Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI ENTITAS DAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA DAN

PERWUJUDAN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PENDIDIKAN YANG


BERPIHAK PADA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ABAD KE-21

Darma Yanti/2313224

A. LATAR BELAKANG
Pancasila menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang melandasi semua
aspek kehidupan, termasuk pendidikan karakter. Pancasila memuat nilai-nilai yang perlu
dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui pendidikan. Pendidikan
Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter dan kemampuan berperilaku: 1) mampu
mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya demi kemajuan
bangsa; 2) mampu mengenali masalah hidup bersama dan menemukan cara pemecahannya;
3) mampu mengenali perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni; 4) mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia (Nurizka dan Rahim, 2020).
Pancasila tidak hanya sekadar seperangkat prinsip, tetapi juga menjadi entitas dan
identitas yang mencirikan bangsa ini. Dalam pendidikan abad ke-21, implementasi nilai-nilai
Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk profil pelajar yang sesuai dengan
tuntutan zaman, yaitu pelajar yang memiliki keterampilan pribadi yang unggul, karakter
akademis yang rasional dan kolaboratif, karakter religius yang menyatukan keragaman
budaya, karakter sosial yang empatik dan bersaudara (Aryani dkk., 2022).
Pendidikan dapat mendukung warisan dan pelestarian nilai-nilai Pancasila melalui
pengintegrasian prinsip-prinsip Pancasila dalam kurikulum. Sistem pendidikan nasional yang
transformatif, diharapkan dapat menghasilkan warga negara yang mampu melakukan
perubahan serta memiliki kapabilitas serta keberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup
bangsa. Pendidikan yang mengolah daya pikir, rasa, karsa, dan raga seseorang diharapkan
dapat membangun serta memperkaya kebudayaan bangsa, yakni sistem nilai, sistem
pengetahuan, dan sistem perilaku bersama. Pengajaran tentang nilai-nilai Pancasila dapat
menjadi bagian integral dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, khususnya dalam
konteks pembelajaran abad ke-21. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila tidak hanya
menjadi landasan hukum tetapi juga menjadi pedoman moral dan etika yang membimbing
pendidikan di era modern ini.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan dalam menghayati Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
b. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).

C. PEMBAHASAN
Entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda,
walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Dalam hal ini, Pancasila sebagai entitas bangsa
Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung
didalamnya. Sedangkan identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari
keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Nilai Pancasila sebagai entitas dan
identitas bangsa Indonesia sangat sesuai untuk menggambarkan keberagaman bangsa
Indonesia yang disatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan ini
menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku,
budaya, Bahasa, agama dan kepercayaan. Dengan mengikuti dan mengimplementaikannya
dalam kehidupan, maka akan tercipta keharmonisan dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa antar rakyat Indonesia (Eriani dkk., 2023).
Pancasila mengandung sejumlah nilai luhur yang menjadi dasar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam konteks pendidikan di Indonesia. Menurut Eriani
dkk., 2023, Pendidikan di Indonesia harus sejak awal ditanamkan nilai-nilai pancasila pada
peserta didik agar paham tentang pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia sampai
mereka dewasa dan tua akan tetap tertanam dalam diri mereka agar menjadi penerus bangsa
yang terintegrasi dengan baik. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam menghayati
Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan abad ke-21.
Beberapa tantangan tersebut yaitu:
1. Keragaman budaya, suku, ras, religiusitas dan agama. Keragaman tersebut dapat
mempengaruhi karakter setiap masyarakat yang tentu berpotensi menimbulkan konflik
sosial. Hal ini disebabkan, seluruh elemen hidup berbangsa memiliki peranan dan
tanggung jawab untuk menjaga kesatuan dalam perbedaan (unity in diversity) sebagai
identitas kultural dan politik bangsa.
2. Dinamika mengegaskan kebhinekatunggalikaan menjadi identitas moral atau
karakter setiap warga Indonesia. Kesadaran akan kesamaan nilai moral yang berakar
dari keyakinan agama yang berbeda-beda merumuskan jembatan untuk membangun
kehidupan bersama yang adil, bersaudara dan damai. Menjaga kesatuan, meningkatkan
persaudaraan dan mengakarkan jiwa kesetiakawanan perlu ditanamkan di dalam keluarga
dan proses Pendidikan seumur hidup secara formal dan informal.
3. Kurang maksimalnya peran dan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak.
Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga orang tua adalah orang
yang paling berkewajiban mendidik dan membimbing anak-anaknya. Akan tetapi,
terkadang ada beberapa orang tua yang sering kali melimpahkan segala tanggung
jawabnya kepada guru yang mengajar di sekolah. Akibatnya, peserta didik kurang
mendapatkan bimbingan, perhatian, dan pendidikan dari orang tua terutama saat peserta
didik berada di rumah atau luar sekolah. Orang tua hanya berfokus pada perkembangan
kognitif peserta didik yang menimbulkan kurangnya penanaman nilai-nilai Pancasila
sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia. Sari dan Najicha, 2022, menyatakan
bahwa Penerapan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan dalam diri individu mulai dari
sejak dini hingga mereka dewasa.
4. Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik. lingkungan merupakan salah satu objek
yang sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang manusia. Terlebih lagi
terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku bagi manusia itu sendiri. Seseorang
yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik maka akan baik pula karakter dan
tingkah laku yang terbentuk dalam dirinya. Begitu pula dengan manusia yang tumbuh dan
berkembang pada lingkungan yang buruk, maka karakter dan tingkah laku yang terbentuk
akan mendominasi pada lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, lingkungan
peserta didik sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter sehingga hal itu
menjadi tantangan dalam penghayatan dan Profil Pelajar Pancasila sebagai penanaman
nilai-nilai Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia.
5. Akses teknologi dan informasi yang sangat mudah dan luas. Seiiring dengan
perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan bagitu pesatnya. Semua
informasi dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang dari segala usia. Selain
memberikan kemudahan, akses informasi yang mudah juga dapat disalahgunakan oleh
anak dan hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak kurang memiliki tata krama dan
sopan santun dalam berperilaku. Guru dan orang tua harus bekerjasama dalam
memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.
Jika digunakan dengan bijaksana teknologi dapat membantu kita dalam kehidupan sehai-
hari, begitupun sebaliknya jika disalahgunakan akan memberikan dampak negatif
terutama terhadap karakter seseorang.
Pendidikan karakter menjadi fokus penting saat ini terutama untuk membentuk
generasi yang kompeten dan memiliki moral yang baik. Cara mengintegrasikan Pancasila
sebagai fondasi pendidikan di Indonesia dan mewujudkan Pendidikan yang berpihak kepada
peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dapat dilakukan dengan menanamkan lima
karakter utama yang bersumber dari Pancasila. Kelima karakter ini menjadi prioritas dalam
pengembangan kepribadian peserta didik guna mencapai Profil Pelajar Pancasila (PPP).
Implementasi profil ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang berpusat pada peserta
didik dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh prosesnya. Kelima nilai karakter
utama yang bersumber dari Pancasila, yakni religius, nasionalisme, integritas, kemandirian,
dan gotong royong, menjadi fokus utama dalam pembentukan kepribadian peserta didik.
Setiap nilai tersebut saling berinteraksi dan berkembang secara dinamis, menciptakan individu
yang kompeten, memiliki identitas nasional yang kuat, bermoral tinggi, mandiri, dan mampu
bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia
dapat membentukan generasi yang memiliki landasan nilai Pancasila yang kokoh.
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam Pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dalam Pendidikan abad 21 diekosistem sekolah (kelas) tersebut dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan yang meliputi 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila sebagai berikut:
1. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia:
membaca doa sebelum dan sesudah belajar, membudayakan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan, santun) kepada guru dan sesama teman.
2. Berkebhinekaan Global: memasukkan unsur kearifan lokal dalam pembelajaran,
memperingati hari besar nasional seperti memakai baju adat saat hari peringatan sumpah
pemuda.
3. Bergotong Royong: guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan metode
diskusi dan kerja kelompok untuk melatih kerja sama dan gotong royong peserta didik.
4. Mandiri: guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik, dan sekolah memberikan
wadah untuk mengasah kemandirian peserta didik melalui organisasi dan ekstrakurikuler.
5. Bernalar Kritis: guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran yang mampu
mengasah kemampuan berpikir kritis peserta didik, seperti menggunkana model
pembelajaran Project Based Learning.
6. Kreatif: guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kreatif peserta didik, seperti mmebuat mind map atau infografis
terkait tugas mereka.

D. KESIMPULAN
Pancasila menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia, yang mendasari semua
aspek kehidupan, termasuk pendidikan karakter. Pentingnya pembentukan karakter dan
kepribadian peserta didik dalam konteks Pancasila tidak hanya mencakup aspek kognitif,
melainkan juga melibatkan aspek spiritual, moral, dan sosial. Pendidikan yang berpusat pada
peserta didik dan menerapkan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat menciptakan generasi yang
memiliki identitas nasional yang kuat, bermoral tinggi, mandiri, dan mampu bekerja sama
dalam Masyarakat. Penerapan Pancasila dalam ranah pendidikan tercermin dalam Profil Pelajar
Pancasila, yang terdiri dari enam poin. Diharapkan profil ini dapat menghasilkan generasi
bangsa yang berperilaku sesuai dengan ajaran Pancasila. Profil ini melibatkan beberapa
dimensi, seperti beriman dan bertakwa, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri,
berpikir kritis, dan kreatif. Dengan menerapkan profil ini, diharapkan peserta didik dapat
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila sehingga terbentuk karakter yang sesuai dengan visi dan
misi bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, E. D., Fadjrin, N., Azzahro’, T. A dan Fitriono, R. A. 2022. Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Gema Keadilan, 9 (3).
Eriani, E. D., Susanti dan Meilinda. Hubungan Penerapan Bhineka Tunggal Ika dan Nilai-
Nilai Pancasila Dengan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Pengabdian Est Science, 2
(1), 25-37.
Nurizka, R dan Rahim, A. 2020. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membentuk
Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah. Elementary School, 7 (1), 38–49.
Sari, R dan Najicha, F. U. 2022. Memahami Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dalam Kehidupan Masyarakat. Harmony, 7 (1), 53-58.

Anda mungkin juga menyukai