Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pengelolaan

Sampah Di Blok Kadaton Desa heuleut


(Increasing Public Knowledge About Waste Management In Blok Kadaton Desa Heuleut)

Alfiyah1, Anisah Nurjannah1, Asri Juliati1, Aprilia Indah Dewi1, Cathalia Geany Putry1, Dini Fajri Hasanah1,
Elma Dwi Saputri1, Indi Yani1, Mita Salsabillah1, Mustofa1, Naela Nurazizah1, Nisha Revliani Fajhri1, Nurlaeli
istiqomah1, Noviyani1, reynaldi Fauzi Chandra1, Saeful Rochman1, Vica Frastica1, Wahiyatie Ningrum1,
Yuniatri Widiahningrum1, Indriyani2, Putri Amaliah2, Risa Hadi1
1
Universitas Muhannadiyah Cirebon, Cirebon, Indonesia.
2
STF Muhammadiyah Cirebon, Cirebon, Indonesia.
3
Ilmu Keolahragaan, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon, Indonesia
E-mail: kkmheuma2022@gmail.com

Abstrak
Produksi sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola
konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi paningkatan volume sampah tersebut adalah
dengan cara: mengurangi volume sampah dari sumbernya melalui pemberdayaan masyarakat. Permasalahan
dalam partispasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah adalah apa saja bentuk regulasi yang terkait dengan
pengelolaan sampah di Blok Kadaton Desa Heuleut, bagaimanakah bentuk mekanisme partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah dan faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah. Penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat di Desa Heuleut bertujuan
untuk:
(1) memperoleh gambaran proses perencanaan dan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat, (2)
menginventarisir tantangan dan peluang dalam pengelolaan sampah rumah tangga, (3) mengajukan usulan
pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
ceramah, diskusi, kerja bakti, dan pemberian tempat sampah. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk
peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa
kerja bakti dan pemberian tempat sampah.
Kata Kunci: Pengelolaan Sampah, Sampah Organik dan Anorganik, Tempat Sampah

Abstract
The production of waste every day is increasing along with the increasing number of products and people's
consumption patterns. What must be done to overcome the increase in the volume of waste is by: reducing the
volume of waste from the source through community empowerment. Problems in community participation
regarding waste management are what are the forms of regulations related to waste management in the
Kadaton Block, Heuleut Village, what is the form of the mechanism for community participation in waste
management and what factors affect community participation in waste management. Research on community
participation-based waste management in Heuleut Village aims to: (1) obtain an overview of the planning
process and community- based household waste management, (2) take an inventory of challenges and
opportunities in household waste management, (3) propose community-based waste management proposals. .
The methods used to overcome these problems are lectures, discussions, community service, and giving trash
cans. Based on the results of the study, one form of community participation in efforts to improve the
environment is by providing labor contributions in the form of community service and providing trash bins.
Keywords: Waste Management, Organic and Inorganic Waste, Trash

1
Alfiyah et

1. PENDAHULUAN
Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di muka bumi, khususnya manusia.
Menurut Hendrik L. Blum, 1974 dalam Muchammad Zamzani Elamin, 2018 menyatakan bahwa
lingkungan adalah faktor terbesar dalam mempengaruhi kesehatan, sehingga menjaga lingkungan
merupakan tanggungjawab masyarakat. Peran masyarakat sangat penting dalam menjaga lingkungan, sebab
masyarakat dituntut mampu menyelesaikan permasalahan menyangkut lingkungan hidup.
Sampah telah menjadi persoalan yang sangat umum di setiap daerah di Indonesia. Banyaknya
permukiman akan berdampak pada jumlah timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan (Marliani, 2014;
Hartono et al, 2020). Sampah yang berserakan dapat merusak lingkungan yang berakibat terjadinya
pencemaran lingkungan. Sampah yang ada dapat berasal berbagai kegiatan di rumah, kantor, pasar, jalan,
dan di berbagai tempat lainnya (Ainiah, 2020; Leana et al, 2022). Terdapat berbagai macam wujud atau
bentuk sampah antara lain berbentuk padat, cair, ataupun gas (Kusminah, 2018; Rosadi, 2020; Hutgalung &
Senjaya, 2021). Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar nomor 2 di dunia. Pengelolaan
sampah yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dibakar (49,5%), diangkut (34,9%), dibuang ke kali/selokan
(7,8%), dibuang ke sembarang tempat (5,9%), ditanam (1,5%), dan dibuat kompos (0,4%). Sementara
sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai penyakit, menimbulkan pencemaran
lingkungan, mengakibatkan banjir, TPA penuh yang bisa mengakibatkan longsor dan korban jiwa, serta
pemanasan global akibat gas metan dari sampah (Putra & Wahid, 2021; Jayadi et al, 2022). Dampak negatif
dari sistem manajemen sampah yang buruk di suatu wilayah seperti timbulnya polusi udara yang
disebabkan karena tumpukan sampah yang mengeluarkan bau busuk, dapat menimbulkan polusi air dan
polusi tanah yang diakibatkan oleh air lindi (leachate) dari banyaknya tumpukan sampah. Buruknya kondisi
lingkungan ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara umum karena sanitasi lingkungan yang
buruk, termasuk timbulnya banjir di setiap musim penghujan (Ferronato & Torretta, 2019; Rai et al, 2019;
Gobai et al, 2020).
Keadaan dapat diperburuk dengan tumpukan sampah yang menggunung sehingga dapat menyebabkan
pelepasan gas rumah kaca yang dapat berpengaruh terhadap iklim global, bahkan terjadinya ledakan dan
kebakaran (Rai et al, 2019). Peliknya persoalan sampah di Indonesia juga diperburuk dengan pengetahuan
dan perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap perilaku hidup sehat dan lingkungan yang
bersih dan bebas dari sampah (Muntasyarah, 2022). Tak sedikit dari masyarakat yang belum memiliki
kesadaran akan pentingnya pengolahan sampah, serta banyak dari masyarakat yang mengerti akan
pengolahan sampah namun tidak menerapkan perilaku tersebut. Sebagai contoh, masyarakat belum
memilah sampah secara baik terlebih dahulu sebelum dilakukan pembuangan ke tempat pembuangan akhir.
Kurangnya edukasi pada masyarakat mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah dan kurangnya
edukasi mengenai pengelolaan dan pemilahan sampah membuat masyarakat seringkali menganggap hal tersebut
sepele. Padahal, dampaknya akan kembali pada masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
penyuluhan mengenai pemilahan sampah rumah tangga untuk mempermudah proses pengolahan (Dongoran
et al, 2018; Saptenno et al, 2022). Pemilahan sampah dapat diartikan sebagai upaya pemisahan sampah
yang dilakukan pada tahap awal sebelum sampah diolah. Proses pemilahan sampah ini dilakukan
berdasarkan jenis sampahnya. Agar proses pemilahan sampah ini efektif maka perlu dilakukan dengan
berbagai tahapan yaitu dimulai dengan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, hingga
pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan (Qadri et al,
2020).
Salah satu bentuk permasalahan lingkungan yang sering terjadi adalah masalah sampah. Sampah
organik maupun sampah anorganik adalah yang paling banyak ditemukan di lingkungan permukiman.
Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun nya. Berdasarkan data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik. Sampah
plastik menempati posisi kedua, kemudian sampah kertas dan karet. Sampahlainnya terdiri atas logam, kain,
kaca, dan jenis sampah lainnya (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017 dalam Kristian
Agung dkk (2021).
Rahayu dan Sukmono, 2013 dalam Kristian Agung dkk (2021) mengatakan bahwa Sampah merupakan
bahan buangan yang dianggap tidak berguna lagi namun perlu dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal ini
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi juga dari seluruh masyarakat untuk
mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar (Hardiatmi, 2011 dalam
Muchammad Zamzami Elamin dkk 2018). Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018 yang
dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS, 2018), hanya sebagian rumah tangga yang mendaur ulang
sampahnya. Sementara rumah tangga yang lainnya menangani sampah dengan cara dibakar. Padahal, asap
2
Alfiyah et

yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bisa menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan
(Zuriyani, 2016 dalam Kristian Agung dkk, 2021).

3
Alfiyah et

Permasalahan sampah meliputi 3 bagian yaitu pada bagian hilir, proses dan hulu. Pada bagian hilir,
pembuangan sampah yang terus meningkat. Pada bagian proses, keterbatasaan sumber daya baik dari
masyarakat maupun pemerintah. Pada bagian hulu, berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada
pemrosesan akhir (Mulasari, 2016 dalam Muchammad Zamzami Elamin dkk, 2018). Jika masalah
persampahan tidak ditangani sebagaimana mestinya, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, sampai
pada resiko bagi kesehatan manusia serta makhluk lainnya. Pengelolaan persampahan yang baik merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangannya.
Setiap kegiatan tersebut berkaitan antara satu dengan lainnya dan saling berhubungan timbal balik (Rizal,
2011 dalam Kristian Agung dkk, 2021).
Kurang optimalnya penangangan sampah menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan. Sanitasi
lingkungan yang tidak baik, munculnya berbagai macam penyakit karena banjir dan kandungan organik lahan
pertanian yang menurun serta pemanasan global merupakan masalah yang timbul karena sampah. Oleh
karena itu diperlukan kepedulian serta komitmen bersama dalam pengelolaan sampah. Edukasi pentingnya
menjaga kebersihan, sosialisasi pengolahan sampah dan pendampingan pembuatan fasilitas tempat sampah
menjadi salah satu sumber informasi yang dapat menarik masyarakat untuk sadar dan peduli terhadap
pengelolaan sampah.
Pencemaran lingkungan yang semakin meningkat disebabkan oleh berbagai hal, seperti bertambahnya
populasi manusia yang mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah yang dibuang. Hal ini diperburuk
dengan kurang memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, kurangnya kesadaran dan kemauan
masyarakat dalam mengelola dan membuang sampah, masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang
manfaat sampah, serta keengganan masyarakat memanfaatkan kembali sampah, karena sampah dianggap
sebagai sesuatu yang kotor dan harus dibuang ataupun gengsi. Berbagai hal tersebut menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan yang berdampak negatif bagi masyarakat (Sari, 2016 dalam Kristian
Agung dkk, 2021).
Edukasi masyarakat mengenai permasalahan lingkungan yang bersifat kompleks akibat timbulan sampah
diperlukan untuk membentuk kesadaran masyarakat. Faktor penyebab kepedulian lingkungan didasari cara
berpikir dan perilaku manusia. Partisipasi aktif warga menjadi hal yang penting untuk diidentifikasikan
dalam aksi pengelolaan sampah. Upaya menjaga kelestarian lingkungan harus bermula dari diri individu
dengan memulai dengan melakukan hal-hal kecil. Perubahan yang dilakukan kemudian dapat ’ditularkan’
menjadi kebiasaan dalam keluarga ataupun masyarakat, sehingga terjadi perubahan besar.
Blok Kadaton merupakan salah satu nama blok yang ada di Desa heuleut Kecamatan Leuwimunding.
Blok Kadaton tidak terlepas juga dari masalah sampah, dimana masyarakat Blok Kadaton membuang
sampah di pinggiran sungai atau bahkan ada yang membuangnya ke sungai. Akan tetapi, bukan tanpa
alasan masyarakat Blok Kadaton melakukan hal tersebut dikarenakan di Desa Heuleut, Kecamatan
Leuwimunding belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Oleh karena itu, banyak
masyarakat Blok Kadaton memilih membuang sampah di pinggiran sungai atau langsung ke sungai.
Observasi dilakukan melalui wawancara dan survey lapangan dengan mitra pengabdian, yaitu warga
Blok Kadaton, yang kemudian dapat dideskripsikan permasalahan yang ada, yaitu:

a. Rendahnya kesadaran dan rasa peduli warga desa Pecalongan tentang kebersihan lingkungan.
b. Kurangnya fasilitas tempat pembuangan sampah yang tersedia di lingkungan Desa Pecalongan.
c. Pembuangan sampah belum teratur dan terkoordinasi d. Belum ada pemilahan sampah organik dan
anorganik
Beberapa permasalahan tentang sampah yang dihadapi berdasarkan analisis situasi di desa Pecalongan,
dapat diketahui bahwa pokok masalah mitra pengabdian lebih pada minimnya pengetahuan tentang
kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah serta fasilitas pendukung yang kurang, seperti tempat
sampah. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini berusaha menanggulangi dengan cara melaksanakan
kegiatan edukasi dan sosialisasi, serta bantuan penyediaan fasilitas tempat sampah yang sudah terpilah.
Kekhawatiran tentang bahaya sampah tersebut dapat dikurangi dengan menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta edukasi bagaimana pemilahan sampah.
Setelah masyarakat memilah sampah, masyarakat dapat menerapkan sistem 3R yaitu: reuse, reduce, recycle
sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah. Dengan begitu, masyarakat dapat memanfaatkan hasil dari
pengolahan sampah tersebut

4
Alfiyah et

Tujuan penulisan adalah memberikan alternatif strategi dalam pengelolaan sampah dengan edukasi
masyarakat mengenai pengelolaan sampah melalui pembentukan bank sampah yang diintegrasikan dengan
prinsip 3R, dapat membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.

2. METODE
Program kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode edukasi mengenai pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan dan bantuan pendampingan penyediaan fasilitas tempat sampah, dengan
melalui beberapa tahapan yaitu perijinan, sosialisasi, persiapan, dan pelaksanaan. Tahapan mula kegiatan
pengabdian masyarakat ini adalah perijinan. Tahapan ini kami melakukan observasi di warga masyarakat
Blok Kadaton tentang permasalahan yang ada, untuk kemudian mendiskusikannya bersama dengan
masyarakat Blok Kadaton. Pertemuan itu sekaligus meminta ijin bahwa akan diadakan kegiatan tersebut.
Tahapan selanjutnya yaitu sosialisasi yang dilaksanakan di Blok Kadaton, Desa Heuleut, Kecamatan
Leuwimunding, Kabupaten Majalengka pada hari Rabu, 31 Agustus 2022 pada pukul 19.30-22.00 WIB.
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu pemuda-pemudi dan masyarakat Blok Kadaton. Sasaran tersebut
dipilih, terutaman pemuda-pemudi supaya dapat menjadi penggerak untuk menciptakan perubahan pada Blok
Kadaton agar menjadi lebih baik lagi dalam pengelolaan sampah. Pemuda-pemudi Blok Kadaton
diharapkan dapat merubah pola kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dan memiliki pengetahuan
tentang cara pengelolaan sampah.
Materi penyuluhan mencangkup sumber-sumber sampah, jenis sampah, contoh sampah organik dan
anorganik, akibat menimbun sampah bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar, tahapan
pengelolaan sampah, metode pemanfaatan sampah dan contoh pemanfaatan sampah, dan keuntungan daur
ulang sampah anorganik.
Persiapan dalam kegiatan ini meliputi pembuatan tempat sampah yang terbuat dari galon lee mineral
yang sudah tidak terpakai, penyusunan materi untuk penyuluhan dalam bentuk PPT, dan persiapan untuk
kerja bakti seperti membeli peralatan kebersihan berupa trash bag, sapu lidi, sekop, dan sarung tangan.
Setelah kegiatan sosialisasi ini dilakukan diskusi bersama dengan pemuda-pemudi dan masyarakat.
Pada hari sabtu, 3 September 2022 dilaksanakan kerja bakti bersama masyarakat blok kadaton dan
pemberian tempat sampah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan tanggal 03 Agustus 2022 dan kerja bakti dilaksanakan pada
tanggal 03 September 2022`di blok kadaton desa Heuleut kecamatan Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Kegiatan ini di laksanakan oleh mahasiswa KKM Kelompok 5 dan melibatkan warga dan
pemuda-pemudi di blok kadaton. Mereka Nampak antusias selama mengikuti kegiatan ini, aktif bertanya
dan diskusi.
Bila ditinjau Berdasarkan sumber daya potensial yang terdapat di desa Heuleut maka berasarkan hasil
observasi lapangan dan penelaahan data sekunder di ketahui dalam pemataan social berikut ini.
Berdasarkan penelaahan data sekunder desa dan observasi lapangan maka diketahui bahwa sebagian besar
lahan di dea Heuleut digunakan untuk lahan pemukiman dan pertanian.
Pengelolaan sampah rumah tangga masih dijalankan secara tradisional melalui pembakaran dan
penimbunan dilahan kosong atau tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) di sekitar jalan raya jarang di temukannya adanya tempat sampah sehingga
sampah sering berserakan di pinggir jalan terutama sampah hasil Rumah Tangga berupa plastik dan daun-
daunan kering.
Interaksi sosial masyarakat terlihat sangat baik bila ditinjau dari masih adanya sifat kegotong royongan
masyarakat dalam berbagai kegiatan misalnya saja dalam kegiatan kerjabakti yang sudah dilaksanakan.
Desa Heuleut memiliki potensi yang cukup besar baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya
alam. Pencapaian hasil kegiatan kamu jelaskan berdasarkan tahapan yang kami lakukan, yaitu :

5
Alfiyah et

1. Tahap sisialisasi dan Perizinan.


Tahap awal kegiatan ada dua (2) agenda utama, yaitu : (1) survey lapangan dan observasi, (2)
peizinan dan sosialisasi. Kegiatan survey dan observasi tim dating dan berkeliling melihat kondisi
lingkungan sekitar Desa Heuleut dan menemukan kondisi lingkungan yang tidak bersih, bnyak sampah
di jalanan serta masih banyak warga yang tidak memiliki temoat sampah. Tmahasiswa KKM
mendatangi warga RW 01 Blok Kadaton dan berbincang – bincang, kemudian didapatkan informasi
bahwa untuk pembuangan sampah ada yang membuang sembarangan karena kurangnya kordinir.
Termasuk tentang minimnya pengetahuan tentang pemilihan sampah organic dan anorganik.
Kegiatan perizinan dan sosialisasi juga dilakukan dengan mendatangi kediaman ketua RW 01
beserta pemuda – pemudi RW 01 Blok Kadaton. Kami menyampaikan hasil observasi kami, dan
rencana untuk mengadakan edukasi tentang sampah juga pendampingan pembuatan fasilitas tempat
sampah. Setelah ketua RW 01 menyetujui dan memberikan izin untuk dilaksanakan rencana kegiatan
maka selanjutnya kami melanjutkan pada tahap selanjutnya, yaittu tahap persiapan.
2. Tahap persiapan
Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan edukasi
dan kerja bakti. Untuk kegiatan edukasi penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai
Pengelolaan Sampah, kami mempersiapkan bahan pembuatan mini bank sampah. Mini bank sampah
ini lalu di cat dengan warna putih dan merah kemudian mini bank sampah tersebut dibagikan kepada
masyarakat Blok Kadaton pada saat dilaksanakannya kegiatan kerja bakti. Mahasiswa KKM juga
menyiapkan file dan slide materi yang akan disampaikan.
3. Tahap pelaksanaan
Tahap ini dilakukan kegiatan edukasi penyuluhan dan kegiatan kerja bakti di Blok Kadaton,
pelaksanaan awal dengan menjelaskan materi edukasi dengan tema “Sayangi Bumi,Bijak Memilah
Sampah”, kemudian disiapkan juga alat kebersihan untuk pelaksanaan kerja bakti berupa sapu lidi,
serok sampah trash bag sampah serta mini bank sampah yang terbuat dari bekas gallon le-mineral yang
sudah di modifikasi untuk bagikan ke 20 titik lokasi rumah warga.

Pembahasan
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaaan sampah, menyebutkan bahwa sampah
merupakan permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan
terpadu guna memberikan manfaat secara ekonomi, serta dapat merubah perilaku hidup sehat. Menurut
definisi World Health Organization (WHO) sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia. Dalam tahapan pengelolaan sampah dikenal
dengan metode 3R yaitu Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Hal ini
merupakan tahap awal untuk pengelolaan sampah yang belum diproduksi. Pelaksanaan pengelolaan sampah
3R perlu diterapkan di lingkungan masyarakat Pecalongan demi mendorong perilaku hidup sehat.
Kegiatan pengabdian masyarakat beriringan dengan adanya kegiatan KKM UMC 2022 mahasiswa dan
mahasiswi melaksanakan program kerja kelompok kepada warga Di Blok Kadaton, Desa Heuleut,
Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Mengedukasi warga dengan tema Sayangi Bumi, Mari
Bijak Memilah Sampah dan membersihkan lingkungan di sekitar wilayah Blok Kadaton RW 01. Kegiatan
ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sadar akan pentingnya pengelolaan sampah dengan sasaran
pemuda-pemudi dan masyarakat blok tersebut, jumlah peserta 35 orang dan panitia sebanyak 17 orang.
Edukasi ini menyampaikannya secara langsung dan lewat PPT, untuk mewujudkan masyarakat
memanfaatkan sampah plastik yang dapat digunakan untuk hiasan seperti botol-botolan, kaleng dan plastik
yang dapat dijadikan tas, bangku, meja dan lainnya. Dimana masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan
ini sampai selesai.

6
Alfiyah et

Gambar 1. Persiapan membuat tempat sampah

Gambar 2. Persiapan membuat materi sosialisasi

Gambar 3. Diskusi dan perijinan acara sosialisasi dan kerja bakti

7
Alfiyah et

Gambar 4. Mengedukasi Masyarakat dengan tema Sayangi Bumi, Mari Bijak Memilah Sampah

Gambar 5. Diskusi bersama pemuda-pemudi dan masyarakat Blok Kadaton


Setelah melakukan edukasi, selanjutnya sesi diskusi bersama untuk membahas permasalahan
Tempat Pembuangan Akhir sampah. Pelaksanaan pembersihan lingkungan dengan gotongroyong
bersama warga ini mencontohkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan dari situ kami
memberikan tempat sampah kepada warga Blok Kadaton di setiap titik pembuangan, karena di
lingkukan tersebut kurangnya tempat sampah yang ada di sekitar rumah warga.

8
Alfiyah et

Gambar 6. Breafing sebelum kegiatan gotongroyong.

Gambar 7. Kegiatan kerja bakti

9
Alfiyah et

Gambar 8. Foto bersama

Sampah yang ada di Desa Heuleut Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, sesuai yang
disampaikan oleh RW 01 dari hasil wawancara terdiri atas sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga yang berasal dari kawasan conveksi,
kawasan khusus, tempat usaha, fasilitas sosial. Penampungan sampah adalah suatu cara penampungan
sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang di tempat pembuangan akhir. Tujuannya
adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan. Faktor yang
paling mempengaruhi efektifitas tingkat pelayanan adalah kapasitas peralatan, pola penampungan, jenis dan
sifat bahan dan lokasi penempatan.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Kebersihan lingkungan merupakan masalah umum yang dihadapi masyarakat Indonesia, khususnya
masyarakat di Blok Kadaton Desa Heuleut. Tidak adanya penanganan lebih lanjut mengenai sampah
menyebabkan penurunan kondisi lingkungan. Sampah menjadi hal yang lumrah pada masyarakat Blok
Kadaton, sampah merupakan sisa atau barang buangan yang sudah tidak dipakai.
Dari uraian kegiatan KKM UMC ini dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: masyarakat
sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai Pengelolaan Sampah. Masyarakat sangat
antusias dan menginginkan pengelolaan sampah yang baik berwawasana lingkungan melalui konsep 3R.
Masyarakat segera membentuk Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Program pengabdian telah berjalan
100%, artinya semua tahap kegiatan kemitraan telah dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari tahap
awal hingga tahap pelaksanaan sebagai tahap akhir. Pemahaman masyarakat Blok Kadaton meningkat
mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.
Masyarakat Blok Kadaton memiliki pengetahuan baru, bagaimana memilah dan memilih sampah organik
dan sampah anorganik. Masyarakat Blok Kadaton dapat mengetahui manfaat pengolahan sampah dengan
cara 3R yaitu: Reduce, Reuse, Recycle. Adanya kegiatan pengabdian ini mampu mengajak masyarakat
lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan sampah menjadi hal yang lebih berguna bagi penerus Blok
Kadaton kedepannya.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Nuruddin M.T selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Cirebon, Ketua LPPM beserta jajarannya, Bapak Risa Hadi M.pd selaku Dosen
pembimbing lapangan, Bapak Andri S.p selaku Kepala Desa Heuleut beserta jajaranya, Pemuda-pemudi
Blok Kadaton, dan masyarakat desa Heuleut khususnya masyarakat Blok Kadaton yang telah mendukung
pelaksanaan program kerja pengabdian masyarakat ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada rekan-
rekan kelompok 5 yang telah berkontribusi dalam menyukseskan program kerja ini.

1
Alfiyah et

6. DAFTAR RUJUKAN
Agung Kristian, Juita Erna, Zuriyani Elvi. (2021). Analisis Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geograf.
115-124.
Ahmad, Yunifitriyani. 2022. Penyuluhan Pemilahan Sampah untuk Meningkatkan Pengetahuan Kader di
Desa Sanrobone, Sulawesi Selatan. JURNAL AMBAS NEGERI, 3(1): 62-69.
Alimansyah. (2018). Analisis Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Jurnal
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu, 1–10.
Asteria donna, heruman heru. (2015). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya. Jurnal Manusia Dan Lingkungan. Vol. 23, No.1. 136-141.
Elamin Muchammad Zamzami, dkk. (2018). Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa Disanah
Kescamatan Sreseh Kabupaten Sampang. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 368-375.
Fajar W. A., Dewi P. (2014). Sosialisasi Bahaya Membuang Sampah Sembarangan dan Menentukan Lokasi
TPA di Dusun Deles Desa Jagonayan Kecamatan Ngablak. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan
volume 3 nomor 1 (2014): 21-27.
Hasbullah. (2019). Analisis Pengelolaan Sampah Di Kota Subulussalam, Tahun 2017, Jurnal Jumantik,
fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara 4(2), 135–146.
Krisnani, Hetty dkk. 2017. Perubahan Pola Pikir Masyarakat Mengenai Sampah Melalui Pengelolaan Sampah
Organik dan Non Organik Di Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. Jurnal
Penelitian dan PPM, 4(2): 129-389.
Muthmainnah. (2020). Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Patommo Sidrap
(Tinjauan Yuridis Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Persampahan), Jurnal
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Parepare, 4(1).
Reni Budi Setianingrum. 2018, Pengelolaan Sampah Dengan Pola 3 R Untuk Memperoleh Manfaat
Ekonomi Bagi Masyarakat, Jurnal BERDIKARI Vol. 6 No. 2
Yuwana, Siti Indah Purwaning. 2021. Edukasi Pengelolaan Dan Pemilahan Sampah Organik Dan
Anorganik Di Desa Pecalongan Bondowoso. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1): 61-69.
Zuriyani & R. D. (2016). Pengolahan Sampah Organik Dan Anorganik Oleh Ibu-Ibu Rumah
TanggaKelurahan Pasir Nan Tigo, Jurnal Abdi Masyarakat Program Studi Teknik Informatika
Universitas Pamulang, 1(2), 33–46.

Anda mungkin juga menyukai