Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faishal Abdurrahman Abdillah

Nim : 2313192
Offering : PJKR-B
Mata Kuliah : Filosofi Indonesia
Tanggal : 10 Oktober 2023

Mulai dari Diri - Siapa saya sebagai seorang Guru?


Tugas 1: Refleksi Pengalaman Bersekolah

1. Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu bersekolah, atau,


pengalaman apa yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah?
(pilih salah satu)
2. Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai
seorang pembelajar?
3. Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
4. Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
5. Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru
tersebut di kelas yang Anda ampu? Apa yang Anda lakukan?

Jawaban:

1. Yang membuat saya rindu untuk sekolah lagi adalah karena saya sangat senang
dengan berbagai macam mata pelajaran yng saya sukai diantaranya seperti
Matematika, Fisika, Nahwu, Shorf, dan Bahasa Arab. Dimana setiap hadirnya mata
pelajaran tersebut saya menjadi antusias dn selalu kritis dalam mempelajarinya
sebelum guru memasuki ruang kelas. Saya sangat senang juga kepada guru-guru
karena selain siswa yg harus berdisiplin guru juga sudah berdisiplin karena mereka
sudah membuat teks mengajar guna untuk mengajar setiap pertemuannya, sehingga
tidak ada guru satupun yg bingung untuk menyampaikan materinya.
2. Yg membuat saya berkembang dan belajar sebagai seorang pelajar adalah karena saya
selalu kritis dalam menuntut ilmu, dimana jika saya tdk atau blm faham dan
menguasai pelajaran tersebut saya selalu bertanya dan membuat jadwal belajar
tambahan di rumah maupun bersama teman-teman sehingga apa yg ingin saya capai
dalam menuntut ilmu selalu dilandasi dengan perbanyak pertanyaan perihal poin-poin
yg tidak saya kuasai kepada guru.
3. Sosok guru yg sangat menginspirasi saya adalah ketika saya duduk di kelas 3 KMI
atau kelas 9 SMP saya memiliki wali kelas yg dirinya sekaligus seorang motivator di
Pondok Modern Darussalam Gontor.
4. Pengalaman yg sangat berkesan dengan guru tersebut adalah dimana setiap pertemuan
mata pelajarannya selalu memberikan motivasi dorongan untuk semangat belajar
kepada murid-muridnya bahkan beliau selalu masuk di mata pelajarannya walaupun
beliau dalam keadaan kurang sehat. Bahkan tdk hanya di kelas beliau jg selalu
memberikan kami para muridnya masukan dan jalan keluar di setiap kesulitan kami.
5. Saya pernah meniru gaya belajar beliau yg sangat antusias dn menguasai setiap mata
pelajaran yg beliau ampu, dimana saya mengajar mata pelajaran pondok yaitu
Muthalaah atau dalam bahasa indoneianya cerita pendek berbahasa arab. Dan tidak
hanya gaya mengajarnya saya juga meniru kebiasaan beliau dimana setiap penutupan
pertemuan mata pelajaran elalu memberikan motivasi belajar dn dorongan semangat
belajar.

Tugas 2: Panggilan Menjadi Guru

1. Siapa saya saat ini?


2. Mengapa saya memilih menjadi guru?
3. Bagaimana saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?

Jawaban:

1. Saya merupakan seorang mahasiswa yg sangat bersemangat dalam mencari dan


menuntut ilmu apasaja yg saya dapatkan dalam kehidupan sehari-hari saya, dengan
tujuan untuk menjadi guru yang terbaik di mata muridnya. Karena Guru terbaik
adalah guru yang memiliki pengalaman yang cukup banayak (Eksperience is the Best
Teacher). Saya sangat mempedulikan disiplin bangsa karena bangsa ini harus
memiliki generasi yang unggul dan berbudi pekerti yg luhur dengan mencetak para
murid untuk menjadi pelajar yg kritis dn bersemangat menuntut ilmu, tidak lupa untuk
mengajarkan kepada mereka akan pentingnya sopan santun atau biasa dikenal dengan
adab, karena adab itu diatasnya ilmu (Al Adabu Faukol Ilmi).
2. Kita memilih menjadi guru karena dengan menjadi guru hadir setiap hari untuk
murid-murid, kita telah menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri
apapun profesi yang dijalani. Kita memang perlu terus belajar demikian juga dengan
peran kita sebagai pendidik atau guru, kita perlu terus belajar agar bisa
menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia Merdeka dengan
kesadaran untuk terus belajar secara mandiri. kita telah mengatur diri sendiri, nah ini
adalah bagian dari perjalanan kita menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar
Dewantara manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan
sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. Jika kita
mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan Merdeka,
tentunya penting untuk mereka mengenali diri berdaya untuk menentukan tujuan dan
kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.
Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam dasar-dasar pendidikan,
maksud dari pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Salah satu
langkah awal kita sebagai pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayati
pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar. Murid-murid kita kini
memiliki cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu, mereka sangat fasih
dan teknologi menjadikan internet sebagai salah satu sumber belajar utama, mereka
bisa dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam
genggaman, mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita beri. Lantas
kita sebagai guru Apa yang perlu kita selaraskan agar bisa menjadi pendidik yang
relevan dengan konteks zaman. Murid-murid kita memang sudah jauh berbeda dengan
kita, namun mereka tetap butuh kehadiran sosok pendidik. Ki Hajar Dewantara
pernah menyampaikan “pendidik itu menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki perilakunya, hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak, bukan dasarnya.
3. Setiap anak memiliki sifat yang unik dan potensi yang berbeda-beda, serta memiliki
bakat dan minat sendiri-sendiri. Sehingga sebagai seorang pendidik kita harus mampu
memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak, hal ini sesuai dengan filosofi
pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid. Tentu kita
sudah tidak asing lagi dengan bapak Ki Hajar Dewantara, beliau adalah Bapak
Pendidikan kita yang filosofi pemikirannya masih relevan sampai saat. Menurut
pemikiran Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus berpihak pada murid, guru harus
berpihak pada murid, sehingga sebagai guru penggerak harus bisa menuntun murid
sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Sehingga bisa
menumbuhkan karakter positif yang kuat dalam menyelenggarakan pendidikan yang
berpihak pada murid. Guru dapat menerapkan Trilogi pendidikan Ki Hajar Dewantara
yaitu “Ingarso Sung tulodo ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” yang
artinya adalah di depan memberi contoh di tengah harus memberi dorongan, dan di
belakang memberi semangat.

Tugas 3: Komitmen Diri

1. Mengapa saya mengikuti Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional?


2. Apa yang Saya yakini?
3. Apa yang memotivasi Saya?

Jawaban:
1. Memahami dasar Pendidikan dan mata kuliah ini memberikan pemahaman
menyeluruh tentang dasar-dasar pendidikan nasional. Kita akan mempelajari prinsip-
prinsip filosofis sistem pendidikan negara kita.
2. Yg membuat saya yakin adalah setiap orang yang ingin berkembang harus
mempunyai 3 ilmu, ketiganya harus seimbang. Ketiga jenis informasi tersebut adalah
informasi dasar, informasi khusus, dan informasi umum. Tidak ada yang lebih penting
dari ketiga jenis data ini karena semuanya sama pentingnya.
3. Yg memotivasi saya adalah orang tua karena orng tua adalah sumber kebahagiaan dan
keberkahan seorang anak yg harus dijaga, tanpanya kita tidak ada di dunia ini dan
tanpanya juga kita tidak akan bisa sekolah setinggi ini.

1. Apa saja strategi yang akan Saya terapkan untuk mencapai tujuan?
2. Apa saja yang Saya butuhkan untuk menjalankan strategi tersebut?

Jawaban:
1. Strategi yg saya terapkan untuk mencapai tujuan adalah banyak belajar dan berusaha
semaksimal mungkin degan menjalankan 6 syarat manusia untuk menuntut ilmu,
yaitu diantaranya dengan kecerdasan, semangat dan keinginan yg kuat, memiliki
usaha, siap materi untuk menuntut ilmu ke jenjang selanjutnya, dekat dengan guru,
dan harus sabar degan waktu yg tidak sebentar untuk menjadi manusia yg
berkembang.
2. Yg saya butuhkan yaitu dengan 3 asas konsep dasar dalam kehidupan, yaitu dengan
irodah atau niat yg kuat, ijtihad atau berusaha semaksimal mungkin, dan do`a. Karena
jika kita hanya berusaha saja tanpa adanya doa maka itu adalah perbuatan sombong
kepada Tuhan kita, sebaliknya juka doa ssaja tanpa adanya uaha maka itu semua
adalah sia-sia dn omong kosong di mata Tuhan.

1. Apa saja langkah-langkah konkrit yang akan Saya jalankan?


2. Kapan Saya menjalankan langkah-langkah tersebut?

Jawaban:
1. Langakah-langkah konkrit yg saya jalankan adalah dengan inisiatif mandiri yg harus
dikembangkan, etika dan intergrita yg baik, kemampuan berfikir kritis, keinginan
semangat akan menuntut ilmu dan belajar dengn bersungguh-sungguh, komitmen,
motivasi diri, dan semangat untuk berusaha lebih keras dari sebelumnya
2. Saya akan menjalankan langkah-langkah tersebut ketika saya akan menempuh
pendidikan yg lebih tinggi seperti pada saat ini, dan ketika saya belajar sesuatu hal yg
baru dalam kehidupan saya.

~ ‫~ اﻟﺤﻤﺪ ربّ اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ‬

Anda mungkin juga menyukai