Anda di halaman 1dari 16

1

Topik 1. Materi Teori Belajar


A. Mulai dari Diri
1. Mengapa proses belajar menjadi penting dalam kegiatan pendidikan?
Proses belajar memberikan dampak yang besar bagi kegiatan pendidikan karena untuk
mencapai suatu hasil harus melalui proses, jika tanpa proses tidak akan didapati hasil
yang diinginkan.
2. Setiap individu tentu saja pernah mengenyam pendidikan formal. Ceritakan
pengalaman menarik Anda, ketika Anda menjadi seorang peserta didik yang berusaha
memahami penjelasan dari guru Anda.
Mengingat kejadian di saat SMA kelas XI, Pelajaran yang paling berkesan bagi saya
ialah Bahasa Jerman. Guru Bahasa Jerman merupakan seorang guru yang mampu
membaur dengan para siswa mulai dari siswa yang aktif hingga siswa yang acuh.
Saya merupakan siswa diantara kedua sikap tersebut, saya aktif namun sedikit acuh
apabila kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru diluar dari kemampuan
saya. Pada saat Pelajaran Bahasa Jerman tentu saya mengalami kesulitan di awal-awal
pelajaran tersebut, saya berusaha menghafal kosa kata dasar mulai dari anggota tubuh.
Disisi lain kami di kelas merupakan anak-anak yang senang menggambar sehingga
atas dasar ide beliau kami disuruh menggambar tubuh manusia lalu memberikan
keterangan masing-masing anggota tubuh dengan Bahasa Jerman. Itulah pengalaman
menarik yang terjadi di kelas XI dan saya ingat hingga saat ini.
3. Saat pembelajaran berlangsung, seorang guru menyadari bahwa siswa di dalam kelas
terlihat kurang bersemangat mengikuti pembelajaran. Saat itu, guru berinisiatif untuk
memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan guru. Setelah satu bulan, guru itu tidak lagi memberikan hadiah kepada
siswa ketika berhasil menjawab pertanyaan guru. Akan tetapi, siswa tetap
bersemangat menjawab setiap pertanyaan, karena berharap akan mendapatkan hadiah
dari guru ketika berhasil menjawab dengan benar. Setelah menyadari tidak ada hadiah
lagi yang diberikan guru, para siswa kembali lagi kurang bersemangat saat belajar.
Menurut Anda, apa yang menyebabkan para siswa tersebut menampilkan perilaku
seperti di awal pembelajaran (kurang bersemangat saat belajar)? Jika Anda menjadi
guru, apa yang akan Anda lakukan agar semangat belajar siswa dapat bertahan
walaupun tidak mendapatkan hadiah?
Berdasarkan kasus diatas, masalah yang sedang dihadapi siswa berkaitan dengan
motivasi. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar mempunyai beberapa penyebab
2

misalnya materi yang sulit dipahami, metode belajar yang tidak menyenangkan, dan
lingkungan yang tidak mendukung. Menurut Maryam (2016), Siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi, akan selalu berusaha untuk lebih baik dan ingin selalu
dipandang sebagai siswa yang berhasil dalam lingkungannya*. Ketika siswa
dijanjikan imbalan berupa hadiah maka siswa akan bersemangat dan ketika tidak
diberikan hadiah maka siswa kembali kurang bersemangat, karena siswa hanya
tertarik untuk mendapatkan imbalan berupa hadiah dari guru, tanpa memahami
pentingnya belajar yang akan menjadi hadiah ilmu untuk dirinya sendiri di kemudian
hari.
Jika saya menjadi guru, saya akan menerapkan beberapa tips agar mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa ;
1) Membangun komunikasi dengan baik kepada siswa
2) Memberikan pandangan kepada siswa untuk menentukan tujuan belajarnya
3) Mengenali gaya belajar siswa
4) Membuat suasana belajar yang menyenangkan dan disukai siswa
5) Mengajak siswa untuk mengharga proses dari belajar, tidak berfokus pada prestasi
saja
(*: Maryam, Muhammad. 2016. Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran. Lantanida
Journal. Vol 4 Nomor 2)
4. Dalam kegiatan pertemuan tatap muka terbatas, pihak sekolah menempelkan poster
perilaku hidup bersih dan sehat di setiap sudut sekolah, untuk membuat siswa
menyadari pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat ketika berada di sekolah.
Selain itu, guru juga secara berkala mengingatkan dan memberikan contoh bagaimana
menerapkan perilaku hidup bersih kepada muridnya. Karena terbiasa melihat poster
dan perilaku guru di sekolah, para siswa selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat saat berada di sekolah. Menurut Anda, apa yang menyebabkan para siswa
tersebut mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat tanpa perlu
diingatkan?
Poster yang dibuat sedemikian menarik akan mendapatkan perhatian dari siswa,
karena telah menyita perhatian dan dilihat berulang kali maka memori yang berisikan
pesan dari poster tersebut akan terekam diingatan siswa sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini, anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-
3

rata (mean). Untuk memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran, Anda


mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh siswa
agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada siswa
untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, siswa mampu mengerjakan
dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat
kemudian, Anda meminta kepada siswa untuk mengulangi soal yang sama tanpa
melihat urutan pengerjaan soal, dan siswa mampu mengerjakannya dengan benar.
Menurut Anda, apa yang membuat siswa mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)? Sebagai seorang
calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat diterapkan?
Menurut saya siswa tersebut menerapkan konsep pemahaman dalam
pembelajarannya. Konsep pemahaman merupakan kemampuan siswa untuk
menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkap suatu materi yang
disajikan oleh guru.
6. Coba ingat-ingat pengalaman Anda ketika sekolah (SD/SMP/SMA), guru apa saja
yang dapat membuat Anda tertarik mengikuti pembelajaran dan sebaliknya? Ceritakan
sebuah pengalaman menarik Anda berkaitan dengan cara Anda membangkitkan
motivasi pada diri Anda ketika menjadi seorang pelajar!
Mengingat kejadian di bangku Sekolah Menengah Atas, guru yang dapat membuat
saya tertarik mengikuti pembelajaran adalah guru Biologi karena beliau identik
dengan kata “Ceklis’’ nya. Jadi setiap kali kami para siswa mengerjakan tugas essai
beliau memberikan poin nilai dengan cara ceklis. Misalnya dalam 5 soal essay dari
nomor 1 sampai nomor 5, idealnya terdapat jawaban benar total 15 ceklis, jika jumlah
ceklis kami ada 15 maka nilainya adalah 100. Sebaliknya dari pelajaran yang saya
senangi, yakni pelajaran yang tidak saya senangi adalah Pelajaran olahraga. Guru
olahraga selalu menyamaratai seluruh siswa untuk bisa melakukan gerakan olahraga
misalnya harus bisa bermain volly sedangkan saya tidak suka volly.
7. Pernahkah anda mendengar istilah mindset atau pola pikir? Menurut Anda, apakah
mindset itu? Apakah peran mindset dalam proses pembelajaran para peserta didik?
Bagaimana cara Anda mengembangkan mindset yang Anda miliki saat ini?
Ya, saya sering kali mendengar istilah mindset. Mindset adalah suatu cara dalam
berpikir yang terbentuk dari keyakinan sehingga dapat mempengaruhi perilaku dan
sikap seseorang. Mindset merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran
peserta didik. Mindset yang tercipta dengan baik untuk berkembang akan memicu
4

prestasi yang lebih baik di sekolah karena peserta didik memiliki perspektif yang
berguna dalam belajar. Dalam mengembangkan mindset saya menanamkan jiwa
seorang pembelajar, sehingga saya merasa terus belajar tanpa merasa puas untuk apa
yang sudah saya ketahui.
B. Eksplorasi Konsep
1. Belajar
2. Teori-Teori Belajar
3. Motivasi Belajar
4. Paradigma Personal Peserta Didik
C. Ruang Kolaborasi
(Kelompok)
1. Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori behavioristik, teori sosial kognitif, dan
teori konstruktivisme di dalam kelas!
a) Teori Behavioristik
Penerapan teori behavioristik dalam kelas melibatkan fokus pada perilaku siswa
sebagai hasil dari interaksi mereka dengan lingkungan pembelajaran. Beberapa cara
penerapan teori behavioristik di dalam kelas meliputi:
1) Penggunaan Penguatan: Memberikan penghargaan atau ganjaran positif
(reinforcement) kepada siswa yang menunjukkan perilaku yang diinginkan. Ini
bisa berupa pujian, poin, atau hadiah kecil untuk memotivasi pembelajaran.
2) Penggunaan Sanksi: Memberikan konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak
diinginkan. Ini dapat berupa pengurangan poin, tugas tambahan, atau waktu
istirahat yang dikurangi.
3) Penjadwalan Penguatan: Mengatur jadwal pemberian penguatan untuk mendorong
konsistensi perilaku. Misalnya, penguatan dapat diberikan setelah setiap tindakan
yang diinginkan pada awalnya, lalu secara bertahap dikurangi seiring waktu.
4) Instruksi yang Jelas: Memberikan petunjuk yang jelas dan tugas yang terstruktur
agar siswa dapat mengerti harapan perilaku yang diinginkan.
5) Model Perilaku: Guru dapat menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan
perilaku yang diinginkan. Siswa sering meniru perilaku guru.
6) Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran: Penggunaan media pembelajaran,
permainan edukatif, atau teknologi dapat membantu memfasilitasi pembelajaran
melalui penerapan teori behavioristik.
5

7) Pengukuran dan Pemantauan: Guru dapat menggunakan alat seperti catatan


perilaku atau daftar hadir untuk memantau dan mengukur kemajuan siswa.
Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini fokus pada perubahan perilaku yang
teramati dan dapat efektif dalam situasi tertentu, tetapi tidak selalu mencakup aspek
pemahaman konsep yang lebih dalam. Oleh karena itu, pendekatan ini sering
digunakan bersama dengan pendekatan pembelajaran lainnya untuk mencapai hasil
yang lebih baik dalam pengajaran.
b) Teori sosial kognitif
Penerapan teori sosial kognitif dalam kelas dapat meningkatkan proses pembelajaran.
Beberapa cara untuk menerapkannya meliputi:
1) Modeling (Pemodelan): Guru dapat menjadi contoh yang baik dalam perilaku
dan pembelajaran. Dengan memperlihatkan bagaimana menyelesaikan tugas atau
mengatasi masalah, guru memberi contoh kepada siswa bagaimana melakukan
hal tersebut dengan benar.
2) Pemberian Umpan Balik (Feedback): Guru memberikan umpan balik konstruktif
terhadap kinerja siswa, membantu mereka memahami apa yang dilakukan dengan
benar dan apa yang perlu diperbaiki
3) Kolaborasi Sosial: Menggalakkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok atau
proyek tim dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana
berinteraksi dan bekerja bersama orang lain.
4) Pengembangan Kemampuan Regulasi Diri: Membantu siswa mengembangkan
kemampuan untuk mengatur dan mengontrol perilaku, motivasi, dan emosi
mereka sendiri
5) Pemberian Tugas yang Relevan: Menyusun tugas dan materi pembelajaran yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa agar mereka dapat melihat nilai dalam
apa yang dipelajari
6) Diskusi Etika dan Moral: Membahas etika, moral, dan tanggung jawab sosial
dalam konteks pembelajaran sehingga siswa dapat memahami dampak tindakan
mereka pada orang lain dan masyarakat.
Penerapan teori sosial kognitif ini membantu siswa memahami konsep,
mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan motivasi untuk belajar.
c) Teori konstruktivisme
Pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lewat
pengamatan mereka sendiri, diharapkan siswa dapat menerapkannya. Penerapan teori
6

konstruktivisme di dalam kelas adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada


peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui
pengalaman, refleksi, dan interaksi. Berikut beberapa cara untuk menerapkan teori
konstruktivisme di dalam kelas:
1) Pembelajaran Berbasis Masalah: Berikan kepada siswa masalah atau tantangan
yang mengharuskan mereka untuk mencari solusi sendiri. Ini mendorong
pemikiran kritis dan pembelajaran aktif.
2) Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi di kelas dan kerja kelompok sehingga
siswa dapat berbagi ide, memperdebatkan konsep, dan belajar satu sama lain
3) Sumber Belajar Beragam: Gunakan berbagai sumber, seperti buku teks, video,
sumber daring, dan narasumber tamu, agar siswa dapat membangun pemahaman
mereka melalui berbagai cara.
4) Aktivitas Praktik: Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksperimen, proyek, atau tugas praktis yang memungkinkan mereka mengalami
konsep dalam konteks nyata.
5) Pembelajaran Mandiri: Dorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam
pembelajaran mereka sendiri, mengatur tujuan pribadi, dan mengembangkan
keterampilan metakognitif.
6) Umpan Balik Konstruktif: Berikan umpan balik yang mendukung perkembangan
konstruktif siswa, fokus pada proses belajar daripada sekadar hasil akhir.
7) Pembelajaran Reflektif: Ajarkan siswa untuk merenungkan pengalaman mereka,
menjurnal, atau berbicara tentang apa yang mereka pelajari, sehingga mereka
dapat menginternalisasikan pengetahuan dengan lebih baik.
8) Penilaian Formatif: Gunakan penilaian yang berkelanjutan untuk memantau
perkembangan siswa dan memberikan kesempatan bagi perbaikan.
9) Fleksibilitas: Sesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa,
sehingga mereka merasa terlibat dan memiliki tanggung jawab dalam proses
pembelajaran
Dengan menerapkan prinsip-prinsip konstruktivisme ini, Anda dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, membantu mereka membangun
pemahaman yang lebih dalam, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

2. Berikan penjelasan model-model pembelajaran apa saja yang terbentuk berdasarkan


prinsip kontruktivisme!
7

a) Inquiry Learning
Bertujuan untuk memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk
menyelesaikan sebuah masalah
b) Discovery Learning
Mengarahkan Peserta didik untuk mengindentifikasi, memahami, merancang, serta
mengkonstruk informasi lewat proses intuisi atau kemampuan memahami
menggunakan perasaan
c) Project Based Learning
Difokuskan Pada permasalahan kompleks yang memerlukan investigasi dan
bereksperimen secara dalam kolaboratif dalam sebuah proyek.
d) Problem Based Learning
Merangsang peserta didik untuk belajar melalui permasalahan yang kompleks

3. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para siswa
yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut:
a) Tania 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan rendah untuk sukses yaitu
bisa dengan melakukan:
1) Mengajak Tania berbicara atau melakuan pendekatan dengan Tania secara
personal terkait apa yang dirasakan dan diinginkan oleh Tania
2) Memberikan gambaran kepada Tania mengani contoh perilaku orang yang sudah
berhasil meraih cita cita, sama seperti cita cita yang Tania inginkan.
3) Mengkombinasikan belajar sambil bermain agar Tania merasa bahwa belajar
adalah suatu hal yang menyenangkan
4) Beri Penghargaan dan Pujian ketika Tania menyelesaikan tugas dengan baik. Hal
Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi.
5) Buat Pembelajaran Menyenangkan: Buat suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik dengan mengunakan berbagai metode pembelajaran.
b) Rencana untuk meningkatkan motivasi Samuel yang berusia 10 tahun, yang bekerja
keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan
gagal yang kuat adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan tujuan yang realistis serta mempetimbangkan hambatan-hambatan yang
mungkin akan muncul
2) Berikan dukungan
8

3) Ajarkan resiliensi bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Dan
mencoba menceritakan pengalaman tentang kegagalan yang pernah terjadi dan
cara untuk mengatasinya.
4) Kenali minat dan bakat Samuel, agar dapat menemukan passion apa yang menjadi
minat dan bakat Samuel.

c) Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan teman-


temannya adalah tantangan yang bisa dihadapi oleh guru dan orang tua. Berikut
beberapa langkah yang bisa diterapkan :
1) Bicarakan secara pribadi: Ajak anak untuk berbicara secara pribadi. Tanyakan
tentang perasaannya terkait kelas dan teman-temannya. Cobalah untuk memahami
apa yang membuatnya merasa perlu meremehkan orang lain.
2) Ajarkan empati: Berbicaralah tentang pentingnya empati dan bagaimana merasa
dan memahami perasaan orang lain. Ajak anak untuk merenungkan bagaimana
perasaan teman-teman mereka bisa terpengaruh oleh tindakan mereka.
3) Dorong kolaborasi: Dorong anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya
dalam proyek atau tugas. Ini bisa membantu mereka melihat nilai dari kerja sama
dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok.
4) Pujian positif: Berikan pujian ketika anak menunjukkan sikap yang lebih positif
terhadap teman-temannya. Ini bisa menguatkan perilaku yang diinginkan.
5) Konsultasikan dengan guru: Jika masalah berlanjut, berbicaralah dengan guru
anak untuk mencari saran lebih lanjut dan bekerja sama dalam menangani masalah
ini.
6) Modelkan perilaku baik: Tunjukkan kepada anak bagaimana berinteraksi dengan
teman-teman dengan cara yang menghormati dan mendukung. Anak sering kali
belajar dari contoh yang mereka lihat.
7) Dorong komunikasi terbuka: Jadikan lingkungan di rumah yang mendukung untuk
berbicara tentang perasaan dan masalah yang mungkin dihadapi anak.
Ingatlah bahwa mengubah perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Penting untuk
memastikan bahwa anak merasa didengar dan didukung dalam perjalanan ini.

d) Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
9

1) Tunjukkan relevansi: Bantu anak memahami betapa pentingnya pendidikan dalam


mencapai tujuan mereka di masa depan. Jelaskan bagaimana pengetahuan yang
diperoleh saat ini akan membantu mereka mencapai impian dan karier mereka
2) Berikan dukungan: Jadilah pendukung yang kuat. Dengarkan aspirasi mereka,
dorong mereka dalam hal yang diminati, dan berikan pujian untuk pencapaian
kecil.
3) Beri tanggung jawab: Berikan mereka tanggung jawab dalam merencanakan
waktu dan tugas mereka. Ini dapat membantu mereka merasa lebih mandiri dan
bertanggung jawab.
4) Bantu atasi hambatan: Jika mereka menghadapi kesulitan belajar, cari cara untuk
membantu mereka mengatasinya. Bisa dengan mencari bantuan tambahan seperti
guru privat atau tutor.
5) Buat lingkungan belajar yang baik: Pastikan mereka memiliki tempat yang tenang
dan nyaman untuk belajar. Hindari gangguan yang tidak perlu.
6) Libatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler: Aktivitas di luar kelas seperti olahraga,
seni, atau klub dapat membantu memotivasi anak Anda dan membuat mereka
merasa lebih terhubung dengan sekolah.
7) Jadwal istirahat yang seimbang: Pastikan mereka memiliki waktu untuk istirahat
dan bersosialisasi. Terlalu banyak tekanan bisa mengurangi motivasi.
8) Jadwalkan tujuan jangka pendek dan panjang: Bantu mereka merencanakan tujuan
akademik yang realistis dan terukur, sehingga mereka memiliki sesuatu untuk
dikerjakan.
9) Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi perlu pengamatan dan penyesuaian untuk
menemukan pendekatan yang paling efektif bagi mereka.

D. Demonstrasi Konstektual
1) Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan diminta untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda. Adapun tata cara yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
2) Buatlah materi presentasi yang menarik dalam bentuk audio dan visual (durasi
maksimal 15 menit).
3) Masing-masing ketua kelompok mengunggah link teks dan link video hasil kerja
kelompok ke dalam forum diskusi online.
10

4) Masing-masing kelompok wajib memberikan satu pertanyaan / pernyataan / saran /


kritik / sanggahan / lainnya, kepada kelompok lain melalui forum diskusi.
5) Ketua kelompok membagi tugas kepada seluruh anggota kelompok (termasuk dirinya
sendiri) secara merata, untuk memberikan tanggapan di forum diskusi.
6) Seluruh mahasiswa menyimak tanggapan kelompok dan mengkomunikasikan kembali
secara kontinyu terhadap pernyataan, saran, kritik, pertanyaan, sanggahan, dll
kelompok lainnya.
7) Masing-masing kelompok mengunggah teks naskah dan video penjelasan ke dalam
penyimpanan digital atau media sosial, dan mempublikasikan link ke dalam forum
diskusi sebagai hasil final kelompok.
E. Elaborasi Pemahaman
Setelah memahami tentang pengertian belajar, teori belajar, motivasi serta pola pikir,
sebagai calon guru tentunya masih harus mengkaji secara lebih mendalam bagaimana
mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran. Pemahaman seorang guru
mengenai konsep dasar belajar, akan berdampak pada efektivitas pembelajaran itu sendiri
nantinya. Untuk itu, silahkan Anda coba jelaskan bagaimana masing-masing teori belajar
yang telah Anda pelajari dapat diimplementasikan pada kurikulum pembelajaran saat ini?
Pemahaman seorang guru mengenai konsep dasar belajar, akan berdampak pada
efektivitas pembelajaran itu sendiri nanti. Setelah memahami tentang teori belajar secara
mendalam maka dapat diimplementasikan pada kurikulum Merdeka ialah sebagai
berikut :
1) Behavioristik
Behavioristik belajar merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
behavioristik hal yang terpenting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran ialah
seseorang akan dianggap telah belajar jika sudah menunjukkan perubahan perilaku.
Bentuk dari stimulus pada teori ini berupa penyampaian materi, pembentukan
karakter, dan nasehat yang diberikan oleh guru pada siswa. Sementara bentuk respon
berupa reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru. Pada Kurikulum Merdeka teori behavioristik dapat diterapkan
pada kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan dan siswa telah menunjukkan hasil
yang dapat diukur dengan nilai, guru dapat memberikan poin atau bintang pada hasil
kerjanya sebagai tanda bahwa telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik,
kemudian guru memantau hasil pengerjaan siswa untuk diberikan nilai guna
mengukur kemampuan siswa sudah sejauh mana.
11

2) Kognitif
Pada teori kognitif siswa ditekankan pada proses pembelajaran dari pada hasil
sehingga dapat diartikan bahwa kognitif adalah bagian dari psikologi yang meliputi
perilaku Kesehatan mental yang berkaitan dengan kemampuan berfikir, memecahkan
masalah, memahami, memproses informasi, stabilitas dan kemauan sehingga kognitif
dapat diartikan sebagai psikologi dari individu. Pada Kurikulum Merdeka teori
kognitif dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran guna mengutamakan proses
dari pada hasil.

3) Konstruktivisme
Pada teori konstruktivisme, siswa dituntut untuk bisa aktif membangun pengetahuan
dan pemahaman baru, mencari makna berdasarkan apa yang telah dipelajari atau
sesuai dengan pengalaman nyata yang telah dialami. Guru dapat menerapkan teori
behavioristik pada kurikulum Merdeka yakni dengan cara memberikan video
pembelajaran di awal pembelajaran di mulai, seperti studi kasus yang sedang terjadi
pada saat ini, kemudian siswa diminta untuk menyimak video pembelajaran dengan
seksama, siswa mencari akar masalah yang sedang terjadi, lalu memberikan
tanggapan beserta solusi yang bisa mengatasi akar masalah yang ada. Teori
konstruksivisme cocok digunakan pada kurikulum Merdeka sebab pembelajaran
memfokuskan pada kegiatan siswa dan siswa dituntut untuk lebih aktif, sehingga
siswa bisa menarik kesimpulan, mendapatkan informasi baru, dan mengembangkan
rencana untuk penyelidikan selanjutnya.
F. Koneksi Antar Materi
Buatlah ringkasan/rangkuman materi mengenai:
1) Apa itu belajar?
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
juga sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari. Selain itu, definisi belajar juga dapat diartikan sebagai segala aktivitas
psikis yang kemudian dilakukan oleh setiap individu, sehingga tingkah lakunya
berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi
karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian atau ilmu setelah belajar, serta
aktivitas berlatih. Arti belajar sendiri adalah suatu proses perubahan kepribadian
seseorang dimana perubahaan ini terjadi dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku,
12

seperti diantaranya pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir,


pemahaman, sikap, serta dalam berbagai kemampuan lainnya.
2) Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism,
social-cognitivism, constructivism)
a) Teori bahavioristik berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena
pengalaman belajar. Dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi
belajar yang memiliki pengaruh terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan
praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya
perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.
Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan
dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini
juga, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.
Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk
dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-
lain yang diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa
reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru atau pendidik.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal
yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon.
Maksudnya apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid
(respon) harus diperhatikan dan diukur. Hal itu dilakukan karena pengukuran stimulus
dan respon merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui apakah murid
mengalami perubahan tingkah laku atau tidak.
Pada penerapannya atau proses pembelajaran, teori belajar behavioristik sangat
tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid,
materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.
b) Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif,
sehingga teori belajar kognitif disebut juga dengan teori belajar Piaget. Berkat teori
dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan. Teori kognitif berbicara tentang manusia
membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri
sendiri terhadap lingkungannya.
13

Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan


diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan
lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang
mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental. Berdasarkan teori
belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman.
Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku
atau sikap yang bisa diamati. Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang berbeda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan
pengetahuan inilah yang membuat kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik.
Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa
beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
c) Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Teori
belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia
membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui
konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.
3) Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan
regulasi diri)
Motivasi belajar berdasarkan hirarki kebutuhan Maslow yakni :
a. Fisiologis, yakni berupa kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman,
pakaian, dan tidur.
b. Rasa aman, ketika manusia telah berhasil memenuhi kebutuhan dasarnya maka
ada keinginan untuk memiliki rasa aman dalam kehidupan sehari-hari, kestabilan
ekonomi, dan keteraturan dalam menjalankan aktivitas kehidupan.
c. Sosial, manusia merupakan makhluk yang saling berinteraksi satu sama lain,
saling melakukan hubungan antar sesama oleh sebab itu manusia dikatakan
makhluk sosial.
d. Penghargaan, yakni ketika telah mencapai kemampuan dalam hidupnya, manusia
memberikan apresiasi berupa penghargaan.
e. Aktualisasi diri, merupakan puncak paling tinggi dari dasar kebutuhan manusia.
Aktualisasi diri bisa berupa kesadaran dalam pemanfaatan potensi yang seseorang
miliki dalam dirinya untuk terus dikembangkan.
4) Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)
14

Growth mindset adalah pola pikir berkembang pada manusia dapat yang membuat
kehidupan menjadi semakin maju dan bahkan sebaliknya. Growth mindset adalah cara
berpikir berkembang terhadap diri sendiri sehingga dapat mempengaruhi perasaan
untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki. Fixed mindset adalah
pola pikir yang memandang kemampuan seseorang sebagai sesuatu yang tetap dan
tidak dapat berubah. Seseorang dengan fixed mindset cenderung merasa sulit untuk
menghadapi kegagalan.

G. Aksi Nyata
Pada akhir pembelajaran topik tentang belajar dan teori belajar, bacalah ringkasan yang
telah Anda buat. Setelah itu tuliskan rancangan / rencana aksi nyata bagaimana Anda
mengaplikasikan topik belajar dan teori pembelajaran dalam proses pembelajaran di
kelas!

Tugas Aksi Nyata Topik 1 : Teori Belajar

A. Topik Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup
B. Teori Belajar
Teori Sosial Kognitive, karena teori sosial kognitiv mendukung pengembangan
kemampuan regulasi diri seperti membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk
mengatur dan mengontrol perilaku, motivasi, dan emosi mereka dalam belajar, seperti
studi kasus pada sandra usia 13 tahun yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan
teman-temannya, sehingga tepat dalam menggunakan teori belajar ini agar termotivasi
untuk aktif ikut serta di kelas dan terampil.
C. Capaian Pembelajaran
1) Peserta didik dapat menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan
mengomunikasikan hasil observasinya.
2) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat alamiah.
3) Peserta didik dapat menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat buatan manusia.
4) Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda di sekitar.
15

5) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan benda tak
hidup
6) Peserta didik dapat menjelaskan ciri makhluk hidup.
7) Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai makhluk hidup di
sekitarnya.
8) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup hidup di sekitarnya
9) Peserta didik dapat mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan prinsip klasifikasi
D. Karakteristik peserta didik
Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan teman-temannya
adalah tantangan yang bisa dihadapi oleh guru dan orang tua
E. Langkah kegiatan guru dan peserta didik (saintifik : PBL/PjBL/D/L)
Problem Based Learning
1) Pengidentifikasian siswa pada masalah
Guru menyajikan video tentang klasifikasi mahluk hidup dan peserta didik mengamati
video yang disajikan. Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan berkaitan dengan video yang disajikan. Peserta didik diberikan
bertanya “Apa perbedaan kamu dengan meja?” Apa perbedaan benda alamiah dan
buatan manusia?
2) Pengorganisasian siswa
Peserta didik mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi pada tahap pengamatan video. Pada tahap ini
dibentuk kelompok diskusi untuk mengumpulkan informasi.
3) Pembimbingan penyelidikan
Guru membimbing peserta didik dalam melakukan diskusi kelompok agar dapat
mengolah data tentang klasifikasi makhluk hidup.
4) Pengembangan dan penyajian
Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok dalam mengolah data yang telah
didapat tentang klasifikasi makhluk hidup yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan sebelumnya. Peserta menyajikan hasil pengamatannya serta memverifikasi
hasil pengamatan dengan data-data atau teori pada buku maupun sumber lainnya.
5) Pengevaluasian proses pemecahan masalah atau penyimpulan
Peserta didik melakukan diskusi dan menyimpulkan perbedaan benda-benda di
sekitar, membedakan makhluk hidup dan tak hidup, dan mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan prinsip klasifikasi. Kesimpulan dapat berupa lisan dan
16

tertulis. Kemudian mempresentasikan di depan kelas, mengemukakan pendapat atas


presentasi, serta memberikan kesempatan untuk kelompok lain untuk menanggapi
atau memberikan pertanyaan dan memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah
berani mengemukakan pendapatnya sehingga didapati hasil kebersamaan kelompok ,
keberanian mengemukakan pendapat, menimbulkan keaktifan, menambah
keterampilan komunikasi dan meningkatkan polsa pikir kritis.

Anda mungkin juga menyukai