Anda di halaman 1dari 6

Nama : Asih Setyani

Kelas : PPG Prajabatan Gel 2 Matematika


NIM : 2201660115

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH MENENGAH


TOPIK 1
1. Pembelajaran yang dilakukan oleh kebanyakan guru saat ini yaitu belum berpusat pada
peserta didik. Hal itu dakarenakan acauan guru pada kurikulum-kurikulum sebelumnya
mengacu pada nilai akademik saja tanpa memperhatikan karakter peserta didiknya. Guru
juga belum memperhatikan gaya belajar antar siswa yang satu dan lainnya karena pada
kenyataannya semua siswa harus mengikuti pembelajaran dengan cara yang sama pada mata
pelajaran yang sama, tanpa diberikan variasi-variasi dalam pembelajaran agar siswa bisa
merasakan gaya belajarnya sendiri walaupun tidak pada setiap pertemuan. Dalam
merencanakan melaksanakan dan mengolah asesmen guru belum membuat secara
maksimal, hal ini dapat dilihat dari perencanaan yang kebanyakan masih mengkopi
dokumen sebelumnya, dan berbeda sekali dengan pelaksanaan yang selalu dilaksanakan
oleh guru sesuai keinginannya. Asesmen pun masih sebatas nilai akademi dimana yang nilai
akademisnya tinggi pasti dianggap yang terbaik.
2. Capaian Pembelajaran
Penilaian pembelajaran sangat banyak sekali kriteriannya, disini guru harus memiliki
kekampuan untuk membuat indikator-indikator dalam asesmen peserta didik. Tidak heran
bahwa menilai seseorang secara akademik memang mudah tetapi secara karakter butuh
banyak sekali indikator yang harus diperhatikan, dimana anatara peserta didik yang satu
deggan lainnya akan berbeda potensinya. Disini asesmen peserta didik sesuai karakternya
sangat dibutuhkan, agar sebagai guru bisa tau tentang yang sebenar-benarnya potensi dari
diri peserta didik yang di didiknya.
3. 5 prinsip pembelajaran paradigma baru sebagai berikut: 1. Pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. 2. Pembelajaran
dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat. 3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistik. 4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran
yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan
orangtua dan masyarakat sebagai mitra. 5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan.
4. Pembelajaran Paradigma Baru
Berbeda dengan pembelajaran konvensional dimana aktivitas pembelajaran banyak
didominasi oleh guru (teacher-centered teaching and learning), pembelajaran paradigma
baru merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered teaching
and learning). Pada pembelajaran paradigma baru ini, guru memiliki kemerdekaan dalam
merumuskan rencana pembelajaran dan asesmen yang akan dilakukan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik. Proses pembelajaran paradigma baru dilakukan melalui rangkaian
siklus yang dimulai dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses, dan
perencanaan asesmen. Tiga komponen dalam rangkaian siklus tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi. Menurut pembelajaran paradigma baru,
Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai penuntun arah dan menjadi panduan dalam
menentukan kebijakan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia, termasuk di
dalamnya perencanaan pembelajaran dan asesmen.
Pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penguatan
kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada murid,
yang mana setiap murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.
5.
Profil Pelajar Pancasila

Gambar 1. Pengembangan pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru (Sufyadi,


2021).
Profil Pelajar pancasila merupakan kompetensi dan karakter yang dipelajari dalam lintas
disiplin ilmu. Jadi Profil Pelajar Pancasila merupakan panduan dalam merencanakan
pembelajaran dan penilaian untuk semua mata pelajaran.
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yang selaras dengan tahap perkembangan
peserta didik dan menjadi acuan dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Keenam
dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
2. Berkebinekaan global
3. Bergotong royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Secara visual, enam komponen Profil Pelajar pancasila dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Dimensi Profil Pelajar Pancasila (Sufyadi, 2021)
Kompetensi dan karakter yang dijabarkan dalam Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan ekstrakurikul er.
Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang pembelajaran paradigma baru, silakan
untuk mebaca bahan bacaan pada tautan berikut Pembelajaran Paradigma Baru
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yang selaras dengan tahap perkembangan
peserta didik dan menjadi acuan dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Keenam
dimensi tersebut adalah:
➢ Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
➢ Berkebinekaan global
➢ Bergotong royong
➢ Mandiri
➢ Bernalar kritis
➢ Kreatif
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Guru dapat
menggunakan hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran, mengidentifikasi ber bagai
kebutuhan yang diperlukan peserta didik selama proses pembelajaran, dan mengajarkan
kembali materi-materi pelajaran yang belum dikuasai oleh peserta didik. Hasil asesmen
dapat juga dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Agar
pembelajaran dan asesmen dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen perlu direncanakan
secara sistematis. Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengukur hasil belajar peserta didik. Pertama, assessmen for learning (AfL). AfL adalah
sebuah asesmen yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan asesmen
ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses belajar dan mengajar. Dengan AfL,
guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau
kemajuan belajar dan menentukan kemajuan belajar peserta didik. Contoh AfL adalah kuis,
presentasi, tugas, dan sebagainya. Kedua, assessment as learning (AaL). Sebenarnya AaL
memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena keduanya dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif
dalam kegiatan penilaian tersebut. Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-
assessment) dan penilaian oleh teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL, peserta didik
terlibat dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh
capaian belajar yang maksimal. AfL dan AaL merupakan bagian dari asesmen formatif yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar.
Ketiga, assessmen of learning (AoL). AoL adalah asesmen yang dilaksanakan di akhir
proses pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur capaian belajar atau hasil peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Contoh AoL ini adalah ulangan harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan sebagainya. AoL merupakan bagian
dari asesmen sumatif yang harus dilakukan oleh guru. Untuk pembelajaran paradigma baru,
asesmen formatif (assessment for learning dan as learning) harus mendapatkan porsi lebih
banyak daripada asesmen sumatif (assessment of learning). Gambaran terhadap perubahan
penekanan terhadap penerapan pendekatan asesmen tersebut dapat diamati gambar berikut.
Gambar 3. Pergeseran penerapan pendekatan asesmen dalam pembelajaran paradigma baru
7. Garis besar perencanaan pembelajaran dan asesmen
Selanjutnya Sufyadi dkk (2021) secara garis besar menguraikan bahwa perencanaan
pembelajaran dan asesmen perlu dilakukan oleh guru melalui tujuh tahapan di bawah ini.
1. Menganalisis capaian pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran.
2. Merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostik.
3. Mengembangkan modul ajar.
4. Menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik.
5. Merencanakan, melaksanakan, dan mengolah asesmen formatif dan sumatif.
6. Melaporkan hasil belajar.
7. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen.
Conyoh lembar pedoman/rubrik kajian perencanaan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai