Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Guru dapat
menggunakan hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran, mengidentifikasi ber bagai
kebutuhan yang diperlukan peserta didik selama proses pembelajaran, dan mengajarkan
kembali materi-materi pelajaran yang belum dikuasai oleh peserta didik. Hasil asesmen
dapat juga dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Agar
pembelajaran dan asesmen dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen perlu direncanakan
secara sistematis. Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengukur hasil belajar peserta didik. Pertama, assessmen for learning (AfL). AfL adalah
sebuah asesmen yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan asesmen
ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses belajar dan mengajar. Dengan AfL,
guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau
kemajuan belajar dan menentukan kemajuan belajar peserta didik. Contoh AfL adalah kuis,
presentasi, tugas, dan sebagainya. Kedua, assessment as learning (AaL). Sebenarnya AaL
memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena keduanya dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif
dalam kegiatan penilaian tersebut. Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-
assessment) dan penilaian oleh teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL, peserta didik
terlibat dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh
capaian belajar yang maksimal. AfL dan AaL merupakan bagian dari asesmen formatif yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar.
Ketiga, assessmen of learning (AoL). AoL adalah asesmen yang dilaksanakan di akhir
proses pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur capaian belajar atau hasil peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Contoh AoL ini adalah ulangan harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan sebagainya. AoL merupakan bagian
dari asesmen sumatif yang harus dilakukan oleh guru. Untuk pembelajaran paradigma baru,
asesmen formatif (assessment for learning dan as learning) harus mendapatkan porsi lebih
banyak daripada asesmen sumatif (assessment of learning). Gambaran terhadap perubahan
penekanan terhadap penerapan pendekatan asesmen tersebut dapat diamati gambar berikut.
Gambar 3. Pergeseran penerapan pendekatan asesmen dalam pembelajaran paradigma baru
7. Garis besar perencanaan pembelajaran dan asesmen
Selanjutnya Sufyadi dkk (2021) secara garis besar menguraikan bahwa perencanaan
pembelajaran dan asesmen perlu dilakukan oleh guru melalui tujuh tahapan di bawah ini.
1. Menganalisis capaian pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran.
2. Merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostik.
3. Mengembangkan modul ajar.
4. Menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik.
5. Merencanakan, melaksanakan, dan mengolah asesmen formatif dan sumatif.
6. Melaporkan hasil belajar.
7. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen.
Conyoh lembar pedoman/rubrik kajian perencanaan pembelajaran