Anda di halaman 1dari 3

Anggota Kelompok/NIM

Frida Septiana 233174712057

Yuna Amalia 233174712493

Aprianus Edison Radja 233174711895

Novian Candra Kurniawan 233174712392

Fase 1

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai
rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang
Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawab:
Menurut pendapat kelompok kami peserta didik dapat dapat mengerjakan mengerjakan soal
pada percobaan kedua tanpa melihat urutan pengerjaan soal sebelumnya adalah karena
langkah-langkah untuk mengerjakan soal tersebut sudah dijelaskan dengan baik oleh guru
pada pembelajaran sebelumnya, sehingga peserta didik dapat menangkap pembelajaran
dengan baik dan paham tentang cara pengerjaan soal yang diberikan.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab:
Dalam pembelajaran tersebut, terdapat metode pembelajaran dengan menggunakan problem
based learning yang dimana terpusat pada masalah yaitu mencari nilai mean untuk dapat
memecahkan masalah dalam pemahaman mereka. Teori yang sejalan dengan problem based
learning adalah konstruktivisme yang dimana teori tersebut ingin membuat siswa merasa
terlibat dalam pembelajaran.

Fase 2

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.
1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab :
Biasanya, rata-rata usia peserta didik kelas 1 SD adalah 7 tahun. Berdasarkan menurut Jean
Pieget pada usia tersebut, anak belum sepenuhnya sanggup menggunakan logika,
mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Sehingga anak-anak di usia
tersebut baru bisa menerapkan logika pada objek fisik. Hal ini harus menjadi perhatian Rani
sebagai guru, agar bisa menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi serta
kebutuhan peserta didik. Menurut kelompok kami, Rani bisa menciptakan pembelajaran
dengan menerapkan logika pada objek fisik agar bisa menstimulasi kemampuan anak dalam
berpikir. Guru dapat menyediakan benda-benda sekitar peserta didik diantaranya buku,
pensil, spidol, yang mana benda-benda tersebut merupakan benda yang setiap hari
digunakan peserta didik untuk belajar. Rani bisa menggunakan benda-benda tersebut
sebagai media berhitung peserta didik. Cara mudahnya yaitu mengaitkan pelajaran
berhitung dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, Rani juga bisa menyediakan permainan
yang berkaitan dengan hitung menghitung seperti congklak/dakon, karena permainan
tersebut membuat peserta didik belajar berhitung secara tidak langsung.

2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Jawab:
Dalam kasus yang seperti itu, kita sebagai guru dapat menggunakan metode pembelajaran
project based learning ataupun game based learning. Sebab dengan menggunakan game
based learning, siswa akan merasa terlibat dalam pembelajaran dan terkesan lebih berpusat
pada siswa. Selain itu, siswa akan juga merasakan bagaimana mereka belajar sambil
bermain. Teori yang sejalan dengan game based learning ataupun project based learning
ialah teori behavior yang lebih mendekatkan pada proses belajar siswa dan rasa ingin tahu
pada siswa.

Fase 3

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu
Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Jawab:

Menurut kelompok kami keputusan pak made sudah sesuai karena mengingat perbedaan
lingkungan yang cukup signifikan, beliau mengubah objek contoh untuk menjelaskan
kepada peserta didik agar lebih mudah untuk dipahami. Mengingat kondisi lingkungan di
Bali dan di Ibu Kota berbeda sehingga merubah contoh objek deskripsi merupakan salah
satu keputusan yang baik untuk menghidupkan suasana kelas tanpa mengesampingkan aspek
penilaiannya. Perubahan contoh deskripsi dengan objek yang dimaksudkan agar peserta
didik mudah mempelajari deskripsi dengan objek yang telah dikenalnya sehingga peserta
didik mampu menangkap tujuan dari pembelajaran dikelas.

2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Prinsip yang digunakan pak made adalah dengan melihat situasional. Dengan berbagai
macam pertimbangan situasi lingkungan tempat belajar peserta didiknya, pak Made telah
menerapkan pembelajaran berdasarkan Teori Belajar Behavioristik dengan memperhatikan
bebrapa hal seperti : Mementingkan pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian
atau elementalistik, mementingkan peranan aksi, mengutamakan mekanisme terbentuknya
hasil belajar melalui prosedur stimulus-respon, mementingkan peranan kemampuan yang
sudah terbentuk sebelumnya, mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan, memunculkan perilaku yang diinginkan sebagai hasil dari proses belajar.
Dimana hal ini sejalan dengan maksud dari pak made dalam penguatan respon pemahaman
peserta didik yang dikuatkan melalui pengaruh lingkungan yang sudah dikenal oleh peserta
didik dengan adanya kebiasaan-kebiasaan peserta didik terhadap contoh objek deskripsi
yang digunakan. Meskipun dengan merubah objek contoh deskripsi dari fenomena
lingkungan Ibu Kota ke objek deskripsi lingkungan di Bali dapat membatasi imajinasi
peserta didik mengenai dunia diluar lingkungan dan kebiasaannya. Namun dalam hal ini
Langkah yang diambil oleh pak made kami rasa sudah cukup tepat.

Anda mungkin juga menyukai