Anda di halaman 1dari 5

AKSI NYATA TOPIK 4 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh

Sukma Ayu 223174918218

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai


Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Jawaban :
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila
adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan
dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai
dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang
hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-
sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun zaman telah
berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada
pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah perkembangan zaman
yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini
diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil
Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:
a. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah
cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang
tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek
afektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang
sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini berlaku
untuk aksi nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan Profil
Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja, namun perlunya
bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila di rumah
b. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan
pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi,
semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar
Pancasila. Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan
perangkat pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil
menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar
Pancasila.kurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam
merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar
Profil Pancasila.
c. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana
akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang
dari segala umur bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat
elektronik/gawai yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang
memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika
membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar
Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan
arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.

2. Mahasiwa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan


Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan
yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah
(kelas).

Jawaban:
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah
berdasarkan agama-agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik
untuk yang beragama Islam mengaji Al-Qur’an setiap pagi sebelum
memulai pembelajaran di kelas.
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan
sesudah memulai aktivitas belajar.
• Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat
dilakukan dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti
selalu menyapa saat bertemu guru ataupun teman.
• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati
teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap
toleransi kepada semua warga sekolah.
b. Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan
berikut, yaitu
• Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni
budaya sesuai daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal
identitas budaya daerah masing-masing.
• Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur
kearifan lokal pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi
etnosains.
• Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju
adat saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan
berikut, yaitu:
• Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja
sama dan semangat gotong royong peserta didik.
• Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya
pada kegiatan Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong
royong dalam membersihkan lingkungan sekolah.
d. . Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: •
Memberikan peserta didik tugas mandiri
• Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam
OSIS, MPK dan ekstrakurikuler lainnya.
Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,
yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided
Inquiry Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir
kritis siswa seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian
nyata yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
e. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning,
Guided Inquiry Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir
kreatif siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait
tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai