Abstrak
Sampah merupakan sisa kegiatan manusia. Setiap kegiatan manusia dipastikan menghasilkan sampah.
Pengelolaan sampah perlu ditangani dengan serius agar kelestarian sumber daya lingkungan dapat terjaga. Salah
satu upaya yang dilakuakan adalah dengan pengelolaan sampah menggunakan pendekatan Zero Waste.
Pengelolaan sampah ini adalah mengupayakan agar sampah yang dihasilkan dapat diolah menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat bagi masyarakat. Keberhasilan program ini dimulai dengan pemilahan sampah yang dilakukan
masyarakat. Bimbingan belajar Quantum Research terletak di RW.03 Kayu Putih, Jakarta Timur yang merupakan
wilayah percontohan pengelolaan sampah dengan pendekatan Zero Waste. Pemahaman warga bimbingan belajar
Quantum research mengenai pemilahan sampah juga berperan dalam keberhasilan program ini. Hasil survei
menunjukan bahwa siswa bimbel Quantum Research sudah memahami mengenai apa itu sampah dan kategori
sampah. Untuk pemahaman sampah organik, siswa sudah memahami dengan baik. Namun, pemahaman siswa
masih tergolong sedang pada pemilahan sampah anorganik bernilai ekonomis rendah dan tinggi.
Kata Kunci: pengelolaan sampah, zero waste, kelestarian, sumber daya, lingkungan
Abstract (English-Indonesia)
Garbage is the residue of human activities. Every human activity is certain to produce waste. Waste
management needs to be handled seriously so that the sustainability of environmental resources can be
maintained. One of the efforts made is to manage waste using a Zero Waste approach. The success of this program
begins with the sorting of waste by the community. The Quantum Research tutoring is in RW. 03 Kayu Putih, East
Jakarta which is a pilot area for waste management with a Zero Waste approach. The understanding of Quantum
research tutors regarding waste sorting also plays a role in the success of this program. The survey results show
that Quantum Research students understand what waste is and the categories of waste. For understanding organic
waste, students have understood it well. However, students' understanding is still moderate in sorting inorganic
waste with low and high economic value.
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6(1), Year 2022 - 79
(Dewi Mutiarawati Suwarjo, Muhammad Zid, Ahman Sya)
sampah anorganik dibedakan menjadi sampah dalam lagi sampah dapat dimanfaatkan menjadi
anorganik yang bernilai ekonomis tinggi dan sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya saja
sampah anorganik yang memiliki nilai dengan adanya konsep recycle dimana sampah
ekonomis rendah. DKI Jakarta sebagai kota dapat diolah kembali menjadi berbagai barang
besar tentu memiliki jumlah penduduk yang yang bermanfaat dalam kehidupan manusia.
sangat tinggi. Jumlah penduduk yang tinggi Dari hal yang sederhana seperti tas belanja yang
menyebabkan produksi sampah yang dihasilkan berasal dari sampah kemasan produk hingga
DKI Jakarta juga tinggi. Dari data yang sampah masker medis yang dapat dijadikan
dikumpulan, diketahui sepanjang 2021 total sebuah material pembuat alat-alat rumah tangga
sampah yang dihasilkan DKI Jakarta 37,33% (Parongpong, 2021).
merupakan sampah rumah tangga. Selain itu, Konsep yang paling familiar di telinga
sumber sampah terbanyak berasal dari pasar masyarakat adalah konsep 3R (Reuse, Reduce,
sebesar 16,35%, kawasan 16%, perniagaan Recycle). Konsep ini merupakan konsep yang
7,29%, fasilitas publik 5,25%, dan perkantoran sangat cocok untuk pengelolaan negara
3,22%, dan sumber lainnya sebesar 14,55% berkembang yang belum memiliki teknologi
(Rizaty, 2021). yang memadai untuk pengelolaan sampah
Sebuah penelitian dari University of (Harun, 2017). Melanjutkan dari konsep 3R
Leeds memprediksikan bahwa sampah plastic tersebut pemerintah provinsi DKI Jakarta
sebesar 1,3 miliar ton memenuhi bumi baik di membentuk sebuah program mengenai
laut maupun di darat pada 2040, hal ini akan pengelolaan sampah yang dituangkan dalam
terjadi jika tidak ada tindakan yang dilakukan Peraturan Gubernur No.77 tahun 2020. Program
untuk mecegahnya (Widyaningrum, 2020). tersebut adalah program RW percontohan dalam
Smapah akan menjadi lebih dari dua kali lipat pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah ini
dalam jangka 20 tahun di negara-negara dengan menggunakan pendekatan Zero Waste atau
pendapatan rendah (Hoornweg & Bhada-Tata, Nihil Sampah, dimana sampah yang diproduksi
2012 dalam Nizar et al., 2013). Di DKI Jakarta masyarakat akan diolah dengan sistem
sendiri tingginya produksi sampah memerlukan pengomposan dan pendaur ulangan sehingga
upaya pengelolaan yang baik agar tidak terjadi sampah yang dihasilkan masyarakat diolah
permasalahan lingkungan. Menurut undang- menjadi sesuatu hal yang bermanfaat bagi
undang pengelolaan sampah adalah serangkaian masyarakat.
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan Pendekatan zero waste ini berprinsip
berkesinambungan yang meliputi pengurangan untuk mengubah sampah yang dihasilkan
dan penanganan sampah (UU No. 18 Tahun masyarakat menjadi sesuatu yang lebih
2018). Dari adanya pernyataan tersebut bermanfaat seperti pupuk kompos atau barang
pengelolaan sampah bukan hanya berbicara lain yang dapat bermanfaat untuk masyarakat
mengenai penanganan. Melainkan juga (Nizar et al., 2013). Alur pelaksanaan program
pengurangan sampah yang tentunya ini adalah, pertama masyarakat memilah
pengurangan sampah ini harus dilakukan oleh sampah di masing-masing rumah tangga
setiap individu di bumi. Dalam penanggulangan menjadi sampah organik, sampah anorganik
sampah di masyarakat, tidak hanya diperlukan bernilai ekonomi rendah, dan sampah anorganik
peran besar dari pemerintah, melainkan juga bernilai ekonomi tinggi. Setelah masing-masing
peran besar dari masyarakat. Dalam sebuah rumah tangga memilah sampah petugas
penelitian dikatakan bahwa pengelolaan sampah pengangkut sampah akan mengangkut sampah
yang berbasis masyarakat (bottom-up) lebih sesuai kategori samah dan diserahkan kepada
efektif dari pada pengelolaan sampah yang pihak pengelola sampah. Dalam program
menitik beratkan pengelolaan pada pemerintah pengelolaan sampah ini keberhasilan program
(top-down) (Widiarti, 2012). Sebagian besar terletak pada masyarkat yang menjadi ujung
masyarakat menganggap bahwa sampah adalah tombak pengelolaan sampah tingkat pertama.
sesuatu yang sudah tidak bermanfaat dan harus Karena dalam implementasinya masyarakatlah
segera dibuang. Namun, jika diperhatikan lebih yang pertama kali melakukan pemilahan
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6(1), Year 2022 - 80
(Dewi Mutiarawati Suwarjo, Muhammad Zid, Ahman Sya)
sampah sebelum sampah tersebut diangkut sumber daya alam lingkungan. Metode
untuk dilakukan proses berikutnya. penelitian dalam penulisan artikel ini
Bimbingan belajar Quantum Research menggunakan deskriptif kuantitatif, untuk
merupakan bimbingan belajar tingkat SMP dan mengetahui prosentase pemahaman siswa
SMA yang terletak di RW.03 Kelurahan Kayu dalam pemilahan sampah. Metode sampel yang
Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Bimbingan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
belajar ini terletak pada wilayah yang dijadikan purposive. Sampel ditujukan kepada siswa
RW percontohan dalam pengelolaan sampah. bimbingan belajar Quantum Research yang
Dalam masa pandemi, sebagian siswa belajar melakukan pembelajaran tatap muka terbatas
dengan menggunakan sistem daring dan sebagia sejumlah 24 siswa.
lagi menggunakan sistem luring dengan
langsung datang ke bimbingan belajar. Siswa Hasil dan Pembahasan
yang belajar dengan sistem luring tentu akan Bimbingan Belajar (bimbel) Quantum
beraktivitas seperti makan dan minum yang Research terletak di RW.03 Kelurahan Kayu
pada akhirnya akan menghasilkan sampah. Putih Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
Maka siswa yang belajar dengan sistem luring Pada awal pandemi sistem pembelajaran
termasuk dalam masyarakat yang harus dilakukan secara daring menggunakan berbagai
mengikuti program pengelolaan sampah yang platform pembelajaran. Mulai semester 1 tahun
dicanangkan. Siswa yang aktif mengikuti ajaran 2021/2022 bimbel Quantum Research
pembelajaran luring merupakan siswa kelas 12 melakukan kegiatan pembelajaran dengan
yang berasal dari berbagai sekolah. Siswa sistem tatap muka terbatas dengan
memiliki latar belakang yang berbeda yang mengkhususkan pembelajaran secara luring
tentu memiliki pengalaman pembelajaran yang pada kelas 12.
berbeda pula. Maka dalam penulisan artikel ini
penulis ingin mengetahui mengenai pemahaman Presentasi hasil survei kuesioner
siswa mengenai pemilahan sampah dalam Kuesioner diberikan pada siswa kelas 12 yang
pelaksanaan pengelolaan sampah menggunakan berjumlah 26 siswa, dimana siswa ini yang
pendekatan zero waste untuk kelestarian sumber datang ke bimbel Quantum Research. Hasil
daya alam lingkungan pada siswa bimbingan pengujian kuesioner dengan 12 pertanyaan
belajar Quantum Research. terkait pemilahan sampah dalam pengelolaan
sampah menggunakan pendekatan Zero Waste
Metode untuk kelestarian sumebr daya alam lingkungan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk pada siswa bimbingan belajar Quantum
mengetahui bagaimana pemahaman siswa Research Kayu Putih.
mengenai pemilahan sampah menggunakan
pendekatan Zero Waste untuk kelestarian
Tabel 1. Presentase Responden
No Kelas Jumlah Prosentase
1. 12 IPA 15 53.8%
2. 12 IPS 11 46.2%
(Sumber : Hasil survei google form tahun
2021)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6(1), Year 2022 - 81
(Dewi Mutiarawati Suwarjo, Muhammad Zid, Ahman Sya)
(Sumber: hasil surveri kuesioner tahun 2021) dalam kehidupan sehari-hari yaitu sampah
makanan. Pada pemahaman mengenai kategori
Berdasarkan hasil survei diketahui pemahaman sampah anorganik presentase pemahaman siswa
siswa mengenai definisi sampah sudah sangat baik sebesar 85%, angka ini lebih rendah dari
dengan presentase sebesar 92%. Dalam aspek sebelumnya. Pada pemahaman pemilahan sampah,
kategori sampah berdasarkan kandungan kimia, presentase pemahaman siswa pada pemilahan
pemahaman siswa dipresentasekan sebesar 81%, sampah organik menunjukan angka 85% dan 92%.
hal tersebut berkaitan dengan sudah Sedangkan pemahaman siswa pada pemilahan
diinformasikannya mengenai jenis sampah di sampah anorganik bernilai ekonomis rendah
bangku sekolah. Pada pemahaman mengenai menunjukan presentase sebesar 35%, 42%, dan
kategori jenis sampah organik presentase 46%. Lalu pada pemahaman siswa pada pemilahan
pemahaman siswa sebesar 92%, hal ini berkairan sampah anorganik bernilai ekonomis tinggi
dengan jenis sampah yang sering siswa hasilkan
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6(1), Year 2022 - 82
(Dewi Mutiarawati Suwarjo, Muhammad Zid, Ahman Sya)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)