PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang
dapat
melaksanakan
aktivitasnya,
sebaliknya
kondisi
pesat
perdagangan,
dan
berperan
kebudayaan,
sebagai
pariwisata,
pusat
pemerintahan,
transportasi
maupun
industri.
Secara
garis
besar,
sampah
perkotaan
berasal
dari
organik
berasal
dari
mahluk
hidup
yang
dapat
yang
saling
berinteraksi
membentuk
kesatuan
dan
menjadikan
pada
beberapa
daerah
kegiatan
sampahnya
secara
benar
pada
suatu
tempat
yang
tidak
sedap
dan
berbahaya
bagi
tersumbatnya
saluran
drainase
dasar
yang
dikenal
dengan
3R,
yaitu:
Reduse
dipakai
sehari-hari.
Reuse
(memakai
kembali):
sampah.
Pengelolaan
sampah
yang
berwawasan
lingkungan akan:
1) Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA
sehingga
dapat
memperpanjang
umur
tempat
pencemaran
lingkungan
dan
serta
masyarakat
dalam
jumlah
sampah
dalam
suatu
wilayah,
penanganannya
baik
untuk
membuang
atau
berharga
untuk
maksud
biasa
atau
utama
dalam
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan
1999).
Pemerintah
bertanggung
jawab
dalam
penunjang
persampahan,
untuk
menjadikan
operasionalisasi
pada
beberapa
pengelolaan
daerah
kegiatan
umumnya
kurang
terkontrol,
dimana
para
pemulung
secara
gangguan
dan
baik
dan
dampak
benar,
terhadap
maka
akan
lingkungan,
menimbulkan
baik
dampak
sosial
pembuangan
antar
komponen
akhir/pengolahan,
masyarakat.
sampahakan
Pada
tahap
mengalami
Dalam
Undang-Undang
No.
18
tahun
2008
tentang
kegiatan
sehari-hari
di
rumah
tangga,
tidak
darisumber
lain
seperti
pasar,
pusat
seperti
batere
bekas,
bekas
toner,
dan
medis),
sampah
akibat
bencana,
puing
yang
mencakup
kegiatan
pemilahan
terpadu),
pengangkutan
(kegiatan
agar
dapat
dikembalikan
ke
media
lingkungan.
1.4.
itu
keterlibatan
aparat
terkait
dikahawatirkan
akan
dan
aparat
terkait
sebaiknya
memposisikan
persampahan
sebaiknya
dimunculkan
oleh
sampah
mengembangkan
suatu
perlu
sistem
dibuat
dengan
pengelolaaan
tujuan
sampah
yang
yang
digunakan
dalam
konsep
rencana
pembangunan
kota
yang
didasarkan
atas
prinsip-prinsip
lebih
baik
dan
berkelanjutan.
Kota
berwawasan
ASPEK
STRATEGI
O
1
Teknik Operasional
Kelembagaan
badan
operator
dan
regulator,
Mendorong ke arah penangana sampah
secara regional,
Mekanisme insentif untuk kawasan TPA
9
Pembiayaan
Peraturan
sistem
tarif
menuju
cost
recovery
Pengembangan produk hukum,
Sosialisasi produk hukum,
Penyiapan aparat penegak hukum,
Melaksanakan uji coba,
Melaksanakan sistem pengawasan dan
Peran
Masyarakat
insentif
bagi
pengguna
sampah,
Pengembangan
kemitraan
dengan
swasta,
Insentif
bagi
investasi
di
bidang
persampahan,
Fasilitas dan uji coba kemitraan dengan
swasta
Sumber: Ditjen Cipta Karya, 2005
1.5.
masyarakat
yang
tinggal
dan
melakukan
laut
lepas).
sembarangan
telah
Akibatnya
mengurangi
pembuangan
nilai
sampah
keindahan
dan
dan
secara
menerapkan
pengelolaan
terpadu(pengumpulan,
pembaharuan
menerapkan
prinsip
recovery)
melalui
progresif,
dan
struktur
pemulihan
kemungkinan
mengkaji
tarif
biaya
dengan
(full
cost
penerapan
tarif
kemungkinan
penerapan
12
BAB II
PENGELOLAAN SAMPAH WILAYAH PESISIR
KOTA KENDARI
2.1.
Gambaran Umuum
Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan
Konawe
Sebelah Timur
Konawe Selatan
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas
permukaan
laut,
Kecamatan
mandonga
merupakan
wilayah
ketinggian
3meter
di
atas
permukaan
laut.
Secara
13
KECAMATA
JUMLAH
JUMLAH
LUAS
KELURAHA
WILAYAH
PENDUDUK
1
2
Kendari
Kendari
9
9
19,55 km
22,98 km
(jiwa)
25.557
42.928
3
4
5
6
Barat
Mandonga
Kambu
Poasia
Abeli
6
4
4
13
23,36
23,13
43,52
49,61
36.163
27.135
24.977
22.438
km
km
km
km
menyediahkan
tempat-tempat
pembuangan
sampah
ke
sungai-sungai
bahkan
di
pinggir-pinggir
jalan.
penduduk
Kota
Kendari
yang
terus
bisa
mengurangi
tumpukan
sampah
di
tempat
produsen
diberdayakan
sampah,
untuk
mandiri
karena
dalam
itu
masyarakat
mengelola
harus
sampahnya
acuh
tak
acuh
terhadap
kebersihan
dan
kesehatan
lingkungannya sendiri.
Desa Lapulu merupakan salah satu desa di Kecamatan Abeli
Kota Kendari. Pengelolaan sampah di Kelurahan Abeli diawali
dengan
kegiatan
pelatihan
pengelolaan
sampah
berbasis
kegiatan
pengelolaan
sampah
berbasis
warga
akan
pentingnya
hidup
sehat,
dengan
lagi
masalah
paradigma
masyarakat
yang
kelurahan
untuk
dapat
merealisasikan
Program
16
Kesimpulan
Berdasarkan kondisi sistim penanganan di Kawasan Pesisir
sampah (TPS)
tempat
yang
dapat
menimbulkan
sistim
penanganan
sampah
secara
informasi
tentang
dan
sistim
pelatihan
kepada
pewadahan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Arahan Penjelasan Revitalisasi Teluk Kendari, juni 2012
Bambang Riyanto, 2008, Prospek Pengelolaan Sampah Nonkonvensional
di Kota Kecil
Nurmaida Amri, Sistem Penerapan dan Permasalahan Sampah di Kota
Makassar, Jurnal Jupiter Vol.X
Fitriyanti Arif dkk, Penangan Sampah di Kawasan Pesisir
http://nd-lapulu.blogspot.com/
18
m3sultra.wordpress.com/2009/08/29/lingkungan-2009-08-29-krisisteluk-kendari/
http://keslingkawasanpantaipesisir.blogspot.com/2009/11/kelompok-iisistem-pengelolaan-sampah.html
19