Perjalanan Pendidikan Dasar Pendidikan Ki Identitas Manusia
Nasional Hajar Dewantara Indonesia Manusia indonesia dari Perspektif yang Beragam Semboyang yang menjadi rangkaian asas ke-Tamansiswa-an yang di kemukakan melalui pidato Ki Hajar Derwantara pada penganugrahan Honoris Causa oleh Universitas Gajah Mada pada 7 November 1956 yaitu “asas Tri-con” yang mengerjakan bahwa. dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia luar harus kontinuitas dengan alam kebudayaan sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada dan akhirnya jika sudah bersatu dalam aam universal, maka bersama-sama mewujudkan persatuan dunia dan manusia konsentris Manusia Indonesia dari Perspektif yang Beragam
Identitas Manusia Indonesia yang lahir, tumbu,
dan berkembang dalam kebinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara. ia mengartikan pendidikan sebagai tempat peresemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Perspektif Sosio-Kultural Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia dalam suatu budaya berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini, interaksi yang di maksud adalah adanya kesesuaian-kesesuaian yang berkesinambungan mengenai sebuah peran, aturan serta nilai budaya. kesesuaian ini tidak hanya terbatas pada konteks interaksi saja, tetapi mencakup hal lain, yaitu kontekspendidikan. interaksi sosiokultural dalam pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi bangsa, baik yang disebapkan oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap teman yang berbeda. Perspektif Sosio-Kultural Dasar-dasar Pendidikan yang dipaparkan oleh Ki Hajar Dewantara berbunyi bahwa pendidikan dan pengajaran dengan sistem barat tidaklah selalu buruk sebagai anak bangsa , kita boleh mengadopsi sistem negara manapun yang baik kemudian kita terapkan untuk indonesia, tetapi jangan lupakan pendidikan kultural dan nasional serta ajarkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas manusia Indonesia Perspektif Pisikologi Perkembangan ffase -fase belajar peserta didik adalah fase emas, perkembangan tersebut tidak bisa di ulang maupun diputar mundur. oleh karena itu setiap fase pserta didik dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting> pada perspektif pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga menyampaikan “ Dalam melakukan pembaruan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatanya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun Zaman Kesimpulan Berdasarkan identitas manusia indonesia sebagai manusia pancasila, pancasila dijadikan sebagai landasan filosofis yang memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-penasaran sebagai bangsa, dan nilai nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia indonesia. nilai-nilai uhur yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari Pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses belajar peserta didik. Terimakasih