Anda di halaman 1dari 3

Eksplorasi Konsep – Topik 2 – Filosofi

1. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di
daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?
2. Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?
3. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan peran
saya sebagai pendidik?
4. Bagaimana gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan)
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?

Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya (nilai-nilai
luhur budaya) di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan
anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?
Dalam konteks sosial budaya, kata "menuntun" dapat diartikan sebagai melakukan
pembimbingan atau pengajaran kepada anak-anak agar mereka dapat memahami dan
mempraktikkan nilai-nilai luhur budaya yang ada di daerah tersebut. Nilai-nilai luhur budaya
ini merupakan warisan nenek moyang dan menjadi identitas suatu daerah. Dalam hal ini,
peran orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting dalam menuntun anak-anak untuk
memahami dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut.
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah
saya yakni daerah Pontianak, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memperkenalkan nilai-nilai luhur budaya secara aktif pada anak-anak, baik
melalui cerita, dongeng, permainan tradisional, ataupun kegiatan budaya lainnya
di yang ada di Pontianak.
2. Mengajarkan anak-anak untuk menghargai dan menghormati nilai-nilai luhur
budaya yang ada di Pontianak.
3. Memotivasi anak-anak untuk belajar lebih dalam mengenai kebudayaan Pontianak
dengan cara mengajak mereka mengunjungi Museum Kalimantan Barat,
mengunjungi Tugu Khatulistiwa, atau memperkenalkan seni dan budaya khas
daerah Kalimantan Barat.
4. Mengajarkan anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
budaya yang diadakan di daerah Pontianak, baik melalui kegiatan sekolah maupun
organisasi masyarakat.
5. Mengajarkan anak-anak untuk menjaga dan memelihara keberlangsungan budaya
Pontianak, sehingga nilai-nilai luhur budaya dapat diwariskan kepada generasi
berikutnya.
Dengan melakukan hal-hal di atas, pendidikan bagi anak akan terkait erat dengan sosial
budaya yang ada di daerah Pontianak, sehingga anak-anak akan lebih mudah memahami dan
menerapkan nilai-nilai luhur budaya yang ada di daerah Pontianak.

Mengapa pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?
Pertimbangan kodrat alam dan kodrat zaman adalah penting dalam pendidikan anak karena
keduanya saling terkait dan saling mempengaruhi dalam proses pembentukan karakter dan
kepribadian anak.
Kodrat alam adalah prinsip-prinsip dasar yang ada pada alam dan manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Contohnya, manusia memiliki naluri untuk hidup berkelompok,
berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan yang lain. Kodrat alam ini menjadi dasar penting
dalam pembentukan karakter anak, seperti mengajarkan anak untuk bekerja sama,
menghargai perbedaan, dan memahami pentingnya kebersamaan.
Sementara itu, kodrat zaman adalah tuntutan atau kebutuhan yang ada pada suatu era tertentu.
Masa sekarang, misalnya, lebih cenderung mengarah pada era teknologi dan digitalisasi. Oleh
karena itu, pendidikan anak perlu mempertimbangkan aspek kodrat zaman dalam
menyiapkan anak untuk mandiri di masa depan. Contohnya, mengajarkan anak kemampuan
digital dan literasi, sehingga mereka mampu memanfaatkan teknologi secara bijak.
Namun, pendidikan anak juga perlu mengimbangi antara kodrat alam dan kodrat zaman.
Jangan sampai terlalu fokus pada tuntutan zaman, sehingga anak kehilangan akhlak dan nilai-
nilai positif yang bertumpu pada kodrat alam. Anak perlu diajarkan untuk mencintai alam dan
menjaga lingkungan, menghormati orang lain, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karena itu, mengenalkan dan mengajarkan konsep kodrat alam dan kodrat zaman sangat
penting dalam pendidikan anak, agar mereka dapat menjadi pribadi yang seimbang dan
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi yang terus berubah.

Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan peran
saya sebagai pendidik?
Sebagai pendidik, pemikiran KHD "Pendidikan yang memerdekakan murid" sangat relevan
untuk menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Pemikiran ini
mengajarkan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya menyediakan pengetahuan secara
teoritis, tetapi juga harus membantu murid untuk menjadi individu yang merdeka dan
mandiri.
Sebagai pendidik, hal ini mengingatkan kita bahwa kita tidak hanya bertanggung jawab untuk
memberikan informasi tentang topik tertentu, tetapi juga harus membantu murid untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengambil keputusan sendiri. Dengan cara
ini, kita membantu murid untuk menjadi individu yang mandiri dan siap menghadapi
tantangan kehidupan di masa depan.
Dengan menerapkan pemikiran KHD "Pendidikan yang memerdekakan murid", kita juga
harus berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif yang
memungkinkan murid untuk bereksplorasi, berbicara, dan memiliki pengalaman sendiri.
Dengan demikian, mereka tidak hanya belajar tentang sesuatu, tetapi juga belajar bagaimana
cara belajar, dan merasa merdeka dan sukses dalam proses belajar.
Dalam hal ini, sebagai pendidik, peran kita sangat penting dalam menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif untuk pertumbuhan murid dan membantu mereka menjadi individu
yang merdeka dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai