Anda di halaman 1dari 4

Anggota Kelompok : Wiwik Setiyo Mundarto (23530491)

Sinung Faisal J (23530447)


Jaka Arlistiyanta (23530326)
Mata Kuliah : Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas

Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.
a. Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai ratarata
(mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda
mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta
didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu
mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa
saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama
tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan
benar.
1) Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal
dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan
soal)?
Jawaban :
Menurut kami yang membuat siswa mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal) adalah karena guru
telah berhasil mengajarkan materi matematika sosial kepada siswa dan metode
pembelajaran yang digunakanpun sesuai yaitu metode pemecahan masalah atau
problem solving, sehingga siswa mampu memahami dan mengerti akan materi yang
diajarkan tanpa harus melihat urutan atau langkah pengerjaan soal. Pada dasarnya suatu
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mengalami perubahan tingkah laku, baik
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun pada umumnya
pembelajaran dikatakan berhasil jika materi yang diberikan dapat dikuasai oleh siswa.
2) Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan. Jawaban :
Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode diatas
dapat diterapkan. Metode problem solving dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih anak menghadapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan
maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama- sama. Model problem
solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif
dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu
menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang
memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat
daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Sedangkan teori belajar yang cocok diterapkan sesuaik dengan kasus diatas adalah
konstruktivisme jean piaget. pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui
pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji.
Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah teori yang menempatkan peserta didik
sebagai individu yang membangun pemahaman dan memahami informasi secara aktif
sepanjang proses pembelajaran.

b. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
1) Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawaban :
Usia 7 tahun peserta didik belum sepenuhnya mampu menggunakan logika, mengubah
dan menggabungkan, peserta didik masih perlu belajar menggunakan benda-benda
konkrit, seperti yang katakan teori piaget Ciri pokok perkembangan pada tahap ini
adalah anak sudah mulai memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan
benda-benda yang bersifat konkrit. Jadi anak dengan usia 7 tahun baru bisa menerapkan
logika pada objek fisik. Hal ini tentu menjadi perhatian seorang guru bagaimana
menyampaikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, agar mereka bisa
memahami konsep yang disampaikan. Melihat materi yang akan disampaikan rani yaitu
materi berhitung, rani dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan
bendabenda disekitar seperti pensil, buku, penghapus, dan benda lainnya yang dapat
menjangkau pembelajaran di kelas, dengan mengaitkan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu rani juga bisa menggunakan metode jarimatika.

2) Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan


menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban :
Metode yang kita sarankan sangat berhubungan dengan teori belajar kontruktivisme,
teori kontruktivisme dikenal sebagai pendekatan yang emandang bahwa setiap individu
dapat membangun pemahaman serta pengetahuan mereka sendiri melalui berbagai
pengalaman yang dimilikinya. dengan menyediakan benda-benda disekitar siswa
dihadapi dengan pembelajaran situasi yang nyata. Sehingga ada pengalaman baru dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang
bangunanbangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar
belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh
berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
1) Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?
Mengapa demikian?
Jawaban :
Menurut kami pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai, karena dengan
memberikan contoh teks deskripsi yang sesuai dengan lingkungan peserta didik yaitu
contoh deskripsi tentang pantai dan makanan khas Bali. Maka peserta didik akan dapat
berkonsentrasi dan membayangkan isi teks deskripsi sesuai dengan yang ada di
lingkungan sekitarnya, sehingga peserta didik dapat menyelesaikan proses
pembelajaran dengan maksimal.
Alasan lainnya adalah dengan contoh teks deskripsi yang sesuai dengan lingkungan
peserta didik dapat mengurangi rasa stres dan tegang saat mengikuti proses
pembelajaran, karena peserta didik sudah mempunyai gambaran mengenai materi yang
di pelajari.

2) Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban :
Prinsip yang made gunakan dalam kasus tersebut adalah prinsip teori belajar
konstruktivisme Vygotsky, karena Pak Made memberikan teks deskripsi sesuai dengan
lingkungan sekitar peserta didik yaitu Bali (teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas Bali). Menurut Vygotsky, belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua
elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar.
Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya
berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Munculnya perilaku seseorang adalah
karena keterlibatan dua hal tersebut. Dengan peserta didik mendapatkan stimulus
berupa teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas Bali sesuai dengan tempat
tinggalnya, ia akan menggunakan fisiknya berupa alat indera untuk menangkap atau
menyerap stimulus kemudian menggunakan saraf otak untuk mengolah informasi yang
sudah diterima dari teks deskripsi tersebut. Keterlibatan alat indera dalam menyerap
stimulus dan saraf otak dalam mengelola informasi merupakan proses secara
fisikpsikologis sebagai elemen dasar dalam belajar. Pengetahuan yang telah ada sebagai
hasil dari proses elemen dasar ini akan lebih berkembang ketika mereka berinteraksi
dengan lingkungan sosial budaya mereka.

Anda mungkin juga menyukai