Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

UTS (UJIAN TENGAH SEMESTER)

KERAGAMAN SISWA
DAN PEMENUHAN
TARGET KURIKULUM

Oleh :
Sitti Hadijah Arfah
105461207923
Keragaman Siswa dan Pemenuhan Target Kurikulum dalam Pembelajaran
Berdiferensiasi

Oleh

Sitti Hadijah Arfah

Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha sadar dan terencana oleh orang
dewasa kepada yang membutuhkan pengajaran dan bimbingan untuk menuju
kedewasaannya. Seperti yang terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan Naisonal memiliki
tujuan yang disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 dalam pasal 3 adalah sebagai
berikut “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab” (Ahmad, 2010).

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan


memfasilitasi kebutuhan dari setiap peserta didiknya. Pendidikan seharusnya dapat
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk memperoleh pendidikan
yang baik dan berkualitas, tanpa terkecuali. Hal tersebutlah yang terus diupayakan
dan menjadi harapan oleh pelaku pendidikan di Indonesia. Namun, pada
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak memperoleh pendidikan yang sesuai
dengan potensinya karena beberapa faktor seperti latar belakang ekonomi, geografis,
dan kependudukan. Sampai dengansekarang ini, pendidikan di Indonesia masih
belum banyak perubahan, di mana masih menerapkan sistem pembelajaran lama
yang menganggap semua anak adalah sama, lebihberpusat pada guru, tanpa
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
belajar. Padahal sejatinya, keragaman siswa juga memiliki dampak pada pemenuhan
target kurikulum.
Pendidikan di Indonesia dikatakan masih jauh dari kata maju. Kualitas
pendidikannya jauh dari kata sempurna. Hal itu melihat pemeringkatan dari word
population review 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78
negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan dunia. Rendahnya pendidikan
di Indonesia tidak terlepas dari berbagai faktor, misalnya rendahnya kualitas guru
dalam mengajar serta rendahnya kemampuan peserta didik dalam menerima materi
dari guru. Kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tentunya tidak sama, oleh
karena itu sebagai seorang guru harus mampu memahami karakter yang ada pada
peserta didik agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran dalam rangka memberikan ruang bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensinya dapat diwadahi dalam sebuah pembelajaran
berdiferensiasasi (Anwar, 2021).

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdifrensiasi, pendidik dapat


memaksimalkan potensi belajar setiap peserta didik dengan cara yang paling efektif.
Ada beberapa bagian dalam pendekatan pembelajaran berdifrensiasi yang dapat
membantu pendidik dalam menyusun strategi pengajaran yang efektif untuk setiap
peserta didik. Pendekatan ini memungkinkan pendidik untuk mempertimbangkan
perbedaan individual peserta didik, seperti bakat, minat, kecepatan belajar, serta gaya
belajar, dalam menyusun dan menyajikan materi pelajaran. Pembelajaran terdahulu
cenderung lebih menekankan pada ketercapaian target kurikulum, bukan kepada
bagaimana dan dengan cara apa peserta didik mencapai target tersebut. Namun
kurikulum saat ini mengusung beberapa perbedaan dengan kurikulum sebelumnya
(Salsabila, dkk., 2021).

Kurikulum di Indonesia telah mengalami perubahan sejak zaman kemerdekaan.


Kurikulum berubah sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan
disesuaikan dengan kebutuhan. Kurikulum berubah demi mengembangkan
pendidikan agar menjadi lebih maju. Perubahan kurikulum menjurus pada

kurikulum yang terpusat pada peserta didiksehingga memperoleh kesempatan luas


sebagai aktor bagi pembelajarannya masing-masing peserta didik. Guru juga perlu
berubah peran dari sebagai pengajar menjadi pemberi fasilitas dan motivasi peserta
didik salam mengubah peran siswa menjadi peran utama dalam membelajarkan
dirinya masing-masing secara optimal. Pada waktu yang sama, guru meminimalkan
pengajarannya dan memaksimalkan pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu
dalam proses penyelenggaran pendidikan akan memperhatikan keragaman yang ada
peserta didik demi terwujudnya target kurikulum yang berdasarkan pembelajaran
berdifirensiasi yang disesuaikan dengan pengembangan kurikulum merdeka (Ansyar,
2011).

Pembahasan

A. Keragaman Siswa
Keragaman siswa merupakan suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Keragaman yang ada pada siswa dapat berupa keragaman karakteristik, keragaman
suku, keragaman budaya, keragaman agama dan masih banyak lagi. Pengertian
keragaman ini sejalan dengan pendapat Khoirul Anwar dalam bukunya Pendidikan
Islam Multikultural bahwsasannya keragaman diartikan sebagai kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaan dalam berbagai aspek seperti suku bangsa,
agama, ras, budaya serta ideologi yang disebut dengan masyakarakat majemuk.

Keragaman yang dimiliki oleh setiap siswa harus diikuti dengan rasa toleransi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Tentunya semua peserta didik memiliki perbedaan
yang tidak bisa disamakan. Oleh karena itu sebagai seorang guru sudah seharusnya
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan toleransi antar peserta
didik agar peserta didik memiliki sikap saling menghargai terhadap keragaman yang
beragam (Salsabila, dkk., 2021).

Setiap anak adalah unik, berbakat dan memiliki potensi yang tidak terbatas.
Keunikan yang ada pada peserta didik akan muncul berbagai keragaman dalam
pendidikan. Pendidikan merupakan hak setiap manusia, tanpa memandang ras, suku
bahasa, bangsa, budaya maupun perbedaan kemampuan. Hal ini karena peserta didik
belajar langsung pada suku, budaya, sosial, dan agama. Guru memberikan pelayanan
maksimal dengan komunikasi terbuka dan bertanggungjawab, memberikan
pelayanan kepada siswa sebagai prioritas tanpa diskriminasi, membangun
komunikasi berbagai arah yang efektif sebagai kunci keberhasilan dan kerjasama
antara sekolah, orangtua beserta masyarakat. Keragaman siswa sudah difasilitasi
oleh pembelajaran berdifierensiasi. Dimana pada pembelajaran berdiferensiasi
memandang peserta didik memiliki keberagaman yang harus difasililtasi sesuai
dengan minat dan bakat mereka. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam
mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan keragaman peserta didik
dapat dilakukan dengan memberikan diagnosis awal pada kemampuan peserta didik.
Sehingga keragaman yang ada pada peserta didik baik dari segi karakteristik, agama,
ras, suku dan budaya dapat memberikan dampak yang baik bagi guru maupun
peserta didik demi terwujudnya kegiatan pembelajaran yang bermakna dan
menjunjung toleransi (Kartowagiran, 2010).

B. Pemenuhan Target Kurikulum dalam Pembelajaran Berdiferensiasi Kurikulum


memiliki posisi yang strategi dalam penyelenggaran pendidikan, karena kurikulum
memuat visi, misi serta tujuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Perjalanan
kurikulum yang ada di Indonesia melalui proses yang panjang setelah kemerdekaan.
Kurikulum yang terus dikembangkan akan menyesuaikan perkembangan zaman
yang semakin maju. Pengembangan kurikulum memiliki tujuan untuk memperbaiki
kurikulum sebelumnya karena disesuaikan dengan kondisi zaman yang semakin maju

dan berkembang. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan yang ada di Indonesia
mampu bersaing dengan pendidikan di negara maju.

Kurikulum memiliki sebuah target dalam penyelenggaraannya. Target kurikulum


merupakan ketercapaian proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah.
Pemenuhan target kurikulum menjadi target kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa. Target kurikulum dapat ditelaah dengan memalui evaluasi yang mana evaluasi
sebagai acuan untuk memperkirakan sejauh mana tujuan dalam pembelajaran telah
tercapai. Oleh karena itu target kurikulum sebagai acuan sejauh mana ketercapaian
dalam kurikulum yang diselenggarakan oleh sekolah sehingga sesuai dengan target
pada tujuan pembelajaran.

Ketercapaian dalam kurikulum setiap sekolah pastinya akan dievaluasi dalam


pelaksanaannya. Evaluasi diartikan sebagai proses yang direncanakan dalam rangka
memperoleh informasi untuk mencapai tujuan. Evaluasi juga memiliki arti menganai
suatu proses yang merencanakan, memperole.h, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat keputusan. Sehingga evaluasi dijadikan sebagai
tolak ukur dalam mengetahui keberhasilan dalam tujuan kurikulum (Bahri, 2017).
C. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi semua
kebutuhansiswa. Menurut Tomlinson Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar pesertadidik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu
mengakomodir kebutuhanpeserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai
dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan.
Kepedulian pada siswa dalam memperhatikan kekuatan dan kebutuhan

siswa menjadi fokus perhatian dalampembelajaran berdiferensiasi. Profil


pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajarsiswa. Pembelajaran
berdiferensiasi mengharuskan pendidik mencurahkan perhatian dan memberikan
tindakan untuk memenuhi kebutuhan khusus siswa. Pembelajaran berdiferensiasi
memungkinkan guru melihat pembelajaran dari berbagai perspektif.

1. Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut (Marlina, 2019) tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah (1)


Untukmembantu semua siswa dalam belajar. Agar guru bisa meningkatkan
kesadaranterhadap kemampuan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
olehseluruh siswa. (2) Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Agar
siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi
yangdiberikan guru. Jika siswa dibelajarkan sesuai dengan kemampuannya
makamotivasi belajar siswa meningkat. (3) Untuk menjalin hubungan yang harmonis
gurudan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara
gurudan siswa sehingga siswa semangat untuk belajar. (4) Untuk membantu siswa
menjadipelajar yang mandiri. Jika siswa dibelajarkan secara mandiri, maka siswa
terbiasadan menghargai keberagaman. (5) Untuk meningkatkan kepuasan guru. Jika
gurumenerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru merasa tertantang
untukmengembangkan kemampuan mengajarnya sehingga guru menjadi kreatif.
Diharapkan dengan menerapkan model tersebut maka perbedaan dan
keberagaman setiap individu di kelas dilihat dari tingkat kesiapan, ketertarikan
dangaya belajar akan bisa terakomodasi sehingga berdampak adanya peningkatan
terhadap pemahamaan, motivasi dalam belajar, dan juga interaksi antar peserta didik
di kelas.
2. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi

Langkah pertama dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah mengecek pembelajaran


yang dilakukan saat ini. Dengan menggunakan strategi diferensiasidan memberikan
kegiatan yang disesuaikan dengan

kebutuhan siswa dilihat dari kesiapan, minat dan gaya belajar siswa maka
diharapkan kebutuhan siswa akan terpenuhi, siswa akan bisa belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Pada kelas yang menerapkan pembelajaran
diferensiasi, kita harus berpikirbahwa murid-murid memiliki kebutuhan belajar yang
beragam dan berbedasatu dengan yang lainnya. Guru harus proaktif menemukan dan
melakukan perencanaan dengan berbagai cara untuk bisa mengekspresikan
bagaimana siswanya bisa belajar.

Guru dapat merencanakan cara bagaimana menghadapigaya belajar siswa maka


diharapkan kebutuhan siswa akan terpenuhi, siswaakan bisa belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Perencanaan yangdibuat harus mudah untuk dilakukan dan tepat
sasaran, baik itu standar kompetensi, kompetensi dasar yang harus sesuai dengan
keberagaman siswa di kelas. Dalam perencanaan, guru harus melakukan rancangan
tindakan yangmemuat beberapa hal, diantaranya menyusun tujuan pembelajaran,
menetapkan materi, kegiatan pembelajaran, memilih media yang tepat, dan
melakukan evaluasi. Selain itu guru juga menyusun indikator dan kriteria dalam
pembelajaran. Dan yang terakhir dilakukan pelatihan guru untuk pembuatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran (Alidawati,
2019).
3. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut (Suprayogi, 2022) ada beberapa tantangan dalam menjalankan


pembelajaran diferensiasi ini, diantaranya: (1) Memakan waktu karena guru harus
dihadapkan dengan berbagaimacam perangkat pembelajaran dan juga perangkat
evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan
yang cukup untuk menerapkannya.
(2) Guru harus memiliki management skills yang baik untuk mengatur diri sendiri
dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk
mencapaisuatu target tertentu dalam pembelajaran. (3) Terbatasnya waktu di kelas
dikarenakanadanya berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat
mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya. (4) Banyak
bahanpembelajaran yang diperlukan. Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan
pembelajaran yang didasarkan pada tingka kesiapan dan gaya belajar mereka.
Artinya, pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran
untukmengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi. (5) Kurangnya
pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi.
Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata pengimplementasiannya
masih kurang dimengerti. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat
mengalami hambatan apabila pengajar tidak memiliki pemahaman yang tepat
mengenai pembelajaran diferensiasi.

1. Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi.

Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, terdapat beberapa aspek yangdapat


disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan dari peserta didik. Aspek
pembelajaran berdiferensiasi dapat dibagi menjadi (4) empat kategori, yaitu :(1)
Konten/isi, yang melibatkan penyesuaian materi ajar untuk memenuhi kebutuhandan
minat siswa. Guru dapat menggunakan beragam sumber informasi dan metode untuk
menyampaikan konten, seperti cerita, video atau percobaan. (2) Proses, ini
melibatkan penyesuaian metode pembelajaran untuk memenuhi gaya belajar dan
kemampuan siswa. Guru dapat menggunakan beragam teknik, seperti
diskusikelompok, praktek, presentasi atau bisa juga tugas individiu. (3) Produk,
bagian inimeliputi penyesuaian tugas dan proyek yang diberikan kepada siswa
untukmenunjukkan apa yang mereka pelajari. Guru dapat memberikan tugas yang
beragam, seperti menulis esai, membuat poster, video belajar, atau slide presentasi
hasil proyek. (4) Lingkungan belajar, meliputi penyesuiaian lingkungan fisik dan
sosial untukmemfasilitasi pembelajaran yang efektif. Guru dapat membuat
lingkungan yangnyaman dan menyenangkan, memfasilitasi interaksi sosial antar
siswa dan mengatursuasana kelas yang mendukung belajar. Itulah aspek yang dapat
dipertimbangkan gurudalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi
Penutup

Kurikulum yang ada di Indonesia terus dikembangkan agar menjadi lebih baik.
Pengembangan kurikulum ini diharapkan mampu mewujudkan pendidikan di
Indonesia ke taraf yang lebih baik. Pada kurikulum merdeka saat ini yang menjadi
fokus yaitu pembelajaran berdiferensiasi yang mengarah pada kebebasan peserta
didik dalam mengembangkan minat dan potensinya. Hal ini sesuai dengan bentuk
keragaman yang ada pada peserta didik. Keragaman yang dimiliki oleh setiap peserta
didik harus diikuti dengan rasa toleransi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Tentunya semua peserta didik memiliki perbedaan yang tidak bisa disamakan. Oleh
karena itu sebagai seorang guru sudah seharusnya menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan toleransi antar peserta didik agar peserta didik
memiliki sikap saling menghargai terdapat keragaman yang beragam.

Referensi

Ahmad, R. 2010. Memaknai Dan Mengembangkan Keberagaman Peserta Didik


Melalui Pendidikan Inklusif. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(2), 70- 75.

Alidawati, A. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media


Gambar Berupa Rumah Adat tentang Keragaman Budaya di Indonesia pada
Pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 03 Kota Mukomuko. Indonesian Journal of
Social Science Education (IJSSE), 1(1), 79–95

Ansyar, Mohamad. 2011. Kurikulum “Hakikat, Fondasi, Desain dan


Pengembangan”. Jakarta: Kencana.

Anwar, Khoirul. 2021. Pendidikan Islam Multikultural (Konsep dan Implementasi


Praktis), Lamongan: Academia Publication

Bahri, S. 2017. Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.

Kartowagiran, B. 2010. Evaluasi kurikulum. Jurnal Penelitian dan Evaluasi


Pendidikan, 19(1), 1 9.

Anda mungkin juga menyukai