Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desi Kartikasari

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia (Topik 1)


Dosen : Arya Setya Nugroho, S.Pd., M.Pd

Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan


Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Argumen Kritis dan Refleksi Tentang Perjalanan Pendidikan di Indonesia Sebeleum


Kemerdekaan (Zaman Kolonial), Sesudah Kemerdekaan dan Pendidikan Abad Ke-21

Sebelum kemerdekaan Indonesia Ki Hadjar Dewantara sangat gencar memperhatikan


Dunia Pendidikan di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara menyatakan tiga lapangan pekerjaan,
yaitu Kemerdekaan, Pendidikan dan Kebudayaan menjadi satu “tritunggal”. Dilatar belakangi
adanya akulturasi atau pertukaran budaya dari bangsa Barat ke Indonesia yang memiliki corak
kejiwaan budaya yang berbeda dari Indonesia, Ki Hadjar Dewantara membuat semboyan
yang dikenal dengan asas Tri-Kon, yaitu konstitusi yang artinya sesuai dengan alam
kebudayaan sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada, dan
konsentris yang artinnya dapat menyatu dengan kebudayaan sedunia.
Pendidikan jaman sebelum kemerdekaan sama sekali tidak memperhatikan tentang
kebudayaan namun hanya mengajarkan pengajaran yang intelektualitas dan materealistis dan
hanya diperuntukkan untuk kalangan atas seperti anak bangsawandan juga orang-orang
pembantu yang diperuntukan untuk mendukung usaha kaum bangsawan.
Ki Hadjar Dewantara menyadari bahwa tidak hanya anak bangsawan saja yang
membutuhkan Pendidikan karena menurut beliau Pendidikan adalah tempat persemaian
segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Ki Hadjar
Dewantara memberikan tawaran alternatif mengenai system Pendidikan Nasional yang
egaliner dan partisipatoris memalui teknik kepemimpinan dan system among dengan model
pawiyatan atau pondok asrama dengan corak nasional, yaitu : Perguruan Tamansiswa.
Konsepsi Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan yang dilatarbelakangi jiwa kebangsaan
yang sangat kuat, dinamis, dan prospektif serta berakar dari budaya sendiri merupakan
konsepsi yang tepat bagi bangsa Indonesia.
Dari sejarah perkembangan pendidikan nasional sebelum kemerdekaan dahululah Ki
Hadjar Dewantara bertekad untuk meluaskan semangat tentang pendidikan kepada generasi
muda. Dalam pandangan Beliau untuk mendidik kaum muda merupakan syarat utama dalam
membebaskan diri dari jeratan penjajah. Perjuangan pendidikan di Indonesia dapat kita lihat
dari peninggalan sejarah dan tempat yang mengandung sisa perjuangan para pahlawan seperti
benteng dan sekolah-sekolah.
Kemudian itulah yang menjadikan Ki Hadjar Dewantara sebagai Pelopor Pendidikan
Nasional dan menjadikan tanggal lahir beliau (2 Mei) sebagai Hari Pendidikan Nasional dan
“Tutwuri Handayani” dijadikan sebagai semboyan oleh Departemen/Kmentrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ki Hadjar Dewantara berharap dapat mewujudkan
kemerdekaaan berpikir bagi para peserta didik melalui pendidikan. Pada saatnya Pendidikan
akan membawa peserta didik pada kemerdekaan yang lebih utuh. Beliau menyatakan bahwa
pendidikan adalah bagian integral dari proses memerdekakan Indonesia, artinya Pendidikan
yang diupayakan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah Pendidikan yang bersifat diferensiasi dan
memerdekakan manusia atau setiap individu bebas untuk menggunakan pikirannya dan bebas
dari paksaan pihak lain. Kurikulum pendidikan di Indonesia juga mengalami perubahan
seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP), Kurikulum 2013, menjadi kurikulum
yang mulai diterapkan sekarang adalah kurikulum Merdeka. Yang dimana kurikulum
Merdeka sesuai dengan keinginan Ki Hadjar Dewantara.

Menurut saya sistem pendidikan di Indonesia saat ini sudah memerdekakan hak
untuk mengikuti pendidikan, karena semua kalangan masyarakat boleh mengikuti
atau dapat mengenyam pendidikan. Dimana hal seperti belum ada pada proses
pendidikan Indonesia tahun 1854. Akan tetapi secara kewajiban dan hasil
pendidikan Indonesia belum sepenuhnya Merdeka, karena masih banyak anak-anak
yang tidak bisa bersekolah karena keadaan keluarga ataupun anak-anak yang
sebenarnya bisa bersekolah tetapi tidak mau untuk nersekolah. Dan sekarang ini,
lingkungan di Sekolah sebagaian masih menjadi tempat yang tidak aman bagi
Siswanya karena masih terjadi bullying dari teman Sekolah maupun dari guru sendiri
secara tidak sadar.
Referensi :
Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara. Dewan Senat Universitas Gadjah Mada, 7 November
1956
Wiryopranoto, S.TT. PERJUANGAN KI HADJAR DEWANTARA : DARI POLITIK KE
PENDIDIKAN. Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jendral kebudayaan Kementrian
Pendiikan dan Kebudayaan.
https://youtu.be/NwxsBTDkGqI?si=45qwJrB7GzaGYIR4 https://youtu.be/Zw6DrK8jkAQ?
si=tKlALcZIvxxrvrXU

Anda mungkin juga menyukai