MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA PPG PRAJAB GELOBANG 1 TAHUN 2022
KERJAKAN 5 SOAL DARI 7 SOAL YANG ADA !
1. Jelaskan Makna “Pendidikan” sesuai pandangan Ki Hajar Dewantara (KHD) ! Dan
apakah perbedaannnya dengan “Pembelajaran” ? 2. Bagaimana pendapat saudara tentang “Guru yang Profesional” ? Jelaskan karakteristik guru yang profesional ! 3. Apa maksud dan tujuan KHD menjadikan “Sekolah” menjadi “TamanSiswa” ? Jelaskan ! 4. Pendidikan di Indonesia menerapkan “Pendidikan yang Holistik”, jelaskan apa maksudnya dan berikanlah contohnya ! 5. Pendidiakn di Indonesia berupaya menciptakan “Pelajar Pancasila”. Pelajar Pancasila memiliki 6 karakteristik, sebutkan ke lima karakteristik Pelajar Pancasila ! Dan berikan contoh aksi nyata di sekolah praktikan saudara ! 6. Apa yang dimaksudkan “Pendidikan yang Memerdekakan” ? Jelaskan dan Tunjukkan aksi nyata dalam praktik pembelajaran saudara ! 7. Pembelajaran masa kini adalah “Pembelajaran yang berpihak pada Murid/Siswa”, apa maksudnya, Jelaskan dan juga tunjukkan aksi nyata dalam Pratik pembelajaran saudara!
1. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Dalam buku Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan dimaksudkan agar peserta didik kelak sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Konsep tersebut diejawantahkan dalam sejumlah pandangannya mengenai dasar-dasar pendidikan. Di antaranya kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, kemanusiaan, kekeluargaan, budi pekerti, dan keseimbangan. Sedangkan pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 2. Guru yang professional yaitu guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang karir untuk peningkatan keefektifan proses pembelajaran siswa seiring dengan perkembangan lingkungan. guru mampu bekerja dan belajar dengan sesama atau orang yang sudah memiliki banyak pengalaman sebagai upaya menghadapi tantangan dalam sekolah dan juga dalam pengajaran. Dalam mengajar, guru harus berlandaskan standar profesional mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran, serta dapat berkomunikasi yang baik secara langsung maupun menggunakan teknologi secara efektif dengan orang tua murid untuk mendukung pengembangan sekolah. Karakteristik guru professional yaitu memiliki komitmen untuk bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa dipercaya dan menghargai orang lain. Salah satu hal yang amat penting dari sifat profesional adalah memiliki komitmen untuk bekerja keras untuk kemajuan sekolah. Selain itu guru professional harus memiliki 4 kompetensi yaitu Kompetensi pedagogik, artinya kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Kompetensi kepribadian, artinya guru harus memiliki kepribadian yang baik, karena guru sebagai panutan bagi peserta didik. kompetensi sosial, artinya guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif, Kompetensi professional, artinya kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran 3. Tujuan KH. Dewantara mengubah Sekolah menjadi taman siswa adalah sebagai salah satu cara dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif dan inspiratif. Selain itu dengan berdirinya taman siswa ini bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan serta sehat jasmani dan rohaninya. 4. Pendidikan yang holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan spiritual. Selain itu pendidikan holistik yaitu suatu proses pembentukan manusia muda menjadi insan yang berkembang secara baik, meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana keterbukaan, kebebasan dan menyenangkan. Contoh pendidikan holistic yaitu dalam pembelajaran PJOK kelas XI dengan materi bola voli, peserta didik dibuat sebuah kelompok belajar. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKPD yang berisi tugas untuk membuat pola latihan sederhana mengenai pasing atas, pasing bawah, dan servis. Dalam kegiatan ini semua kelompok berpikir kritis untuk menciptakan pola sederhana sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Setelah semua kelompok memiliki pola latihan sederhana, kemudian dipresentasikan didepan kelompok lainnya untuk diberikan tanggapan. Karena pembelajaran holistik dapat menciptakan minat dan motivasi peserta didik dalam mencapai tujuan. 5. Profil Pelajar Pancasila a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara. Contoh aksinyata di sekolah : Peserta didik melakukan tadarus Al-Qur’an sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik melakukan sholat dhuhur berjamaah. b. Berkebinekaan global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Contoh aksi nyata di sekolah: menumbuhkan rasa menghormati terhadap keberagaman budaya disekolah, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama, mendalami budaya dan identitas budaya. c. Bergotong royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Contoh aksi nyata di sekolah: kerja sama dalam memecahkan masalah di sekolah, saling berkomunikasi yang baik dengan guru, dan antar teman, peduli terhadap lingkungan sekolah. d. Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. Contoh aksi nyata di sekolah: mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi, mengembangkan refleksi diri, memiliki inisiatif bekerja secara mandiri. e. Bernalar kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan. Contoh aksi nyata di sekolah: peserta didik mampu menganalisis dan mengevaluasi penalaran, aktif dalam menyampaikan argumennya sesuai dengan pemikiran yang dimiliki. f. Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Contoh aksi nyata di sekolah: menciptakan suatu karya seperti kerajinan tangan, membuat makanan sehat, dan sebagainya, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan. 6. Pendidikan yang memerdekakan adalah peroses pendidikan yang menuntun murid di dalam mereka mengembangkan potensi-potensi positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan baik dari tekanan dari dalam diri individu murid tersebut, maupun dari dalam luar diri. namun meskipun demikian pendidikan yang memerdekakan ini haruslah di landasi dari prinsip among. Pendidikan yang memerdekakan menurut KHD adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah. Manusia merdeka menurut pendapat Ki Hajar Dewantara, yaitu manusia memiliki kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya serta melarang adanya hukuman dan paksaan. Contoh aksi nyata di sekolah : konsep pendidikan yang memerdekakan artinya dalam proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, dan tugas guru hanya sebagai fasilitator untuk mengarahkan, mengawasi dan membenarkan hasil pemikiran peserta didik. Dalam aplikasinya di pembelajaran PJOK kelas X dengan materi lari estafet, peserta didik melakukan pengamatan mengenai video pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Kemudian peserta didik dalam bentuk kelompok melakukan praktek sesuai dengan video pembelajaran tersebut. Dalam mempraktekkan gerakan tehnik dasar lari estafet, tugas kelompok lain untuk mengamati dan memberikan analisis mengenai kesalahan yang dilakukan kelompok tersebut. Pembelajaran model seperti ini akan memberikan keleluasaan peserta didik dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki, serta membuat anak menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran. 7. Pembelajaran yang berpihak pada murid memiliki arti sebuah proses untuk mendorong siswa agar terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. Pembelajaran yang dipusatkan pada siswa dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar seperti manajemen waktu, komunikasi, berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Melalui penerapan pembelajaran yang dipusatkan pada siswa, memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran serta siswa selalu ditantang untuk dapat berpikir kritis. Contoh penerapannya disekolah: dalam pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada murid, guru membentuk beberapa kelompok belajar untuk memecahkan masalah. Seperti dalam pembelajaran PJOK kelas XII dengan materi bola basket, peserta didik dibuat beberapa kelompok belajar untuk melakukan diskusi dalam membuat pola permainan sederhana mengenai pasing, shooting, dan dribbling. Masing-masing kelompok akan menampilkan hasil kerjanya di depan kelompok lain untuk diamati dan dianalisis mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi. Tugas guru mengarahkan dan memberikan masukan untuk dievaluasi agar menjadi lebih baik.