Anda di halaman 1dari 7

AKSI NYATA TOPIK 4

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari prinsip : (1) Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif
Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at
the right level)?
Jawaban:
Pemahaman baru yang saya dapatkan setelah belajar topik ini adalah penjelasan
mendalam terkait prinsip (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate
practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan
(3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level). Kerangka strategi setiap prinsip
pembelajaran dipaparkan dengan jelas sehingga lebih mudah dipahami. Keterkaitan
antara ketiga prinsip strategi pembelajaran juga merupakan pemahaman baru bagi saya,
bahwa pembelajaran dalam kelas hendaknya menyesuaikan dengan ketiga prinsip
tersebut agar peserta didik dapat memiliki pengalaman belajar yang sesuai dengan tahap
perkembangan mereka, sesuai dengan kultur mereka, dan juga sesuai dengan tingkat
capaian dari peserta didik.
2. Bagian manakah dari prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally
appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive
pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level) yang paling
menantang untuk diaplikasikan di lapangan?
Jawaban:
Ketiga prinsip kerangka strategi pembelajaran ini merupakan hal yang baru bagi saya,
sehingga ketiga-tiganya merupakan hal yang menantang untuk saya aplikasikan di
lapangan atau di dalam kelas. Setiap prinsip kerangka strategi pembelajaran memiliki
keunikan masing-masing yang harus dipahami agar penerapannya dapat berjalan secara
optimal di dalam kelas. Namun bagian yang paling menantangnya adalah mengaitkan
ketiga prinsip kerangka strategi pembelajaran ini dalam satu rangkaian rancangan aksi
nyata yang efektif diterapkan di dalam kelas.
3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan prinsip: (1)
Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran
yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level
(teaching at the right level)?
Jawaban:
Saya ingin mempelajari bagaimana cara penerapan pembelajaran berdiferensiasi atau
developmentally appropriate practice yang efektif. Penerapan pembelajaran
berdiferensiasi tidak berarti guru membuat beragam rancangan pembelajaran untuk
mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Namun penerapan pembelajaran berdiferensiasi lebih
kepada treatment atau perlakuan berbeda yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya. Hal inilah yang masih ingin saya pelajari lebih mendalam
terkait pembelajaran berdiferensiasi, yaitu cara menentukan perlakuan atau treatment
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam. Kemudian saya juga ingin
mempelajari lebih mendalam mengenai bagaimana pengajaran yang responsif kultur ini
mempengaruhi proses belajar peserta didik. Dan juga bagaimana cara untuk
memaksimalkan pengajaran yang responsif kultur yang dipadukan dengan pembelajaran
berdiferensiasi serta pengajaran yang sesuai dengan tingkat capaian peserta didik.
RANCANGAN AKSI NYATA

Berikut rancangan aksi nyata terkait terkait prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi
(developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level), yaitu
kegiatan yang bisa saya lakukan ketika mengapilikasikan prinsip : (1) Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif
Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the
right level) secara efektif di dalam kelas.

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar, karakteristik, dan latar belakang peserta


didik
Hal pertama yang perlu dikakukan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi,
pengajaran yang responsif kultur, serta pengajaran yang sesuai dengan tingkat capaian
peserta didik adalah melakukan pemetaan kebutuhan belajar, karakteristik, dan latar
belajakang peserta didik. Kebutuhan belajar peserta didik termasuk kesiapan belajar
peserta didik untuk mengetahui tingkat capaian peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran. Kemudian karakteristik peserta didik termasuk minat belajarnya, dan juga
modalitasi belajarnya atau gaya belajar dari peserta didik. Selain itu, latar belakang
peserta didik mulai dari suku, agama, bahasa, budaya, serta keunikan peserta didik perlu
juga dipahami agar penerapan pengajaran yang responsif kultur dapat berjalan dengan
efektif. Pemetaan kebutuhan belajar, karakteristik, dan latar belakang peserta didik ini
dilakukan melalui obervasi, pengisian angket, wawancara, serta asesmen diagnostik
sebelum memulai pembelajaran.
2. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran
Ruang lingkup materi pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas
atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Perancangan pembelajaran
terkait materi yang akan diajarkan berdasarkan dari hasil asesmen yang telah dilakukan.
Misalnya dari hasil asesmen diagnostik diperoleh bahwa kesiapan, minat, dan profil
belajar peserta didik berbeda-beda, maka rancangan pembelajaran materi yang dibuat
harus mampu mengakomodir keberagaman tersebut. Selain itu, ruang lingkup
pembelajaran juga harus ada muatan lokalnya sebagai salah satu bagian dari mata
pelajaran. Hal ini sebagai salah satu bentuk pengerapan dari pengajaran yang responsif
kultural. Berikut contoh penyesuaian ruang lingkup materi pembelajaran:
- Peserta didik yang belum menguasai kompetensi prasyarat atau belum siap untuk
belajar di suatu lingkup materi, diberikan kesempatan untuk mempelajari kompetensi
pada tingkat yang lebih rendah atau dengan cakupan lingkup materi yang lebih
sederhana.
- Peserta didik yang sudah siap belajar diberikan kesempatan untuk mempelajari
seluruh lingkup materi dengan penugasan yang sesuai.
- Peserta didik yang memiliki tingkat penguasaan yang tinggi dapat diminta untuk
menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi atau menantang.
- Setiap peserta didik diberikan materi yang kontekstual terhadap sosial budaya dari
peserta didik tersebut.
3. Menyesuaikan proses pembelajaran
Menyesuaikan proses pembelajaran memberikan pilihan strategi kepada peserta didik
agar mereka dapat memahami materi dan menyelesaikan tugas sesuai dengan
kebutuhannya. Berikut contoh penyesuaian proses pembelajaran:
- Peserta didik dikelompokkan sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Kelompok dengan gaya belajar auditori diberikan bahan belajar atau sumber belajar
melalui video pembelajaran.
- Kelompok dengan gaya belajar visual diberikan bahan belajar atau sumber belajar
berupa bacaan atau gambar.
- Kelompok dengan gaya belajar kinestetik diberikan bahan ajar atau sumber belajar
dengan alat peraga atau media pembelajaran.
4. Menyesuaikan produk hasil belajar
Penyesuaian produk hasil belajar bertujuan agar peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman dan penerapannya, memperlihatkan kepemilikan akan produk yang
dihasilkan sendiri, merasa termotivasi serta bertanggung jawab dengan produk yang
dibuat. Dalam penyesuaian produk, aspek yang perlu diperhatikan yaitu pertama
menyediakan tantangan yang berbeda dalam bentuk penugasan untuk peserta didik.
Kedua, menyediakan ragam pilihan tugas untuk diambil oleh peserta didik, sesuai dengan
keterampilan mereka. Ketiga, pendidik memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk
menunjukkan pemahaman melalui cara yang sesuai dengan ketertarikan dan keahliannya,
misal: membuat poster, membuat media pembelajaran dan lain-lain.
Berikut contoh penyesuaian produk hasil belajar:
- Untuk kelompok peserta didik yang gemar bercerita atau memiliki gaya belajar
auditori, tugasnya berupa membuat rekaman suara atau video terkait kesimpulan
materi yang sudah dipelajari.
- Untuk kelompok peserta didik yang gemar menulis atau gaya belajar visual, tugasnya
berupa membuat tulisan atau infografis terkait kesimpulan materi yang sudah
dipelajari.
- Untuk kelompok peserta didik yang gemar bergerak atau gaya belajar kinestetik,
tugasnya berupa presentasi di depan kelas terkait kesimpulan materi yang sudah
dipelajari.
5. Penyesuaian lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan
belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan dan minat peserta didik dalam belajar,
agar memiliki motivasi yang tinggi. Tujuan lingkungan belajar perlu disesuaikan agar
memberikan dukungan untuk keleluasaan, kenyamanan, dan keamanan belajar peserta
didik dari segi fisik maupun psikis. Berikut contoh penyesuain lingkungan belajar:
- Menyiapkan meja dan kursi peserta didik yang mudah untuk dipindah tempatkan dan
diatur tata letaknya untuk menyesuaikan dengan aktivitas pembelajaran.
- Sediakan sudut baca kelas untuk mendekatkan peserta didik pada buku sebagai salah
satu sumber belajar.
- Buat jam kunjung perpustakaan, agar peserta didik dapat meluangkan waktu secara
khusus mengakses informasi dalam buku tanpa terganggu tugas atau aktivitas
lainnya.
- Gunakan semua tempat di sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran, misal: kantin
untuk mengajarkan dan mencontohkan gaya hidup sehat.
- Melibatkan peserta didik untuk membantu mengatur, menata, menyusun tempat yang
aman dan nyaman di mana mereka dapat mengakses dan memilih sumber belajar
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan berani untuk mencoba aktivitas belajar
yang baru.
6. Melakukan evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan. Evaluasi pembelajaran ini perlu dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran dan melihat progres belajar dari setiap peserta didik.
7. Melakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi diri
Setalah proses pembelajaran berlangsung, maka perlu dilakuakn refleksi terkait proses
pembelajaran oleh guru bersama-sama dengan peserta didik. Refleksi ini bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan refleksi ini, peserta didik
diberikan kesempatan untuk menyampaikan segala bentuk rasa dan kesan setelah
melaksanakan pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa peserta didik jujur dan
terbuka dalam menyampaikan pendapatnya. Penting juga untuk peserta didik
mengungkapkan apa saja hal positif dan hal yang masih perlu diperbaiki dari aktivitas
pembelajaran. Setelah peserta didik mengungkapkan pendapatnya, selanjutnya guru yang
memberikan umpan balik serta ikut mengungkapkan kesannya terhadap pembelajaran
dan harapannya pada pembelajaran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai