Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

1. M. Rizki Mubaroq
2. Putrie Syifa U.
3. Lutfi Alifah
4. Lina Malinda Eka K. S.
5. Laras Andaru Palupi

Topik 1 Pemahaman tentang Peserta Didik dan


Pembelajarannya
1. Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori behavioristik, teori sosial
kognitif, dan teori konstruktivisme di dalam kelas!

❖ Penerapan teori behavioristik dalam kelas


Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan
perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran.
Terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik diakibatkan oleh adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dalam penerapannya di kelas yaitu :
1. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap.
Dimulai dari materi sederhana sampai kompleks.
2. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama
mengajar.
3. Ketika guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada
peserta didik maka guru akan segera memperbaiki.
4. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk
perilaku atau pembiasaan seperti yang diinginkan.
5. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat dan teramati.
6. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan
(reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.

❖ Penerapan teori sosial kognitif dalam kelas


Teori belajar kognitif yaitu belajar dengan berfokus pada
perubahan-perubahan proses berpikir internal yang digunakan dalam
upaya memahami dunia eksternal. Penerapan teori kognitif sosial dalam
pembelajaran dalam kelas, yaitu seorang guru harus dapat menciptakan
kondisi suasana yang riang dan menarik dengan cara memberikan materi
dengan model pembelajaran yang bervariasi agar seorang siswa tidak
jenuh saat pembelajaran. Cara-cara yang digunakan antara lain:
1. Memberikan pertanyaan – pertanyaan ketika proses pembelajaran
langsung.
2. Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
3. Membentuk kelompok belajar.
4. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.
❖ Penerapan teori konstruktivisme dalam kelas
Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan
kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari.
Kegiatan membangun bisa memacu peserta didik untuk selalu aktif,
sehingga kecerdasannya akan meningkat. Dalam penerapannya di kelas
yaitu :
1. Guru harus mampu membentuk pemikiran peserta didik bahwa
bekerja secara mandiri akan menghasilkan kegiatan belajar yang
lebih bermakna.
2. Mengembangkan kegiatan inkuiri di semua topik pembelajaran.
3. Memunculkan rasa keingintahuan peserta didik terhadap suatu
permasalahan melalui bertanya.
4. Membentuk masyarakat belajar atau belajar dengan
kelompok-kelompok tertentu

2. Berikan penjelasan model-model pembelajaran apa saja yang terbentuk


berdasarkan prinsip konstruktivisme!

Model-model pembelajaran yang terbentuk berdasarkan prinsip konstruktivisme:

a. Discovery learning adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk


menyelidiki sendiri, menemukan, dan membangun pengalaman dan
pengetahuan masa lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, dan kreativitas, dan
mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, dan kebiasaan
baru.
b. Inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan berpikir yang
memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pengetahuan.
c. Problem Based Learning adalah pembelajaran yang diawali dengan penyajian
masalah, lalu peserta didik mencari dan menganalisis masalah tersebut
melalui percobaan langsung atau kajian ilmiah.
d. Project Based Learning adalah pembelajaran berbasis proyek dan berpusat
pada peserta didik dalam melakukan investigasi yang mendalam terhadap
suatu topik. Secara konstruktivisme, peserta didik melakukan eksplorasi atau
pendalaman pembelajaran dengan melakukan pendekatan berbasis riset
terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.
3. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para
siswa yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut:

Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah


untuk sukses.

Permasalahan tania dapat diselesaikan dengan menanamkan growth


mindset untuk percaya bahwa dengan seiringnya waktu dalam latihan ia
akan meningkat kemampuannya. Selain itu juga mendidik dengan
membiasakan untuk aktif dalam mengeksplorasi keinginannya sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mencapai kesuksesan yang
diinginkan.

Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada
tingkat tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat

Rencana untuk meningkatkan motivasi Samuel dalam mengatasi rasa takut


akan kegagalan yang kuat adalah :
● Memberikan kata-kata bijak atau motivasi supaya tidak takut gagal.
Misalnya jangan biarkan rasa takut gagal merenggut masa depanmu.
Perasaan ketakutan terhadap sebuah kegagalan adalah suatu perasaan
saja yang tak perlu anda hiraukan. Rasa takut tidak ada dimanapun
terkecuali dibuat oleh pikiran sendiri. Perasaan takut gagal harus lawan
dengan memiliki sikap pemberani. Perasaan takut terhadap kegagalan
hanyalah membuang waktu dengan percuma.
● Menumbuhkan Samuel untuk berpikir positif disertai dengan sikap
sabar, siap menerima kegagalan yang akan terjadi dan juga bersiap
untuk menghadapi rintangan-rintangan dalam mencapai impian.

Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan


mereka.

Permasalahan sandra dapat diselesaikan dengan menerapkan perspektif


sosial. Perspektif ini dianggap cocok untuk sandra karena sandra perlu
meningkatkan kemampuannya dalam membangun serta memulihkan
hubungannya dengan lingkungan sekitar. Sebagai seorang guru yang dapat
dilakukan adalah :
● Mengajak sandra untuk belajar merefleksi diri dan berdiskusi untuk
menemukan masalah sehingga hubungan sosial sandra membaik.
● Menempatkan sandra dalam kerjasama kelompok sehingga sandra belajar
bersosialisasi dengan teman-temannya.
● Guru memberikan contoh kepada sandra agar dapat lebih menghargai
orang-orang disekitarnya.
Hal-hal tersebut diatas diharapkan bahwa sandra tidak lagi meremehkan
teman-temannya dan mampu bersosialisasi dengan baik.

Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini
tinggal bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi
orangtuanya)

Untuk kasus robert dapat diselesaikan dengan teori behavioristik, usia robert
yang menginjak 16 tahun dianggap sebagai usia yang sudah dapat diberikan
stimulus positif sehingga robert semakin terpacu untuk semangat
bersekolah, sehingga guru dapat memberikan hasil asesmen robert kepada
bibinya untuk membangun hubungan bersama bibinya serta memberikan
stimulus positif kepada robert sehingga dapat membangkitkan motivasi
belajar robert. Memberikan konseling kepada robert juga bisa menjadi
langkah positif untuk meningkatkan motivasi robert untuk lebih berprestasi
di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai