Anda di halaman 1dari 7

LOMBA ESSAY NASIONAL

SAMPAH BERKAH ATAU MUSIBAH?

Disusun Oleh:

(Isma Ardayani/1601111130/2016)

UNIVERSITAS RIAU

2016
Sampah berkah atau musibah?

Salah satu masalah besar di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan
adalah sampah. Sudah Bukan menjadi hal baru lagi bahwa sampah menjadi
penyebab berbagai penyakit berbahaya, banyaknya sungai, laut dan tanah yang
tercemar, sampah juga merupakan sebab dari beberapa bencana yang ada di
negara kita.pembungkus makanan yang kita beli, botol minuman, alat elektronik
seperti penanak nasi, tempat berbagai alat kecantikan,galon air, keyboard laptop
dan lain sebagainya berbahan dasar plastik . ”Kebutuhan akan plastiksudah
menjadi bagian dari kehidupan. Plastik adalah kenyataan yang harus dihadapi.Saat
ini jaket, baju, hingga tas yang kita pakai bisa jadi terbuat dari plastik," ujar
Principal Engineer Sentra Teknologi Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Johan A. Nasiri, Selasa (5/4/2016).

Salah satu sampah terbanyak memang berbahan plastik, plastik merupakan produk
serbaguna, ringan, dan fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah, mampu
menjaga produk segar lebih tahan lama, memungkinkan pembuatan peralatan
kesehatan, meningkatkan efisiensi transportasi. Karena kemudahan itu seluruh
dunia bernafsu untuk menghasilkan berbagai produk berbahan baku plastik.

Sebagian besar orang akan membuang sampah di tempat pembuangan sampah,


pembuangan akhir, atau membakarnya. Namun tahukah kita bahaya dari sampah
terutama sampah plastik yang selama ini kita gunakan?karakter dasar plastik yang
mengandung zat adiktif beracun, bahan baku seperti bisphenol A (BPA), pewarna
plastik, ditambah cara penggunaan yang tidak ramah lingkungan dapat merusak
lingkungan hidup kita.

Menurut program lingkungan PBB (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen


plastik yang digunakan di seluruh dunia di buang ke tempat pembuangan sampah.
Hal ini dapat di artikan sebagai sumber daya yang terbuang.Oleh karena itu
masyarakat butuh suatu metode yang dapat mengolah sampah yang menjadi
masalah ini menjadi suatu berkah yangbermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Saat ini rata-rata orang eropa barat atau amerika utara menggunakan sekitar 100
kilogram plastik setiap tahun. Sedangkan masyarakat asia menggunakan plastik
sekitar 20 kilogram per orang. Angka ini akan terus meningkat seiring
berkembangnya ekonomi asia.

Aktivitas dan pola konsumsi masyarakat perkotaan memengaruhi jumlah sampah


yang dihasilkan.Seperti dikutip dari geotimes Jumlah total Sampah di Indonesia
mencapai 175.000 ton per hari atau sekitar 67 juta ton per tahun.Di Jakarta saja
sampah mencapai 6.000 hingga 6.500 ton perhari dan sekitar 13 persennya adalah
sampah plastik.Di Palembang jumlah sampah 1.200 ton perhari.dan di tahun 2016
sampah di pekanbaru mencapai 500 ton per hari. Hasil ini akan terus meningkat
setiap tahunnya. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu Indonesia dalam kondisi
darurat sampah.Berapa banyak lagi sampah yang akan menghiasi bumi kita ini?
Seberapa banyak lagi sampah yang akan memenuhi tanah air tercinta? Sudah
saatnya kita sebagai masyarakat harus peduli terhadap lingkungan sekitar kita!

Indonesia merupakan negara maritim, dikelilingi lautan diseantero nusantara dari


sabang sampai merauke. Namun sayang, alih-alih kaya akan laut, kita tidak bisa
menjaganya dengan baik, karena faktanya Indonesia tercatat sebagai nomor 1
penghasil sampah plastik yang berakhir di lautan se Asia Tenggara. sekitar 10
hingga 20 juta ton sampah plastik mencemari laut dunia setiap tahun. Sebuah
studi baru memperkirakan sekitar 5 trilyun partikel plastik dengan berat total
268.940 ton mengambang dilautan sekarang! .Penelitian Jenna R Jambeck dan
kawan-kawan pada 2015 membuktikan, Indonesia ternyata menjadi penyumbang
sampah plastik ke laut terbanyak kedua setelah China. Tiongkok menjadi
kontributor terbesar sekitar 1,3 juta hingga 3,5 juta ton metrik plastik berada
dilautan setiap tahunnya. Sedangkan Indonesiamenghasilkan sampah lautan
sebanyak 1,29 juta ton metrik setiap tahunnya Sampah plastik menghasilkan
kerugian sekitar 13 milyar dollar setiap tahun, mulai dari kerusakan ekosistem laut
seperti plankton, ikan, dan burung-burung laut, yang bisa saja mengonsumsi
sampah plastik itu. Situasi akan memburuk ketika sampah plastik sampai masuk
ke rantai makanan dari rangkaian fakta itu. Maksud hati menambah asupan gizi
dengan menyantap menu masakan laut, bisa jadi yang tertelan malah sampah
plastik dalam badan ikan bila kondisi itu terjadi.Terlebih lagi, banyak orang
Indonesia pada hari ini masih menggantungkan hidupnya dari laut dan hasilnya.

Selain bisa mengganggu ekosistem laut, Sampah juga dapat mencemari tanah
apabila Benda-benda yang bisa didaur ulang dibuang ke tanah akan berpotensi
mengontaminasi kesuburan tanah tersebut.The Western Courier menjelaskan
bahwa botol air minum plastik yang rusak mampu melepaskan DEHA, sejenis
karsinogen yang bisa menyebabkan masalah reproduksi, gangguan lever, dan
penurunan berat badan.Senyawa kimia ini juga bisa bertahan di tanah dan
menyebabkan kontaminasi pada tumbuhan dan hewan serta sumber air.Koran atau
kertas yang mengandung tinta bisa jadi sangat beracun pada tanah itu juga.Maka
itu sampah yang dibuang atau tidak diolah dengan baik di tempat pembuangan
sampah bisa mengontaminasi lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya sampah dapat mengkontaminasi udara apabila sampah sejenis kertas,


plastic dan material lainnya di bakar zat-zat kimia yang terdapat dari hasil
pembakaran ini seiring waktu dapat semakin menumpuk dalam lapisan ozon.Jika
zat yang terdapat dari hasil pembakaran tersebut mengandung zat kimia berbahaya
seperti dioxin dan bercampur dengan udara yang dihirup manusia dapat
mengancam kesehatan.

Sampah yang di buang secara sembarangan juga akan mulai melepaskan gas
metan. Menurut Energy Information Administration, gas-gas tersebut merupakan
gas-gas rumah kaca yang bisa menghancurkan lapisan ozon dan berkontribusi
dalam perubahan iklim dan global warming. Sementara itu sampah yang terlambat
di angkut dari sumber-sumber sampah seperti rumah, pasar, perkantoran dan
tempat-tempat lainnya akan mengalami pembusukan terutama sampah organik,
pembusukan ini menghasilkan gas beracun, bau, berwarna kehitaman yang biasa
disebut leachate.Aliran leachate yang berada di bawah tumpukan sampah
berpotensi mencemari air tanah. Kualitas air pada sumber air di sekitar timbunan
sampah itu menjadi kurang baik dan tak memenuhi peryasaratan untuk dijadikan
air baku air minum karena relatif tinggi kandungan zat polutan seperti nitrat, nitrit,
mangan, kalsium, natrium, magnesium, klorida. Sampah yang terkumpul namun
tidak ada tindak lanjut akan menjadi sarang penyakit dan akan merugikn
masyarakat itu sendiri. Contoh penyakit yang dapat di timbulkan yaitu demam
berdarah, gangguan pernapasan, gatal-gatal dan lain sebagainya.

Sebagai seorang warga negara tentu kita menginginkan negeri Indonesia yang kita
banggakan ini terlepas dari masalah sampah yang sudah lama menghantui
kita.saatnya kita sadar dan melakukan perubahan karena masalah ini tidak akan
selesai jika kita hanya mengharapkan kontribusi dari pemerintah sedangkan kita
hanya menonton dan mengkritik atau bahkan menyalahkan pemerintah atas
kegagalannya dalam mengatasi masalah sampah. Seperti semboyan yang sering
kita dengar “BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH” Oleh
karena itu sebagai masyarakat yang kritis mari kita bekerja sama dengan
pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Lalu dengan apa kita membantu
pemerintah? Dengan mengubah sampah yang merupakan masalah menjadi
berkah.

1. Membuat ide-ide baru bagaimana cara mengolah sampah


Seperti yang dilakukan salah seorang warga tanggerang bernama Hamidi
(37), pria asal Kecamatan Benda, Kota Tangerang ini berhasil mengubah
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) sintetis yang
memiliki nilai ekonomis. Hamdi yang hanya berbekal pengetahuan dari
internet mulai mencoba mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar
dengan menggunakan alat-alat sederhana. Dalam prosesnya, uap dari
pembakaran sampah itu diubah melalui proses sedemikian rupa hingga
menjadi minyak yang dapat diatur lagi menjadi tiga jenis minyak, yaitu
minyak tanah, bensin, dan solar. "Saya awalnya browsing-browsing saja di
Google. Penasaran, gimana sihcarangubah-nya. Kan ada yang sederhana,
pakai kaleng, coba-coba sendiri," kata Hamidi saat ditemui di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang, Selasa
(12/1/2016).Hamdi yang tidak pernah belajar ilmu khusus tentang
perminyakan saja mampu menyumbangkan ide kreatif yang berhasil
mendaur ulang sampah menjadi BBM.Jika usaha ini dikembangkan maka
bukan tidak mungkin sampah yang ada di tanggerang bahkan di Indonesia
bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Karya pembuatan edibel film dari pati biji buah nangka yang
diperkenalkan oleh dua orang pelajar SMA dari aceh Cut Savira dan
Aisyah Minzikrina Masbar juga tak kalah kreatif, mereka memperkenalkan
pembuatan edibel film biji buah nangka sebagai pengemas makanan yang
bisa dimakan dan ramah lingkungan. Karya ini mengantarkan mereka
menjadi perwakilan Indonesia di limpiade Science Internasional
(INESPO) di Amsterdam, Belanda pada 3-7 Juni 2010.
2. Mengurangi pemakaian plastik
Sesuai pepatah “lebih baik mencegah dari pada mengobati” maka
sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya pengurangan
pemakaian plastik oleh masyarakat sehingga masyarakat sadar akan
berbahayanya sampah plastik yang selama ini mereka gunakan dan
kerugian-kerugian yang mereka akan dapatkan apabila tidak mengurangi
pemakaian plastik ini contohnya kita dapat menggunakan kembali kantong
plastik yang sama berkali-kali. Masyarakat juga harus mulai mengganti
barang-barang yang dipakai sehari-hari dengan yang lebih ramah
lingkungan, misalnya mengganti kantong kresek dengan keranjang bila
berbelanja.Pemerintah juga perlu melarang pembuatan dan penjualan
kantong plastik dan memantau perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
produk berbahan plastik agar melakukan pembatasan kandungan plastik
pada produk-produk yang mereka hasilkan dan perlu dilakukan sosialisasi
agar produsen ini berupaya menghasilkan produk yang lebih ramah
lingkungan yang dapat menggantikan plastik.
3. Mengolah sampah menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis
Salah satu barang bekas yang bisa dijadikan kerajinan tangan adalah botol
bekas.Sekarang ini semakin banyak minuman yang menggunakan botol
dari plastik.Agar tidak terbuang dan hanya memenuhi tong sampah maka
botol bekas ini perlu kita ubah menjadi barang yang menarik dan
bermanfaat.botol bekas dapat kita sulap menjadi pot bunga yang cantik,
toples lucu yang bisa kita cat dan bentuk sesuai tokoh kartun
kesukaan.Selain itu kita juga bisa membuat dekorasi kamar yang manis
dari botol mineral bekas yang kita ubah menjadi lampion.

Dengan melaksanakan beberapa hal diatas maka kita sudah berkontribusi untuk
mengurangi pencemaran yang berasal dari sampah terutama sampah plastik
tentunya. Bahkan jika di tekuni dengan baik sampah bisa menjadi sumber
pendapatan yang menjanjikan. indonesia yang penduduknya menempati ke-4 di
dunia ini bisa menjadi menyusul negara swedia yang terlebih dahulu sukses
mengatasi masalah sampah dinegaranya dan mengimpor sampah-sampah dari
negara lain. Pengolahan sampah WTE di Swedia dilakukan dengan membakar sisa
sampah agar menghasilkan uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang
menghasilkan listrik.Listrik tersebut lantas dialirkan ke jalur-jalur transmisi dan
didistribusikan ke seluruh negara.

Mari kita luangkan ide-ide kreatif kita untuk mengolah sampah yang ada di sekitar
kita. Jangan lupa Jika penduduk indonesia bisa bekerja sama dengan pemerintah
untuk menangani masalah ini dan mengikuti peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan manajemen plastik, tentu kita pasti bisa mengatasi sampah dan
menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan yang bisa membantu
perekonomian negara kita. sampah dapat menyebabkan berbagai masalah
berbahaya yang dapat mengancam kesehatan kita dan mengancam kehidupan kita
dimasa sekarang dan dimasa mendatang. Terlepas dari masalah itu manusia telah
di beri keistimewaan oleh allah yaitu akal pikiran sehingga sampah yang menjadi
masalah selama ini bisa kita ubah menjadi sumber pendapatan yang mampu
menopang ketahanan nasional di negara kita. Pada akhirnya semua bermuara dari
diri kita, apakah kita hanya akan berdiam diri melihat keadaan lingkungan kita
yang semakin lama mengancam kehidupan atau kita akan bangkit dan
memanfaatkan potensi yang kita punya.

Anda mungkin juga menyukai