Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1.

4 : Argumentasi Kritis

Eksplorasi Konsep - Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar


Dewantara
Soal:
Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman
Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argument kritis tentang:
Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan
transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah
kemerdekaan (Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya
untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk
membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat
melihat acuan referensi yang disajikan)
Jawab:
Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara
merupakan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang lahir pada tanggal 2 Mei 1988,
dimana hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai penghargaan atas jasanya di
dunia pendidikan. Ia juga merupakan pendiri Perguruan Tinggi Taman Siswa, suatu Lembaga
pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata pada masa colonial
Belanda untuk dapat memperoleh hak pendidikan seprti para priyayi ataupun orang – orang
belanda. Perlawanan yang dilakukan sejauh hanya politik saja, maka tidak akan efektif. Oleh
karena itu, pada tahun 1922 lahirlah Taman Siswa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar
Dewantara. Rencana pembelajaran Taman Siswa menunjukan sifat kultur nasional. Tiap-tiap
mata pelajaran di berikan sebagai bagian dari peradaban bangsa dan disesuaikan dengan
perkembangan jaman. Pendidikan yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat
menghindarkan dari kebodohan. Ki Hadjar Dewantara bertekad untuk memperluas semangat
pendidikan kepada generasi muda. Baginya mendidik kaum muda merupakan syarat utama
dalam membebaskan diri dari jeratan penjajah. Pendidikan yang ada pada masa colonial
menurutnya tidak mencerdaskan, melainkan mendidik manusia untuk tergantung pada nasib
dan bersikap pasif. Pendidikan bagi Ki Hajar Dewantara ialah memerdekakan hidup dan
kehidupan anak secara lahir dan batin (Rahardjo, 2009). Dan saat ini transformasi Pendidikan
nasional sedang berjalan dengan adanya kurikulum Merdeka yang mana mengambil landasan
yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan harus memerdekakan baik lahir
maupun batin karena dengan rasa merdeka, sesorang akan lebih mudah mengembangkan
bakat atau potensi yang dimiliki tanpa terbebani oleh lingkungan sekitar. Merdeka artinya
tidak terikat oleh aturan yang dapat mengekang diri sehingga takut untuk melakukan
perubahan. Pada era saat ini Nadim Makarim sebagai Menteri kemendikbud menyampaikan bahwa
merdeka belajar diartikan sebagai kemerdekaan berfikir. Kemerdekaan berfikir ini ditentukan oleh
guru sebagai garda terdepan dalam menentukan arah pembelajaran bagi peserta didik. Guru
diharapkan mampu mengembangkan pola pikir peserta didik tanpa melakukan pemaksaan namun
tetap dalam konteks yang benar agar tidak keluar dari arah yang dipelajari (Makarim, 2019)

Sumber:
1. Rinesti Witasari” Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Pendidikan Merdeka Belajar’’ Jurnal of Indonesian Elementary
School and Education Vol.1, No. 1, 2021. Institute Agama Islam Sunan Giri
Ponorogo.

Anda mungkin juga menyukai