Anda di halaman 1dari 6

Ruang Kolaborasi (Pemahaman tentang Peserta Didik dan

Pembelajarannya )

Oleh
Kelompok 1
Anggota:
Nuraeni Yudha
Nur Qalbi
Nurfadilla
Nurlinda Angraeni
Rifaldi Muslimin
Trie Utari Rasmi Pesona

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KASUS I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-
rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda
mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta
didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu
mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa
saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama
tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya
dengan benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal
dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan
soal)?
Jawaban:
Menurut saya hal yang membuat peserta didik mampu mengerjakan
soal dengan baik tanpa melihat Langkah-langkah pengerjaan soal dikarenakan
untuk memudahkan peserta didik memahami pembelajaran sehingga proses
pembelajaran di awali dengan ibu guru yang sudah memberikan materi terakit
Langkah-langkah untuk mencari nilai rata-rata dan meminta peserta didik untuk
mengerjakan soal tersebut sesuai dengan Langkah-langkah yang telah
diberitahukan sebelumnya dan peserta didik pun mampu menyelesaikan soal
dengan benar berdasarkan Langkah-langkah tersebut.
Sehingga saat peserta didik diberi kesempatan untuk mengulangi soal
yang sama tanpa melihat Langkah-langkah lagi mereka sudah mampu untuk
mengerjakannya dengan benar. Hal ini dikarenakan peserta didik sudah
memiliki pemahaman konsep yang lebih baik setelah mencoba pertama kali
sehingga mereka dapat mengingat Langkah-langkah atau konsep-konsep kunci
dan menerapkannya secara lebih efektif untuk menjawab soal yang sama
tersebut. Jadi, dari keberhasilan pada percobaan pertama dapat memberikan
wawasan kepada peserta didik tentang cara pengerjaan soal mencari nilai rata-
rata sehingga membantu mereka mempersiapkan diri secara lebih efisien pada
percobaan kedua dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
Kepercayaan diri yang meningkat dapat berkontribusi pada peningkatan
performa secara keseluruhan.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.
Jawaban:
Metode yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah Latihan
dan soal penugasan. Adapun teori yang berkaitan dengan metode ini yaitu:
Teori Behavioristik karena teori belajar ini berfokus pada perubahan perilaku
peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Teori ini juga mampu
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik yang sudah terbentuk
sebelumnya melalui kegiatan pengulangan dan pelatihan yang
berkesinambungan. Dalam penerapan teori belajar behavioristik pada
pembelajaran matematika tersebut Dimana guru dapat mengkondisikan peserta
didik dengan baik sebelum dan selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan
aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dahulu. Sehingga peserta didik
siap menerima materi matematika dan agar stimulus serta respon dapat
terbentuk dengan baik. Guru juga memberikan pengulangan dengan cara
memberikan latihan soal dengan Langkah-langkahnya. Pengulangan
merupakan kunci dalam belajar matematika, karena dengan ini siswa akan
terbiasa dengan latihan soal-soal matematika.
Pembelajaran diatas cocok pun diterapkan untuk mata Pelajaran yang
memerlukan penyelesaian sistematika berupa angka, contohnya dalam
pembelajaran IPS hal ini dapat diterapkan pada topik menghitug skala pada
peta, Dimana untuk melatih responsif peserta didik maka diberi contoh soal
dan penjelasan mengenai cara mengerjakannya. Sehingga setelah mereka
memahaminya, maka siswa dapat menyelesiakan soal skala tanpa
memperhatikan cara sebelumnya.

KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum
bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk
membantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawaban:

Berikut beberapa langkah yang bisa Rina lakukan:


• Menurut kami rina harus mengerti tentang tahapan perkembangan fisik dan
kognitif yang biasanya terjadi pada anak usia 6-8 tahun dimana berarti
masuk pada tahap Tahap Operasional Konkrit menurut tahap
perkembangan Jean Piaget. pada sebagian banyak anak yang ada pada
tahapan ini belum sepenuhnya sanggup untuk menggunakan logika,
mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. maka dari
itu anak-anak di rentang usia tersebut baru bisa menerapkan logika pada
objek fisik.
• Menurut kami yang dilakukan Rina dengan mengunakan metode bermain
atau game untuk pembelajarannya. Bermain atau game tentu sangat
menyenangkan bagi usia mereka. Rina bisa mengunakan game yang
menarik yang berkaitan dengan hitung-menghitung misalnya : congklak
atau kelereng
2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
• Kami menyarankan rina untuk mengerti bagaimana perkembangan fisik
dan kognitif anak kelas 1 sd yaitu usia 6-8 tahun agar dapat menggunakan
metode yang tepat menghasilkan pembelajaran berhitung dengan baik di
kelasnya. dimana menurut Piaget peserta didik di usia telah menunjukkan
penalaran yang logis dan konkret.
• Metode pembelajaran yang kami sarankan kepada rina berkaitan dengan
teori belajar Konstruktivisme, Pembelajaran dari sudut pandang teori
konstruktivisme Lev Vygotsky mengarah pada aktivitas pengaturan
lingkungan agar terjadi proses belajar, yaitu interaksi antara pembelajar
dengan lingkungan belajarnya. Sehingga tercipta pengalaman baru yang
bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

KASUS III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali.
Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang
setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan Keputusan Made sudah sesuai?
Mengapa demikian?
Jawaban:
Menurut kelompok kami, pertimbangan dan keputusan made sudah
sesuai, mengapa demikian karena teks deskripsi menggambarkan sesuatu objek
yang nyata sehingga pembaca dapat merasakan langsung objek yang dijelaskan,
dengan memberikan contoh yang sesuai dengan latar belakang peserta didik
diharapkan bisa dirasakan oleh peserta didik, dan nantinya peserta didik
memiliki gambaran jika harus membuat teks deskripsi sesuai pengalamanya.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan!
Jawaban:
• Made menggunakan prinsip teori sosial kognitif.
• Made menerapkan observational learning dengan memperhatikan latar
belakang peserta didik.
• Teks deskripsi menggambarkan sesuatu objek yang nyata sehingga
pembaca dapat merasakan langsung objek yang dijelaskan.
• Made memberikan contoh yang berbeda dari buku paket yaitu teks
deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
• Dalam mendeskripsikan pantai, made menggunakan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik untuk membantu mereka membayangkan
dan menggambarkan keadaan pantai.
• Dalam mendeskripsikan minuman, made menciptakan gambaran tentang,
rasa minumanya, warna minumanya dan lainnya sehingga peserta didik
seolah-olah sudah merasakan minuman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai