Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Identitas Novel
Judul                           : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Pengarang                   : Haji Abdul Malik Karim Amrullah ( HAMKA )
Penerbit                       : Bulan Bintang
Tahun Terbit               : 1990
Cetakan Ke-                : 20 (dua puluh)
Tebal                           : 224 halaman
 
Ringkasan Cerita
Roman ini menceritakan tentang kisah cinta yang tidak sampai karena terhalang oleh
adat yang sangat kuat. Zainudin adalah seorang pemuda dari perkawinan campuran
Minangkabau dan Makasar, ayahnya Zainudin yang berdarah Minangkabau mengalami
masa pembuangan ke Makasar dan kawin dengan Ibu Zainudin yang berdarah asli
Makasar, mempunyai seorang kekasih asal Batipun bernama Hayati, namun hubungan
mereka harus berakhir karena adat, karena berdasarkan sebuah rapat, ibu Zainudin tidak
dianggap sebagai manusia penuh.
Akhirnya Hayati menikah dengan seorang pemuda bangsawan asli Minangkabau
bernama Azis. Mendengar pernikahan itu Zainudin jatuh sakit, akan tetapi berkat
dorongan semangat dari Muluk sahabatnya yang paling setia, kondisi Zainudin
berangsur-angsur membaik dan pada akhirnya Zainudin menjadi seorang pengarang
yang sangat terkenal dan tinggal di Surabaya. Di Surabaya inilah Zainudin bertemu
dengan Hayati yang diantar oleh suaminya sendiri Azis, untuk dititipkan kepadanya,
kemudian Azis mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Rasa cinta Zainudin pada Hayati sebenarnya masih membara, akan tetapi mengingat
Hayati itu sudah bersuami, cinta yang masih menyala itu berusaha untuk dipadamkan,
kemudian Hayati dibiayai untuk pulang ke Batipun.
Tetapi nasib malang menimpa Hayati, dalam perjalanan pulang ke Batipun itu, kapal
Van Der Wijck yang ditumpanginya tenggelam. Hayati meninggal dunia di rumah sakit
di Cirebon.
Di saat-saat akhir hayatnya, Hayati masih sempat mendengar dan melihat bahwa
sebenarnya Zainudin masih sangat mencintainya, namun semua itu sudah terlambat.
Tidak berselang lama, Zainudin menyusul Hayati ke alam baka, dan jenazah Zainudin
dimakamkan persis di samping makan mantan kekasihnya, Hayati.
 
Analisis Unsur Dalam ( Interinsik )
Tema Utama: Kasih Tak Sampai
Tema Bawaan: Cinta Yang Tak di Restui
 
Tokoh Utama:
 Zainuddin
 Hayati
 Khadijah
 Aziz
Tokoh Pembantu:
 Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin)
 Muluk(Sahabat Zainddin)
 Daeng Masiga
 Mak Tengah Limah (Mamak dari Hayati)
Karakter:
Zainuddin (Tokoh Protagonis)
Seorang pemuda yang baik hati, alim, sederhana, memiliki ambisi dan cita-cita yang
tinggi, pemuda yang setia, sering putus asa, hidupnya penuh kesengsaraan oleh cinta,
tetapi memiliki percaya diri yang tinggi, mudah rapuh, orang yang keras kepala.
Bukti:“Zainuddin seorang yang terdidik lemah lembut, didikan ahli seni, ahli sya’ir,
yang lebih suka mengalah untuk kepentingan orang lain”. (1986 : 27)
 
Hayati(Tokoh Protagonis)
Perempuan yang baik, lembut, ramah dan penurut adat. Perempuan yang pendiam,
sederhana, dan memiliki kesetiaan. Perempuan yang menghormati ninik mamaknya,
penyayang, memiliki belas kasihan, orang yang tulus, sabar dan terkesan mudah
dipengaruhi.
 
Aziz (Tokoh Antagonis)
Seorang laki-laki yang pemboros, suka berfoya-foya, tidak setia, tidak memiliki tujuan
hidup, orang kaya dan berpendidikan, orang yang tidak beriman, tidak bertanggung
jawab dan dalam hidup hanya bersenang-senang senang menganiaya istrinya dan putus
asa.
Bukti: “ketika akan meninggalakan rumah itu masih sempat juga Aziz menikamkan
kata-kata yang tajam ke sudut hati Hayati…..sial”. (181:1986)
 
Khadijah
Perempuan yang berpendidikan, berwatak keras, senang mempengaruhi orang lain,
orang kaya, penyayang teman, merupakan orang kota, memiliki keinginan yang kuat.
 
Latar Tempat:
 Mengkasar (tempat Zainuddin dilahirkan)
 Dusun Batipuh (tempat Hayati tinggal dan bertemu dengan Zainuddin pertama
kali)
 Padang Panjang (Tempat Zainuddin pindah dari Batipuh untuk mendalami ilmu,
tempat Khadijah tinggal, tempat adanya pacuan kuda dan Pasar Malam)
 Jakarta/ Batavia (Tempat Zainuddin dan temannya Muluk pertama kali pindah
ke Jawa)
 Surabaya (Tempat Zainuddin tinggal dan menjadi penulis, tempat pindahan kerja
Aziz dan Hayati)
 Lamongan (di rumah sakit, tempat terakhir kalinya Zainuddin dan Hayati
berdialog sebelum meninggal)
 
Latara waktu :
 Siang
 Malam
 
Peristiwa Besar :
 Muluk mengabarkan perkawinan Hayati dan Aziz, hingga membuat Zainuddin
jatuh sakit. Makin lama sakitnya makin parah, bahkan Zainuddin sudah tidak
punya semangat untuk hidup lagi.
 Datangnya dua pucuk surat dari Aziz yang meninggalkan hayati di rumah
Zainuddin. Yang pertama surat cerai untuk hayati, dan surat kedua ditunjukan
untuk Zainuddin yang berisi permintaan maaf dan permintaan agar zainuddin
mau menerima hayati kembali : “saya kembalikan hayati ketangan saudara ,
karena memeang saudaralah yang lebih berhak atas dirinya” (hlm. 192).
 Pulangnya hayati ke kampung halamannya karena penolakan dari Zainuddin.
Hayati pulang dengan menumpang kapal van der wijk.
 Tersiarnya kabar dari sebuah surat kabar yang terbit di Surabaya bahwa “kapal
van der wijk tenggelam”
 Meninggalnya Hayati setelah memberikan pesan kepada Zainuddin. Sejak saat
itu kesehatan Zainuddin menurun dan akhirnya dia pun meninggal. Zainuddin
dimakamkan bersebelahan dengan makam Hayati.
 
Gaya Bahasa dan Maknanya :
Gaya bahasa dalam novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menggunkan bahasa
melayu kental di padukan bahasa Minangkabau. Sering pula menggunakan bahasa
pengandaian.
Kalimat yang digunakan sangat kompleks karena menggunakan bahasa melayu yang
baku. Seperti dalam penggalan cerita berikut ini:
“Lepaskan Mak, jangan bermenung juga,” bagaimana Mamak tidak akan bermenung,
bagaimana hati mamak tidak akan berat………..” (1986 :22)
 
Analisis Unsur Luar ( Ektrinsik)
Pengarang       : Haji Abdul Malik Karim Amrullah ( HAMKA )
Lahir Tanggal  : 17 Februari 1908      di   Molek, Sumatra Barat
Pendidikan      : 1. Sekolah Dasar (1915)
Diniyah School (1917)
Thawalib (1918)
Muhamadiyah dan sarekat islam
Kegiatan          : 1. Guru Agama
Dosen Universitas Islam Jakarta dan Universitas Muhamadiyah
Ketua Cabang Muhamadiyah Padang Panjang
Konsultan Muhamadiyah
Ketua Majelis Pimpinan Muhamadiyah
Ketua Umum MUI

Anda mungkin juga menyukai