Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

(FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA)


ULFA YUSRA
A2G123318
R003

1. Nilai-nilai luhur identitas manusia Indonesia menjadi bagian penting dalam


konteks pendidikan nasional? Jelaskan Pandangan saudara berkaitan dengan hal
tersebut

Jawaban :

Kekuatan nilai-nilai luhur yang mewakili identitas manusia Indonesia menjadi bagian
penting dalam konteks pendidikan nasional. Hal ini karena mereka memberikan dasar
yang kokoh dan panduan moral bagi perkembangan individu, masyarakat, dan negara.

1. Perekat Keutuhan Bangsa:

Nilai-nilai luhur, seperti Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu), gotong
royong, dan persatuan dalam keragaman, adalah perekat utama yang
mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk. Mereka mengajarkan
pentingnya memahami, menghormati, dan bekerja sama dengan individu dari berbagai
latar belakang budaya, suku, agama, dan bahasa.

2. Penguatan Nasionalisme:

Nilai-nilai luhur mendukung pengembangan nasionalisme yang kuat. Melalui


pendidikan, siswa dapat memahami nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa dan
merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

Hal ini mendorong mereka untuk mencintai tanah air, menghormati simbol-simbol
nasional, dan berkontribusi dalam memajukan negara.
3. Pengembangan Karakter dan Moral:

Nilai-nilai luhur seperti jujur, disiplin, kebersamaan, dan tanggung jawab membentuk
karakter individu yang kuat dan beretika.

Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai ini membantu siswa mengembangkan


moral yang baik, menghormati etika, dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pemahaman yang Mendalam tentang Budaya Lokal:

Identitas manusia Indonesia sangat dipengaruhi oleh keragaman budaya local


Pendidikan yang menghormati dan memasukkan nilai-nilai budaya lokal dalam
kurikulumnya membantu siswa memahami dan menjaga budaya dan tradisi mereka
sendiri.

5. Pemecahan Masalah dan Konflik:

Nilai-nilai luhur seperti musyawarah untuk mufakat dan gotong royong dapat menjadi
alat penting dalam pemecahan masalah dan mengatasi konflik. Pendidikan yang
mempromosikan keterampilan komunikasi yang baik dan kerja sama akan membantu
mengurangi konflik sosial dan meningkatkan stabilitas masyarakat.

6. Kepedulian Lingkungan:

Nilai-nilai yang menekankan hubungan yang mendalam dengan alam dan kepedulian
terhadap lingkungan juga penting. Dalam konteks pendidikan, ini mengarah pada
pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan dan perlindungan lingkungan yang
dapat membantu menciptakan generasi yang peduli terhadap alam.

7. Kesiapan Berperan dalam Dunia Global:

Kekuatan nilai-nilai luhur tidak hanya relevan dalam skala nasional, tetapi juga dalam
skala global. Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai ini mempersiapkan siswa
untuk berperan dalam dunia global dengan menghormati budaya, memahami masalah
global, dan berkontribusi dalam forum internasional.
Secara keseluruhan, nilai-nilai luhur identitas manusia Indonesia menciptakan landasan
moral dan kultural yang kuat bagi pendidikan nasional. Mereka membantu membentuk
karakter siswa, mengembangkan rasa nasionalisme, memajukan budaya lokal, dan
mempersiapkan generasi muda untuk berkontribusi dalam membangun masa depan
Indonesia yang lebih baik

2. Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk dapat tumbuh secara
utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain. Jelaskan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk melepaskan diri dari belenggu praktik-praktik Pendidikan yang
belum memerdekakan peserta didik?

Jawaban :

Strategi yang dapat digunakan untuk melepaskan belenggu menurut KH.Dewantara


adalah pendidikan yang “Humanis”. Proses humanisasi adalah proses pembebasan
yaitu pembebasan manusia dari belenggu struktur sosial, hegemoni kekuasaan yang
salah, doktrin tertentu, dsb. Gunakan model pendidikan yang cocok dengan tujuan
memerdekakan peserta didik seperti model pendidikan interaksional. Praktik pendidikan
yang belenggu lebih mengedepankan kepentingan guru, namun tidak mengedepankan
peserta didik yang ingin berkembang minat dan bakatnya. Oleh karena itu,
digencarakannya program merdeka belajar adalah salah satu cara melepas belenggu
pendidikan yang tidak berpihak kepada siswa.

Contoh model pembelajaran yang dapat melepaskan belenggu yang tidak


memerdekakan peserta didik adalah:

1. Model pembelajaran STEAM: model pembelajaran terpadu yang mendorong


peserta didik untuk berpikir luas tentang masalah-masalah yang ada didunia
nyata.

2. Model environmental learning: model pembelajaran yang berbasis lingkungan


yang dikembangkan agar peserta didik memperoleh pengalaman lebih dengan
lingkungan.
3. Model pembelajaran PJBL (Project Basic Learning): pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu produk

4. Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning): pembelajaran yang


menuntun peserta didik untuk memecahkan suatu masalah dalam memperoleh
apa yang dipelajari.

3. Berkaitan dengan hal di atas buatlah langkah-langkah pembelajaran yang


berpihak pada peserta didik sesuia dengan perkembangannya, serta kodrat zaman
dan kodrat alam dimana mereka berada

Jawaban :

Seiring semakin berkembangnya jaman, terjadi perubahan tingkah laku dan perilaku
manusia dari masa ke masa. Hal ini juga merubah perkembangan system pendidikan di
dunia dan di negara Indonesia khususnya. Sistem pendidikan adalah strategi atau
metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya (Risdianto,
2019). Perubahan ini dapat dilihat dari perubahan sistem pendidikan yang terdiri dari
pembelajran, pengajaran, kurikulum, perkembangan peserta didik, cara belajar, alat
belajar, sarana dan prasarana, serta standar kompetensi kelulusan. Lalu bagaimana
menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik? Pendidikan pada
dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengubah tingkah laku
seseorang. Dikutip dari laman kemendikbud bahwa di era 4.0 pendidikan sudah harus
berpusat pada peserta didik dan menggunakan teknologi dalam memajukan Pendidikan
di Indonesia tentunya tidak lepas dari pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Semboyan Ki Hajar Dewantara ini yang kemudian memberikan kemerdekaan kepada


peserta didik untuk terus belajar. Merdeka berarti peserta didik merasa bebas secara lahir
maupun batin. Guru tidak boleh memaksakan kehendaknya dan harus merubah mindset
bahwa di abad ke 21 siswa adalah center nya. Seperti yang diungkapkan (Indrayani,
2019), ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada
pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan
karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan sistem Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang
menekankan kepada pengembangan daya, cipta, rasa, dan karsa. Pada
perkembangannya sistem pembelajaran yang berlangsung sebenarnya telah banyak
memiliki metode, model, dan media pembelajaran yang bervariasi. Proses diskusi guna
menyelesaikan masalah Pada proses pembelajaran guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik namun masih pada harus memperhatikan kodrat mereka. Pertama
kodrat alam, kedua adalah kodrat zaman. Kodrat zaman berarti guru harus mendidik
sesuai dengan budaya yang ada. Maksudnya, guru tidak boleh tidak melek teknologi,
abad 20 sangat berbeda perkembangan teknologi dengan abad ke 21. Kedua adalah
kodrat alam, dalam proses pembelajaran guru tidak boleh meninggalkan kebudayaan dan
sosio kultur lingkungan peserta didik. Peserta didik tetap harus diajarkan bagaimana
menghadapi budaya dari asing dan mampu memegang teguh kebudayaan nya sendiri.
Oleh sebab itu, guru memfasilitasi kebutuhan peserta didik. Guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan sebuah pemikiran kritis dari peserta
didik. Guru membimbing peserta didik dari memunculkan sebuah permasalahan dan
peserta didik menyelesaikan permasalahan yang ada. Kegiatan tersebut nantinya akan
memunculkan sebuah pemahaman bermakna dan mampu membangun daya pikir, cipta,
dan karsa sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara. Kemudian, penggunaan metode
ceramah yang cenderung sangat sering digunakan dulu, harus guru tinggalkan dan
diganti dengan sebuah project based atau case based. Itulah PR yang harus diselesaikan
oleh guru selaku pendidik untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta
didik.
4. Presentasi praktik baik penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang
memberikan kontribusi nyata yang dilakukan di kelas dan di sekolah tempat
saudara PPL dalam bentuk video, unggah di youtube/google drive dan sematkan
link di LMS!

Jawaban :

Link Youtube :

https://youtu.be/Aq3RGsyZ9LE?si=lRkE9XoUk4cNs2TD

Link GoogleDrive :

https://drive.google.com/drive/folders/1-45OTk_BeYcCVDXJShpINlIZPQehFyuT

Anda mungkin juga menyukai