Anda di halaman 1dari 4

Pancasila Sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

Fatmawati
fatmaphysick88@gmail.com
Rumpun MIPA PPG Prajabatan UHO 2022

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila


sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21.
Jawaban :
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila
adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan
dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan
jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna
bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki
oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut
saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan
Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar
bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah
perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang
saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil
Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan
abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:
a. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidaklah
cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang
tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek
efektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang
sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini
berlaku untuk aksi nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan
Profil Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja, namun
perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila di
rumah.
b. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan
dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi,
semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila. Guru-
guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran
kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang
memuat Profil Pelajar Pancasila kurang praktis dan menambah beban kerja guru
khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan
karakter Pelajar Profil Pancasila.
c. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses
informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur
bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai yang
menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan
santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk
bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja
sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses
informasi khususnya dari dunia digital.
2. Mahasiwa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di
ekosistem sekolah (kelas).
Jawaban :
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak
Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan
agama-agamanya masing-masing. Misalnya melaksanakan IMTAQ setiap hari
jumat sebelum memulai pembelajaran.
➢ Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah
memulai aktivitas belajar.
➢ Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan
dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu menyapa saat
bertemu guru ataupun teman.
➢ Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman
atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua
warga sekolah.
b. Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni budaya
sesuai daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas budaya
daerah masing-masing.
➢ Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal
pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains.
➢ Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju adat saat
Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja sama
dan semangat gotong royong peserta didik.
➢ Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya pada
kegiatan Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam
membersihkan lingkungan sekolah.
d. Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Memberikan peserta didik tugas mandiri.
➢ Peserta didik mengikuti kegiatan seperti OSIS dan ekstrakurikuler lainnya.
e. Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir
kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning dan lain sebagainya.
➢ Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa
seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan.
f. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
➢ Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir
kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning dan lain sebagainya.
➢ Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif
siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai