Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata menjadi salah satu bentuk pembelajaran dengan
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa di tengah-tengah
kehidupan masyarakat dengan turut serta membantu memecahkan masalah
berdasarkan kompetensi keilmuan sesuai dengan situasi, kondisi, masalah,
dan prioritas kebutuhan masyarakat di lapangan dengan pendekatan
interdisiplin ilmu dan bersifat ilmiah.
Selain ingin meningkatkan peran serta mahasiswa di dalam kehidupan
masyarakat, kegiatan KKN juga sebagai sarana mahasiswa dalam
menumbuhkembangkan kecerdasan interpersonal dan mengembangkan
kompetensi how to live together.
Dasar pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah sebagai berikut.
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Kuliah Kerja Nyata mahasiswa semester VIII Sanitasi Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di Desa Banyuroto, Kecamatan
Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo dengan mengusung tema “Pengelolaan
Sampah dan Limbah Cair”.
Pengelolaan sampah dan limbah cair merupakan pilar keempat dan
kelima dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total
Bebasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mempunyai lima pilar yaitu
stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air
minum & makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga.

1
Pilar keempat memiliki kegiatan seperti mengurangi, memakai ulang,
dan mendaur ulang sampah di lingkungan masyarakat. Sedangkan pilar
kelima kegiatannya yaitu pengolahan limbah cair di rumah tangga berasal
dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu
memutus mata rantai penularan penyakit.
Kedua pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tersebut akan
membantu masyarakat untuk mencapai tingkat hygiene yang paripurna,
sehingga akan menghindarkan mereka dari kesakitan dan kematian akibat
sanitasi yang tidak sehat.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata antara lain
sebagai berikut:
1. Ikut serta membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah
pembangunan melalui pendekatan ilmiah.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam melaksanakan
pembangunan.
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang relevansi materi
pembelajaran di kampus dan realita kehidupan dalam masyarakat.
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang masalah pembangunan di
masyarakat.
5. Melakukan upaya pemecahan masalah dalam masyarakat dengan bekerja
sebagai “team work”.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 13 Januari – 12 Februari 2020
Tempat : Padukuhan Ngangin-Angin, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Sampah
1. Definisi Sampah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan atau proses alam yang terbentuk padat (Suwerda, 2012).
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,
pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri,
puingan bahan bangunan dan besi-besi tua bekas motor. Sampah
merupakan hasil sampingan dari aktivitas yang sudah tidak terpakai
(Sucipto, 2012).
Sampah akan terus diproduksi dan tidak akan pernah berhenti selama
manusia tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah sampah yang
dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin meningkat. Sampah
sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas
manusia dan volumenya berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di
alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan sekitarnya. Alam
memang memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis,
terutama pada sampah organik. Namun, kerja keras alam dalam mengurai
sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton
volume sampah yang diproduksi setiap harinya, potensi sampah kota di
beberapa kota di Indonesia.
Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum
terselesaikan hingga saat ini, Sementara itu dengan bertambahnya jumlah
penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan
sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Komposisi sampah yang
dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70%
dan sisanya adalah sampah non organik 30-40%, sementara itu dari

3
sampah non organik tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu
sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah plastik yang terbanyak adalah
jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan.
a. Sumber Sampah
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sumber sampah
adalah asal asal timbulan sampah. Secara praktis sumber sampah dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1) Sampah dari permukiman, atau sampah rumah tangga
2) Sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah tangga,
seperti dari pasar, daerah komersial.
Sampah dari kedua jenis sumber ini dikenal sebagai sampah
domestik. Sedang sampah non-domestik adalah sampah atau limbah yang
bukan sejenis sampah rumah tangga, misalnya limbah dari proses industri.
Bila sampah domestik ini berasal dari lingkungan perkotaan, dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai municipal solid waste (MSW).
Pada dasarnya sumber sampah diklasifikasikan dalam 5 kategori, yaitu :
1) Permukiman penduduk
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan atau sampah
basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, dan lain-lain.
2) Tempat umum dan tempat perdagangan
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan atau sampah
basah, sampah kering, sisa-sisa bahan bangunan, dan terkadang terdapat
sampah yang berbahaya.
3) Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sampah khusus dan sampah
kering.
4) Industri berat dan ringan
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sampah basah, sampah
kering, sisa bahan bangunan, sampah berbahaya, dan sampah khusus.

4
5) Pertanian
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sampah perkebunan,
kandang, ladang atau sawah berupa bahan makanan yang membusuk,
sampah pertanian, pupuk maupun bahan pembasmi serangga (Suwerda,
2012).
2. Teknik Mengolah Sampah
a. Pengomposan (Composting),
Pengomposan adalah suatu cara pengolahan sampah organic
dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah
menjadi kompos (proses pematangan). Pengomposan dilakukan
terhadap sampah organik.
b. Pembakaran Sampah
Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat, misalnya
lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu.
Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin
kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa
ketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan menimbulkan
gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi
pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun
pembakaran menggunakan incinerator memerlukan biaya yang mahal.
c. Recycling
Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana
dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas,
plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sehingga
dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda
dari bentuk semula.
d. Reuse
Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan
recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu.

5
e. Reduce
Reduce adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah,
misalnya tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.
3. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Menurut Purwaningrum (2016), dampak plastik terhadap lingkungan
anatara lain adalah tercemarnya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah
: racun-racun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan
membunuh hewan-hewan pengurai didalam tanah seperti cacing; kantong
plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah;
mengurangnya kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi
udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu
menyuburkan tanah.

B. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


1. Definisi STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (Permenkes RI
No. 03 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
2. Tujuan STBM
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
(Permenkes RI No. 03 Tahun 2014).
3. Lima Pilar STBM
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan
lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi
masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan
keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam
jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong

6
tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Permenkes
RI No. 03 Tahun 2014). Pilar STBM terdiri atas perilaku:
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak
lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi
menyebarkan penyakit dengan dapat mengakses jamban.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang
mengalir dan sabun.
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
Masyarakat melakukan kegiatan mengelola air minum dan
makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air
dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk
menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan
makanan di rumah tangga.
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Masyarakat dapat melakukan kegiatan pengolahan sampah di
rumah tangga dengan mengedepankan prinsip 3R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (memakai ulang), dan Recycle (mendaur ulang)
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Masyarakat melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah
tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur
yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan yang mampu memutusan mata rantai penularan
penyakit serta mengurangi pencemaran terhadap lingkungan (Kemenkes
RI, 2014).

7
4. Prinsip-Prinsip STBM
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dalam pelaksanaanya
program ini mempunyai beberapa prinsip utama, yaitu :
a. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi
dasar.
b. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuandan kebutuhan masyarakat sasaran.
c. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
d. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
e. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi
(Permenkes RI No. 03 Tahun 2014).
5. Tangga Sanitasi (Sanitation Ladder)
Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat tidak meminta atau
menyuruh masyarakat untuk membuat sarana sanitasi tetapi hanya
mengubah perilaku sanitasi mereka. Namun pada tahap selanjutnya ketika
masyarakat sudah mau merubah kebiasaan BAB nya, sarana sanitasi
menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari.
Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap
perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana
yang sangat sederhana sampai sarana sanitasi yang sangat layak dilihat
dari aspek kesehatan, keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.
Seringkali pemikiran masyarakat akan sarana sanitasi adalah sebuah
bangunan yang kokoh, permanen, dan membutuhkan biaya yang besar
untuk membuatnya. Pemikiran ini sedikit banyak menghambat kemauan
masyarakat untuk membangun jamban, karena alasan ekonomi dan lainnya
sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar pada tempat yang
tidak seharusnya tetap berlanjut.

8
Pada prinsipnya sebuah sarana sanitasi terbagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan letak konstruksi dan kegunaannya. Pertama adalah
bangunan bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat pembuangan tinja.
Fungsi bangunan bawah tanah adalah untuk melokalisir tinja dan
mengubahnya menjadi lumpur stabil. Kedua adalah bangunan di
permukaan tanah (landasan). Bangunan di permukaan ini erat kaitannya
dengan keamanan saat orang tersebut membuang hajat. Ketiga adalah
bangunan dinding. Bangunan atau dinding penghalang erat kaitannya
dengan faktor kenyamanan, psikologis dan estetika.
Dari lima kegiatan program STBM yang diperkenalkan, kegiatan
untuk penghentian kegiatan BAB di tempat terbuka merupakan pintu
masuk pengenalan konsep sanitasi total kepada masyarakat. Buang air
besar sembarangan merupakan perilaku yang masih sering dilakukan
masyarakat pedesaan. Kebiasaan ini disebabkan tidak tersedianya sarana
sanitasi berupa jamban. Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia
atau tinja (jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit
saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan,
terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Suparmin, 2002).

C. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Mencuci tangan, merupakan salah satu cara praktis yang wajib
dilakukan setiap hari, terlebih saat hendak makan. Langkah ini dilakukan
untuk membunuh kuman yang menjadi penyebab sakit. Beragam kuman yang
menempel di tangan, bisa berasal di mana saja terutama pada benda-benda
yang sudah disentuh. Mencuci tangan, sangat dianjurkan dilakukan kapan pun
saat merasa telapak tangan dalam keadan tidak bersih. Saat mencuci tangan,
sebaiknya melalui prosedur yang tepat karena jika tidak, maka kuman yang
menempel tidak akan hilang dan malah berkembang biak terutama di bagian
kuku. Bakteri di tangan, akan menyebabkan terjadinya penyakit terlebih jika

9
sampai masuk ke dalam mulut. Dalam membersihkan tangan dapat
menggunakan sabun khusus baik yang berbentuk cair ataupun batangan.
Penggunaan sabun merupakan cara membantu menghilangkan kuman yang
menempel di tangan. Penggunaan sabun juga membantu mencegah
perpindahan kuman dari tangan ke tubuh.
1. Waktu Mencuci Tangan
a. Setelah membuang sampah
b. Saat keluar dari toilet atau tempat umum lainnya
c. Sebelum memasak terutama saat memasak jenis masakan ikan, unggas
atau daging
d. Setelah mengganti popok bayi
e. Setelah bersin, batuk, dan lain-lain
f. Sebelum menyentuh bayi atau anak-anak lainnya
g. Sebelum masuk atau mengunjungi orang sakit di rumah sakit
h. Setelah menyentuh hewan atau setelah membersihkan kandang
i. Sebelum menyentuh kulit yang terluka
j. Sebelum dan setelah makan
2. Penyakit yang Muncul Akibat Tangan yang Tidak Bersih
Mencuci tangan terutama setelah melakukan ragam aktivitas,
merupakan hal yang wajib dilakukan. Jika tidak, maka beberapa jenis
penyakit di bawah ini, bisa menganggu dan menjangkiti tubuh.
a. Meningitis
b. Hepatitis A dan hepatitis C
c. Gangguan pada usus
d. Diare
e. Terjadinya penyakit kulit
3. Manfaat Mencuci Tangan
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan setelah mencuci tangan
yaitu :
a. Menghilangkan kuman serta lemak yang menempel di tangan
b. Mencegah timbulnya penyakit yang dipicu oleh kuman

10
c. Mencegah penularan pada orang lain
d. Mencegah banyak gangguan kesehatan seperti bau badan, jerawat,
iritasi pada kulit, cacingan, tipes, infeksi pada mata, radang
tenggorokan, serta masalah pada saluran pernapasan
e. Mengajarkan anak untuk membiasakan diri dalam bertindak lebih
bersih dan menjaga kesehatan
Tangan bisa dibilang sebagai agen masuknya kuman penyebab
penyakit ke dalam tubuh. Kuman yang menempel di tangan bisa berasal
dari mana saja, baik di makanan, minuman serta benda-benda yang lain
yang dapat menjadi sumber penyalur kuman.
4. Enam Langkah Mencuci Tangan
Membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan
memakai air yang mengalir.
1) Mengambil sabun kemudian mengusap dan menggosok kedua telapak
tangan secara lembut
2) Mengusap dan menggosok kedua punggung tangan secara bergantian
3) Menggosok jari-jari tangan dan sela-sela jari hingga bersih
4) Membersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5) Menggosok dan memutar kedua ibu jari secara bergantian
6) Meletakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian menggosok perlahan
Membersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan
cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang
maupun cair sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal.
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah
agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman dan
bakteri berpindah dari tangan ke tubuh.

11
D. Leptospirosis
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
patogen spirochaeta, genus Leptospira. Spirochaeta ini pertama kali diisolasi
di Jepang oleh Inada setelah sebelumnya digambarkan oleh Adolf Weil tahun
1886. Weil menemukan bahwa penyakit ini menyerang manusia dengan
gejala demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal. Di
Indonesia, leptospirosis pertama dilaporkan di Jakarta pada tahun 1892.
Leptospira yang termasuk dalam ordo Spirochaeta, dapatmenyebabkan
penyakit infeksius yang disebut leptospirosis. Leptospiramerupakan
organisme fleksibel, tipis, berlilit padat, dengan panjang 5-15 µm, disertai
spiral halus yang lebarnya 0,1-0,2 µm. Salah satu ujung bakteri ini seringkali
bengkok dan membentuk kait. Ciri khas Spirochaeta ini adalah lokasi
flagelnya, yang terletak diantara membrane luar dan lapisan peptidoglikan.
Flagela ini disebut flagela periplasmik. Leptospira memiliki dua flagel
periplasmik, masing-masing berpangkal pada setiap ujung sel. Kuman ini
bergerak aktif, paling baik dilihat dengan menggunakan mikroskop lapangan
gelap.
Berdasarkan spesifisitas biokimia dan serologi, Leptospira sp. dibagi
menjadi Leptospira interrogans yang merupakan spesies yang patogen dan
Leptospira biflexa yang bersifat tidak patogen (saprofit). Sampai saat ini telah
diidentifikasi lebih dari 200 serotipe pada
L.interrogans. Serotipe yang paling besar prevalensinya adalah canicola,
grippotyphosa, hardjo, icterohaemorrhagiae, dan pomona.
Leptospirosis merupakan zoonosis dengan distribusi luas di seluruh
dunia, terutama di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Angka kasus
leptospirosis di beberapa bagian di dunia dilaporkan berkisar antara <5% -
30%. Angka ini memang tidak terlalu reliabel karena masih banyak daerah di
dunia yang angka kejadian leptospirosisnya tidak terdokumentasi dengan
baik. Selain itu masih banyak kasus leptospirosis ringan belum didiagnosis
secara tepat.

12
Hewan terpenting dalam penularan leptospirosis adalah jenis binatang
pengerat, terutama tikus. Bakteri leptospira khususnya spesies L.
Ichterrohaemorrhagiae banyak menyerang tikus besar seperti tikus wirok
(Rattus norvegicus) dan tikus rumah (Rattus diardii). Sedangkan hewan
peliharaan seperti anjing, kucing, kelinci, kambing, sapi, kerbau, dan babi
dapat menjadi hospes perantara dalam penularan leptospirosis. Transmisi
bakteri leptospira ke manusia dapat terjadi karena ada kontak dengan air atau
tanah yang tercemar urin hewan yang mengandung leptospira. Selain itu
penularan bisa terjadi karena manusia mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi dengan bakteri leptospira.
Faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam proses penularan
leptospirosis. Faktor lingkungan tersebut yaitu fisik, biologi, dan sosial. Jenis
pekerjaan juga dapat menjadi faktor penularan leptospirosis, seperti petani,
dokter hewan, pekerja pemotong hewan, pekerja pengontrol tikus, tukang
sampah, pekerja selokan, pembersih septic tank dan pekerjaan yang selalu
kontak dengan binatang.
Gambaran klinik pada leptospirosis berkaitan dengan penyakit febril
umum dan tidak cukup khas untuk menegakkan diagnosis. Secara khas
penyakit ini bersifat bifasik, yaitu fase leptospiremi/ septikemia dan fase
imun.
1. Fase leptospiremi atau septicemia
Masa inkubasi dari leptospira virulen adalah 7-12 hari, rata-rata 10
hari. Untuk beberapa kasus, dapat menjadi lebih singkat yaitu 2 hari atau
bahkan bisa memanjang sampai 30 hari. Fase ini ditandai adanya demam
yang timbul dengan onset tiba-tiba, menggigil, sakit kepala, mialgia, ruam
kulit, mual, muntah, conjunctival suffusion, dan tampak lemah. Demam
tinggi dan bersifat remiten bisa mencapai 40ºC sebelum mengalami
penurunan suhu tubuh. Conjunctival suffusion merupakan tanda khas yang
biasanya timbul pada hari ke-3 atau ke-4 sakit. Selama fase ini, leptospira
dapat dikultur dari darah atau cairan serebrospinal penderita. Tes serologi
menunjukkan hasil yang negatif sampai setidaknya 5 hari setelah onset

13
gejala. Pada fase ini mungkin dijumpai adanya hepatomegali, akan tetapi
splenomegali kurang umum dijumpai. Pada hitung jumlah platelet,
ditemukan adanya penurunan jumlah platelet dan trombositopeni purpura.
Pada urinalisis ditemukan adanya proteinuri, tetapi klirenkreatinin
biasanya masih dalam batas normal sampai terjadi nekrosis tubular atau
glomerulonefritis.
2. Fase imun
Fase kedua ini ditandai dengan leptospiuria dan berhubungan dengan
timbulnya antibodi IgM dalam serum penderita.20 Pada kasus yang ringan
(mild case) fase kedua ini berhubungan dengan tanda dan gejala yang
minimal, sementara pada kasus yang berat (severe case) ditemukan
manifestasi terhadap gangguan meningeal dan hepatorenal yang dominan.
Pada manifestasi meningeal akan timbul gejala meningitis yang ditandai
dengan sakit kepala, fotofobia, dan kaku kuduk. Keterlibatan sistem saraf
pusat pada leptospirosis sebagian besar timbul sebagai meningitis aseptik.
Pada fase ini dapat terjadi berbagai komplikasi, antara lain neuritis optikus,
uveitis, iridosiklitis, dan neuropati perifer. Pada kasus yang berat,
perubahan fase pertama ke fase kedua mungkin tidak terlihat, akan tetapi
timbul demam tinggi segera disertai jaundice dan perdarahan pada kulit,
membrana mukosa, bahkan paru. Selain itu ini sering juga dijumpai
adanya hepatomegali, purpura, dan ekimosis. Gagal ginjal, oliguria, syok,
dan miokarditis juga bisa terjadi dan berhubungan dengan mortalitas
penderita.
Menurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi ringan (non-
ikterik) dan berat (ikterik).
1. Leptospirosis ringan (non-ikterik)
Gejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan viral-like
illness, yaitu demam, nyeri kepala, dan myalgia. Nyeri kepala bisa
berat, mirip dengan infeksi dengue, disertai nyeri retro orbital dan
fotofobia. Dapat juga ditemukan nyeri perut, diare, anoreksia,

14
limfadenopati, splenomegaly, rash maculopapular, kelainan mata,
meningitis aseptic dan conjunctival suffusion.
Pasien dengan leptospirosis non-ikterik pada umumnya tidak
berobat karena keluhan bisa sangat ringan bahkan sebagian pasien
penyakit ini bisa sembuh sendiri dan biasanya gejala kliniknya
menghilang dalam waktu 2 sampai 3 minggu.
2. Leptospirosis berat (ikterik)
Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama sindrom weil.
Tanda khas dari sindrom weil yaitu jaundice atau ikterik, azotemia,
gagal ginjal, serta pendarahan yang timbul dalam waktu 4 – 6 hari
setelah onset gejala dan dapat mengalami perburukan dalam minggu ke-
2. Ikterus umumnya dianggap sebagai indikator utama leptospirosis
berat.

E. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan
darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat
menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke
seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit,
seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
2. Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik
adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa
darah. Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu
dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi.
Menurut perkumpulan dokter jantung di Amerika Serikat, AHA, pada
tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:

15
a. Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
b. Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80
mmHg untuk tekanan diastolik.Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg
hingga 139/89 mmHg.
c. Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
3. Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi
Tekanan darah tinggi seringkali tidak diketahui penyebabnya. Tetapi,
ada beberapa kondisi yang dapat memicu tekanan darah tinggi, di
antaranya:
a. Kehamilan
b. Kecanduan alcohol
c. Penyalahgunaan NAPZA
d. Gangguan ginjal
e. Gangguan pernapasan saat tidur.
Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi,
seperti:
a. Lanjut usia
b. Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
c. Memiliki kebiasaan merokok
d. Jarang berolahraga
4. Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi
Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah
hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
a. Konsumsi makanan yang sehat
b. Menjaga berat badan ideal
c. Rutin berolahraga
d. Berhenti merokok
Beberapa penderita hipertensi diharuskan mengonsumsi obat
penurun tekanan darah seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk

16
melakukan langkah pencegahan sedini mungkin, terutama bila Anda
memiliki faktor risiko hipertensi.
5. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ
lain di dalam tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit atau komplikasi serius, seperti:
a. Aterosklerosis
b. Kehilangan penglihatan
c. Terbentuk aneurisma
d. Gagal ginjal

F. Tuberculosis
1. Pengertian TBC (Tuberkulosis) 
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TBadalah penyakit
paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan
menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3
minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman
TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang,
usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar
penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih
rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya
penderita HIV.
2. Gejala Tuberkulosis
Selain menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama,
penderita TBC juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
a. Demam
b. Lemas
c. Berat badan turun
d. Tidak nafsu makan
e. Nyeri dada
f. Berkeringat di malam hari

17
g. Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto
Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux). TBC dapat
disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai dengan
resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum
beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat
itu umumnya berupa:
a. Isoniazid
b. Rifampicin
c. Pyrazinamide
d. Ethambutol
Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama
dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, memiliki asuransi
kesehatan bisa menjadi pertimbangan, sehingga Anda tidak perlu
dipusingkan dengan tanggungan biaya saat berobat nanti.
3. Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan
dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat
dilakukan dengan cara:
a. Mengenakan masker saat berada di tempat ramai
b. Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa
c. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan

18
BAB III
ISI

A. Profil Dusun Ngangin-Angin


1. Aspek Geografis
Dusun Ngangin-Angin terletak di Kalurahan Banyuroto, Kapanewon
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Di sebelah utara, Dusun Turus
berbatasan dengan Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Girimulyo, sebelah
timur berbatasan dengan Dusun Tanjungharjo, sebelah barat Dusun Keso
dan Dusun Wadas, sebelah selatan adalah Dusun Gendol.
2. Aspek Kelembagaan
Dusun Ngangin-Angin dikepalai oleh Kepala Dukuh yang
membawahi 10 Kepala Rukun Tetangga (RT) dan 3 Kepalah Rukun
Warga (RW). Kegiatan warga Ibu-Ibu yaitu Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) Dusun. Selain itu, kegiatan kepemudaan yaitu Karang
Taruna Dusun. Kegiatan keagamaan bagi muda-mudi di Dusun Ngangin-
Angin yakni Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) bertempat di rumah
Bapak Ust. Roni dan Bapak Suparlan. Kelompok Tani di Dusun Ngangin-
Angin bernama “Tekad Makmur” yang beranggotakan bapak-bapak tani,
dengan kegiatan rutin yaitu arisan dan diskusi pertanian. Lembaga
kemasyarakatan lainnya yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita
dan Lansia, serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
3. Aspek Demografis
Berdasarkan data, Dusun Turus memilik 202 Kepala Keluarga (KK)
dengan jumlah warga sebanyak 607 jiwa, terdiri dari 301 laki-laki dan 306
perempuan. Semua warga Dusun Ngangin-Angin memeluk agama Islam,
dengan maa pencaharian 99,9 % adalah petani.
4. Aspek Sosial, Budaya, Kesehatan
Dusun Ngangin-Angin memiliki bangunan masjid “Al-Huda”
digunakan untuk kegiatan keagamaan. Tempat tinggal warga Dusun
Ngangin-Angin seluruhnya sebagian besar sudah permanen dan sisanya

19
semi permanen dengan Mandi Cuci Kakus (MCK). Mayoritas warga sudah
memiliki kendaraan pribadi dalam satu rumah. Dalam aspek kesehatan,
Dusun Ngangin-Angin memiliki Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) baik
untuk balita maupun lansia. Menurut data dari kader kesehatan distribusi
balita berjumlah 34 dengan laki-laki 17 jiwa dan perempuan 17 jiwa,
selain itu distribusi lansia berjumlah 113 jiwa dan pra lansia berjumlah 132
jiwa.
5. Aspek Infrastruktur
Dusun Ngangin-Angin memiliki 1 jalan utama beraspal dan jalan
padukuhan berupa konblok mayoritas dalam kondisi rusak. Mobilitas di
dalam Dusun Ngangin-Angin lancar dikarenakan akses jalan cukup untuk
kendaraan beroda 4, akan tetapi penerangan dusun pada malam hari belum
mencukupi.

20
B. Daftar Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok V Dusun Ngangin-Angin
No Tanggal Nama Kegiatan Tujuan Sasaran Hasil / Kesimpulan
.
1. 13 Pembukaan KKN Menyiapkan agenda- Mahasiswa dan Ramah tamah bersama bapak dukuh dan
Januari Poltekkes agenda kegiatan KKN di Kadus. keluarga, dilanjutkan mendengarkan bimbingan
2020 Kemenkes padukuhan (Koordinasi). dan arahan terkait agenda kegiatan KKN, yaitu
Yogyakarta Tahun mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di
2020 di Balai padukuhan.
Kalurahan
Banyuroto,
dilanjutkan
Kunjungan ke
rumah Bapak
Kepala Dusun
Ngangin-Angin.
2. 14 Kunjungan ke Ramah tamah Tokoh KKN Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Januari rumah jajaran (silaturahmi) dengan tokoh masyarakat memaparkan agenda kegiatan KKN secara
2020 Ketua Rukun masyarakat Padukuhan Padukuhan lisan, singkat, jelas, dan padat. Kelompok KKN
Tetangga (RT) Ngangin-Angin. Ngangin-Angin. diterima dengan baik oleh masyarakat
dan Ketua Rukun Padukuhan Ngangin-Angin.

21
Warga (RW).
3. 15, 20, Pendidikan Anak Membantu proses belajar Anak-anak Mahasiswa dapat memberi kontribusi pikiran
22, 24 Usia Dini mengajar. PAUD. dan tenaga dalam membantu proses belajar
Januari (PAUD). mengajar di PAUD.
dan 10
Februari
2020
4. 15 Pengenalan Mengenalkan Jurusan Ibu-ibu PKK Kegiatan PKK Dusun dihadiri oleh 33 ibu-ibu
Januari Jurusan Kesehatan Kesehatan Lingkungan, Dusun Ngangin- warga Padukuhan Ngangin-Angin. Ibu-ibu
2020 Lingkungan dan serta memberi pemahaman Angin. paham apa itu Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Penyuluhan tentang rumah sehat. dan objek/subjek yang ditangani dalam bidang
Rumah Sehat pada Kesehatan Lingkungan, diantaranya Air,
acara PKK Dusun. Sampah, Udara, Vektor dan Binatang
Pengganggu, Sampah, serta Limbah Cair.
Selain itu, ibu-ibu memahami perilaku baik
menjaga sanitasi rumah, yaitu membuka korden
dan jendela, menyapu/mengepel lantai,
menguras bak mandi, dan menjaga kebersihan
dapur.
5. 16, 23 Tahlilan keliling Membina silaturahmi antar Mahasiswa Merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan

22
Januari, warga RT. 07 dan warga dan memperkuat KKN dan Warga pada setiap malam jum’at, ditujukan untuk
dan 5 RT. 08. pemahaman ilmu agama. RT. 07 dan RT. mengirim doa bagi leluhur yang telah
Februari 08. berpulang ke Rahmatullah.
2020
6. 17, 31 Senam Lansia Olahraga ringan yang Ibu-ibu lanjut Kegiatan senam lansia di Dusun Ngangin-
Januari Dusun Ngangin- dapat melatih fisik ibu-ibu usia Dusun Angin yang diikuti oleh ibu-ibu lanjut usia
dan 7 Angin. lansia di Dusun Ngangin- Ngangin-Angin. yang dilaksanakan di halaman rumah Bapak
Februari Angin. Sudiyana selaku Kepala Dusun Ngangin-Angin
2020 dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 17 Januari 2020 senam lansia
bersama ibu-ibu lansia dengan pemberian
penyuluhan mengenai hipertensi. Dengan
adanya penyuluhan tersebut ibu-ibu dapat
memahami tentang penyakit hipertensi. Acara
ini dihadiri sebanyak 13 orang.
b. Pada tanggal 31 Januari 2020 senam lansia
bersama ibu-ibu lansia dengan pemberian
penyuluhan tentang tuberculosis. Dengan
adanya penyuluhan tersebut ibu-ibu dapat

23
mengetahui tentang penyakit tuberculosis.
Acara ini dihadiri 21 orang.
c. Pada tanggal 7 Februari 2020 senam lansia
bersama ibu-ibu lansia dilanjutkan dengan
perpisahan.
7. 19 Pelatihan Sesuai dengan tema KKN Muda-mudi Dalam kegiatan bersama muda-mudi Dusun
Januari pembuatan bross yaitu Pengelolaan Sampah, Dusun Ngangin- Ngangin-Angin tersebut, peserta yang
2020 dari kain perca oleh karenanya diadakan Angin. berpartisipasi dalam giat pengomposan yaitu
dan pembuatan kegiatan guna menambah laki-laki berjumlah 22 orang, sedangkan dalam
pupuk kompos. pengalaman, dan giat pembuatan bross kain perca yaitu
pengetahuan tentang perempuan berjumlah 8 orang. Tempat
alternatif pengelolaan pelaksanaan kegiatan ini adalah di posko KKN
sampah yakni dengan cara Polkesyo di Ngangin-Angin (Bapak Haryono).
membuat pupuk kompos Selain itu, diisi pula kegiatan atau contoh 6
dan mendaur ulang kain langkah mencuci tangan yang baik dan benar,
perca. sehingga peserta dapat mengerti peran penting
cuci tangan bagi kehidupan sehari-hari,
terutama kebersihan personal (personal
hygiene).
8. 20 Bimbingan Membantu adik-adik Adik-adik Kegiatan ini adalah kegiatan yang bersifat

24
Januari Belajar. sekolah yang ada di Dusun sekolah di fleksibel, artinya posko KKN Polkesyo di
2020 Ngangin-Angin dalam Ngangin-Angin. Dusun Ngangin-Angin apabila kami ada waktu
menyelesaikan Pekerjaan kosong, dan ada adik-adik bermain, maka pada
Rumah (PR). momen itu diisi kegiatan bimbingan belajar.
9. 23, 25, Inspeksi rumah Mendapatkan data penting Seluruh rumah Survey/inspeksi rumah sehat menyasar seluruh
26, 29 sehat di Dusun terkait dengan sanitasi warga Dusun rumah yang ada di Dusun Nganin-Angin (RT.
Januari Ngangin-Angin. rumah, utamanya adalah Ngangin-Angin. 05 s/d RT. 14). Pada kegiatan ini diambil titik
dan 1 kepemilikan jamban koordinat, nantinya akan dibuat pemetaan
Februari keluarga. Selain itu, terutama kaitan dengan kepemilikan jamban
2020 bertujuan untuk keluarga. Sehingga, dapat tergambarkan
mengamati kondisi kondisi nyata di lapangan, dan dapat menjadi
lingkungan yang mungkin acuan dalam upaya mengajukan bantuan
berkorelasi dengan kepada pihak terkait dalam hal membangun
kejadian penyakit berbasis jamban keluarga.
lingkugan, seperti Hasil kegiatan sebagai berikut:
pengamatan jentik-jentik 1. Total rumah disurvey: 144 rumah
nyamuk. 2. Memiliki jamban: 134 rumah
3. Tidak memiliki jamban: 10 rumah
10. 24 Pembuatan plang Membantu mempermudah Tokoh Pembuatan plang didukung dengan anggaran
Januari di Dusun dalam hal menemukan masyarakat kegiatan KKN oleh Prodi Sarjana Terapan

25
2020 Ngangin-Angin rumah tokoh masyarakat Dusun Ngangin- Sanitasi Lingkungan Polkesyo. Plang dibuat
Dusun Ngangin-Angin, Angin. sejumlah 18 unit, pembuatan dan pemasangan
dan atau fasilitas umum bekerjasama dengan karang taruna dusun.
dusun.
11. 25 Lomba voli air Membangun keakraban Muda-mudi Acara ini dimainkan sebanyak 20 muda-mudi
Januari dan Arisan bapak- dengan muda-mudi Dusun Dusun Ngangin- dusun, diambil 3 juara dengan hadiah menarik
2020 bapak RT 07 Ngangin-Angin. Angin. seperti celana batik, hem batik, bahan cuci
Dilanjutkan, ramah tamah Bapak-bapak baju, jajanan ringan anak-anak. Antusias dan
bersama arisan bapak- RT.07 kemeriahan didukung oleh bapak-ibu yang
bapak RT.07 tinggal di dekat lokasi lomba voli air yaitu RT.
12.
Penyampaian pesan kesehatan “Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)”. Bapak-
bapak arisan RT. 07 mendengarkan pemaparan
materi dengan khidmat, sehingga pemahaman
tentang Germas dapat diterima dengan baik.
Acara ini dihadiri oleh 14 orang.
12. 29 Bakti sosial di RT Menyambung tali Warga yang Anggota KKN Polkesyo Dusun Ngangin-Angin
Januari 12 Dusun silaturahmi antar warga sakit akibat dapat bersama-sama dengan Karang Taruna
2020 Ngangin-Angin utamanya pemuda kepada mengalami Dusun Ngangin-Angin bergerak aktif dalam hal

26
masyarakat. kecelakaan pada sosial kemasyarakatan. Terjalin keakraban
saat akan antara KKN dengan muda-mudi dusun maupun
berangkat warga yang ditengok.
bekerja. (Bapak
Sumar).
13. 1 Arisan Bapak Menyampaikan Anggota Bapak Penyampaian materi penyuluhan berjudul
Februari Tani “Tekad penyuluhan tentang Tani “Tekad “Leptospirosis” diikuti oleh anggota Kelompok
2020 Makmur” Leptospirosis, sehingga Makmur”. Tani “Tekad Makmur” sebanyak 11 orang.
dapat memberikan
gambaran soal penyakit
tersebut.

14. 2 Pelatihan Memberikan pelatihan Warga Acara yang dipandu oleh Bapak Dr. Iswanto,
Februari pembuatan bagaimana menjadikan Kalurahan S.Pd., M.Kes. dan Isteri (Ibu Endah),
2020 kerajinan dari sampah plastic menjadi Banyuroto didampingi oleh mahasiswa Sarjana Terapan
sampah plastik lebih bernilai ekonomi. (Umum). Sanitasi Lingkungan, dihadiri oleh ibu-ibu,
(Acara Kelas) muda-mudi karang taruna kalurahan seluruh
padukuhan di Kalurahan Banyuroto.
15. 8 Pengajian Membina keakraban antar Seluruh warga Bertempat di Mushola Al-Mahbub, acara ini
Februari Selapanan warga, erat kaitannya Dusun Ngangin- merupakan kegiatan rutin bulanan,

27
2020 dengan peningkatan iman Angin. mendengarkan ceramah dari Pemuka Agama
dan takwa kepada Allah Islam, dihadiri seluruh warga Dusun Ngangin-
SWT. Angin.
16. 9 Jalan sehat di Menjalin tali silaturahmi Seluruh warga Acara jalan sehat ini dimeriahkan dengan
Februari balai Kalurahan KKN Polkesyo 2020 Kalurahan hiburan orgen tunggal, pembagian doorprize
2020 Banyuroto (Acara bersama seluruh warga Banyuroto. menambah kemeriahan dan antusiasme warga
Kelas) Kalurahan Banyuroto, sangat baik. Rute perjalanan Balai Kalurahan
dengan cara jalan sehat Banyuroto – Pasar Gunung Gamping – Masjid
bersama, kesenian, dan Tawang – Jalan Besar – Balai Kalurahan
pembagian doorprize. Banyuroto. Dihadiri oleh Dosen Jurusan
Kesehatan Lingkungan Bapak Narto, BE, STP,
MP dan Bapak Yamtana, SKM, M.Kes

17. 10 Perpisahan KKN Pemaparan program Tokoh Acara perpisahan diawali dengan sambutan
Februari Polkesyo di kegiatan yang telah masyarakat ketua kelompok KKN Polkesyo Dusun
2020 Dusun Ngangin- dilaksanakan oleh Dusun Ngangin- Ngangin-Angin, dilanjutkan sambutan Kepala
Angin Tahun Kelompok V KKN Angin. Dusun Ngangin-Angin Bapak Sudiyono. Acara
2020 Polkesyo Dusun Ngangin- ditutup dengan penyerahan poster kesehatan
Angin, serta yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

28
menyampaikan salam (STBM) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
perpisahan. (Germas). Undangan yang hadir sebanyak 17
orang dari tokoh masyarakat Dusun Ngangin-
Angin.

29
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok V Sanitasi
Lingkungan Polkesyo Tahun 2020, meliputi:
a. Ramah tamah bersama tokoh masyarakat
b. Penyuluhan bertema kesehatan, diantaranya Rumah Sehat, Hipertensi,
Tuberculosis, Leptospirosis, CTPS, Germas, Jurusan Kesehatan
c. Lomba voli air
d. Pelatihan pembuatan bross dari kain perca dan pengomposan
e. Plangisasi dusun
f. Bakti sosial kemasyarakatan bersama muda-mudi dusun
g. Meramaikan giat kemasyarakatan, diantaranya: PAUD, Senam lansia,
Tahlilan keliling, Pengajian selapanan, PKK Dusun, Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA)
h. Perpisahan KKN
i. Acara kelas: Pelatihan pembuatan tas dari sampah plastik dan Jalan
sehat
2. Hasil survey rumah sehat, didapatkan variable kepemilikan jamban
sebagai berikut:
Total rumah disurvey 144 unit, memiliki jamban 134 unit, tidak memiliki
jaban 10 unit

B. SARAN
1. Masyarakat Padukuhan Ngangin-Angin dapat mempertahankan eksistensi
kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, semisal Senam Lansia.
2. Membiasakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), diantaranya
melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, serta rutin cek
kesehatan.

30
3. Meningkatkan pengamalan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) utamanya pengelolaan sampah dan limbah cair. Melakukan
kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
4. Meningkatkan sanitasi rumah guna mencegah penularan penyakit berbasis
lingkungan dengan cara merubah perilaku menuju PHBS (Perilaku Hidup
Bersih Sehat), seperti membuka jendela dan korden setiap hari, menyapu
dan mengepel lantai, menguras bak mandi, menambah langit-langit rumah
sehingga rumah tidak mudah berdebu (kotor), utamanya adalah
membiasakan cuci tangan pakai sabun.
5. Kepada jajaran pengurus Padukuhan Ngangin-Angin dapat
mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan terhadap warga yang
belum memiliki fasilitas jamban keluarga, sehingga dapat mencetuskan
solusi pemecahan masalah.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Imah Luluk Kusminah., 2018. Penyuluhan 4r (Reduce, Reuse,


Recycle, Replace) dan Kegunaan Bank Sampah Sebagai
Langkah Menciptakan Lingkungan yang Bersih dan Ekonomis
di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. Jurnal Pengabdian
Masyarakat LPPM Untag Surabaya. Vol.03, No.01, hal22–28.
2. https://www.alodokter.com/hipertensi
3. https://www.alodokter.com/tuberkulosis
4. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://stbm.kemkes.go.id/review_stbm/assets/pa
paran/Kebijakan
%2520Kemenkes.pdf&ved=2ahUKEwjEofHQusjnAhU2zTgGHb3VDcUQFjA
AegQIBxAC&usg=AOvVaw3nheZk9LzHkEyM2PCZBwaM
5. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.depkes.go.id/pdf.php%3Fid
%3D15101900001&ved=2ahUKEwjJ1p72usjnAhW5zzgGHWK1DcEQFjABe
gQIAxAB&usg=AOvVaw3gWkvIIKVmtbgxds2lqGxi
6. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.depkes.go.id/pdf.php%3Fid
%3D15022400002&ved=2ahUKEwiNo96Ku8jnAhXhzzgGHb8kDp4QFjACe
gQICRAB&usg=AOvVaw29NRyPfSQp0otbgFLQEqHB

32

Anda mungkin juga menyukai