Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PEMBUATAN ALAT

BLENDER MINI SEDERHANA

Disusun Oleh:

Lusi (A1C320047)
Akrom mardatila (A1C320052)
Nurhaliza Hs (A1C320071)

Dosen Pengampu :
Dian Pertiwi Rasmi, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blender merupakan salah satu alat dapur yang digunakan untuk mengolah
bahan makanan dalam bentuk cair atau padat menjadi bentuk yang lebih halus.
Namun, blender yang beredar di pasaran biasanya memiliki ukuran yang besar
dan berat, sehingga tidak praktis digunakan untuk keperluan sehari-hari. Oleh
karena itu, dibutuhkan sebuah blender mini yang lebih sederhana dan ringan
untuk memudahkan penggunaan di rumah tangga.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat blender mini sederhana yang praktis digunakan
dan mudah dibawa-bawa?
2. Bagaimana spesifikasi yang dibutuhkan untuk membuat blender mini
sederhana?
3. Bagaimana cara memastikan bahwa blender mini yang dibuat aman dan
dapat berjalan dengan baik?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan blender mini sederhana adalah:
1. Membuat blender mini sederhana yang praktis digunakan dan mudah
dibawa-bawa.
2. Menentukan spesifikasi blender mini yang dibutuhkan untuk membuat
blender mini sederhana.
3. Memastikan bahwa blender mini yang dibuat aman dan dapat berjalan
dengan baik.

1.4 Luaran yang Diinginkan


Luaran yang diinginkan dari pembuatan blender mini sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Sebuah prototipe blender mini sederhana yang siap digunakan.
2. Spesifikasi blender mini sederhana yang terperinci.
3. sHasil pengujian blender mini sederhana yang menunjukkan bahwa
blender dapat berjalan dengan baik dan aman.

1.5 Manfaat
Pembuatan blender mini sederhana ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Memudahkan pengguna dalam mengolah bahan makanan dalam jumlah
kecil maupun besar dengan lebih praktis dan efektif.
2. Memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat yang ingin memiliki
blender namun terkendala dengan faktor ukuran dan harga.
3. Mendorong inovasi dan kreativitas dalam pembuatan alat dapur yang lebih
praktis dan efisien.

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Kondisi Umum Lingkungan
Kreativitas seseorang tidak ada batasnya. Saat ini saja sudah banyak
kemajuan usaha dengan mengandalkan kreativitas kita, entah itu dalam bidang
kuliner, fashion, dan lain sebagainya. Blender mini yang akan kami ciptakan ini
adalah salah satu bentuk kreativitas dengan memanfaatkan bahan dasar yaitu
toples dan dinamo.
Pemanfaatan toples ini selain lebih ramah lingkungan dan juga dapat
menambah manfaat. Untuk pengadaan bahan dasar dan peralatan penunjang, di
daerah Jambi sudah banyak tersedia. Akses yang mudah untuk menuju tempat
penjualan maupun pemasaran juga sangat mudah. Produk kerajinan ini relatif
mudah dibuatdan menghasilkan produk yang akan menaruk minarik para
konsumen. Sasaran konsumen yang dituju terutama adalah kalangan mahasiswa
yang tinggal di kos - kosan. Karena produk yang dihasilkan unik dan mahasiswa
menyukai sesuatu yang berbeda.
Untuk kegiatan promosi, kami akan memanfaatkan jaringan media sosial,
seperti WA, Facebook, Instagram dan lain sebagainya. Barang ini juga bisa
dipesan sesuai selera konsumen dan terdapat jasa antar barang kepada konsumen.
2.2 Analisis SWOT
Untuk melancarkan program ini kami menggunakan metode analisis
SWOT yaitu:
1. Strong (Kekuatan)
Dalam usaha pembuatan blender mini ini, kami mengandalkan
kemampuan kami dalam mengolah kreativitas yang dapat menarik minat
konsumen. Seperti yang terlihat dengan memanfaatkan toples dan kaleng bekas
sebagai bahan dasar yang ternyata mempunyai nilai guna lain selain dijadikan
bahan yang tidak bisa dipakai
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dalam usaha pembuatan blender mini ini adalah ketersediaan
barang habis pakai seperti toples dan kaleng yang harus dicari terlebih dahulu.
3. Opportunity (Kesempatan)
Kesempatan yang kami miliki untuk mampu bersaing di pasaran yaitu
produk yang kami ciptakan merupakan inovasi atau hal yang baru di kota Jambi
umumnya, UNJA khususnya.
4. Threat (Ancaman)
Ancaman yang mungkin terjadi adalah banyaknya daya saing di pasaran
karena diakui barang ini sangat mudah untuk dibuat oleh semua kalangan. Yang
membedakan hanya daya kreativitas nya saja
2.3 Sumber Daya dan Bahan Baku
Dalam pembuatan blender mini ini, kami menggunakan bahan baku
berupa toples/kaleng. Mengingat potensi bahan baku alami yang tersedia di
Indonesia khususnya di jambi sangat melimpah dan mudah dijumpai. Sehingga
menjadi terobosan produk yang bermanfaat dengan memanfaatkan sumber daya
lokal di Jambi.
2.4 Slogan Usaha
2.5 Logo Usaha
2.6 Analisis Kelayakan Usaha
a. Penentuan Harga Pokok Penjualan (HHP)
b. Analisis Keuntungan
c. Kelayakan Usaha
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Pra Produksi
Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu dilakukan penyiapan
tempat
pembuatan produk serta penyiapan alat dan bahan.Tempat produksi yang dipakai
harus
dibersihkan untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas.
3.2 Persiapan Alat dan Bahan
1. Toples plastic kecil 100ml
2. Pisau Kater
3. Lem G korea
4. Obeng
5. Tang
6. Mesin Lem Tembak
7. Dinamo 2-6 volt
8. Kaleng bekas
9. Kabel USB
10. Tombol on/off
3.3 Tahapan Produksi
1. Pertama beri lem bakar pada motor DC dan lekatkan pada tutup toples
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Pasangkan besi bekas antena yang nantinya akan digunakan sebagai
batang pisau blender ini.
3. Gunting lembaran besi bekas kaleng menyerupai pisau (blade)
4. Bentuk seperti gambar di bawah ini dan pasangkan pisau blender dari
bekas kaleng tadi pada ujung antena.

5. Pasang kabel pada motor dan jangan lupa beri saklar


6. Sekarang tinggal dicoba, masukkan buah dan susu ke dalam gelas dan siap
untuk di blender
3.4 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan setelah kegiatan produksi dan
pemasaran dilaksanakan. Sehingga dalam evaluasi tersebut dapat diketahui
permasalahan, perkembangan dan kemajuan usaha selama kegiatan berlangsung,
serta dapat mengetahui apakah usaha telah berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan. Evaluasi akan dilakukan setiap bulan dengan cara menghitung
laba dan kerugian yang didapat. Selain itu, terdapat evaluasi kepuasan pelanggan
yang dilakukan melalui kuesioner secara online berupa Google Formulir dan
offline berupa angket. Apabila nanti terjadi penurunan dalam penjualan, maka
hasil evaluasi usaha menjadi parameter yang dipergunakan
sebagai bahan untuk menentukan strategi baru dalam meningkatkan penjualan.
Salah satu strategi baru yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan diskon
atau promo harga special yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk
yang ditawarkan.

Anda mungkin juga menyukai