Anda di halaman 1dari 4

Kelas D

PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024


PJOK Universitas Siliwangi

Ruang Kolaborasi Topik 1. Mengenal Peserta Didik


Kasus 1.
1. Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai
rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran,
Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh
peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta
didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda
siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik
mampu mengerjakannya dengan benar.
2. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
3. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban
Dapat dikatakan bahwa peserta didik sudah memahami konsep pembelajran terlebih
dahulu. Kemudian dari guru sudah menyampaikan pembelajaran dengan urutan pembahasan
yang baik sampai penyampaiannya dapat diterima dengan baik oleh perserta didik. Guru juga
ikut mendampingi pada setiap proses pemahaman yang dilakukan peserta didik. peserta didik
sudah mencoba dengan baik di soal yang pertama maka mereka dapat melakukannya di soal
yang kedua. Ada proses belajar dengan bentuk perubahan perilaku dengan kata lain dari yang
tidak bisa sampai bisa. Proses belajar dengan perubahan perilaku ini sejalan dengan teori
belajar behavioristik karena perubahan perilaku yang terjadi disini disebabkan oleh proses
stimulus dan respon. Stimulus yang dimaksud datang dari guru dan peserta didik merespon
stimulus yang diberikan tersebut.
Hal lain yang ada dalam kasus ini setiap peserta didik dapat berfikir dan mengatur
tingkah lakunya sendiri sesuai dengan pemahamannya sehingga dapat meniru suatu
kemampuan atau perilaku dari kejadian yang dialami orang lain atau dari hal yang dipergakan
oleh guru. Teori belajar Sosial Kognitif dari Albert bandura menyatakan bahwa, orang belajar
banyak perilaku melalui proses peniruan. Dari teori itu bisa dikatakan bahwa peserta didik
meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model dan akibatnya
yang ditimbulkannya.
Rancangan adalah hal yang pertama untuk memahami peserta didik. Rancangan harus
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Di dalam rancangan terdapat model, metode dan
media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Metode yang bisa dilakukan
adalah Direct Instructions. Direct Instructions adalah sebuah pendekatan cara mengajar yang
bersifat teacher center atau berpusat pada guru (Trianto 2012). Kemudian dari kasus ini,
setelah merancang pembelajaran, pada pelaksanaan pembelajaran peserta didik diberikan
waktu untuk berlatih dan melakukan pengulangan untuk memberikan pemahaman yang baik
sehingga terjadinya penyempurnaan dalam menjawab soal soal berkaitan dengan materi yang
diberikan. Pada pelaksanaan pembelajaran jika peserta didik mengalami kesulitan, maka guru
perlu mengevaluasi metode dan mencoba mengganti metode pembelajaran yang lain,
sedangkan jika peserta didik mengalami penurunan minat dan motivasi, maka guru perlu
mengevaluasi model pembelajaran yang dilakukan dan mengganti model pembelajaran yang
digunakan. Perlu kita pahami juga bahwasannya pembelajaran yang kita berikan kepada
peserta didik diharuskan menyenangkan sehingga peserta didik merasa senang atau asik jika
dalam sebuah kegiatan belajar mengajar. Namun, tetap kita sesuaikan dengan tingkatan atau
jenjangnya masing-masing, agar tujuan pembelajaran yang telah kita tetapkan dapat tercapai.
Kasus 2
1. Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantangan belajarnya.
2. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
3. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban
Menurut Jean Piaget pada usia 7 tahun, anak belum sepenuhnya sanggup untuk
menggunakan logika, mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Sehingga anak-anak di rentang usia tersebut baru bisa menerapkan logika pada objek fisik.
Rani bisa menciptakan pembelajaran dengan menerapkan logika pada objek fisik agar bisa
menstimulasi kemampuan anak dalam berfikir. Selain itu, Rani juga bisa menyediakan
permainan yang berkaitan dengan hitung-menghitung seperti congklak. Adapun hal – hal
yang membuat kami menyarankan hal ini adalah:
1. Kegiatan pembelajaran yang kami sarankan diatas sangat erat kaitannya dengan Teori
Belajar Konstruktivisme.
2. Dengan menyediakan benda-benda disekitar serta beberapa permainan yang
berhubungan dengan hitung-menghitung secara tidak langsung siswa dihadapkan
dengan situasi nyata yang ada dilingkungan sekitarnya sehingga tercipta pengalaman
baru yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Seorang guru harus mempunyai model, strategi, metode dan media dalam
menjalankan proses pembelajarannya. Dalam kasus ini, pemilihan media pembelajaran yang
nyata, menarik, kreatif dan inovatif dapat membantu peserta didik untuk memahami dan
menguasai materi. Rina harus menggunakan strategi yang disesuaikan dengan karakterisitk
dan kebutuhan peserta didik sesuai dengan usianya agar menciptakan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan sampai peserta didik merasa tidak sedang diajarkan.
Kasus 3
1. Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang
bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan
latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh
berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di
Bali.
2. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
3. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban
Pengambilan keputusan made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai
dan makanan khas di Bali kepada peserta didik sudah sesuai. Hal ini karena Made melakukan
pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra. Dari
pembelajaran ini Made dapat membangun koneksi antara materi yang diajarkan dengan
kehidupan sehari – hari peserta didiknya, sehingga meningkatkan minat dan pemahaman
mereka terhadap pelajaran tersebut. Kasus yang Made alami ini juga erat kaitannya dengan
pembelajaran berdiferensiasi. Pada pembelajaran berdiferensiasi terutama di Mata Pelajaran
PJOK dapat dilakukan pengkategorian peserta didik sesuai dengan tahapan proses belajar
geraknya yaitu tahapan kognitif, tahapan asosiasi dan tahapan otomatisasi.
Prinsip yang digunakan oleh Made dalam kasus tersebut adalah prinsip relevansi dan
kontekstualisasi. Dengan memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas
di bali, Made memastikan bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan konteks dan latar
belakang peserta didik yang berada di wilayah Bali. Prinsip relevansi mengacu pada
pentingnya materi yang diajarkan terkait dengan kehidupan sehari hari peserta didik,
sehingga mereka dapat memahami dan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman pribadi
mereka sementara itu, prinsip kontekstualisasi menentukan penggunaan konteks atau lokal
lingkungan sekitar peserta didik. Bersinggungan dengan kurikulum Merdeka, kasus ini erat
kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pada pembelajran berdiferensiasi di Mata
Pelajaran PJOK dapat dilakukan juga pengkategorian peserta didik sesuai dengan tahapan
geraknya yaitu tahapan kognitif, tahapan asosiasi dan tahapan otomatisasi.
Adapun pada kurikulum Merdeka ini prinsip pembelajaran yang digunakan guru
tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat;
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistik;
4. Pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra; dan
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai