendidikan karakter, sumber daya manusia dapat memiliki kualitas
yang tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dengan
sikap dan perilaku yang baik.
Strategi implementasi pendidikan karakter dapat dilakukan melalui beberapa cara,
seperti pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam kurikulum dan mata pelajaran,
pembiasaan dan latihan dalam kegiatan sehari- hari di sekolah, pemberian contoh dan

1
teladan oleh guru dan orang tua, penciptaan suasana berkarakter di sekolah dan
keluarga, serta pembudayaan nilai-nilai karakter dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pendidikan karakter?
2. Bagaimana pendidikan karakter di Indonesia?
3. Apa itu Landasan berpikir?
4. Bagaimana implementasi Pendidikan karakter?
5. Bagaimana pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi akademik dan
kesejahteraan psikologis peserta didik?
6. Apa peran sumber daya manusia dalam pendidikan karakter?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah
berhasil.

1.4 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian, landasan,
tujuan, dan fungsi pendidikan karakter.
2. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif dalam
menelaah berbagai isu dan permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan
karakter.
3. Menstimulasi minat dan motivasi untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

2
4. Menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan terbaru tentang berbagai model,
strategi, program, dan contoh pendidikan karakter yang telah berhasil dilakukan
di dalam dan luar negeri.
5. Memberikan rekomendasi dan saran yang konstruktif untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas pendidikan karakter di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sebuah upaya mengembangkan nilai-nilai baik pada


diri peserta didik agar mereka memiliki kepribadian yang baik, bijak, dan dapat
memberikan kontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat luas. Pendidikan
karakter juga bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten,
bermoral, dan berkecerdasan emosional.

Pendidikan Karakter dalam Dunia Global Istilah karakter sendiri sesungguhnya


menimbulkan ambiguitas. Karakter, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“karasso”, berarti “cetak biru”, “format dasar”, “sidik” seperti dalam sidik jari.
Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pengertian mengenai karakter itu sendiri.
Secara harfiah Hornby dan Parnwell mengemukakan karakter artinya “kualitas mental
atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi”.

Contoh dari pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

a. Di sekolah, siswa belajar untuk menghormati guru, teman, dan staf sekolah. Mereka
juga belajar untuk mengikuti aturan, jadwal, dan tata tertib sekolah. Mereka juga
belajar untuk bekerja sama, berbagi, dan membantu sesama dalam kegiatan belajar
dan bermain. Mereka juga belajar untuk mengembangkan potensi diri mereka
melalui berbagai mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan kompetisi. Mereka juga
belajar untuk menghargai prestasi diri dan orang lain, serta mengakui kesalahan dan
memperbaikinya.
b. Di rumah, anak-anak belajar untuk menghormati orang tua, saudara, dan anggota
keluarga lainnya. Mereka juga belajar untuk menjaga kebersihan, kerapihan, dan

4
kenyamanan rumah. Mereka juga belajar untuk berbakti, berterima kasih, dan
menyayangi keluarga. Mereka juga belajar untuk mandiri, bertanggung jawab, dan
berhemat dalam mengurus diri dan kebutuhan sehari-hari. Mereka juga belajar
untuk beragama, berdoa, dan menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka.
c. Dimasyarakat, warga negara belajar untuk menghormati hukum, norma, dan etika
yang berlaku. Mereka juga belajar untuk toleran, damai, dan harmonis dalam
berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda agama, etnis, budaya, dan gender.
Mereka juga belajar untuk peduli, empati, dan solidaritas terhadap orang-orang
yang membutuhkan bantuan atau perlindungan. Mereka juga belajar untuk kreatif,
inovatif, dan produktif dalam menciptakan karya atau jasa yang bermanfaat bagi
masyarakat. Mereka juga belajar untuk cinta tanah air, bangga menjadi Indonesia,
dan menjaga keutuhan NKRI.

2.2 Landasan Berpikir

Pengertian dari landasan berpikir adalah dasar atau alasan yang mendasari suatu
pemikiran atau penalaran. Landasan berpikir dapat bersifat ilmiah atau non-ilmiah,
tergantung pada sumber, metode, dan tujuan dari pemikiran tersebut. Landasan berpikir
ilmiah adalah dasar-dasar yang harus kita ketahui mengenai cara berpikir secara
rasional, objektif, dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Landasan
berpikir non-ilmiah adalah dasar-dasar yang tidak memenuhi syarat-syarat ilmiah,
seperti berdasarkan pada keyakinan, emosi, intuisi, atau tradisi.

2.3 Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Karakter

Sumber daya manusia dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam supaya
menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik. Tentunya sumber daya manusia itu
harus mempunyai kemampuan serta keterampilan yang bermutu. Oleh karena itu,
pendidikan memiliki peran yang sangat krusial sebagai upaya meningkatkan kualitas
SDM. Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan karakter juga dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia di Indonesia.

5
Di Indonesia, pendidikan karakter setidaknya memiliki sembilan pilar karakter dasar,
mulai dari; 1) cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya; 2) tanggung jawab,
disiplin, dan mandiri; 3) jujur; 4) hormat dan santun; 5) kasih sayang, peduli dan
Kerjasama; 6) percaya diri, kreatif, pantang menyerah dan kerja keras; 7) keadilan dan
kepemimpinan; 8) baik dan rendah hati; 9) toleransi, cinta damai, dan persatuan
(Mustoip, Japar & Zulela, 2018).

Mahasiswa di perguruan tinggi misalnya, diberikan pembelajaran tentang karakter mulai


dari tentang orang lain sebagai sesama warga negara, konstitusi, hak warga negara,
kewajiban warga negara, wawasan nusantara, keberagaman dan konflik sosial, integrasi-
ketahanan dan identitas nasional, nasionalisme dan berpartisipasi sebagai warga global
(Tim Character Building Development Center Universitas Bina Nusantara Jakarta,
2020).Dalam tema agama, diajarkan tentang konsep agama secara umum, mengenal
Tuhan berdasarkan kitab suci, mengenal Tuhan melalui alam dan sesama manusia,
peran agama menciptakan perdamaian dunia, hati nurani, ritusritus agama, kerendahan
hati dan memaafkan, makna relijius dalam bekerja dan menjadi pribadi yang relijius-
spiritual (Tim Character Building Development Center Universitas Bina Nusantara
Jakarta, 2020).

2.4 Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Strategi implementasi pendidikan karakter adalah cara-cara yang dilakukan untuk


menerapkan pendidikan karakter di berbagai jenjang dan lingkup pendidikan.
Pendidikan karakter adalah sebuah upaya untuk mengembangkan nilai-nilai baik pada
diri peserta didik agar mereka memiliki kepribadian yang baik, bijak, dan dapat
memberikan kontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat luas.

a. Pengintegrasian nilai dan etika pada mata pelajaran. Strategi ini dilakukan
dengan menyelipkan nilai-nilai karakter dalam materi, metode, media, dan
evaluasi pembelajaran. Contohnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
guru dapat mengajarkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan toleransi melalui
teks-teks sastra.

6
b. Internalisasi nilai positif yang ditumbuhkan oleh semua warga sekolah. Strategi
ini dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai karakter dalam hati dan pikiran
peserta didik melalui contoh dan teladan dari kepala sekolah, guru, dan orang
tua. Contohnya, kepala sekolah dapat menunjukkan sikap disiplin, bertanggung
jawab, dan peduli terhadap guru dan siswa.
c. Pembiasaan dan latihan. Strategi ini dilakukan dengan membentuk kebiasaan
dan keterampilan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
sehari-hari di sekolah. Contohnya, siswa dapat belajar untuk bersih, rapi, dan
hemat melalui kegiatan membersihkan kelas, merapikan buku, dan menghemat
air.
d. Penciptaan suasana berkarakter di sekolah. Strategi ini dilakukan dengan
menciptakan iklim dan budaya sekolah yang mendukung terwujudnya
pendidikan karakter. Contohnya, sekolah dapat menyediakan fasilitas, sarana,
prasarana, dan simbol-simbol yang menggambarkan nilai-nilai karakter.
e. Pembudayaan. Strategi ini dilakukan dengan menjadikan nilai-nilai karakter
sebagai bagian dari gaya hidup peserta didik yang tidak hanya diterapkan di
sekolah, tetapi juga di rumah dan masyarakat. Contohnya, siswa dapat
melaksanakan program pengabdian masyarakat yang melibatkan partisipasi aktif
dari orang tua dan masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan karakter sangat penting diterapkan demi mengembalikan karakter


bangsa indonesia yang sudah mulai luntur.Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter
di sekolah dasar,diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang
terjadi dimasyarakat.pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat dilaksanakan
pada ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan
pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler atau kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan
keseharian dirumah dan di masyarakat,Pendidikan karakter merupakan nilai yang
diperlukan dalam mewujudkan kelangsungan hidup bangsa, yang nantinya menjadi
pijakan anak Indonesia sehingga berkembang menjadi pribadi yang berkualitas,
memilili akhlak yang baik, jujur, tanggung jawab, hormat dan disiplin.

3.2 Saran

Berbagai karakter bisa dikenalkan pada anak, misalnya kejujuran, saling


menghargai, tanggung jawab, adil, peduli, dan bertindak sebagai warga negara yang
baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sudarma, U. (2022). Pendidikan karakter dalam mewujudkan sumber daya manusia


berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045. Sharia: Jurnal Kajian Islam, 1(1), 37-55.

Yaumi, Muhammad. Pendidikan karakter: landasan, pilar & implementasi. Prenada


Media, 2016.

Sukiyat, H. Strategi implementasi pendidikan karakter. Jakad Media Publishing, 2020.

Anda mungkin juga menyukai