Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mochammad Achsan

NIM : 6101022280
Rombel : PPG PJKR C/03

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
PPG PRAJAB GELOBANG 1 TAHUN 2022

KERJAKAN 5 SOAL DARI 7 SOAL YANG ADA !

1. Jelaskan Makna “Pendidikan” sesuai pandangan Ki Hajar Dewantara (KHD) ! Dan


apakah perbedaannnya dengan “Pembelajaran” ?
2. Bagaimana pendapat saudara tentang “Guru yang Profesional” ? Jelaskan
karakteristik guru yang profesional !
3. Apa maksud dan tujuan KHD menjadikan “Sekolah” menjadi “TamanSiswa” ?
Jelaskan !
4. Pendidikan di Indonesia menerapkan “Pendidikan yang Holistik”, jelaskan apa
maksudnya dan berikanlah contohnya !
5. Pendidiakn di Indonesia berupaya menciptakan “Pelajar Pancasila”. Pelajar
Pancasila memiliki 6 karakteristik, sebutkan ke lima karakteristik Pelajar Pancasila !
Dan berikan contoh aksi nyata di sekolah praktikan saudara !
6. Apa yang dimaksudkan “Pendidikan yang Memerdekakan” ? Jelaskan dan
Tunjukkan aksi nyata dalam praktik pembelajaran saudara !
7. Pembelajaran masa kini adalah “Pembelajaran yang berpihak pada Murid/Siswa”,
apa maksudnya, Jelaskan dan juga tunjukkan aksi nyata dalam Pratik pembelajaran
saudara!

----------------SELAMAT MENGERJAKAN----------------

Jawab:

1. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya untuk


memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek dan
tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya.
Dalam buku Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa
pendidikan dimaksudkan agar peserta didik kelak sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Konsep tersebut
diejawantahkan dalam sejumlah pandangannya mengenai dasar-dasar pendidikan. Di
antaranya kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, kemanusiaan,
kekeluargaan, budi pekerti, dan keseimbangan.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau
berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.
2. Guru yang professional yaitu guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang karir
untuk peningkatan keefektifan proses pembelajaran siswa seiring dengan perkembangan
lingkungan. guru mampu bekerja dan belajar dengan sesama atau orang yang sudah
memiliki banyak pengalaman sebagai upaya menghadapi tantangan dalam sekolah dan
juga dalam pengajaran. Dalam mengajar, guru harus berlandaskan standar profesional
mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran, serta dapat berkomunikasi yang baik
secara langsung maupun menggunakan teknologi secara efektif dengan orang tua murid
untuk mendukung pengembangan sekolah.
Karakteristik guru professional yaitu memiliki komitmen untuk bekerja keras,
memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa dipercaya dan menghargai orang lain. Salah
satu hal yang amat penting dari sifat profesional adalah memiliki komitmen untuk
bekerja keras untuk kemajuan sekolah. Selain itu guru professional harus memiliki 4
kompetensi yaitu
 Kompetensi pedagogik, artinya kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan
dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
 Kompetensi kepribadian, artinya guru harus memiliki kepribadian yang baik, karena
guru sebagai panutan bagi peserta didik.
 kompetensi sosial, artinya guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan
masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif,
 Kompetensi professional, artinya kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran
3. Tujuan KH. Dewantara mengubah Sekolah menjadi taman siswa adalah sebagai salah
satu cara dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif dan inspiratif. Selain itu dengan
berdirinya taman siswa ini bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
cerdas dan berketerampilan serta sehat jasmani dan rohaninya.
4. Pendidikan yang holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi
siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika,
dan spiritual. Selain itu pendidikan holistik yaitu suatu proses pembentukan manusia
muda menjadi insan yang berkembang secara baik, meliputi olah rasio, olah rasa,
olah jiwa dan olah raga melalui proses pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dan dilaksanakan dalam suasana keterbukaan, kebebasan dan menyenangkan.
Contoh pendidikan holistic yaitu dalam pembelajaran PJOK kelas XI dengan materi bola
voli, peserta didik dibuat sebuah kelompok belajar. Kemudian masing-masing kelompok
mengerjakan LKPD yang berisi tugas untuk membuat pola latihan sederhana mengenai
pasing atas, pasing bawah, dan servis. Dalam kegiatan ini semua kelompok berpikir kritis
untuk menciptakan pola sederhana sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Setelah
semua kelompok memiliki pola latihan sederhana, kemudian dipresentasikan didepan
kelompok lainnya untuk diberikan tanggapan. Karena pembelajaran holistik dapat
menciptakan minat dan motivasi peserta didik dalam mencapai tujuan.
5. Profil Pelajar Pancasila
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c)
akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Contoh aksinyata di sekolah : Peserta didik melakukan tadarus Al-Qur’an sebelum
pembelajaran dimulai, peserta didik melakukan sholat dhuhur berjamaah.
b. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan
rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang
positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci
kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan
tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
Contoh aksi nyata di sekolah: menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keberagaman budaya disekolah, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
bersama, mendalami budaya dan identitas budaya.
c. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Contoh aksi nyata di sekolah: kerja sama dalam memecahkan masalah di sekolah,
saling berkomunikasi yang baik dengan guru, dan antar teman, peduli terhadap
lingkungan sekolah.
d. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran
akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
Contoh aksi nyata di sekolah: mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang
dihadapi, mengembangkan refleksi diri, memiliki inisiatif bekerja secara mandiri.
e. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir,
dan mengambil keputusan.
Contoh aksi nyata di sekolah: peserta didik mampu menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, aktif dalam menyampaikan argumennya sesuai dengan pemikiran yang
dimiliki.
f. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal.
Contoh aksi nyata di sekolah: menciptakan suatu karya seperti kerajinan tangan,
membuat makanan sehat, dan sebagainya, memiliki keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan.
6. Pendidikan yang memerdekakan adalah peroses pendidikan yang menuntun murid di
dalam mereka mengembangkan potensi-potensi positif yang ada, yang dilandasi dari
kebebasan di dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari berbagai
tekanan baik dari tekanan dari dalam diri individu murid tersebut, maupun dari dalam
luar diri. namun meskipun demikian pendidikan yang memerdekakan ini haruslah di
landasi dari prinsip among.
Pendidikan yang memerdekakan menurut KHD adalah suatu proses pendidikan
yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh
dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah.
Manusia merdeka menurut pendapat Ki Hajar Dewantara, yaitu manusia memiliki
kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya serta melarang
adanya hukuman dan paksaan.
Contoh aksi nyata di sekolah : konsep pendidikan yang memerdekakan artinya dalam
proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, dan tugas guru hanya sebagai
fasilitator untuk mengarahkan, mengawasi dan membenarkan hasil pemikiran peserta
didik. Dalam aplikasinya di pembelajaran PJOK kelas X dengan materi lari estafet,
peserta didik melakukan pengamatan mengenai video pembelajaran yang telah dibuat
oleh guru. Kemudian peserta didik dalam bentuk kelompok melakukan praktek sesuai
dengan video pembelajaran tersebut. Dalam mempraktekkan gerakan tehnik dasar lari
estafet, tugas kelompok lain untuk mengamati dan memberikan analisis mengenai
kesalahan yang dilakukan kelompok tersebut. Pembelajaran model seperti ini akan
memberikan keleluasaan peserta didik dalam mengembangkan potensi yang mereka
miliki, serta membuat anak menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.
7. Pembelajaran yang berpihak pada murid memiliki arti sebuah proses untuk mendorong
siswa agar terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat digunakan sebagai dasar dalam
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian
pembelajaran. Pembelajaran yang dipusatkan pada siswa dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan belajar seperti manajemen waktu, komunikasi, berpikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Melalui penerapan pembelajaran yang
dipusatkan pada siswa, memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran serta siswa selalu ditantang untuk dapat
berpikir kritis.
Contoh penerapannya disekolah: dalam pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
murid, guru membentuk beberapa kelompok belajar untuk memecahkan masalah. Seperti
dalam pembelajaran PJOK kelas XII dengan materi bola basket, peserta didik dibuat
beberapa kelompok belajar untuk melakukan diskusi dalam membuat pola permainan
sederhana mengenai pasing, shooting, dan dribbling. Masing-masing kelompok akan
menampilkan hasil kerjanya di depan kelompok lain untuk diamati dan dianalisis
mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi. Tugas guru mengarahkan dan memberikan
masukan untuk dievaluasi agar menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai