Saya adalah pribadi yang bercita-cita menjadi guru sejak masih di SMA, sudah ada dibenak saya ingin menjadi guru saat itu karena termotivasi oleh salah satu guru yang menurut saya mengayomi semua siswanya hingga banyak yang menjadikan beliau sebagai panutan. Seperti yang sudah diajarkan bahwasanya menjadi guru memiliki tugas tidak hanya mengajar, juga sekaligus mendidik seperti namanya “Guru” yang artinya “digugu lan ditiru”. Tugas dan tanggung jawab seorang guru tidak hanya memberi atau menyampaikan ilmu, tetapi juga memberi contoh yang baik bagi sekelilingnya termasuk harus berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata. Saya sebagai calon guru yang ingin ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa masih terus belajar untuk meningkatkan dan menggali kemampuan yang saya miliki agar bisa disebut sebagai guru professional, salah satu upaya yang saya lakukan untuk mewujudkannya adalah dengan ikut serta dalam pendidikan profesi guru. Mengapa saya memilih menjadi guru? Guru adalah agen perubahan bagi kehidupan anak bangsa. Maka saya merefleksi kembali nilai-nilai dan keputusan profesi mengapa saya ingin menjadi seorang guru. Mengapa saya memilih menjadi guru, karena saya ingin menjadi seorang guru. Mengapa saya memilih menjadi guru, karena saya ingin menjadi manusia yang berguna bagi orang lain dengan membagikan ilmu yang saya miliki, dengan mengajar artinya saya juga tidak berhenti belajar. Selain itu sebagai guru juga berperan penting terhadap masa depan orang lain, artinya sedikit banyak yang saya bagikan bisa berarti besar dalam mengiring peserta didik pada kesuksesan. Saya ingin menjadi contoh/role model untuk peserta didik dimana kehadiran saya sebagai guru dapat bisa untuk mendukung keinginan dan cita-cita peserta didik dalam mewujudkannya. Bagaimana saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik? Untuk bisa berpihak kepada peserta didik saya harus mengenal karakteristik peserta didik, sehingga dapat memberikan kebutuhan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dalam hal ini dapat menjadi acuan bagi saya untuk menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan dan kreatif sesuai dengan karakteristik peserta didik. Ketika guru sudah mengenal karakteristik peserta didik seperti kebutuhan belajar, maka akan lebih mudah untuk mengenal lebih dekat dengan peserta didik, sehingga mampu berpihak pada peserta didik.
LINGKARAN PRIBADI EMAS
(Golden Circle) Nama : Ariani Pratiwi AR Asal Kota/Kabupaten : Bantul Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta WHY (tujuan: alasan, keyakinan, motivasi) Alasan saya menjadi guru adalah motivasi yang kuat dalam diri saya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, dalam hal tersebut saya memililih untuk menjadi seorang guru karena guru merupakan profesi yang sangat mulia dan berperan penting dalam masa depan anak bangsa Indonesia. Berangkat dari hal tersebut saya yakin bahwa menjadi guru adalah pilihan terbaik, karena ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat bagi orang lain dan guru sejatinya juga tetap harus belajar karena belajar itu sepanjang hayat. HOW (strategi dan kebutuhan) Ketika saya bercita-cita dan mempunyai tekad untuk menjadi guru maka saya memilih beberapa langkah yang harus saya lalui, seperti menempuh perkuliahan di jurusan keguruan. Keterampilan yang saya miliki juga harus terus dilatihan dan ditingkatkan untuk mengikuti perkembangan zaman, diantaranya adalah kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia pendidikan. Selain itu saya juga mengikuti Pendidikan Profesi Guru Prajabatan untuk menjadi guru professional. Hal ini menjadi kebutuhan guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan peserta didik. WHAT (langkah-langkah konkret dan waktu yang dibutuhkan) Langkah-langkah konkret dan waktu yang saya butuhkan untuk mewujudkan motivasi saya menjadi seorang guru meliputi: Menempuh kuliah SI Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Ahmad Dahlan. Mengikuti semua mata kuliah dengan baik untuk menambah wawasan dan keterampilan. Melanjutkan pendidikan untuk menjadi guru professional melalui Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di Universitas Ahmad Dahlan. Mengenal karakteristik peserta didik dengan mengenalinya lebih dekat/akrab. Melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk saling berbagi informasi mengenai cara belajar yang menyenangkan, perangkat pembelajaran,, dan media yang menarik.