Anda di halaman 1dari 7

Mulai Dari Diri

1. Apa yang Anda ketahui tentang pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik?
Pendidikan yang berpihak pada peserta diidkdan memerdekakan peserta didik merupakan
pendidikan yang memusatkan pembelajaran pada peserta didik (student centered learning).
Pendidik melakukan pembelajaran menyesuaikan dengan kodrat alam, zaman dan
kebutuhan peserta didik. Pendidik tidak lagi menjadi sumber utama/sumber satu-Sabtu ya
dalam belajar, namun memerdekakan peserta didik dengan mencari sumber belajar dan
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengkreasikan ide serta pemikiran agar
dituangkan dalam pembelajaran.
Pada saat saya sekolah, pendidikan cenderung memaksakan atau mewajibkan peserta didik
untuk menguasai semua mata pelajaran dan keterampilan. Pendidik pada saat itu terkesan
memiliki tujuan dan standar untuk mencetak peserta diidk yang menguasai kurikulum
pembelajaran. Hal ini berbanding terbalik dengan kodrat manusia yang beragam dan
memiliki kemampuan berbeda-beda. Maka dari itu, kurikulum merdeka dibentuk sebagai
pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi perbedaan individu.
2. Mengapa pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
perlu Anda maknai dan hayati dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini?
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta diidk perlu saya
maknai dan hayati dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini karena saya mengingat
pendapat Ki Hadjar Dewantara mengenai konsep kodrat alam, zaman dan memerdekakan
dengan menuntun tumbuh kembangnya. Memerdekakan adalah proses menjadikan
manusia mandiri dalam hidupnya lahir maupun batin dan tidak tmenggantungkan nasib
pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang
bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agama mampu memuliakan dirinya dan
orang lain (merdeka batin atau merasakan dunia) dan menjadi mandiri (merdeka lahir atau
merdeka secara fisik). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik
menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain. Jika manusia
merdeka, maka tujuan pendidikan akan tercapai dan berdampak pada bangsa. Hal ini
karena semua hal didunia ini saling terhubung dan setiap individu memiliki kontribusi pada
dunia, schingga jika individu selamat dan bahagia maka peradaban manusia dapat
berkembang dengan baik.
3. Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
menjadi bagian dari diri Anda sebagai seorang pendidik?
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik menjadi
bagian dari diri saya sebagai seorang pendidik dengan mengingat dan menanamkan bahwa
mendidik merupakan proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat. Jika diibaratkan, pendidik bukanlah pencipta atau pelukis di kertas kosong,
namun pendidik menerima berbagai kertas beragam dan menuntun anak untuk
memperbaiki kertas yang dimiliki (bukan dasarnya) karena pendidik dapat menuntutnya
untuk memperbaiki laku/tingkah yang salah dan menuntun tumbuh kekuatan kodrat anak.
Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam
member tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinva.
Seorang 'pamong' dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belaiar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdckaam
dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntunan seorang guru
mampu mengelola dirnya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan
anggota masyarakat). Selain itu, pendidikan memiliki peran menurut Ki Hadjar Dewantara
yaitu memajukan dan menjaga diri, memelihara dan menjaga bangsa serta memelihara dan
menjaga dunia.

Eksplorasi Konsep
Materi/video LMS: “Apa itu Pendidikan yang Memerdekakan”
1) Sekolah Kembang – Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik Pendidikan yang
Memerdekakan
2) Sekolah Erudio - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik Pendidikan yang
Memerdekakan
3) SDN 010 Bondan - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik Pendidikan yang
Memerdekakan
4) Sanggar Anak Akar - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik Pendidikan yang
Memerdekakan

Ruang Kolaborasi
Beberapa pertanyaan pemantik dibawah dapat memberikan panduan dalam membuat rumusan:

1. Apa praktik baik yang telah dilakukan oleh sekolah-sekolah pada video yang diobservasi
mahasiswa tentang pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik?
Dengan menonton video-video tersebut membuat saya tersadar bahwa penanaman nilai
baik untuk menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat akan menghadirkan perubahan,
sikap tanggung jawab dan mandiri untuk peserta didik baik untuk diri sendiri, teman dan
lingkungannya. Pembelajaran pada hakikatnya jangan sampai memaksa peserta didik
untuk menguasai hal yang tidak sesuai kodratnya namun harus menuntun peserta didik
belajar sesuai kodrat dan tumbuh kembangnya. Pembelajaran yang sesuai dengan apa yang
diinginkan peserta didik akan memunculkan kreatifitas dan motivasi dalam dirinya
sehingga pembelajaran akan meningkatkan kualitas diri peserta didik.
2. Apa praktik baik yang dilakukan oleh sekolah mitra Mahasiswa tentang pendidikan yang
berpihak dan memerdekakan peserta didik?
Praktik baik yang dilakukan di SMAN 1 Banjaran adalah penanaman Profil Pelajar
Pancasila dengan membiasakan mengaji dan membaca doa sebelum belajar, tugas yang
disesuaikan dengan kondisi peserta didik, sistem among pada peserta didik, bersikap
empati pada peserta didik dan difasilitasi wadah pengembangan bakat untuk peserta didik
sehingga dapat memaknai pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. Bagaimana
mewujudkan pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik dalam
implementasi kurikulum merdeka?
Pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan menjadikan peserta didik sebagai
subjek belajar akan memerdekakan peserta didik karena memberikan kesempatan untuk
mempelajari dan meraih apa yang mereka inginkan. Memberikan ruang pada peserta didik
dan fasilitas belajar yang sesuai dengan pembelajaran yang inovatif maka akan menjadikan
potensi peserta didik berkembang sesuai dengan kodratnya.
Demonstrasi Kontekstual
“Pendidikan yang berpihak peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad
ke-21”

Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan pemantik berikut dapat Anda renungkan sebelum sesi dimulai:
Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia?
Entitas merupakan suatu keunikan dan perbedaan dalam bentuk apapun, tidak harus berbentuk
fisik. Keberagaman di Indonesia telah menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai
keunikan yang berbeda di antaranya gender, budaya, etnis dan proses dalam kehidupan sosial
menunjukkan keberagaman yang terkandung nilai di dalamnya. Identitas merupakan suatu ciri
khas yang berbeda dengan bangsa lain karena masyarakat Indonesia menjadikan Pancasila sebagai
pedoman nilai dan norma sehingga Pancasila sebagai identitas nasional harus dilestarikan dan
diamalkan dalam kehidupan sepanjang hayat.

Koneksi Antar Materi


Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari
Topik V dengan Topik I, Topik II, Topik III dan Topik IV. Sejauh mana topik tentang pendidikan
yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
dapat diimplementasikan pada pendidikan nasional dan sekolah mitra mahasiswa secara khusus
Jawaban:
Topik I: Perjalanan sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan adanya kurikulum paradigma baru
yang merupakan suatu bentuk pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang perlu diimplementasikan
sesuai kodrat zaman dan kodrat alam. Pada topik 1 kami mempelajari pendidikan Indonesia dari
zaman kolonial Belanda hingga sekarang yang membuat kami sadar bahwa pendidikan Indonesia
tidak berdiri dengan sendiri dan instan, tetapi di dalamnya terdapat perjuangan-perjuangan KHD
yang juga mengajarkan tentang pentingnya sistem Tri Pusat Pendidikan yaitu pendidikan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan
kepribadian anak. Dalam mendidik, anak harus diberi tuntunan dan dorongan agar tumbuh dan
berkembang atas dasar kodratnya sendiri (Sukri, Handayani & Tinuk, 2016)
Topik II: Pada topik ini kami belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran KHD dengan
makna yang lebih dalam daripada Topik I. Disini kami belajar mengenai buah dari pemikiran KHD
berupa:
1) Budi pekerti
Pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan aspek kecerdasan peserta didik
namun juga aspek karakter dan sosial. Berdasarkan hal tersebut, budi pekerti merupakan
perpaduan antara cipta (cognitive), karsa (afeksi), sehingga menciptakan sebuah karya
(psikomotor). Hal tersebut erat kaitannya dengan konsep trilogi KHD.
2) Sistem among
Among berarti “menuntun”, sehingga seorang pendidik/guru harus menuntun peserta didik
agar mereka dapat tumbuh kembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam
sistem among, anak-anak harus dibiasakan untuk disiplin mencari dan belajar sendiri.
Prinsip belajar KHD adalah pendidikan merupakan kesenian yang termasuk ke dalam
bagian penting dalam kurikulum pendidikan. (Mari Syah, Firman & Rusdinal, 2019)
3) Pendidikan keindonesiaan
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik saja,
namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka harus mampu mencerminkan sikap
profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan KHD.
4) Kodrat alam dan kodrat zaman
Implementasi pendidikan di Indonesia sering mengalami dinamika perubahan yang
berkelanjutan. Jadi, seorang pendidik baiknya memberikan pengajaran kepada peserta
didik sesuai dengan perkembangan lingkungan dan zamannya.
Topik III: Pada topik ini, kami mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai, jiwa,
hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialog Alatas dan tradisi. Tiga hal hakiki nilai
kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila dan religiositas. Bhineka Tunggal Ika
adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh nasionalisme Indonesia
(Haryoto, 2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut Koentjaraningrat yaitu ide,
gagasan, nilai atau norma. Pancasila juga sebagai jiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari
nilai-nilai jiwa an semangat menjunjung nilai gotong royong. Religiositas diartikan sebagai inti
dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual serta perkembangan motorik.
Topik IV: Pada topik ini, kami mempelajari tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa
Indonesia yang memiliki keragaman baik dari agama, ras, kebudayaan, etnis, sosial dan bahasa.
Wujud dari nilai-nilai Pancasila yang diterapkan di lingkungan sekolah yaitu Profil Pelajar
Pancasila yang memiliki enam elemen: 1) Bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, 2)
Bekebhinekaan global, 3) Mandiri, 4) Gotong royong, 5) Bernalar kritis, 6) Kreatif
Kesimpulan hubungan dan pesan kunci:
Hubungan Topik I, II, III, IV dan V yaitu perjalanan pendidikan Indonesia yang diawali
oleh pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan menjadi sumber landasan pendidikan Indonesia. Ki
Hadjar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesiaia yang mengedepankan sistem among,
kodrat alam dan kodrat zaman serta budi pekerti. Dalam hal ini mengidentifikasi bahwa kurikulum
merdeka mengimplementasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pembelajaran harus berpusat
pada peserta didik. Dengan hal ini, pendidik harus mengetahui karakteristik peserta didik tiap
individu agar pembelajaran dapat tepat sasaran dan memerdekakan peserta didik (tidak
membelenggu).
Pendidikan Indonesia sudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas pendidik
sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang pendidikan Indonesia.
Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa intervensi dari negara lain, sebagai
calon guru profesionel harus mendidik anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman tanpa
meninggalkan identitas bangsa Indonesia. Pada pendidikan di abad ini dikenal dengan merdeka
belajar. Hal itu berarti kita sebagai guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
memerdekakan peserta didik. Salah satunya adalah dengan pembelajaran yang berpihak pada
peserta didik. Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik salah satunya dengan memberi
kesempatan peserta untuk mengemukakan pendapat. Kemudian memberi kebebasan membangun
sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitas dalam diri pesera didik sehingga mampu bersikap mandiri, berpikir kritis,
menumbuhkan nilai gotong royong dengan bekerja kelompok dan mengamalkan akhlak baik
dalam kehidupannya sepanjang hayat.
Daftar Pustaka
Hartoyo, A. (2010). Menggugah Kesadaran Nasional Mempengaruhi Kebhinekaan
Indonesia. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 1(2)
Mari Syah, A., Firman, F., & Rusudinal, R. (2019). Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1514-1519
Sukri, S., Handayani.,& Tinuk. (2016). Analisis Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Dalam Perspektif Pendidikan Karakter. Jurnal Civic Hukum, 1(1), 33-41
Yanuarti. (2017). Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan
kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237-265

Aksi Nyata

Anda mungkin juga menyukai