Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK MELALUI PEMANFAATAN BARANG

BEKAS MENJADI BARANG BERNILAI GUNA


1
I Nyoman Dedi Arimawan; 2Farah Nurin Shabrina; 3Frida Septiana; 4Agus Junaedi; 5Indah Lestari; 6Bali Adi
Surya; 7Fajar Sahru Ramadhan; 8Aprianus Edison Radja; 9David Maulana Ibrahim; 10Hestiana Edel
1
Teacher Professional Program, Postgraduate Faculty, State University of Malang
2
Social Science Education, Faculty of Social Sciences, State University of Malang

Abstrak

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang masih sangat sulit teratasi pada berbagai
daerah di Indonesia, salah satunya adalah di Kota Batu. Salah satu jenis sampah yang banyak dijumpai adalah
sampah anorganik. Sampah anorganik merupakan sampah yang sulit terurai secara alami, sehingga kegiatan
daur ulang merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah jenis ini. Kegiatan
daur ulang sendiri dapat tercipta apabila setiap individu memiliki kesadaran sekaligus kreativitas dalam
mengelolanya. Kesadaran dan kreativitas perlu ditanamkan dan dilatih sejak usia dini, sehingga melalui
kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada siswa MI Darul Hikam Kota Batu, diharapkan mampu memberikan
kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus melatih kreativitas mereka dalam mendaur ulang
sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Kegiatan yang dilakukan sendiri meliputi 5 tahap, yaitu sosialisasi
program, penyampaian materi, pelatihan kreasi, pemanfaatan hasil kerajinan tangan, dan evaluasi.

Kata Kunci : Sampah, Sampah Anorganik, Daur Ulang, Kreativitas

Abstract

Waste is one of the environmental problems that is still very difficult to overcome in various regions in Indonesia,
one of which is in Batu City. One type of waste that is often found is inorganic waste. Inorganic waste is waste
that is difficult to decompose naturally, so recycling activities are one of the solutions that can be done to reduce
this type of waste. Recycling activities themselves can be created if each individual has awareness as well as
creativity in managing them. Awareness and creativity need to be instilled and trained from an early age, so that
through counselling activities carried out on MI Darul Hikam Kota Batu students, it is hoped that it will be able
to provide awareness in preserving the environment while training their creativity in recycling waste into
economically valuable goods. The activity itself includes 5 stages, namely program socialisation, material
delivery, creation training, utilization of handicraft results, and evaluation.

Keywords : Waste, Inorganic Waste, Recycling, Creativity

PENDAHULUAN
Dewasa ini sampah menjadi sebuah permasalahan yang sangat mengganggu kelestarian lingkungan.
Hampir setiap aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan sampah, sehingga sudah menjadi
sebuah keharusan adanya penanganan secara seksama (Aliwu et al., 2024). Ndiung et al., (2020) menyatakan
bahwa sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari berbagai aktifitas manusia ataupun alam
yang belum memiliki nilai ekonomis. Menumpuknya jumlah sampah secara terus-menerus akan
mengakibatkan berbagai permasalahan seperti munculnya beberapa penyakit, lingkungan kumuh, serta
berbagai permasalahan lingkungan lainnya. Secara umum sampah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
(1) sampah organik, yaitu merupakan sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa tumbuhan. (2) sampah
anorganik, yaitu sampah yang berasal dari bahan non hayati. dan (3) sampah B3 yaitu sampah yang
berbahaya bagi makhluk hidup karena mengandung racun (Ndiung et al., 2020). Namun permasalahan
sampah biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian hilir, proses dan hulu. Bagian hilir terletak pada
pembuangan sampah yang terus menerus meningkat. Bagian proses terletak pada keterbatasan sumber daya
dalam mengelola sampah, baik dari pemerintah maupun masyarakat sendiri. Bagian hulu terletak pada masih
kurang optimalnya sistem yang diterapkan dalam pemrosesan akhir sampah (Aliwu et al., 2024).
Penanganan sampah merupakan sebuah kegiatan yang harus dilakukan agar dapat menekan terus
menumpuknya jumlah sampah yang semakin mengkhawatirkan. Meningkatnya populasi manusia tentu akan
menghasilkan permasalahan sampah menjadi semakin besar (Taufiq dan Maulana, 2015) ; (Kuniawati, 2022).
Sampah yang paling sukar terurai yaitu seperti jenis sampah anorganik yang dimana merupakan salah satu
jenis sampah yang sukar terurai dan bahkan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun dalam
proses penguraianya. Limbah sampah tersebut menimbulkan berbagai persoalan seperti, tercemarnya laut,
tampungan TPA yang sudah melampaui batas, hingga tercemarnya lingkungan (Rustan, Agustang dan Idrus,
2023). Mengacu pada data SIPSN (2023) bahwa produksi sampah plastik pada tahun 2023 di Indonesia
menduduki posisi tertinggi kedua sebesar 18,4% dibawah sampah sisa makanan sebesar 40,9%. Kondisi ini
menunjukan bahwa sampah plastik atau anorganik sudah menjadi ancaman yang cukup serius dalam
kerusakan lingkungan di masa mendatang.
Oleh sebab itu, pada saat sekarang ini kegiatan yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi persoalan
sampah khususnya sampah anorganik adalah dengan melalui daur ulang, bisa dilakukan dengan pemanfaatan
barang bekas menjadi yang sangat memiliki nilai ekonomis tinggi, Pemanfaatan barang bekas menjadi
kerajinan tangan adalah solusi yang cukup baik untuk mengubah sampah kertas, botol bekas menjadi barang
yang berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang yang mempunyai
nilai estetika, misalnya sampah plastik dapat dibuat kerajinan tangan seperti tempat pensil, pot bunga, dan
lain-lain. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam upaya penanganan sampah anorganik yang terus
menumpuk yaitu seperti dengan mengumpulkan dan membuangnya ke TPA, menjual ke bank sampah,
mendaur ulang dengan teknologi ataupun manual skala rumah tangga. Menurut Rantisari et al., (2022)
sampah anorganik rumah tangga disimpan di tempat pembuangan sampah untuk didaur ulang dan
merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis.
Kreativitas seseorang sangat diperlukan dalam upaya pengolahan sampah anorganik menjadi suatu
barang yang bernilai ekonomis. Semakin tinggi kreativitas maka akan semakin baik kualitas produk yang
dihasilkan, dan secara otomatis nilai ekonomis juga akan semakin melambung. Kreativitas pemanfaatan
sampah plastik menjadi kerajinan tangan adalah solusi yang cukup baik untuk mengubah barang bekas
menjadi barang yang berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang
yang mempunyai nilai estetika yang tinggi. Kreatifitas dapat dibentuk dengan melalui berbagai hal seperti
dengan selalu memiliki inovasi terbaru akan suatu produk sehingga dapat menarik minat seseorang.
Kreativitas akan lebih baik jika dibentuk dari sejak kecil. Semakin dini anak diajarkan untuk memiliki
kreativitas maka akan semakin matang pula jiwa kreativitas itu sesuai dengan pertambahan usianya.
Sehingga dalam konteks pengembangan kreatifitas anak dalam pengelolaan sampah akan lebih baik jika
diajarkan pada usia bangku Sekolah Dasar, karena semakin dini anak diajarkan untuk memiliki pemikiran
kreatif maka akan semakin mudah diserap oleh otak mereka.
Kota Batu merupakan salah satu kota ternama di Jawa Timur yang terkenal dengan pariwisatanya.
Namun sayangnya kota ini menjadi salah satu kota yang memiliki permasalahan akan penanganan sampah.
Dalam mengatasi permasalahan sampah, sejatinya pemerintah kota Batu telah melakukan berbagai upaya
melalui pelaksanaan bank sampah yang ada pada setiap Desa. Bank sampah sendiri didirikan selain bertujuan
untuk mengurangi volume sampah juga sebagai upaya Pemerintah dalam mewujudkan kesadaran
masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri. Akan tetapi meski program tersebut dapat berjalan,
dan terbukti mampu mengurangi volume sampah, pada faktanya volume sampah di kota Batu masih
tergolong tinggi dan jauh dari target pengurangan volume sampah yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sehingga sebagai upaya untuk mengurangi jumlah volume sampah di Kota Batu, perlu adanya solusi atau
penanganan lain yakni dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait upaya mengelola sampah
menjadi barang bernilai guna sebagai wujud partisipasi dalam mendukung program Pemerintah dalam
mengatasi permasalahan sampah di Kota batu.
Melihat dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya sebuah solusi yang konkrit. Menurut kami
sangat diperlukan adanya pengetahuan dan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya penanganan sampah
agar dapat menjadi sebuah perilaku di usia selanjutnya. Sehingga dengan demikian, kami tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK MELALUI
PEMANFAATAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG BERNILAI GUNA”.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam Program Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Melalui Pemanfaatan
Barang Bekas Menjadi Barang Bernilai Guna di Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam Kota Batu ini dibagi
menjadi 2 tahap, antara lain : Survey analisis situasi, Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan yang terdiri dari
3 kegiatan yaitu Persiapan, Pelaksanaan Program dan Evaluasi. Program Pengembangan ini dilakukan
berbasis pada peserta didik dimulai dengan kegiatan pemilahan sampah yang ada di lingkungan sekolah yang
bertujuan untuk memisahkan antara sampah yang dapat digunakan dan sampah yang tidak dapat digunakan
untuk kerajinan. Kegiatan pemilahan sampah ini dilaksanakan oleh peserta didik MI Darul Hikam dan dengan
didampingi oleh mahasiswa PPG. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Mengadakan penyuluhan (sosialisasi) cara pengelolaan sampah plastik bagi peserta didik kelas 5 MI
Darul Hikam yang berjumlah 15 siswa. Dengan memberikan sosialisasi tentang pengolahan sampah
plastik yang selanjutnya bisa diolah menjadi barang yang bernilai guna.
2) Pelaksanan Kegiatan pelatihan
a. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan Program Proyek Kepemimpinan ini, pelaksana kegiatan melakukan konsultasi
dengan dosen pendamping secara intensif, melakukan perijinan ke Sekolahan MI Darul Hikam
mengenai pelaksanaan kegiatan. Kemudian melakukan observasi terhadap peserta didik yang
menjadi sasaran dan melakukan koordinasi kepada pihak yang bersangkutan. Melakukan persiapan
tempat, alat dan bahan sekaligus materi tentang pembuatan kerajinan tangan berbahan baku
sampah plastik.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Melalui Pemanfaatan Barang Bekas Menjadi
Barang Bernilai Guna ini akan dilaksanan melalui beberapa tahap:
(1) Sosialisasi Program
Sosialisasi program dilaksanakan setelah tahap persiapan selesai yaitu dengan melakukan
pertemuan dengan calon peserta yang mengikuti kelas kreasi ini dan mensosialisasikan
tentang program yang akan di laksanakan.
(2) Penyampaian Materi
Pada tahap ini peserta akan diberikan materi tentang cara memanfaatkan barang bekas dan
membuat kerajinan tangan dengan berbahan baku sampah plastik. Penyampaian materi
menggunakan media power point. Materi diberikan oleh mahasiswa PPG yang terlibat dalam
proyek kepemimpinan ini.
(3) Pelatihan Kreasi
Pelatihan kreasi yaitu praktek pembuatan berbagai macam kerajinan tangan yang berbahan
dasar sampah plastik dengan alat dan bahan yang sudah disediakan. Praktek didampingi oleh
mahasiswa PPG. Kerajinan tangan tersebut berupa vas bunga, tempat pensil, dan celengan.
(4) Pemanfaatan Hasil Kerajinan Tangan
Hasil dari kelas kreasi ini digunakan untuk perlengkapan kelas peerta didik kelas 5 MI Darul
Hikam Kota Batu. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas peserta didik serta membuat
barang bekas menjadi barang yang mempunyai nilai guna.
(5) Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah semua tahap diatas telah terlaksana yaitu dengan meminta kritik
dan saran melalui kuesioner pada peserta didik MI Darul Hikam Kota Batu mengenai
pelaksanaan program.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perencanaan Kegiatan Sosialisasi dan Pemanfaatan Barang Bekas menjadi Barang Bernilai Guna
Peneliti melakukan kegiatan tersebut dalam upaya meminimalkan limbah dan meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya daur ulang, sosialisasi dan pemanfaatan barang bekas menjadi barang
bernilai guna menjadi langkah krusial. Melalui kegiatan ini, siswa dapat memahami potensi barang bekas
untuk diubah menjadi produk yang bermanfaat, serta mendorong adanya pendidikan karakter pada siswa
untuk peduli pada lingkungan (Maryuni, 2024).
Pemilihan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam Kota Batu dilatarbelakangi oleh banyaknya
barang-barang bekas yang di sekitar siswa yang kurang didaur ulang sehingga menjadi barang yang kurang
bernilai guna. Selain itu target sasaran yang merupakan siswa usia Sekolah Dasar sehingga umumnya
memiliki potensi kreativitas yang tinggi, sehingga mereka diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sosialisasi dan menghasilkan karya-karya yang menarik dari barang bekas.
Perencanaan juga dilakukan dengan merancang sistematika kegiatan sosialisasi dan pemanfaatan
barang bekas menjadi barang bernilai guna di MI Darul Hikam Kota Batu, seperti rundown kegiatan, alat dan
bahan yang diperlukan, dan juga pembentukan kepanitiaan kegiatan. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan
barang contoh berupa kreasi barang dari bahan bekas, seperti pot dari botol plastik, tempat kotak pensil dan
pot dari stik ice cream bekas, dan juga hiasan bunga dari tutup botol plastik dan koran bekas. Barang contoh
tersebut digunakan sebagai alat peraga edukatif bagi siswa sehingga siswa memiliki bayangan mengenai
kreasi apa yang akan mereka buat. Tahap-tahap perencanaan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan
kegiatan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar serta meminimalkan kendala yang akan ditemui.

Gambar 1. Proses Pembuatan Barang Contoh (Alat Peraga)


Gambar 2. Salah Satu Hasil Barang Contoh Berupa Bunga Hias dan Pot Hias

Sosialisasi Pengolahan Barang Bekas menjadi Barang Bernilai Guna


Proses sosialisasi pengolahan barang bekas menjadi barang bernilai guna melibatkan persiapan yang
matang dari peneliti. Peneliti menyiapkan alat dan bahan pendukung untuk memastikan keberhasilan
sosialisasi tersebut. Alat dan bahan yang dibutuhkan termasuk laptop, LCD proyektor, materi presentasi, dan
contoh karya seni yang bisa digunakan sebagai alat peraga.

Gambar 3. Sosialisasi di Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam Kota Batu

Pada saat sosialisasi dilakukan, materi presentasi disajikan melalui LCD proyektor yang memantulkan
gambar ke dinding kelas. Pemateri memiliki peran penting dalam menyampaikan materi dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman anak-anak, sehingga siswa dapat
dengan mudah memahami informasi yang disampaikan. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk
bertanya jika ada bagian dari materi yang belum mereka pahami.
Selama sesi sosialisasi, langkah-langkah konkret dalam pengolahan barang bekas diberikan kepada
siswa. Hal ini mencakup langkah-langkah seperti pengolahan botol bekas, koran bekas, dan stik ice cream.
Setelah penyampaian materi selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara pemateri dan siswa untuk
memastikan pemahaman yang lebih baik serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan pertanyaan atau pemikiran mereka. Partisipan dalam sosialisasi ini dihadiri oleh seluruh
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam Kota Batu yang berjumlah 15 siswa. Seluruh partisipasi
mengikuti sosialisasi dengan riang gembira.

Gambar 4. Partisipan Sosialisasi Siswa Kelas V

Gambar 5. Contoh Hasil Karya

Sosialisasi tentang pengolahan barang bekas menjadi barang bernilai guna bertujuan untuk membawa
kesadaran akan pentingnya mendaur ulang dan penggunaan kembali barang bekas di tengah masyarakat.
Melalui sosialisasi ini, siswa diajak untuk memahami bahwa proses pengolahan barang bekas bukan hanya
sekadar upaya untuk mengurangi limbah, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menghemat sumber
daya alam yang semakin terbatas. Hal ini sejalan dengan temuan Sari dkk., (2023) yang menyatakan bahwa
kegiatan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan
lingkungan serta menambah wawasan masyarakat mengenai pengelolaan sampah plastik agar masyarakat
mampu mengelola sampahnya sendiri. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk membangkitkan
kreativitas dan inovasi siswa dalam memanfaatkan barang bekas, sehingga dapat meningkatkan nilai
ekonomi dan memberdayakan masyarakat lokal. Dengan demikian, sosialisasi ini tidak hanya berdampak
pada lingkungan, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial, menciptakan kesadaran yang lebih luas tentang
pentingnya memperlakukan barang bekas dengan bijaksana demi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.

Pelatihan Pengolahan Barang Bekas menjadi Barang Bernilai Guna


Pelatihan pengolahan barang bekas menajadi barang bernilai guna menjadi bentuk cara untuk
memberikan edukasi terhadap siswa dalam memfaatkan barang bekas yang ada pada lingkungan sekitar
seperti, kotak pensil, bunga, serta vas bunga (Sulistiyani, 2022). Dalam pelatihan ini, siswa diberikan
kesempatan dan keterampilan secara langsung untuk membuat dan mengolah barang bekas menjadi suatu
karya. Pembuatan karya ini diberikan contoh serta arahan langsung kepada siswa tentang langkah langkah
pembuatan karya yang dimaksud dan siswa bisa berkreasi dalam membuat karya ini sesuai dengan
kemampuan mereka. Untuk membuat barang-barang tersebut dilakukan oleh siswa secara berkelompok
dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah disediakan.
Pembuatan kotak pensil dari stik es cream bekas dilakukan dengan memanfaatkan stik es cream yang
sudah disediakan dengan menyusun stik es krim berbentuk kotak dan terlebih dahulu menyusun stik es krim
bagian alas/bawah kotak berbentuk persegi satu per satu secara vertikal dengan menggunakan lem sebagai
perekat sehingga menjadi satu kesatuan. dan kemudian menyusun stik es krim berbentuk kotak agar bisa
menjadi wadah dalam menyimpan bunga dengan langkah satu persatu stick disusun secara vertikal dan
menggunakan lem sebagai perekat dan tahap terakhir diberikan cat sesuai keinginan untuk menambah
keestetikan dan keindahan dari vas bunga yang sudah dibuat.

Gambar 6. Proses Pembuatan Kotak Pensil

Selanjutnya pembuatan vas bunga dari botol bekas dengan bahan-bahan seperti botol bekas, cat,
gunting, stik ice cream dan pensil. Cara pembuatannya diawali dengan menggunting bagian atas botol dan
kemudian membuat sesuai model atau bentuk yang diinginkan misalnya berbentuk kepala, dan kemudian
untuk menambah keindahan diberikan cat yang sesuai dengan keinginan dan tambahan gambar yang sudah
dibuat dengan menggunakan pulpen/ pensil dan ditempel pada tempat yang sesuai dan keinginan dari
bentuk yang direncanakan sebelumnya.

Gambar 7. Proses Pembuatan Vas Bunga

Karya atau produk lain yang dibuat yaitu bunga dari botol dengan bahan botol, tutupan botol, kertas
koran, cat dan lem. Cara membuatnya yaitu pertama tama botol digunting berbentuk kelopak bunga sebanyak
4 bagian dan diberikan warna dengan menggunakan cat, dan selanjutnya menyusun koran dengan cara
menggulung kertas korang hingga berbentuk tangkai yang kuat dan apabila kedua bagian ini sudah dibuat,
kemudian menyusun daun yang sudah dibuat dari botol dan rekatkan dengan menggunakan lem pada tangkai
yang sudah dibuat dari kertas koran. Selanjutnya menyusun 2 tutupan botol yang digunakan sebagai putik
bunga bagian depan dan belakang kelopak bunga dengan menggunak lem sebagai perekatnya.

Gambar 8. Proses Pembuatan Bunga

Pendampingan dan Evaluasi Kegiatan


Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan pendampingan dan pengarahan dengan tujuan untuk
mengetahui keterampilan, kreativitas dan keahlian yang dimiliki anak-anak di sekolah Mitra dalam mengelola
bahan dan membuat produk menjadi suatu karya dari barang bekas, sehingga dapat menjadi barang bernilai
guna. Jannah dan pratiwi menyatakan perlu adanya pendampingan terhadap belajar siswa untuk
meningkatkan minat dan kreativitas yaitu salah satunya dengan memanfaatkan barang bekas (Jannah &
Pratiwi, 2021). Pendampingan ini dimulai dari mengelola bahan, menglem, menggunting, mengecat dan lain
sebagainya terhadap produk yang dibuat. Menurut Sobakhah & Izzati dengan menggunakan contoh dan
pendampingan, siswa akan belajar bagaimana memanfaatkan benda-benda bekas menjadi sesuatu yang
memiliki fungsi baru, mencetuskan ide-ide baru dan mampu menciptakan karya yang lebih menarik
(Sobakhah & Izzati, 2018). Selain itu, berdasarkan hasil dan evaluasi dari kegiatan yang dilaksanakan
tersebut dapat diketahui bahwa anak-anak tersebut memiliki minat, kreativitas dan keterampilan yang
berbeda-beda dalam mengolah barang bekas yang dapat dijadikan karya sehingga kegiatan ini sangat
mendukung kreativitas dan keterampilan dari anak-anak tersebut dan melatih agar dapat memanfaatkan
barang bekas yang ada di sekitar lingkungannya. Adapun hasil dari olahan barang bekas dapat dilihat pada
Gambar berikut:

Gambar 8. Produk
pengolahan sampah anorganik
Pada saat ini kendala yang dihadapi yaitu produk yang dihasilkan tersebut belum terjual dan hanya
dipakai dan digunakan sendiri. Meskipun mengalami kendala akan tetapi pelatihan ini sangat bermanfaat
untuk anak-anak. Menurut (Sobakhah & Izzati, 2018) dengan adanya pelatihan kerajinan tangan khususnya
dari barang bekas mampu memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang pemanfaatan barang bekas
dan memberikan kesadaran kepada siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.

SIMPULAN
Penanganan sampah merupakan sebuah kegiatan yang harus dilakukan agar dapat menekan terus
menumpuknya jumlah sampah yang semakin mengkhawatirkan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
upaya penanganan sampah anorganik yang terus menumpuk yaitu seperti dengan mengumpulkan dan
membuangnya ke TPA, menjual ke bank sampah, mendaur ulang dengan teknologi ataupun manual skala
rumah tangga. Kreativitas seseorang sangat diperlukan dalam upaya pengolahan sampah anorganik menjadi
suatu barang yang bernilai ekonomis. Semakin tinggi kreativitas maka akan semakin baik kualitas produk
yang dihasilkan, dan secara otomatis nilai ekonomis juga akan semakin melambung. Kota Batu merupakan
salah satu kota ternama di Jawa Timur yang terkenal dengan pariwisatanya. Dalam mengatasi permasalahan
sampah, sejatinya pemerintah kota Batu telah melakukan berbagai upaya melalui pelaksanaan bank sampah
yang ada pada setiap Desa. Melihat dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya sebuah solusi yang
konkrit. Menurut kami sangat diperlukan adanya pengetahuan dan kesadaran sejak dini agar dapat menjadi
sebuah perilaku di usia selanjutnya. Program Pengembangan ini dilakukan berbasis pada peserta didik
dimulai dengan kegiatan pemilahan sampah yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk
memisahkan antara sampah yang dapat digunakan dan sampah yang tidak dapat digunakan untuk kerajinan.
Kegiatan pemilahan sampah ini dilaksanakan oleh peserta didik MI Darul Hikam berjumlah 15 orang dengan
didampingi oleh mahasiswa PPG. Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya meminimalkan limbah dan
meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya daur ulang, sosialisasi dan pemanfaatan barang bekas
menjadi barang bernilai guna menjadi langkah krusial. Pemilihan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam
Kota Batu dilatarbelakangi oleh banyaknya barang-barang bekas yang di sekitar siswa yang kurang didaur
ulang sehingga menjadi barang yang kurang bernilai guna.

Daftar Rujukan

Aliwu, P.L. et al. (2024) “Kontribusi Sosial Meningkatkan Komitmen Masyarakat Untuk Penanganan Sampah
Di Pesisir Pantai Paciran Lamongan,” Journal Of Human And Education (JAHE), 4(1), hal. 242–250.
doi:10.31004/jh.v4i1.587.

Kuniawati, R.D. (2022) “PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA: STRATEGI MENGATASI DAMPAK
PERTUMBUHAN PENDUDUK,” 3(2), hal. 65–71.

Ndiung, S. et al. (2020) “PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KREATIF
BERNILAI EKONOMIS,” Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(2), hal. 809–820.

Rantisari, P.A.Y. et al. (2022) “Edukasi dan Sosialisasi Pengolahan Sampah Anorganik Melalui Bank Sampah,”
Pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan yaitu untuk adalah untuk melakukan observasi dan
wawancara mengenai sampah anorganik dan bank sampah terutama sampah anorganik yang
dihasilkan masyarakat di Desa Tajen yang dimana tujuannya mengubah pola masyaraka, 5(1), hal. 42–
47.

Rustan, K., Agustang, A. dan Idrus, I.I. (2023) “Penerapan Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Upaya
Penyelamatan Lingkungan Di Indonesia,” SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi,
Budaya, Teknologi, dan Pendidikan, 2(6), hal. 1763–1768. doi:10.54443/sibatik.v2i6.887.

SIPSN (2023) Data capaian dibawah ini adalah hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 132
Kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2023, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional.
Tersedia pada: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/.

Taufiq, A. dan Maulana, F.M. (2015) “Sosialisasi Sampah Organik dan Non Organik serta Pelatihan Kreasi
Sampah,” Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 4(1), hal. 68–73. Tersedia pada:
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/7898.

Anda mungkin juga menyukai