Anda di halaman 1dari 4

Kelompok: Mata Kuliah Pemahaman Peserta Didik

1. Afina Ahyaitasyarafa dan Pembelajarannya


2. Aura Rahman Putri Topik 1 - Ruang Kolaborasi
3. Delia Lestyanada

KASUS I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

1) Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Menurut kelompok kami, dalam percobaan mengerjakan soal yang kedua, peserta didik
telah memahami konsep dalam mencari nilai rata-rata (mean) setelah melalui langkah-
langkah pada percobaan pertama. Peserta didik mampu menguasai dalam pemahaman
proses tersebut sehingga dapat mengerjakan soal tanpa perlu mengacu pada urutan langkah
secara tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki pemahaman konsep yang
lebih mendalam. Jadi peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua.

2) Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Metode yang digunakan pada pembelajaran tersebut adalah metode latihan soal dan
penugasan. Hal ini berdasar pada teori belajar behavioristik yang berfungsi sebagai dasar
penguatan pada implementasi metode belajar diatas. Teori belajar behavioristik adalah
teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses
pembelajaran. Menurut teori ini, perubahan perilaku peserta didik disebabkan oleh adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus tersebut berupa lingkungan belajar peserta
didik, baik bersifat internal maupun eksternal, sedangkan respon merupakan reaksi fisik
terhadap rangsangan/stimulus yang diterima tersebut Pemilihan teori ini mencontoh pada
kelebihan antara lain:
a. Teori behavioristik mampu menghasilkan suatu perilaku yang bersifat konsisten
terhadap bidang tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun materi ajar secara
hirarkis dalam bentuk bagian-bagian kecil, dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks.
b. Teori behavioristik mampu mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik
yang sudah terbentuk sebelumnya melalui kegiatan pengulangan dan pelatihan
yang berkesinambungan. Menurut teori belajar behavioristik, kegiatan
pengulangan dan pelatihan tersebut berfungsi sebagai proses penguatan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik agar semakin terampil.

KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.

1) Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didiknya
meningkatkan kemampuan berhitung sesuai dengan perkembangan usianya. Pada kelas 1
yang berusia 6-8 tahun, siswa lebih menyukai aktivitas belajar sambil bermain
dibandingkan belajar dengan serius. Jean Piaget dalam teorinya beranggapan pada usia
tersebut anak belum bisa berpikir menggunakan logika dan menyatukan atau memisahkan
ide, masih pada tahap operasional konkret. Pada tahap awal kelas rendah, siswa juga lebih
banyak mengenal konsep yang konkret, sesuai logika pada objek fisik sebelum imajiner.
Sehingga, Rina bisa menggunakan benda disekelilingnya untuk mengenalkan konsep
berhitung, seperti pensil, spidol, penjepit kertas, sempoa, lidi, atau sedotan. Pembelajaran
dimulai dari tahap awal dulu, yaitu bilangan dibawah 10 supaya lebih mudah dipelajari.
Dengan benda konkret, peserta didik akan langsung bisa memahami dan
mempraktekkannya. Cara tersebut diajarkan berulang-ulang kali hingga peserta didik dapat
memahaminya. Setelah aktivitas pembelajaran, guru dapat langsung memberikan rekap
perkembangan dan apresiasi agar siswa merasa termotivasi untuk belajar.

2) Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Sesuai dengan karakter peserta didik kelas rendah yang belum bisa memahami materi
menggunakan konsep imajiner, maka akan lebih baik jika memberikan pemahaman peserta
didik menggunakan konsep yang realistik atau nyata. Kemampuan mengkonstruksikan
materi pada kelas rendah masih terbatas, sehingga pembelajarannya perlu samil melakukan
aktivitas menyenangkan agar materi dapat mudah diterima, yaitu belajar sambil bermain.
Teori belajar yang berkaitan dengan kasus tersebut adalah teori kontruktivisme, dimana
peserta didik belajar untuk mengkonstruksi, membentuk, dan menyusun pemikirannya
sendiri dengan interaksi lingkungan sekitarnya. Teori kontruktivisme mengajarkan siswa
untuk mendapat pengetahuan baru melalui aktivitas real dengan lingkungannya melalui
panca Indera. Peserta didik tidak hanya sekedar belajar menghitung atau menghafal, namun
mereka juga berkesempatan belajar dengan mengenal lingkungan sekitarnya. Maka dari
itu, dengan adanya benda nyata sebagai media belajar dapat menjadi salah satu cara
penyelesaian masalah peserta didik dalam kehidupan nyata.

KASUS III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta
didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks
deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan
contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

1) Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Menurut diskusi kelompok kami, kami setuju bahwa keputusan yang diambil oleh Made
telah tepat. Made menghubungkan isi materi pembelajaran dengan situasi yang ada di dunia
nyata. Sebagai seorang guru, penting untuk menyesuaikan materi pelajaran dengan latar
belakang peserta didik agar materi lebih mudah dipahami. Made memilih topik materi yang
sesuai dengan tempat di mana dia mengajar. Langkah ini menciptakan hubungan yang erat
antara siswa dan materi pembelajaran, karena pemberian contoh yang relevan membuat
siswa langsung merasakan keterkaitan antara pelajaran mereka dan lingkungan sekitar. Hal
ini juga dapat memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dengan kehidupan nyata.
2) Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan!
Prinsip yang Made gunakan adalah prinsip pembelajaran kontekstual di mana guru
mengaitkan pembelajaran dengan hal-hal yang dekat dengan siswa di lingkungannya di
dunia nyata sehingga materi tersebut menjadi familiar dan mudah dipahami siswa. Teori
yang berkaitan dengan prinsip ini yaitu teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme
mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai
pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-
aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai