Anda di halaman 1dari 7

TOPIK I

RUANG KOLABORASI
PEMAHAMAN TENTANG
PESERTA DIDIK
“ KELOMPOK V ”

HERDAYANTI (105461201523)

ILHAM (105461201923)

NURMUTHIA ARFAH
(105461205623)

NURUL QOMARIYAH
(105461206023)

SITTI HADIJA ARFAH


(105461207923)
KASUS I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII.


Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai
matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran,
Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang
perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata
pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik
mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa
melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

·Menurut anda, apa yang membuat peserta didik mampu


mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa
melihat urutan/langkah pengerjaan soal) ?

Menurut saya, dalam hal ini siswa mampu mengerjakan soal


kedua dengan baik tanpa melihat urutan pengerjaannya
dikarenakan siswa telah memahami konsep (cara mengerjakan
soal dengan mudah) mengenai materi tersebut. Secara umum,
apabila siswa diberikan pemahaman konsep dengan baik
berdasarkan metode yang diberikan sebagai cara untuk membuat
siswa lebih mudah dalam belajar dan memahami materi maka
siswa tidak mesti untuk melihat urutan ataupun catatan lainnya.
·Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti
apa metode diatas dapat diterapkan ? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Menurut saya, dalam hal ini teori yang terapkan yaitu teori sosial
kognitif. Teori sosial kognitif adalah teori pembelajaran yang dapat
menciptakan suatu pembelajaran ketika seseorang dapat mengamati
dan dapat meniru. Adapun konsep utama dari teori sosial kognitif
adalah pengetahuan tentang belajar observasional yaitu proses
belajar dengan mengamati.Terkait dengan metode, yang diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang telah disusun dalam bentuk kegiatan yang nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya; (1) ceramah, (2) demonstrasi, (3) diskusi,
(4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7)
brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.

KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta


didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang
memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tentang belajarnya.
·Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu
peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia ?

Siswa kelas 1 Sd rata-rata berusia 7 tahun. Menurut Jean Piaget Pada


usia ini anak-anak belum sepenuhnya bisa berpikir menggunakan
logika, mengubah maupun menggabungkan ataupun memisahkan
ide pikirannya, tetapi mereka baru bisa menerapkan logika pada
objel fisik. Agar bisa menciptakan kondisi belajar yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran bu Rani harus
menerapkan logika pada objek fisik agar bisa menstimulus
kemampuan anak dalam hal berpikir dengan cara menggunakan
media pembelajaran yang konkrit. Contoh pembelajarannya yaitu
berhitung dengan benda yang nyata atau benda yang di kenali atau
faktual. Misalnya Rina mengajar materi berhitungmenggunakan
benda seperti buku, pensil, penghapus yang setiap harinya peserta
didik gunakan untuk belajar. Selain itu Rina juga bisa melakukan
permainan yang berkaitan dengan pergitungan seperti conglak
dimana dalam permianan ini secara tidak langsung anak sudah di
ajarkan berhitung. Adanya penggunaan media pembelajaran
diharapkan dapat nmenciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Media
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak juga
harus di perhatiakan.. Menggabungkan kegiatan ice breaking dalam
metode bermain peran juga dapat dilaksanakan untuk menunjang
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.Hal ini karena
peserta didik berada pada tahap operasional konkrit dan anak pada
masa bermain.
·Mengapa Anda menyarankan hal tersebut ? Elaborasi
jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Kegiatan pembelajaran yang kami sarankan diatas sangat erat


kaitannya dengan teori pembelajaran konstruktivisme
(pembelajaran langsung). Dengan menyediakan benda benda di
sekitar serta beberapa permainan yang berhubungan dengan
perhitungan secara tifak langsung siswa dihadapkan dengan
situasi nyata yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan begitu
akan tercipta pengalaman baru yang bisa di gunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini selarasa
dengan prinsip utama teori belajar konstruktivisme, dimana
guru menempatkan peserta didik sebagai individu yang
membangun pemahaman dan memahami informasi secara aktif
sepanjang proses pembelajaran.

KASUS III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah


negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.
Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya.
Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat
beberapa contoh teks deskprisi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, ,ade pun
mencoba untuk memberikan contoh deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
·Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made
sudah sesuai ? Mengapa demikian ?

Menurut saya, hal yang dilakukan Made sebagai seorang pengajar


adalah sudah sesuai. Keunggulan local yaituu suatu daerah atau
tempat yang memiliki kekhasan atau kekhususan sebagai salah
satu identitas atau ciri dari daerah tersebut yang memiliki nilai
lebih untuk menjadi suatu potensi dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran di dalam kelas. Made memanfaatkan potensi Pantai
dan makanan khas Bali dalam pembelajaran teks deskripsi.
Pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran berbasis local
wisdom. Proses pembelajaran berbasis local wisdom merupakan
suatu proses pembelajaran yang menjadikan suatu kearifan local
sebagai bagian dari pembelajaran sehingga siswa mampu
mengaitkan antara kehidupan sehari-hari dengan teori yang
dipaparkan di kelas (Sela dkk, 2018). Hal tersebut belum banyak
diterapkan di lingkungan sekolah. Pembelajaran dengan
mengaitkan kearifan local dapat menumbuhkan rasa kepedulian
terhadap lingkungan. Di era ini banyak siswa yang kehilangan rasa
kepedulian terhadap keadaan lingkungan sekitar dikarenakan
kegiatan mengajar di sekolah yang tidak kontekstual. Sehingga
pembelajaran yang berbasis local wisdom menjadi solusi tepat
untuk menangani permasalah tersebut.
·Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut ?
Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.

Menurut saya, berdasarkan prinsip dari pembuatan kurikulum,


prinsip yang Made gunakan sesuai dengan prinsip fleksibilitas.
Pembelajaran hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Dalam pelaksanaan suatu lkurikulum memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian bedasarkan kondisi daera, waktu dan
kemampuan, dan latar belakang (Setiyadi dkk, 2020). Berdasarkan
teori belajar, hal yang Made lakukan mengacu pada teori belajar
konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vygotsky. Vygotsky
mengklaim bahwa Sebagian besar dari apa yang dipelajari anak-
anak berasal dari budaya dimana mereka tinggal. Pengetahuan
yang telah ada sebagai hasil dari proses elemen dasar ini akan
lebih berkembang ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan
sosial budaya mereka. Vygotsky menyatakan bahwa hal terpenting
yang berpengaruh terhadap pembentukan pengetahuan seorang
anak adalah budaya dan lingkungan sosialnya (Agustyaningrum
dkk, 2022). Lagu, Bahasa, kesenian, dan permainan dapat menjadi
sarana belajar bagi anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai