Anda di halaman 1dari 5

Ruang Kolaborasi

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Kelompok 3:
1. Nadia Grace Letsya Toganti
2. Selina Tendean
3. Santi R. Hulinggi
4. Sulis Diange

Kasus 1
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

 Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu men gerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
 Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban:

Menurut kami, peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua karena peserta didik sudah mengerjakan soal sebelumnya dengan menggunakan
urutan atau langkah-langkah yang telah dibuat. Selain itu, guru juga tidak hanya
memberikan langkah-langkah pengerjaannya, tetapi juga memberikan contoh soal,
sehingga dengan dilakukannya hal tersebut tentu sangat membantu peserta didik agar
lebih cepat memahami materi yang diajarkan.
Adapun metode diatas dapat diterapkan dalam kegiatan belajar behavioristik.
Dimana teori belajar behavioristik ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi
karena pengalaman belajar. Belajar menurut teori belajar behavioristik merupakan proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon.
Adapun akibat adanya interaksi tersebut peserta didik mempunyai pengalaman baru yang
menyebabkan mereka mengadakan tingkah laku dengan cara yang baru. Teori belajar
behavioristik adalah teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik
sebagai hasil dari proses pembelajaran. sebagai contoh, stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada peserta didik, dalam hal ini menggunakan latihan soal dan pengulangan
untuk membantu belajar peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Teori
belajar behavioristik ini bisa dipakai untuk meningkatkan kecerdasan dengan cara pengulangan
dan latihan, sehingga dari penjabaran tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
menggunakan metode behavioristik dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan dan tentunya dengan
pengawasan dari guru.

Kasus 2

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantangan belajarnya.

 Menurut anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
 Mengapa anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.

Jawaban :
Jika dilihat pada perkembangan peserta didik Sekolah Dasar Kelas 1 memasuki tahap
Operasional Konkrit (7-11 Tahun). Sebagaimana dikemukakan oleh Piaget yaitu pada
umur 7-11 Tahun dimana pada anak usia tersebut untuk memahami sesuatu masih harus
konkret (nyata) sehingga Rina dapat membuat lingkungan belajar interaktif dan
menyenangkan dengan menggunakan media yang konkret (nyata) .
Menurut kami, cara yang dapat dilakukan Rina adalah dengan mengunakan metode
bermain atau game. Bermain atau game tentu sangat menyenangkan bagi usia mereka.
Rina bisa menggunakan game yang menarik, misalnya: permainan keliling blok.
Permainan ini dapat dijadikan sebagai aktivitas yang mengasah otak dan keterampilan
berhitung peserta didik dalam matematika.
Adapun cara bermain permainan keliling blok yaitu:
1) Menyusun daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan,
2) Kemudian peserta didik berdiri ditempat duduk masing-masing
3) Bola diberikan kepada salah satu peserta didik sambil menyanyikan lagu
4) Ketika lagu selesai dinyanyikan, peserta didik yang mendapat bola harus
menjawab pertanyaan yang diberikan
5) Jika peserta didik tersebut menjawab dengan benar, maka peserta didik
tersebut bisa memilih teman lainnya yang harus menjawab pertanyaan.
6) Jika peserta didik salah menjawab, maka pertanyaan tersebut akan dijadikan
sebagai PR bagi peserta didik tersebut.
Kami menyarankan Rina untuk mengunakan metode bermain game karena
dengan game tersebut Rina bisa melihat sejauh mana kemampuan setiap peserta didik
dalam berhitung. Selain itu, permainan sangat penting digunakan dalam kegiatan
pengembangan anak usia dini karena stimulasi yang dilakukan akan mudah diterima oleh
peserta didik melalui kegiatan bermain termasuk dalam stimulasi peningkatan
kemampuan matematika awal pada anak usia dini.
Menurut Ali Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 281) Metode permainan merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan dalam menjelaskan materi matematika. Materi
ini dapat menolong meningkatkan motivasi siswa. Dengan cara ketika siswa terlihat tidak
konsentrasi pada pelajaran yang diterapkan guru maka dialihkan kepada metode bermain
dengan waktu tertentu sampai mereka kembali berkosentrasi.
Menurut Saefudin (2012) dan Sutikno (2014) Metode permainan adalah suatu
cara penyajian materi pelajaran melalui berbagai macam bentuk aktivitas permainan
untuk menciptakan suasana menyenangkan, serius tetapi santai sehingga siswa akan
belajar dengan gembira.

Kasus 3
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu
Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas di Bali.
 Menurut anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
 Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban:
Berdasarkan hasil diskusi yang telah kami lakukan, menurut kami pertimbangan
dan keputusan yang dipilih oleh Made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang
pantai dan makanan khas di Bali kepada peserta didiknya sudah sangat sesuai. Hal ini
dikarenakan dalam pemahaman teks deskripsi adalah menggambarkan suatu objek
sehingga jika objek yang digambarkan merupakan objek yang dekat atau relevan dengan
kehidupan peserta didik, maka hal itu akan memudahkan peserta didik dalam memahami
dan membayangkan objek yang digambarkan oleh Made karena peserta didik tentunya
tidak asing lagi dengan objek tersebut. Dengan demikian hal tersebut juga dapat
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep dari materi yang diberikan karena
mereka dapat mengaitkan pengalaman dan pengetahuannya sendiri tentang Bali. Sejalan
dengan hal tersebut, maka hal ini juga dapat lebih meningkatkan motivasi belajar peserta
didik karena membahas hal-hal yang dekat dengan keseharian mereka.
Adapun prinsip yang digunakan oleh Made sesuai dengan prinsip pembelajaran
yang relevan dimana pembelajaran yang relevan ini adalah sebuah pembelajaran yang
dirancang sesuai konteks kehidupan, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra, sehingga peserta didik akan dengan
mudah memahami materi yang disampaikan karena merasa berhubungan dengan
pembelajaran yang diberikan.
Teori yang berkaitan adalah Teori Belajar Konstruktivisme. Pandangan
Konstruktivistik mengemukakan bahwa realitas ada pada pikiran seseorang. Peserta didik
menginterpretasikannya berdasarkan pengalaman kedalam pikirannya, hanya pada
konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Konstruktivisme adalah cara
belajar mengajar yang bertujuan untuk memaksimalkan pemahaman peserta didik.
Belajar akan berlangsung lebih efektif jika peserta didik berhubungan langsung dengan
objek yang sedang dipelajari yang ada dilingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai