Kelas :E
NIM : 23530284
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan
Inilah suatu bentuk dari sifat "Bhineka Tunggal Ika". Identitas manusia Indonesia yang
lahir,tumbuh dan berkembang dalam kebhinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang
disampaikan Ki Hajar Dewantara. Juga pemaknaan dari Pendidikan adalah tempat persemaian
segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia
dalam suatu budaya berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini, interaksi yang dimaksud
adalah adanya kesesuaian-kesesuaian yang berkesinambungan mengenai sebuah peran, aturan
serta nilai budaya. Kesesuaian ini tidak hanya terbatas pada konteks interaksi saja, namun
mencakup hal lainnya Salah satunya adalah konteks pendidikan.
Hal ini selaras dengan dasar-dasar pendidikan yang dipaparkan oleh Ki Hajar
Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran dengan sistem barat tidaklah selalu buruk,
sebagai bangsaa kita boleh mengadopsi sistem negara manapun kemudian kita terapkan untuk
Indonesia, namun jangan lupakan pendidikan kultural dan nasional serta ajarkan nilai-nilai
luhur yang menjadi identitas manusia Indonesia.
Fase-fase belajar peserta didik adalah fase emas, perkembangan tersebut tidak bisa
diulang maupun diputar mundur. Oleh karena itu setiap fase peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran menjadi sangat penting. Pada perspektif pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga
telah menyampaikan "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat
bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup
kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan
dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan
wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya
selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak
bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai
landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa,
dan nilai- nilai hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur
yang hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-
nilai luhur yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter
sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses belajar untuk peserta didik.