Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA

“Menguji Kenaikan Titik Didih dan


Penurunan Titik Beku pada Larutan”

Di Susun Oleh :

 Bangkit Dadang Febrianto


 Daniel Antonius
 Lintang Ayu Pramesti
 Nur Maya
 Rizky Fauziah
 Suliswati

Guru Pembimbing :
Idris.ST

SMA NEGERI 3 KOTA TARAKAN


Jl. Pangeran Aji Iskandar RT 08. Juata krikil. Tarakan utara. Kode pos 77147 Telp.
(0551) 2053120 Fax. (0551) 2053039 E-mail: sma3.tarakan@yahoo.com.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
danhidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita hanturkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas
laporan penelitian pada mata pelajaran “KIMIA” ini.
Laporan penelitian dengan judul “ KENAIKAN TITIK DIDIH DAN
PENURUNAN TITIK BEKU” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
KIMIA yang diberikan oleh bapak Idris.ST
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Idris.ST, selaku guru
mata pelajaran KIMIA serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam membuat laporan ini, dengan
kerendahan hati, Penulis memohon maaf.
Semoga laporan penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Tarakan,Minggu, 21 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Tujuan .................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................... 2
BAB III BAHAN DAN PENELITIAN .................................................... 6
A. Alat dan Bahan .................................................... 6
B Metode Penelitian .................................................... 6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN .................................................... 8
A. Hasil Penelitian .................................................... 8
B. Pembahasan .................................................... 8
BAB V PENUTUP .................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................... 10
B.saran .................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 12
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“menguji kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada larutan’

Nama kelompok :
 Bangkit Dadang Febrianto
 Daniel Antonius
 Lintang Ayu Pramesti
 Nur Maya
 Rizky Fauziah
 Suliswati
Kelas : XII Mia 1

Mengetahui,

Tarakan, Minggu 21
Juli 2019
Guru pembimbing

IDRIS,ST
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Adanya zat terlarut yang nonvolatile (tidak mudah menguap) menyebabkan


penurunan tekanan uap pada suatu larutan. Karena tekanan uap larutan selalu lebih
rendah daripada tekanan uap pelarut murni pada suhu berapapun, maka garis beku
(perbatasan fase padat-cair) dan garis didih (perbatasan fase cair-gas) untuk larutan
berada dibawah garis beku/ didih pelarut. Sebagai konsekuensinya, pada tekanan yang
sama titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut dan titik beku
larutan menjadi lebih rendah daripada titik beku pelarut.

B. Tujuan

a) Tujuan percobaan kenaikan titik didih :


 Mengetahui titik didih pada larutan
 Mengetahui proses terjadinya kenaikan titik didih
b) Tujuan percobaan penurunan titik beku :
 Mengetahui titik beku pada larutan
 Mengetahui proses terjadinya kenaikan titik beku
BAB 2
LANDASAN TEORI

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya partikel
zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Ada empat macam sifat koligatif
pada larutan, yaitu:
a. Penurunan tekanan uap larutan (ΔP)
b. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb)
c. Penurunan titik beku larutan (ΔTf)
d. Tekanan osmosis larutan (π)
Keempat harga di atas (ΔP, ΔTb, ΔTf, π) hanya ditentukan oleh banyaknya partikel
zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut, keempat harga di atas semakin besar.
1. Kenaikan Titik Didih
Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari
molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak
peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut. Apabila
sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-
molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari
permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan
mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekul-molekul dalam larutan tersebut
tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap
yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah.

Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara
luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau
titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan
uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan).
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.Hal ini disebabkan karena
zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan
penguapan berkurang.

Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih
pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap.Selisih titik didih
larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
Telah dijelaskan di depan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari
pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Gambar : Hubungan antara penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku larutan.

Garis mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih larutan
digambarkan oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan Tb1, dan titik didih
pelarut dinyatakan dengan Tb0. Larutan mendidih pada tekanan 1 atm. Dari gambar di
atas dapat dilihat bahwa titik didih larutan (titik G) lebih tinggi daripada titik didih air
(titik D).
Oleh karena tekanan uap larutan zat non volatil lebih rendah dari pelarut murninya
maka untuk mendidihkan larutan perlu energi lebih dibandingkan mendidihkan pelarut
murninya. Akibatnya, titik didih larutan akan lebih tinggi daripada pelarut murninya.
Besarnya kenaikan titik didih larutan, ΔTd (relatif terhadap titik didih pelarut murni)
berbanding lurus dengan kemolalan larutan. Dalam bentuk persamaan dinyatakan
dengan: ∆Tb ≈ m, atau ;
ΔTb = Kb x m
Kb adalah tetapan kesetaraan titik didih molal. Harga Kb bergantung pada jenis pelarut
(Tabel 1).
Tabel 1. Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal (Kb) Beberapa Pelarut
Pelarut Titik Didih (°C) Kd (°C m–1)

Air (H2O) 100 0,52


Benzena ( C6H6) 80,1 2,53
Karbon tetraklorida ( CCl4) 76,8 5,02
Etanol ( C2H60) 78,4 1,22
Kloroform (CHCl3) 61,2 3,63
Karbon disulfida (CS2) 46,2 2,34
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil
kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb).Oleh karena itu,
kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut.
ΔTb =Kb x m

Td =100˚C +ΔTb
Keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih molal Td = Titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal m = molalitas

2. Penurunan Titik Beku


Penambahan zat terlarut non volatil juga dapat menyebabkan penurunan titik beku
larutan. Gejala ini terjadi karena zat terlarut tidak larut dalam fase padat pelarutnya.
Contohnya, jika sirup dimasukkan ke dalam freezer maka gula pasirnya akan terpisah
dari es karena gula pasir tidak larut dalam es. Agar tidak terjadi pemisahan zat terlarut
dan pelarutnya ketika larutan membeku, diperlukan suhu lebih rendah lagi untuk
mengubah seluruh larutan menjadi fasa padatnya. Seperti halnya titik didih, penurunan
titik beku (ΔTf) berbanding lurus dengan kemolalan larutan :

ΔTf ≈ m
ΔTf = Penurunan titik beku
Kf =Tetapan kenaikan titik beku
ΔTf = Kf x m
m = Molalitas
Tf = 0°C - ΔTf

Kf disebut tetapan penurunan titik beku molal. Nilai Kf untuk benzena 5,12 °C
m–1. Suatu larutan dari zat terlarut non volatil dalam pelarut benzena sebanyak 1 molal
akan membeku pada suhu lebih rendah sebesar 5,12 °C dari titik beku benzena. Dengan
kata lain, titik beku larutan zat non volatil dalam pelarut benzena sebanyak 1 molal akan
mulai membeku pada suhu (5,5 – 5,12) °C atau 0,38 °C.
Penerapan dari penurunan titik beku digunakan di negara yang memiliki musim
dingin.Suhu udara pada musim dingin dapat mencapai suhu di bawah titik beku air.Oleh
karena itu, dalam air radiator mobil diperlukan zat antibeku yang dapat menurunkan
titik beku air.Zat antibeku yang banyak digunakan dalam radiator adalah etilen glikol
(C2H6O2).
Selain pada radiator, penerapan dari penurunan titik beku juga digunakan untuk
mencairkan es di jalan-jalan dan trotoar pada musim dingin. Hal ini dilakukan dengan
cara menaburkan garam-garam, seperti CaCl2 dan NaCl sebagai penurun titik beku air
sehingga es dapat mencair.
Contoh Soal Menghitung Penurunan Titik Beku Larutan :
Hitunglah titik beku larutan yang dibuat dari 6,2 g etilen glikol dalam 100 g air.
Jawaban :
molalitas larutan = = 1 m
Penurunan titik beku larutan :
ΔTf = Kf x m = (1,86 °C m–1) ( 1 m) = 1,86 °C
Titik beku larutan = Titik beku normal air – ΔTf = (0,0 – 1,86) °C = –1,86 °C
Jadi, titik beku larutan etilen glikol adalah –1,86 °C

Sama seperti kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan dapat digunakan untuk
menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
Mr zat terlarut = Kf
Contoh Soal Menghitung Mr dari Data ΔTf :
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 3 g zat X ke dalam 100 mL air. Jika titik
beku larutan – 0,45 °C, berapakah massa molekul relatif zat X?

Penyelesaian :
Nilai Kf air = 1,86 °C m–1.
ΔTf = {0 – (– 0,45)}°C = 0,45°C
Mr X = 1,86 °C m–1 x = 124
Jadi, Mr zat X adalah 124.

Contoh :
Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan
tersebut!
(Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1)
Penyelesaian:
Diketahui : m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb …?
Jawab : ΔTb= Kb . m
= gram/Mr NaOH x 1.000/p x Kb
= 1,6 g/ 40 x 1.000/500 g x 0,52 °Cm-1
= 0,04 × 2 × 0,52 °C
= 0,0416 °C
Td = 100 °C + b ΔT
= 100 °C + 0,0416 °C
= 100,0416 °C
Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 °C
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Alat :
 Bunsen
 Batang Pengaduk
 Spatula
 Tabung Reaksi
 Gelas Beaker
 Kaki Tiga
 Kawat Kasa
 Penjepit Tabung
 Gelas Arloji
 Rak Tabung Reaksi
 Neraca
 Pemanas Spiritus
 Termometer
 Gelas Kimia

Bahan :
 Susu Bubuk
 Pupuk Urea
 Air
 Es Batu
 Garam

B. Metode Penelitian
A. Kenaikan Titik Didih

1. Timbang garam masing-masing sebanyak 1 gr dan 2 gr di atas neraca


kemudian masukan ke dalam gelas beaker.
2. Masukkan 20 ml air murni kedalam gelas beaker kemudian panaskan
perlahan – lahan di atas kaki tiga dengan kawat kasa sebagai lapisan.
3. Catat suhu saat suhu larutan mendidih menggunakan termometer (titik
didih).
4. Ulangi langkah ,2 dan 3 dengan mengganti larutan dengan
urea(urea+air).

B. Penurunan Titik Didih


1. Timbanglah susu bubuk masing-masing sebanyak 1 gr dan 2 gr
di atas neraca kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Masukkan air 10 ml ke dalam tabung reaksi tersebut,lalu aduh
larutan hingga tercampur
3. Masukan Es dan garam kedalam gelas kimia sampai tiga perempat
gelas (sebagai pendingin)
4. Masukkan pengaduk kedalam tabung reaksitadi dan kerakan
pengaduk turun naik sampai air dalam tabung membeku
5. Keluarkan tabung dari campuran pendingin dan biarkan es dalam
tabung mencair sebagian. Gantilah pengaduk dengan
termometer dan aduklah dengan termometer turun naik, kemudian
baca dan catat suhu campuran es dan air dalam tabung.
6. Ulangi langkah 1-5 dengan menggunakan larutan urea sebagai
pengganti susu dalam tabung.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kenaikan Titik Didih
Nama larutan Massa Volume air Suhu Larutan
Pupuk urea 2 gram 20 ml 1000 C
Pupuk urea 1 gram 20 ml 1000 C
Garam (NaCl) 2 gram 20 ml 1020 C
Garam (NaCl) 1 gram 20 ml 1010 C

2. Penurunan Titik Beku


Nama larutan Massa Volume air Suhu Larutan
Susu bubuk 1 gram 10 ml -20 C
Susu bubuk 2 gram 10 ml -20 C
Pupuk urea 1 gram 10 ml -30 C
Pupuk urea 2 gram 10 ml -40 C

B. PEMBAHASAN
1. Kenaikan Titik Didih
Pada kenaikan titik didih pupuk urea dan garam sebanyak 1 dan 2 gram yang
di larutkan ke dalam 20 ml air.Titik didih larutan pupuk urea yaitu 100⁰C pada larutan
urea 1 gram dan 2 gram sedangkan pada larutan garam yaitu 101⁰C dan 102⁰C. Titik
didih larutan urea sama dengan 100°C dan garam memiliki titik didih lebih besar dari
100⁰C. Menurut kami titik didih dipengaruhi oleh tekanan udaranya. Semakin tinggi
tekanan udaranya semakin rendah titik didihnya. Semakin rendah tekanan udara, titik
didihnya semakin tinggi.
Pendidihan ini terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari
molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak
peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut. Apabila
sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-
molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari
permukaan larutan.

2. Penurunan Titik Beku


Penambahan garam disini merupakan salah satu penerapan dari sifat
koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu
sehingga es batu tidak cepat mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam
pada es batu, suhu didalam es batu akan lebih tinggi dari 0ºC pada saat es berubah
menjadi liquid. Pada percobaan ini kita mengetahui adanya partikel zat terlarut yang
tidak mudah menguap sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan
uap pelarut murni.

Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan sendiri
kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing larutan tidak sama,
sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat. Selain
itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan, membersihkan alat kerja. Lalu,
kemungkinan teermometer yang digunakan belum dalam keadaan yang stabil, dan
ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan suhu dari
dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu luar atau suhu
tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam pembacaan skala termometer.
Kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan kemungkinan telah mencair,
sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.

Dari table diatas diketahui bahwa titik beku larutan dan titik didih larutan berbeda-
beda. Seperti titik beku yaitu sebagai berikut;
Pada larutan urea 1 gram dan 2 gram dengan volume air sebanyak 20 ml di ketahui
bahwa titik didihnya adalah 100⁰C. Sedangkan pada larutan garam 1 gram dan 2
gram dengan volume air 20 ml di ketahui bahwa titik didihnya adalah 101⁰C dan
102⁰C.

Pada titik beku larutan urea dan susu memiliki titik didih yang berbeda. Pada larutan
susu 1 gram dan 2 gram dengan volume air 10 ml di ketahui memilki titik beku -2⁰C
dan pada larutan urea 1 gram dan 2 gram dengan volume air yang sama di ketahui
memiliki titik beku -3⁰C dan -4⁰C.
BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:Yang
pertama adalah bahwa penambahan zat terlarut pada suatu pelarut murni
akanmenyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut ( Larutan
akanmemiliki titik beku lebih rendah dibandingkan titik beku pelarut murni ). Semakin
banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari
penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari
tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik
bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang);
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi
lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0oC, zat
terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut
murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni
tersebut.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga
es batu tidak akan membeku pada suhu 0oC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi
diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu
yang suhunya 0oC(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.

B. Saran
Siswa
1. Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, bersihkan dulu
alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih
akurat dan tepat.
2. Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca termoneter sangat
penting.
3. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan dipersiapkan
sebaik-baiknya.

Guru
Sebelum melakukan praktik sebaiknya ada simulator/tata cara praktik agar siswa
dapat memahami dengan jelas tanpa harus bertanya berkali-kal kepada guru
pembimbing.

Sekolah
1. Menyediakan peralatan praktik dengan kualitas yang lumayan baik.
2. Pada saat melakukan praktik siswa harus memakai baju lab
3. Menyediakan peralatan dan keamanan bagi siswa pada saat praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Siswa Berbasis eksperimen 3


http://www.nafiun.com/2013/07/kenaikan-titik-didih-tb-dan-penurunan-titik-beku-
tf.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai