Anda di halaman 1dari 2

01.01.2-T4.

Ruang Kolaborasi – Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional


1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekaaan?
Jawab :
- Pendekatan Kurikulum yang Terlalu Terpusat: Kurikulum yang terlalu fokus pada
penguasaan materi dan tes yang terstandar dapat membatasi kreativitas dan kebebasan
siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakatnya sendiri. Kurikulum memfokuskan
padatnya bahan ajar yang harus dikuasai oleh setiap siswa atau anak didik, sehingga
beban belajar siswa menjadi sangat berat.
Metode Pengajaran yang Tidak Interaktif: Metode pengajaran yang hanya berfokus
pada pemberian informasi secara pasif, seperti ceramah dan pembelajaran berbasis
guru, dapat menghambat partisipasi aktif dan pemikiran kritis peserta didik. Pendidikan
yang terbelenggu juga ditandai dengan kurangnya kesadaran guru dalam menghargai
kebebasan siswa, tidak menanamkan kesadaran bahwa setiap siswa berhak menentukan
pengalaman belajar mereka sendiri sehingga mengakibatkan siswa hanya mengikuti
materi yang diberikan oleh guru.
Penilaian yang Tidak Holistik: Penilaian yang hanya berfokus pada tes tertulis dan
angka-angka dapat mengabaikan aspek-aspek penting lainnya, seperti keterampilan
sosial, kreativitas, dan pemecahan masalah.

2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan ‘belenggu’
yang belum memerdekakan peserta didik?
Jawab :
Pendekatan Berbasis Proyek: Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk belajar
melalui proyek nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning (PjBL), siswa aktif
terlibat dalam pengalaman belajar. Mereka melakukan observasi, eksplorasi, dan
percobaan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri secara kolaboratif.
Pendekatan ini membuat pembelajaran menjadi relevan dengan kehidupan siswa dan
memungkinkan pengetahuan yang diperoleh bertahan dalam ingatan jangka panjang.
Pendekatan Berbasis Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat
memberikan akses yang lebih luas kepada peserta didik untuk memperoleh informasi,
berkomunikasi, dan berkolaborasi. Ini dapat membantu memerdekakan peserta didik
dalam belajar secara mandiri.
Pendekatan Berbasis Keterlibatan Sosial: Melibatkan peserta didik dalam kegiatan
sosial dan komunitas dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial,
empati, dan pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.
Pendekatan Berbasis Masalah: Masalah yang diajukan guru dalam PBL adalah
masalah yang berkaitan dengan dunia nyata dan menarik agar siswa dilatih untuk
memecahkan masalah yang membutuhkan pemikiran kreatif. Berpikir kreatif perlu
dikembangkan agar siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
Pembelajaran berbasis masalah dipandang sebagai metode pengajaran yang kompleks
yang menggabungkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, sosial, dan
komunikatif siswa. Inti dari pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan
'masalah' dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menentukan tingkat masalah
yang dibahas di kelas. Melalui pembelajaran seperti itulah kecerdasan siswa abad 21
dapat dibangun.

3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu
dan memerdekakan peserta didik?
Jawab :
Pendidikan yang memerdekakan menempatkan keaktifan siswa menjadi unsur amat
penting dalam menentukan proses dan kesuksesan belajarnya. Kami menawarkan
pembelajaran yang tidak berpusat pada guru, namun berpusat kepada peserta didik.
Strategi ini mampu mewujudkan proses demokratisasi belajar, suatu proses
pendemokrasian yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa siswa.
Pendidikan di sekolah seharusnya memberikan ruang gerak bagi siswa untuk dapat
menumbuh-kembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, mampu
berkomunikasi, dan berkolaborasi, dan juga yang tidak kalah penting adalah
kemampuan untuk bersaing di abad 21. Hal itu sesuai dengan empat kompetensi yang
harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut dengan 4C, yaitu Critical Thinking
(berpikir kritis), Creative (kreativitas), Communication (kemampuan berkomunikasi),
dan Collaboration (kemampuan untuk bekerja sama). Selain itu, kami juga melibatkan
teknologi untuk menambah informasi tembahan. Dengan melibatkan teknologi,
diharapkan peserta didik mampu untuk mengikuti berkembangnya zaman yang
semakin maju

Anda mungkin juga menyukai