Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tiap tahun limbah sampah di Indonesia meningkat seiring bertambahnya jumlah
penduduk. Sampah itu kini hanya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir sebagai
lokasi akhir, tanpa dilakukan perlakuan. Selama ini hampir 90 persen daerah
menerapkan cara konvesional dalam pengelolaan sampah di daerahnya. Sampah
merupakan salah satu yang menyebabkan permasalahan lingkungan yang memerlukan
perhatian serius untuk menanganinya. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya
Sampah yang dihasilkan terdapat dalam berbagai jenis dan sifatnya. Berdasarkan
sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi sampah yang mudah
membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-
lain, sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa
bahan bangunan dan lain-lain, sampah yang berupa debu/abu, dan sampah yang
berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit
yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya
Secara umum jenis dari sampah itu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
sampah organik adalah sampah yang dapat diurai (degradable), dan sampah anorganik
adalah sampah yang tidak terurai (undegradable). Keberadaan sampah itu dapat
bersumber dari rumah tangga, kegiatan pertanian, kegiatan pertambangan, kegiatan
pembangunan dan pemugaran gedung, daerah perdagangan, maupun pada lembaga
pendidikan
Sumber sampah terbanyak adalah yang berasal dari pemukiman, komposisinya
berupa 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik. Sampah
organik telah banyak dijadikan sebagai bahan kompos dan biogas. Untuk sampah
anorganik masih minim pengolahannya. Sampah anorganik sangat sulit untuk

1
didegradasi oleh alam, sampah anorganik yang banyak dijumpai adalah jenis plastik
khususnya botol plastik (Putra dkk, 2010).
Upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk meminimalkan sampah rumah
tangga adalah melakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik dapat dijadikan
aneka kreasi daur ulang ( K Angeliana Devi, 2016).
Banyak jenis minuman yang dikemas dalam bentuk botol plastik, yang akhirnya
botol plastik tersebut dibuang sabagai sampah. Plastik bukanlah material yang
sempurna, plastik juga memiliki kelemahan yang cukup fatal dilihat dari sisi lingkungan
yaitu hampir separuh jenis plastik yang dihasilkan oleh industri tidak dapat terurai
dengan mudahnya di alam. Dan ada beberapa jenis plastik yang tidak bisa di lebur atau
dihancurkan. Sehingga plastik yang tidak dapat dilebur tersebut akan dibuang dan
menumpuk menjadi gunungan sampah yang akan terus bertambah seiring bertambahnya
pemakaian. Lambat laun sampah plastik yang tidak dapat di lebur atau dihancurkan
tersebut akan menjadi limbah yang apabila dibiarkan akan menjadi polusi bagi
lingkungan
Pengetahuan dan penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) secara
sederhana dilakukan oleh 35% rumah tangga, misalnya menggunakan produk isi ulang,
menggunakan kembali botol plastik menjadi vas bunga, bunga, dan tempat pensil
(Nursruwening dkk,2015). Melestarikan sumber daya yang bernilai dan mengurangi
jumlah sampah yang ditumpuk di tempat pembuangan akhir merupakan sesuatu yang
esensial. Salah satu strategi dalam mengurangi sampah adalah dengan melakukan daur
ulang di rumah (Dirgantara, 2013). Upaya meminimalkan sampah dapat dilakukan
dengan 3R, meliputi reduce (mengurangi), reuse (pakai ulang), dan recycle (daur
ulang). Upaya tersebut dilandasi pemikiran bahwa setiap orang berhak atas lingkungan
yang layak dan nyaman, sehingga setiap orang wajib menjaga kenyamanan lingkungan,
tanpa kecuali.

1.2 Rumusan Masalah


a. Menjelaskan Defenisi Sampah
b. Mengklasifikasikan Jenis – jenis Sampah
c. Menjelaskan Sumber sumber Sampah dan Cara Pengelolaan Sampah An-
Organik dengan Metode 3 R (reduce, reuse, recycle)

2
1.3 Tujuan
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
masalah adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan Peserta didik tentang bagaimana cara
pengelolaan sampah anorganik menjadi suatu kreasi yang dapat di daur
ulang
b. Mengajak Peserta didik dalam mengelolah sampah menjadi kreasi yang
dapat di daur ulang.Untuk mengetahui perubahan materi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sampah
Sampah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah adalah suatu benda yang telah dipergunakan oleh manusia dan tidak
digunakan lagi oleh manusia (Rizal, 2011). Sampah anorganik adalah jenis limbah
yang berwujud padat,sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak
bisa membusuk,limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon,contoh limbah
anorganik adalah plastik,beling,dan baja. Sampah anorganik relatif sulit terurai dan
mungkin beberapa bisa terurai,tetapi memerlukan waktu yang lama.Limbah
tersebut berasal dari sumber daya alam pertambangan seperti minyak bumi,batu
bara,besi,timah,dan nikel.

2. Jenis Sampah
Jenis sampah dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu (Suparmini dkk, 2014) :
a. Sampah organik/basah
Sampah organik/basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup. Sampah
organik/basah, antara lain: daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa
sayur, sisa buah, dan lain-lain. Sampah ini dapat terdegradasi
(membusuk/hancur) secara alami.
b. Sampah anorganik/kering
Sampah anorganik/kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara
alami. Sampah anorganik/kering, antara lain: logam, besi, kaleng, plastik, karet,
botol, dan lain-lain.
c. Sampah berbahaya (B3)
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Sampah berbahaya, antara lain:
baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-lain.
Sampah berbahaya memerlukan penanganan khusus.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008, mengklasifikasikan jenis
sampah yang dikelola menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Sampah rumah tangga

4
Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum,
dan/atau fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik
Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah spesifik, meliputi:
1) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun,
2) Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun,
3) Sampah yang timbul akibat bencana,
4) Puing bongkaran bangunan,
5) Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah,
6) Sampah yang timbul secara tidak periodik.

3. Sumber Sampah
Sumber sampah menurut Gilbert, dkk. (1996) dalam Ni Komang Ayu Artiningsih
(2008), yaitu:
a. Permukiman penduduk
Pada permukiman penduduk, sampah dihasilkan oleh beberapa keluarga yang
tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya
cenderung sampah organik, seperti sisa makanan atau jenis sampah lainnya yang
dapat bersifat basah, kering, abu plastik, dan lainnya. Sampah dari permukiman
penduduk disebut juga sampah rumah tangga.
b. Tempat umum dan perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul
dan melakukan kegiatan. Tempat tersebut mempunyai potensi cukup besar
dalam memproduksi sampah, termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan
dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,
sampah kering, abu, plastik, kertas, kaleng, dan jenis sampah lainnya.
c. Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah

5
Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah, misalnya tempat hiburan umum,
pantai, masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya
yang menghasilkan sampah kering dan sampah basah.
d. Industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik atau perusahaan dalam melakukan
kegiatan industri yang menghasilkan sampah, baik yang termasuk distribusi
ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari industri
biasanya berupa sampah basah, sampah kering, abu, dan sisa bahan bangunan
e. Pertanian
Sampah dihasilkan dari daerah pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang,
ladang atau sawah yang berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi
serangga tanaman.

4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah, meliputi tahapan:
a. Penimbunan sampah
b. Penanganan di tempat dg pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam
upaya mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan
pemilahan ini dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat
berdasarkan jenisnya

6
c. Pengumpulan

Sampah-sampah anorganik yang tidak bermanfaat, seperti logam kecil,


puntung rokok. Sampah ini ditampung, dikumpulkan untuk kemudian diangkut

d. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat
pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan
sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut
sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu.

7
e. Pengolahan
f. Pembuangan akhir (TPA)

8
Beberapa teknik yang digunakan dalam pengelolaan sampah menurut Damanhuri,
E., dkk. (2004), antara lain:
a. Sampah diolah menjadi kompos
Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan menimbun
sampah tersebut di tanah dalam jangka waktu tertentu hingga membusuk.
b. Sampah digunakan sebagai makanan ternak
Sampah berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak
dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikembangbiakkan.
Umumnya sampah dari sayur dan buah dijumpai di pasar-pasar tradisional dan
berserakan di mana-mana.
c. Metode landfill
Metode ini paling mudah karena hanya membuang dan menumpuk sampah di
tanah yang rendah pada area terbuka. Metode ini mengganggu estetika
lingkungan.
d. Metode sanitary landfill
Metode ini mirip metode landfill, namun sampah yang ada ditutup dan diuruk
dengan tanah. Metode ini biasanya menggunakan alat-alat berat berharga mahal
seperti backhoe/eskavator dan buldozer.
e. Metode pulverisation
Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah
dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.

9
f. Metode incineration/incinerator
Metode incineration adalah pembakaran sampah baik dengan cara sederhana
maupun modern secara masal. Teknologi memungkinkan hasil energi
pembakaran diubah menjadi energi listrik.

5. Pengelolaan Sampah dengan 3 R


Reduce (mengurangi), Reuse (pakai ulang), Recycle (daur ulang) (3R) adalah prinsip
utama mengelola sampah mulai dari sumbernya, melalui berbagai langkah yang
mampu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Tindakan yang dapat dilakukan pada setiap sumber sampah melalui 3R adalah:

a. Reduce (mengurangi), melalui tindakan:


1. Menghindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah
dalam jumlah besar.
2. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang, misalnya penggunaan cairan
pencuci dengan wadah isi ulang.
3. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai, misalnya penggunaan tisu yang
diganti dengan sapu tangan atau serbet.
b. Reuse (pakai ulang), melalui tindakan:
1. Menggunakan kembali wadah untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya,
misalnya penggunaan kaleng dan botol bekas.
2. Menggunakan wadah yang dapat digunakan berulang-ulang, misalnya saat
belanja membiasakan membawa tas belanja sendiri sehingga tidak
memerlukan tas plastik lagi.
c. Recycle (daur ulang), melalui tindakan:
1. Memilih produk yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
2. Menggunakan sampah organik untuk dijadikan kompos dengan berbagai
cara yang ada.
3. Menggunakan sampah anorganik untuk dijadikan aneka kreasi barang yang
bermanfaat.

6. Pengelolaan Sampah Anorganik menjadi Aneka Kreasi Daur Ulang


1. Limbah plastic

10
Limbah botol plastik dan gelas plastik dapat dibuat menjadi benda kerajinan
dengan sedikit ketekunan.Mengolah limbah plastik berupa botol dan gelas
sangat mudah.Limbah ini hanya dicuci saya lalu sudah bisa di bentuk menjadi
produk kerajinan.Selain mudah di dapat,limbah botol dan gelas plastik ini
mudah dibentuk dengan alat sederhana seperti gunting atau pisau kertas.Contoh
karyanya kap lampu,lampion,krey,pembatas ruang,umbul-umbul,wadah
pensil,aneka miniatur,dsb. Selain botol dan gelas plastik,ada juga limbah
plastik bekas kemasan serbuk minuman,minyak goreng,dan detergen.Jika di
buat menjadi karya kerjainan,dapat dikembangkan dengan berbagai teknik
seperti, anyaman,jahit,tempel,sambung.Di antara yang sudah mulai di buat
perajin adalah tas, wadah tisu,wadah serbaguna,topi,payung,jas hujan,wadah
pensil,taplak. Selain itu , Sedotan bekas kini banyak dipakai orang untuk
membuat karya kerajinan.Sedotan dapat menghasilkan karya berbagai
bungan,taplak meja,hiasan gantung,boneka,dsb
2. Limbah kemasan minuman dan makanan
Kemasan adalah wadah sebagai bagian terluar yang berfungsi sebagai
pembungkus dan pelindung produk.Limbah kotak kemasan yang tersedia di
lingkungan dapat dimamfaatkan dengan berbagai teknik seperti teknik
anyaman,lipat,tempel,gulung(pilin),konstruksi,dan masih banyak teknik
lainnya yang dapat ditemukan.Berbagai karya kerajinan yang dapat di hasilkan
dari kotak kemasan di antaranya tas,bunga,vas wadah serbaguna,boneka,dsb
3. Limbah kain Perca
Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai
perusahaan pakaian jadi,menghasilkan banyak limbah kain yang biasanya di
sebut kain perca.Kain perca yang dihasikan banyak jenis bahannya dan
bervariasi corak dan warnanya, ada batik kotak-kotak,bunga,. Limbah kain
perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan
menarik.
Pengolahan limbah kain perca dapat dilakukan secara khusu dan sederhana
yaitu:
a. Pisahkan kain perca sesuai warna dan coraknya

11
b. Cuci kain perca dengan detergen dengan memisahkan antara kain yang
bercorak warna kuat dan bercorak warna netral.Hal ini untuk menghindari
adanya pencampuran warna atau luntur
c. Pengeringan kain perca dilakukan dengan bantuan sinar matahari langsung
d. Pembuatan pola-pola disesuaikan dengan desain yang dibuatLimbah kaleng
4. Limbah kaleng
merupakan sampah dari produk minuman dan beberapa makan yang
diawetkan,contohnya minuman penyegar,manisan buah,daging cornet.kaleng
biasanya banyak terdapat pada daerah perkotaan.Kaleng yang digunakan pada
kemasan biasanya mengandung bahan dan zat yang tidak membayakan
kesehatan.Produk daur ulang kaleng yang sudah banyak di buat oleh orang
adlah kaleng yang di lukis menggunakan cat akrilik.Selain itu,juga ada kaleng
yang dibentuk menjadi miniatur kendaraan atau robot.
5. Limbah Kaca
Limbah botol kaca merupakan salah satu limbah rumah tangga.jika
diperhatikan,botol kaca memiliki warna-warni yang beragam,seperti botol
bekas minuman air keras ada yang berwana hijau,cokelat,biru,kuning,atau
merah.Akan tetapi,jika diolah dengan teknologi tinggi seperti pemanasan,botol
kaca ini akan berubah menjadi batu-batu cantik yang berkilau dan dapat dibuat
menjadi berbagai aksesoris atau hiasan lainnya.Pencairan kaca dapat
menggunakan tungku keramik yang berderajar tinggi hingga 900˚

Pengolahan kaca dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a. Kumpulkan pecahan kaca dalam karung dan dipukul-pukul dari luar
menggunakan kayu.
b. Siapkan cetakan kaca yang terbuat dari keramik yang di bakar hingga suhu
melebihi suhu bakar kaca agar kaca dapat mudah dibentuk menyerupai
cetakan
c. Lapisi cetakan menggunakan kaoli atau alumina yang dicaikan agar pada
saaat meleleh,kaca tidak menempel pada keramih dan mudah dilepas dari
cetakan
d. Bakar kaca yang telah dimasukkan ke dalam cetakan dalan tungku
keramik.Bakar hingga 650-900 ˚C bergantung pada ketebalan kaca

12
e. Siapkan tatakan untuk aksesoris seperti cincin atau kalung.Masukkan kaca
yang sudah dicetak dalan tataan cincin atau kalung
Dalam sistem atau model pengelolaan sampah berbasis masyarakat ditunjukkan
bahwa sampah rumah tangga berupa sampah organik dapat dijadikan kompos,
sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang, digunakan kembali, dan
dimusnahkan (ESP-USAID dalam Suparmini dkk, 2014). Daur ulang adalah suatu
proses pemanfaatan barang bekas atau sampah untuk menghasilkan produk yang
dapat digunakan kembali. Manfaat dari daur ulang adalah:
a. Mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir
b. Mengurangi dampak lingkungan yang terjadi akibat menumpuknya sampah di
lingkungan
c. Dapat menambah penghasilan melalui penjualan produk daur ulang yang
dihasilkan
d. Mengurangi penggunaan bahan alam untuk kebutuhan industri plastik, kertas,
logam, dan lain-lain.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil dalam pembahasan adalah Sampah
adalah hasil akhir dari suatu proses atau kegiatan. Sampah didefinisikan oleh
manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya
Kegiatan daur ulang sampah anorganik dapat dilakukan di tingkat rumah tangga
ataupun masyarakat. Di tingkat rumah tangga, sampah anorganik dapat dikelola
dengan menyediakan ruangan di suatu pojok rumah yang tidak mengganggu
kegiatan lainnya, namun diketahui dan mudah dicapai oleh semua anggota
keluarga. Sampah plastik seperti botol plastik dapat dikreasikan menjadi berbagai
macam karya, diantaranya dibuat vas bunga, bunga, tempat pensil, tudung saji dan
lain-lain. Untuk menjadikan hasil daur ulang yang unik dan menarik diperlukan
kreatifitas yang tinggi sehingga menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai
jual.

3.2 Saran
Semoga makalah ini kita bisa bermanfaat dan menambah wawasan
pengetahuan kita mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar sehingga
tidak mencemari dan berdampak negatif baik itu terhadap kesehatan dan
pencemaran lingkungan.. Aamiin Aamiin Yaa Robbala’alamiin

14
Daftar Pustaka

Damanhuri,E, Padmi.T. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Edisi Semester I


2010/2011. Bandung: ITB.
Dirgantara,B.M.I. 2013. Pengetahuan Mendaur Ulang Sampah Rumah Tangga dan Niat
Mendaur Ulang Sampah. Studi Manajemn dan Organisasi.10.(1):2.
Mieke Miarsyah dkk. 2018. Ipa SMK/MAK kelas X. Erlangga : Jakarta

Putra,P.A. dan. Yuriandala,Y. 2010. Studi Pemanfataan Sampah Plastik Menjadi


Produk dan Jasa Kreatif. Sains dan Teknologi.2.(1):21‐31.
Rizal,M. 2011.Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan (Studi Kasus Pada
Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala). Smartek.9.(2):155‐
172.
Suparmini, Setyawan.S, Sumunar.D.R.S, Khotimah.N. 2014. Pelatihan Pengelolaan
Sampah Anorganik Menjadi Aneka Kreasi Daur Ulang Bagi Ibu Rumah Tangga
dan Remaja Putri di Desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Laporan
Pengabdian. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai