Anda di halaman 1dari 2

TOPIK 3 : RUANG KOLABORASI

Dosen Pengampu : Dr. Diah Kartika, M.Pd

Nama Kelompok 1 :
1. Anti Nurbaeti
2. Fadilah Nisa Amaliya
3. Perta Pionita
4. Sania Marta Mevia
5. Wahyu Puspita Dewi

Kelas : PPG PGSD 1


Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

Beberapa pertanyaan pemantik dibawah dapat memberikan panduan dalam membuat


rumusan identitas manusia Indonesia:
1. Apa yang saya ketahui tentang identitas manusia Indonesia dalam keberagaman
nilai-nilai luhur yang ada?
Jawab :
Terdapat tiga hal hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas
Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas.
Identitas manusia Indonesia dalam keberagaman nilai-nilai luhur adalah sebuah
perpaduan kaya antara berbagai budaya, agama, bahasa, dan tradisi yang ada di
seluruh nusantara. Dalam keberagaman ini, terdapat nilai-nilai luhur yang mendalam,
seperti gotong royong, kepedulian sosial, dan toleransi. Gotong royong mencerminkan
semangat kerja sama, di mana masyarakat bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
Kepedulian sosial menunjukkan perhatian yang tulus terhadap sesama manusia,
sementara toleransi antarumat beragama mempromosikan harmoni dan kerukunan di
tengah berbagai keyakinan agama. Identitas manusia Indonesia menjadi unik karena
dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur ini, yang tercermin dalam cara berinteraksi,
merayakan tradisi, dan hidup bersama secara harmonis.

2. Mengapa kekuatan nilai-nilai luhur identitas manusia Indonesia menjadi bagian


penting dalam konteks pendidikan nasional?
Jawab :
Nilai-nilai luhur kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas tersebut
selaras dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam UU Nomor. 20 Tahun
2003, Pasal 3 tentang Sistem Pembelajaran Nasional (Sisdiknas), yang menyatakan
bahwa “pembelajaran nasional bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik supaya menjadi manusia yang beriman serta taat kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi masyarakat
negeri yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pembelajaran nasional ini
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi, serta membangun sebuah
kepribadian bangsa yang memiliki martabat dan adab. Hal tersebut bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena manusia Indonesia itu beragam maka
di dalam suatu pembelajaran tidak hanya mengenai kapasitas belajar peserta didik,
melainkan juga disisipi pendidikan karakter agar memiliki kepribadian sebagai
identitas yang khas.

3. Bagaimana rumusan tentang identitas manusia Indonesia menjadi sebuah


landasan kuat implementasi pendidikan di Indonesia?
Jawab :
Bentuk perwujudan identitas manusia Indonesia yang meliputi nilai-nilai
kebhinnekaan tunggal ika, nilai Pancasila, dan religiusitas dapat direalisasikan dengan
profil pelajar pancasila yang sekarang harus ditanamkan dalam kurikulum pendidikan.
Pendidikan kebinekaan adalah sebuah pendidikan yang mengembangkan nilai
toleransi dalam keberagaman, yang bersifat memerdekakan dari berbagai sudut
pandang dan prasangka etnosentris, serta memerdekakan dalam hal pengeksploran
dan cara belajar dari berbagai perspektif dan budaya lain. Artinya pendidikan
kebinekaan diperlukan agar setiap peserta didik memiliki kesadaran akan pentingnya
budaya kemasyarakatan. Nilai kebhinekatunggal ikaan juga tercermin pada elemen
profil pelajar pancasila, yaitu berketuhanan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta
gotong royong.
Aspek nilai kedua adalah nilai Pancasila. Pancasila dalam konsepsi manusia Indonesia
mempunyai peran yang sangat penting, sebab nilai Pancasila merupakan kristalisasi
landasan eksistensi pada diri manusia Indonesia (Pradhani, 2018). Pancasila juga
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat lima dasar dalam isi
Pancasila, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan
semuanya tercantum dalam paragraf ke-4 Preamble (Pembukaan) Undang-undang
Dasar 1945.
Religiusitas memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai
moral individu, terutama dalam konteks lembaga pendidikan seperti sekolah dan
madrasah. Mewujudkan religiusitas pada lembaga pendidikan adalah suatu tantangan
yang perlu diatasi untuk mencptakan lingkungan pendidikan yang mendorong
pengembangan spiritual peserta didik. Religius sebagai salah satu nilai karakter
dideskripsikan oleh Suparlan (2010) sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Identitas manusia Indonesia
merupakan ciri khas yang melekat dan membentuk pada sebuah karakter individu
yang didapat dari pembiasaan. Jika dikaitkan dengan pembiasaan di sekolah dapat
melalui penghayatan profil pelajar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai