Anda di halaman 1dari 7

Ruang kolaborasi

Setelah mempelajari konsep belajar dan teori belajar, silakan bekerja dalam
kelompok (3-4 orang) untuk menjawab pertanyaan berikut (waktu 45 menit)

1. Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori behavioristik, teori sosial


kognitif dan teori konstruktivisme di dalam kelas!
a) Penerapan teori behaviorisme dalam pembelajaran di sekolah:
Belajar dalam pendekatan behaviorisme tidak terlepas dari stimulus yang
sudah dibuat oleh guru agar siswa mampu mengulangi atau berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan oleh guru. Pemberian stimulus berulang sehingga
terjadi pembiasaan, dilakukan kepada peserta didik tentu saja harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Adanya stimulus sesungguhnya menjadi sebuah
perangkat keras agar proses dan hasil belajar bisa dikembangkan sedemikian
rupa namun tetap berada dalam konteks tujuan pembelajaran. Berikut ini
merupakan contoh penerapan teori belajar behavioristik dalam proses
pembelajaran di kelas antara lain:
1) Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari
materi sederhana sampai kompleks:
2) Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
3) Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka
guru akan segera diperbaiki.
4) Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau
pembiasaan seperti yang diinginkan.
5) Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6) Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan
(reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.
b) Penerapan teori kognitif sosial dalam pembelajaran:
Pada menerapkan teori belajar kognitif, seorang guru perlu fokus pada
proses berpikir siswa dan memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi
kognitif mereka. Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan
waktu bagi mereka untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan dan
memperbaikinya berdasarkan hasil pengamatan, serta merefleksikan diri agar
dapat membantu mereka dalam memahami proses mental. Di bawah ini
terdapat beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan seorang guru dalam
pembelajaran kognitif, antara lain:
1) Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan
jurnal atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2) Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa
untuk menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa
lainnya untuk mengajukan pertanyaan.
3) Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk
mengembangkan cara berpikir kritis.
4) Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang
mereka miliki.
5) Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide
bisa terhubung.
6) Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan
visualisasi dan permainan dalam menyampaikan materi.
c) Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran:
Teori konstruktivisme adalah proses belajar pengetahuan dibangun oleh
siswa sendiri, baik secara personal maupun social dan pada akhir proses belajar
pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil
interaksi dengan lingkungannya
1) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar. Dengan
menghargai gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir
mandiri, berarti guru telah membantu siswa menemukan identitas
intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan- pertanyaan
dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah
mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri
seria menjadi pemecah masalah (problem solvers).
2) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan
beberapa waktu kepada siswa untuk merespons. Berpikir reflektif
memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan
dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara
siswa merespons atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu
membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan atas informasi
yang diterimanya.
3) Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Guru
yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang
para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respons
faktual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan
dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi dan
mempertahankan gagasan atau pemikirannya.
4) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan
siswa lainnya. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam
kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu
mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki
kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan
mendengarkan gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun
pengetahuan sendiri yang didasarkan atas pemahaman sendiri. Jika merasa
nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka, maka
dialog yang sangat bermakna akan tercipta di dalam kelas.
5) Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong
terjadinya diskusi. Jika diberi kesempatan untuk menyusun berbagai
macam prediksi, sering kali siswa menghasilkan hipotesis tentang
informasi maupun kejadian yang sedang dialaminya. Guru yang
menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hipotesis mereka,
terutama melalui diskusi kelompok dan pengalaman nyata.
6) Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan
konstruktivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan
menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Guru kemudian
membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran
tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.
2. Berikan penjelasan model-model pembelajaran apa saja yang terbentuk
berdasarkan prinsip kontruktivisme!
a. Model Inquiry
Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan dan melakukan penyelidikan peserta didik
diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam
pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri
Langkah-langkah model inquiry learning:
1) Orientasi
2) Merumuskan masalah
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
6) Merumuskan Kesimpulan
b. Model Problem Based Learning
PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun pengetahuannya sendiri menumbuhkembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, kemandirian siswa, dan meningkatkan
kepercayaan dirinya.
Sintaks:
1. Orientasi peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Model Project Based learning
PjBL yaitu metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal, lalu mengumpulkan serta mengintegrasikan pengetahuan baru sesuai
pengalamannya dalam bentuk aktivitas atau kegiatan nyata.
Sintak model Pembelajaran PjBL
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan Tugas Proyek
2. Mendesain perencanaan untuk proyek perencanaan
3. Menyusun jadwal pelaksanaan penyelesaian proyek
4. Memonitor siswa dan progress dari proyeknya
5. Menguji hasil
6. Evaluasi pengalaman

3. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan


motivasi para siswa yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut
a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang
rendah untuk sukses
- Jangan biarkan tania berjuang sendiri dalam belajar, berikan
motivasi dengan bertanya mengenai cita-citanya atau menceritakan
kisah-kisah inspiratif dari orang-orang sukses supaya tania
termotivasi untuk memiliki keinginan dan meraih kesuksesannya
- Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan
antara siswa satu dengan yang lain dan hindari komentar negatif
terhadap performa rendah yang ditunjukan siswa.
- Menerapkan play and fun learning, karena anak usia 7 tahun masih
senang bermain misalnya dengan membuat media pembelajaran
yang inovatif dan interaktif.
- Buat Tania yakin bahwa dia bisa sukses. Karena Lingkungan positif
dan dorongan sukses bagi siswa merupakan penggerak yang sangat
berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk
berprestasi
b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya
pada tingkat tinggi, tetapi memika rasa takut akan gagal yang kuat
- Menceritakan contoh kasus orang-orang yang dulunya pernag
mengalami kegagalan setelah mencoba terus dan tidak menyerah
akhirnya orang-orang tersebut bisa sukses
- Jadikan peran siswa aktif dengan menuntun siswa menyelesaikan
simulasi kegitan untuk menumbuhkan motivasi dan menghilangkan
rasa takut untuk gagal
- Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba tekankan pada proses
penguasaan materi.
- cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai
dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa
mereka tingkatkan dengan menggunakan kata-kata yang
membangun.
c. Sandra, 11 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan
keterampilan mereka
- Menerapkan disiplin positif dan mengganti peraturan kelas menjadi
kesepakatan kelas
- Mengajak Sandra berbicara untuk mengetahui permasalahan apa
yang dialaminya hingga mengetahui penyebab kenapa banyak diam
di kelas dan meremehkan orang lain.
- Memberikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki keunikan
dengan kelebihan masing-masing sesuai dengan minat dan bakat
yang disukainya, setiap orang juga berhak untuk mengembangkan
kelebihan yang dimilikinya.
- Melakukan pembelajaran berbasis kelompok agar Sandra bisa
bersosialisasi dengan teman-temannya, mengutarakan pendapat
sehingga lebih aktif, dan belajar menghargai kemampuan serta
kondisi siswa yang lain.
d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan
saat ini tinggal bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat
menghubungi orangtuanya)
- Menelusuri permasalahan yang dialami Robert hingga
mengetahui penyebab dan akibat sehingga dia menunjukkan
sedikit minat di sekolah dalam menjalani proses pembelajaran.
- Berusaha melakukan komunikasi dengan keluarga (Bibi)
mengenai permasalahan yang dialami Robert di sekolah, serta
memberikan pemahaman agar keluarga saling mendukung dan
memberi semangat satu sama lain. Memberi semangat untuk
membesarkan hati terkait permasalahan yang dialami dan
memberikan penguatan secara mental kepada peserta didik.
Memberikan dorongan yang positif secara berulang agar dapat
memotivasi dan menumbuhkan minat siswa tersebut.
- Bekerja sama dengan wali kelas, guru BK dan teman-temannya
untuk memonitoring perkembangan robert

Anda mungkin juga menyukai