Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hawin Rahma Maulidia

Prodi : Pendidikan Geografi / PPG Prajabatan Gel 2

01.01.2-T4-7 Aksi Nyata - Pancasila bagi Saya

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-
21.

Abstrak

Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberagaman yang unik dan berbeda, yang tidak harus
dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai salah satu pilar kebangsaan menjadi entitas dan identitas bangsa
Indoenesia. Penerapan nilai-nilai pancasila dapat dilakukan melalui pendidikan karakter sesuai konsep
pencasila. Pemerintah berupaya dalam mencapai tujuan pendidikan karakter melalui penerapan berbagai
kebijakan, termasuk kebijakan di bidang pendidikan. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar
Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Implementasi dalam pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila kurang maksimal karena ada berbagai
hambatan yang menyebabkan kurangnya suatu pemahaman yang disampaikan oleh pendidik.
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan

PENDAHULUAN

Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberagaman yang unik dan berbeda, yang tidak
harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai salah satu pilar kebangsaan menjadi entitas dan
identitas bangsa Indoenesia. Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki etnis dan budaya
beragam, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangat sesuai untuk meggambarkan
banyaknya keberagaman tersebut yang disatukan dalam kebhinekaan. Memaknai nilai-nilai
pancasila, meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan dan sebuah
keadilan adalah sesuatu yang perlu diterapkan sejak dalam keluarga dan berlanjut pada
lingkungan sekolah agar masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia Pancasila sesungguhnya
yang religius, berkemanusiaan, adil, dan berguna bagi dirinya, orang lain, bangsa dan negara

Penerapan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan karakter sesuai konsep
pencasila. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia adalah juga melihat
tentang bagaimana membentuk peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkembang sesuai kodrat alam dan zaman mereka. Sebagai bangsa yang kaya akan nilai budaya,
Ki Hadjar Dewantara memanfaatkan dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam
menumbuhkan karakter anak agar sesuai dengan nilai-nilai filosofi pancasila (Kahfi,
2022). Pendidikan karakter juga ditujukan untuk mengahadapi bagaimana kemajuan dan
tantangan pada pendidikan abad ke -21 ini. Pendidikan abad ke-21 ini tentu berbeda dengan
konsep pendidikan terdahulu yang masih berpusat pada guru, berorientasi pada hasil,
mengutamakan pada kompetisi dan sebagainya. Saat ini pembelajaran dikonsepkan agar dapat
berpusat pada anak, berorientasi pada proses dan mengembangkan pada kemampuan kolaborasi,
bukan kompetisi (Rusnaini, 2021). Untuk mengimbangi perbedaan tersebut, maka dapat
diwujudkan melalui profil pelajar pancasila.

Pemerintah berupaya dalam mencapai tujuan pendidikan karakter melalui penerapan


berbagai kebijakan, termasuk kebijakan di bidang pendidikan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa penguatan pendidikan
karakter peserta didik dapat diwujudkan melalui berbagai kebijakan Kemendikbud yang berpusat
pada upaya mewujudkan Pelajar Pancasila. Sebagaimana visi dan misi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 mengenai Rencana Strategis Kemendikbud Tahun 2020-2024 bahwa yang dimakud
dengan Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan
enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi dalam pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila kurang maksimal karena ada
berbagai hambatan yang menyebabkan kurangnya suatu pemahaman yang disampaikan oleh
pendidik, diantaranya terbatasnya waktu Kegiatan Belajar Mengajar, substansi pelajaran yang
minim, terbatasnya Ilmu Teknologi yang dilakukan oleh pendidik, minat pelajar yang sangat
kurang terhadap mata pelajaran, peserta didik masih pasif dalam proses pembelajaran,
keterbatasan guru dalam mendesain RPP yang baik, strategi pembelajaran yang kurang variasi
dari pedidik, orang tua kurang memperhatikan pola pembelajaran anak dan kurangnya guru dan
adanya spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran. Sementara pemahaman dan
pengetahuan koresponden di lingkungan tempat tinggal terhadp penanaman nilai-nilai Pancasila
masih sangat kurang misalnya, nilai-nilai ketuhanan hanya dipahami terbatas pada tindakan
sembahyang dan membuat upacara. Faktor penghambat sering terjadi pada kesadaran masyarakat
umum yang menganggap remeh nilai-nilai Pancasila yang dapat mengakibatkan terjadinya
kemerosotan nilai-nilai moral dalam masyarakat Slameto (2010: 133)

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan berbagai
kegiatan. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak
Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: 1) Membiasakan peserta didik untuk
melakukan kegiatan ibadah berdasarkan agama agamanya masing-masing. Misalnya peserta
didik untuk yang beragama Islam mengaji Al-Qur’an setiap pagi sebelum memulai
pembelajaran di kelas. 2) Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan
sesudah memulai aktivitas belajar. 3) Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap
sesama dapat dilakukan dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu
menyapa saat bertemu guru ataupun teman. 4) Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta
didik seperti menghormati teman atauguru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap
toleransi kepada semua warga sekolah.

Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: 1)
Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni budaya sesuai daerah
sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas budaya daerah masing-masing. 2) Guru
melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada mata pelajaran
lain seperti pada sains menjadi etnosains. 3) Melaksanakan peringatan hari besar Nasional
seperti memakai baju adat saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: 1)
Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja sama dan semangat
gotong royong peserta didik. 2) Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama
misalnya pada kegiatan Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam
membersihkan lingkungan sekolah.
Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: 1) Memberikan
peserta didik tugas mandiri 2) Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti
dalam OSIS, MPK dan ekstrakurikuler lainnya. Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan
dalam kegiatan berikut, yaitu: 1) Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah
kemampuan berpikir kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry
Learning dan lain sebagainya. 2) Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan
berpikir kritis siswa seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata yang
berhubungan dengan materi yang diajarkan.
Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: 1) Guru dapat
melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa seperti
pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain sebagainya. 2) Guru
dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa seperti meminta
siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka
KESIMPULAN
Profil Pelajar Pancasila berakar pada Visi serta Misi Departemen Pembelajaran serta
Kebudayaan( Departemen Pembelajaran, Kebudayaan, Studi, serta Teknologi) sebagaimana
tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pembelajaran serta Kebudayaan No 22 Tahun
2020tentang Rencana Strategis Departemen Pembelajaran serta Kebudayaan Tahun 2020- 2024,
kalau“ Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia selaku pelajar selama hayat
yang mempunyai kompetensi global serta berperilaku cocok dengan nilai- nilai Pancasila, dengan
6 karakteristik utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif”. Keenam penanda
ini diformulasikan dalam rangka buat membentuk SDM yang unggul, pelajar selama hayat yang
mempunyai kompetensi global serta berperilaku cocok dengan nilai- nilai Pancasila.
Implementasi dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila kurang optimal sebab terdapat
bermacam hambatan yang menimbulkan minimnya sesuatu uraian yang di informasikan oleh
pendidik, antara lain terbatasnya waktu yang di informasikan oleh pendidik, terbatasnya waktu
Aktivitas Belajar Mengajar, substansi pelajaran yang sedikit, terbatasnya Ilmu Teknologi yang
dicoba oleh pendidik, atensi pelajar yang sangat kurang terhadap mata pelajaran serta sebagainya.
Pemecahan alternatif terhadap hambatan yang dialami dalam pembuatan Pelajar Pancasila selaku
berikut 1) mengikutsertakan guru mapel penggerak; 2) dilaksanakan program pembiasaan,
keteladanan, tutorial serta pendampingan oleh guru BK ataupun mapel; 3) dicoba program
kerjasama serta koordinasi dengan guru mapel lain; 4) tidak sangat mengosongkan waktu buat
pergaulan kenakalan anak muda, lebih mendisiplinkan aktivitas yang efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Kahfi, Ashabul (2022) Implementasi Profil Pelajar Pancasila Dan Implikasinya Terhadap
Karakter Siswa Di Sekolah. Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar. STAI Binamadani,
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Kemendikbud .2020 . Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud.

Rusnaini, dkk. (2021). Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap
Ketahanan Pribadi Siswa. Jurnal Ketahanan Nasional, 27(02), 230-249.
https://journal.ugm.ac.id/jkn/article/view/67613

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai